Darurat (perlu
tindakan segera)
UU Kesehatan NO 23 TAHUN 1992
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
2. Gawat Darurat adalah keadaan klinis
pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan
lebih lanjut.
KEWENANGAN KEPERAWATAN UU 38 TH 2014 KEPERAWATAN
Pasal 30
(1) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di
bidang upaya kesehatan perorangan,
Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;
b. menetapkan diagnosis Keperawatan;
c. merencanakan tindakan Keperawatan;
d. melaksanakan tindakan Keperawatan;
e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
f. melakukan rujukan;
g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
h. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan
dokter;
i. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien
sesuaidengan resep tenaga medis atau
Pasal 35
(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan
pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dengan kompetensinya.
(2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan
mencegah kecacatan lebih lanjut.
(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau
kecacatan Klien.
(4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasien
Insiden ? Insiden ?
Insiden ? Pemeriksaan
Tindakan
Penunjang
Insiden ?
PROSES PELAYANAN
Tingkat kegawatan dan jumlah pasien sulit
diprediksi
Ketebatasan waktu,data & sarana: pengkajian,
diagnosis, dan tindakan
Keperawatan diberikan untuk seluruh usia,
Tindakan memerlukan kecepatan dan ketepatan
yang tinggi
Saling ketergantungan yang tinggi antara profesi
kesehatan
10
MASALAH ETIK
PASAL 29
f. melaksanakan fungsi sosial antara lain
dengan memberikan fasilitas pelayanan
pasien tidak mampu/miskin, pelayanan
gawat darurat tanpa uang muka,
ambulan gratis, pelayanan korban
bencana dan kejadian luar biasa, atau
bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
KODE ETIK KEPERAWATAN
A. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
Pasal 29
(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban :
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan
Rumah Sakit kepada masyarakat;
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang
aman,bermutu,antidiskriminasi,dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit;
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien
sesuai kemampuan pelayanannya;
d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada bencana, sesuai dengan kemampuan
pelayanannya;
(2) Pelangaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat dikenakan sanksi administratif berupa:
a. Teguran;
b. teguran tertulis; atau
c. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.
41
Keadaan/kondisi penyakit yang ada
sebelumnya, atau comorbiditas, harus dikaitkan
dengan temuan hasil pengkajian, apakah
kondisi tersebut berpengaruh buruk atau
menjadi komPlikasi
Contoh:
Klien trauma mengalami fraktur costae,
punya riwayat PPOK/COPD dapat
mengalami ketidakmampuan memelihara
oksigensai yg adekuat jika tidak dilakukan
intubasi endotracheal dan dukungan
ventilator
42
Contoh:
Klien tiba di UGD tidak sadarkan diri akibat
terjatuh. Mempunyai riwayat DM Tipe 1.
Apakah perubahan tingkat kesadaran tsb
akibat dari hipoglikemia atau cedera
intrakranial ?
44
Dasar pengetahuan harus luas
Tidak hanya penyakit medikal-bedah
Pengetahuan lain dibutuhkan:
› Keracunan (ular/serangga)
› Hipotermia
› Kontaminasi material berbahaya, dll
Implikasi masalah sosial:
› Child abuse
› Sexual assault, dll
45
Harus cakap melalukan berbagai keterampilan
teknikal (multitasking)
Prosedur umum di UGD:
› Jahit luka simpel/kompleks
› Membuang benda asing
› Central line insertion
› Endotracheal intubation
› Lumbar functure
› Pelvic examination
› Chest tube insertion
› Peritoneal lavage
› Fracture management, dll
46
Di UGD banyak hambatan utk berkomunikasi efektif
Dlm keadaan ramai dan jumlah staf keperawatan yang
kurang, akan mengalami kesulitan komunikasi dg klien
dan melakukan dokumentasi tertulis yang baik
Perlu menggunakan standar komunikasi profesional
terbaik yang dimiliki ketika hambatan yg ada tidak
dapat diatasi
Kadang diperlukan modifikasi praktik, dengan tetap
menjaga keamanan/keselamatan dan harkat/martabat
pasien.
Libatkan resources tambahan untuk mengelola
permasalahan jika memungkinkan
47
Safety Consideration Interventions to Minimize Risk
Identifikasi pasien • Berikan gelang/tanda pengenal tiap pasien
• Gunakan 2 identitas: nama, tgl lahir
Pencegahan cedera • Pasang penghalang tempat tidur
pasien • Tempat tidur direndahkan
• Ingatkan pasien utk menggunakan bel/lampu panggil utk
meminta bantuan
• Reorientasikan pasien bingung scr sering
• Jika pasien bingung, minta keluarga utk mengawasi pasien
• Lakukan tindakan pencegahan pd kulit utk pasien yang berisiko
mengalami kerusakan kulit
Risiko kesalahan dan • Gali riwayat melalui pasien dan keluarga
kejadian yg tdk • Cek pasien melalui gelang/tanda pengenal
diharapkan
Pencegahan bahaya • Gunakan kewaspadaan standar tiap saat
staf • Antisipasi kemarahan, serangan pasien, dan perilaku keluarga
• Rencanakan pilihan-pilihan jika kekerasan terjadi, termasuk
meminta bantuan pihak keamanan.
(Ignatavicius & Workman, 2006, p 159) 48