TENTANG HIPERTENSI
Disusun Oleh
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Hipertei atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke
dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena
orang dengan darah tinggi sering tidak menampakkan gejala. Institut Nasional
Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita darah tinggi
tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus
dipantau dengan interval teratur karena darah tinggi merupakan kondisi seumur hidup.
Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi. Di
Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%
yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung
untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor
resikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini penyakit degeneratif dan
kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia (Smeltzer, 2001).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit masyarakat
dapat memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit masyarakat mampu
menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian darah tinggi
b. Penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk penderita Darah
tinggi
e. Obat- obatan untuk hipertensi
f. Komplikasi dari hipertensi
A. MATERI
1. Terlampir
B. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi /Tanya Jawab
C. MEDIA
1. Laptop
2. PPT
3. Leaflet
4. Handphone
5. Aplikasi Zoom
G. Pengorganisasian Tempat
Keterangan:
: Moderator
: Pembicara/penyuluh
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
H. Pengorganisasian Tugas
1. Penanggung Jawab (Nina Weliana Tanlain,S.Kep):
Uraian tugas:
a. Bertanggung jawab mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dari seluruh
kegiatan .
b. Mengkoordinir anggota kelompok dan menjelaskan tugas dan peran masing-
masing anggota.
c. Memimpin pertemuan pendahuluan (technical meeting) untuk mempersiapkan
pelaksanaan kegiatan.
2. Moderator (Martha Lopulalan, S.Kep):
Uraian tugas:
a. Membuat susunan acara.
b. Membuka dan menutup acara.
c. Bertanggung jawab sebagai time keeper.
d. Memandu jalannya diskusi dan tanya jawab.
e. Menyimpulkan hasil diskusi.
f. Menetapkan rencana tindak lanjut/kegiatan selanjutnya.
3. Penyampai materi (Renal Yuli Setiawan, S.Kep)
Uraian tugas :
Menyampaikan penyuluhan tentang hipertensi
4. Fasilitator (Anggi Desiani, S.Kep, Hendri Tri Ashari, S.Kep, Sovia
Nuraliah,S.Kep)
Uraian tugas :
a. Memotivasi peserta untuk mengikuti penyuluhan
b. Memfokuskan peserta penyuluhan ketika dilakukan penyampaian materi
c. Memfasilitasi peserta penyuluhan ketika dilakukan demonstrasi
5. Observer (Febrina Tifani, S.Kep, Sri Kurnianti Kaunar, Kep, Indah Tania Safitri,
S.Kep)
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal kegiatan sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Pendokumentasian (Wa Ode Siti Rahmatia,S.Kep, Herus Susanto,S.Kep):
Uraian tugas:
a. Bertanggung jawab dalam pendokumentasian (kamera Laptop/HP) selama acara
berlangsung.
b. Bertanggung jawab dalam publikasi hasil acara.
c. Menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan.
7. Perlengkapan (Ika Suhariningsih S. Kep ,Winny laturette,S.Kep, Cornelia Dyna
Lourenza,S.Kep):
Uraian tugas:
a. Bertanggung jawab pada ketersediaan alat dan media yang digunakan selama
acara berlangsung.
b. Mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan ketersediaan alat dan
media yang digunakan.
c. Memastikan semua alat dan media siap digunakan dalam proses diskusi dan
berfungsi dengan baik.
I. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Mahasiswa :
a) Satuan acara pembelajaran telah dibuat, dikonsulkan, dan
mendapat persetujuan pembimbing
b) Materi telah disiapkan, dikonsulkan dan mendapat persetujuan
pembimbing
c) Mahasiswa telah mempelajari dan menguasai materi
d) Mahasiswa telah memberitahukan/menyebarkan informasi tentang
penyuluhan melalui ketua RT, Kader maupun perwakilan desa lainnya di
wilayah RT yang akan diberikan penyuluhan (RT 014 Manggarai)
2) Sasaran : Masyarakat RT 014 Manggarai
3) Perlengkapan:
a) Kegiatan telah mendapat izin 2 minggu sebelum kegiatan dimulai
b) Alat dan media yang diperlukan telah disiapkan 1 hari sebelum kegiatan.
b. Evaluasi proses
1) Mahasiswa
a) Mahasiswa hadir 30 menit sebelum kegiatan dimulai
b) Fasilitator bergabung dengan peserta dan memfokuskan peserta
pada materi yang disampaikan
c) Mahasiswa (penyuluhan) menyampaikan dan mendemonstrasikan
materi dengan baik dan dapat dimengerti oleh peserta
d) Mahasiswa memberikan reinforcement positif kepada peserta
penyuluhan
e) Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2) Sasaran
a) Peserta penyuluhan hadir tepat waktu
b) Peserta penyuluhan mendengarkan dengan aktif saat materi penyuluhan di
sampaikan
c) Peserta penyuluhan aktif bertanya tentang hal yang belum dimengerti
d) Peserta penyuluhan mengikuti acara sampai selesai
3) Perlengkapan
a) Alat dan media dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan baik.
c. Evaluasi hasil
1) Mahasiswa
a) 100 % mahasiswa hadir
b) Mahasiswa menyampaikan materi dengan baik
2) Sasaran
a) 80 % peserta hadir
b) Peserta penyuluhan mampu memahami materi dan menjawab pertanyaan
dengan benar dari penyuluhan minimal 80 %
3) Perlengkapan : Alat dan media berfungsi dengan baik.
MATERI
A. PENGERTIAN
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan
pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah
(Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu
keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.
B. PENYEBAB
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah
E. Obat-Obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesi simpanan
natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan
volume darah dan curah jantung, sehingga tahanan perifer menurun. Setelah 6-8
minggu, curah jantung kembali normal karena tahanan vaskular perifir menurun.
Natrium dapat menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan terjadinya
peningkatan pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir peningkatan kalsium
intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi dengan pemberian diuretik atau
pengurangan natrium. Contoh obat diuretik yang sering digunakan untuk
menurunkan hipertensi adalah: spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide)
yang mempunyai efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan
tekanan darah dalam dosis yang rendah (Benowitz, 2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan
pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans (dua efek terakhir
menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh obat golongan ini adalah:
Methyldopa dan clonidine (Benowitz, 2002).
3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi otot polos
arteriol, sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik. Penurunan
tahanan arteri dan rata-rata penurunan tekanan darah arteri menimbulkan respon
kompensasi, dilakukan oleh baroreseptor dan sistem saraf simpatis, seperti halnya
renin angiotensin dan aldosteron. Respon-respon kompensasi tersebut melawan
efek anti hipertensi vasodilator. Vasodilator bekerja 12 dengan baik apabila
dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain yang melawan respon kompensasi
kardiovaskular. Contoh obat –obat vasodilator adalah; Hydralazine dan minoxidil
(Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan arteri ginjal,
stimulasi saraf simpatis dan penurunan pengiriman natrium atau peningkatan
konsentrasi natrium pada tubulus distalis ginjal. Renin bekerja terhadap
angiotensin untuk melepaskan angiotensin I dekapeptida yang tidak aktif.
Angiotensin I kemudian dikonversi, terutama oleh enzim pengubah angiotensin
endothelial (endothelial angiotensin-converting enzyme, ACE), menjadi
oktapeptida angiotensin II vasokonstriktor arterial, yang akan dikonversi menjadi
angiotensin III didalam kelenjar adrenal. Angiotensin II mempunyai aktifitas
vasokonsriktor dan retensi natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis
aldosteron. Contoh obat golongan ini adalah ; captopril,enalapril dan lisinopril
(Benowitz, 2002)
F. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai
target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal.
Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi
rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita
akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada
19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap
reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan
besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah
akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya,
hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
SUMBER
Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic and
Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika
Smeljer,S.C Bare, B.G .2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8.Penerbit EGC Jakarta
Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Medah edisi 8.
Jakarta. EGC