Bayi baru lahir (neonatus) merupakan masa yang paling rentan terinfeksi. Salah satu penyakit infeksi yang merupakan penyebab mortalitas utama pada neonatus adalah pneumonia. Pneumonia neonatal merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang disebabkan terutama oleh bakteri, yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita. Penyebab pneumonia ialah bakteri (Streptokokus grup β, Stafilokokus aureus, Pseudomonas, E. coli, dan Klebsiella) dan virus. ISPA dibagi menjadi dua yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas dan Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Bawah. Pneumonia merupakan infeksi saluran pernafasan bawah akut. ISPA dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. Hampir semua kematian ISPA pada anak – anak umumnya adalah infeksi saluran pernafasan bagian bawah (pneumonia). Infeksi paru pada neonatus dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari vagina atau infeksi nosokomial selama perawatan. Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, cairan amnion, atau kolonisasi bakteri di jalan lahir yang berhubungan dengan korioamnionitis. Pneumonia neonatal merupakan penyebab signifikan kematian pada bayi yang baru lahir, yang terjadi dalam 30 hari pertama kehidupan bayi. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia, Lebih dari dua juta meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Pneumonia merupakan salah satu infeksi yang tersering pada neonatus dan salah satu penyebab terpenting kematian perinatal. Diperkirakan 3,9 juta dari 10,8 juta kematian setiap tahunnya terjadi pada 28 hari pertama kehidupan. Pneumonia neonatal merupakan infeksi parenkim paru dengan terjadinya serangan dalam beberapa jam sejak kelahiran, yang dapat disamakan dengan kumpulan gejala-gejala sepsis. Infeksi dapat ditularkan melalui plasenta, aspirasi, atau diperoleh setelah kelahiran. Tempat lahir mempunyai pengaruh terhadap angka kejadian pneumonia neonatal, karena pengaruh keadaan lingkungan dan bayi laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi terserang pneumonia neonatal dari pada bayi perempuan. Jenis persalinan spontan mempunyai pengaruh besar terhadap terjadinya pneumonia pada neonatal, karena banyaknya faktor resiko seperti ketuban pecah dini, infeksi pada jalan lahir maka untuk menghindari terjadinya pneumonia neonatal sebaiknya pada ibu hamil dilakukan pemeriksaan kandungan secara teratur untuk mengontrol keadaan janin dan ibu, dan juga perlu penanganan dini untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas karena pneumonia neonatal. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia terbagi atas dua kelompok besar yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi umur, jenis kelamin, status gizi, berat badan lahir rendah, status imunisasi, pemberian ASI, dan pemberian vitamin A. Sementara Faktor ekstrinsik meliputi kepadatan tempat tinggal, polusi udara, tipe rumah, ventilasi, kelembaban dan letak dapur, jenis bahan bakar, penggunaan obat nyamuk, asap rokok, penghasilan keluarga serta faktor ibu baik pendidikan, umur ibu, maupun pengetahuan ibu. Oleh karena itu pneumonia memerlukan perhatian yang besar karena Case Fatality Ratenya yang tinggi. Pneumonia juga merupakan infeksi yang mempunyai andil besar dalam angka morbiditas maupun mortalitas yang tinggi di Negara berkembang. Dengan memahami dan mengetahui profil Pneumonia neonatal kita dapat mengurangi angka kematian pada neonatal dan dapat mendiagnosa secara cepat dan tepat, sehingga dapat melakukan pengobatan, dan mencegah komplikasi-komplikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimanakah Asuhan Keperawatan yang diterapkan ?
1.3 Tujuan Laporan seminar ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui Asuhan Keperawatan yang diterapkan pada klien dan outcome yang muncul.