Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir (neonatus) merupakan masa yang paling rentan terinfeksi. Salah
satu penyakit infeksi yang merupakan penyebab mortalitas utama pada neonatus adalah
pneumonia. Pneumonia neonatal merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) yang disebabkan terutama oleh bakteri, yang paling sering menyebabkan
kematian pada bayi dan anak balita. Penyebab pneumonia ialah bakteri (Streptokokus
grup β, Stafilokokus aureus, Pseudomonas, E. coli, dan Klebsiella) dan virus. ISPA dibagi
menjadi dua yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas dan Infeksi Saluran Pernafasan Bagian
Bawah. Pneumonia merupakan infeksi saluran pernafasan bawah akut. ISPA dikenal sebagai
salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang.
Hampir semua kematian ISPA pada anak – anak umumnya adalah infeksi saluran pernafasan
bagian bawah (pneumonia). Infeksi paru pada neonatus dapat disebabkan oleh penyebaran
infeksi dari vagina atau infeksi nosokomial selama perawatan. Pneumonia dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri, cairan amnion, atau kolonisasi bakteri di jalan lahir yang
berhubungan dengan korioamnionitis.
Pneumonia neonatal merupakan penyebab signifikan kematian pada bayi yang
baru lahir, yang terjadi dalam 30 hari pertama kehidupan bayi. Organisasi Kesehatan
Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan
pneumonia, Lebih dari dua juta meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Pneumonia
merupakan salah satu infeksi yang tersering pada neonatus dan salah satu penyebab
terpenting kematian perinatal. Diperkirakan 3,9 juta dari 10,8 juta kematian setiap
tahunnya terjadi pada 28 hari pertama kehidupan. Pneumonia neonatal merupakan infeksi
parenkim paru dengan terjadinya serangan dalam beberapa jam sejak kelahiran, yang
dapat disamakan dengan kumpulan gejala-gejala sepsis. Infeksi dapat ditularkan melalui
plasenta, aspirasi, atau diperoleh setelah kelahiran.
Tempat lahir mempunyai pengaruh terhadap angka kejadian pneumonia neonatal,
karena pengaruh keadaan lingkungan dan bayi laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi
terserang pneumonia neonatal dari pada bayi perempuan. Jenis persalinan spontan
mempunyai pengaruh besar terhadap terjadinya pneumonia pada neonatal, karena
banyaknya faktor resiko seperti ketuban pecah dini, infeksi pada jalan lahir maka untuk
menghindari terjadinya pneumonia neonatal sebaiknya pada ibu hamil dilakukan
pemeriksaan kandungan secara teratur untuk mengontrol keadaan janin dan ibu, dan juga
perlu penanganan dini untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas karena
pneumonia neonatal.
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia terbagi atas dua
kelompok besar yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi umur,
jenis kelamin, status gizi, berat badan lahir rendah, status imunisasi, pemberian ASI, dan
pemberian vitamin A. Sementara Faktor ekstrinsik meliputi kepadatan tempat tinggal, polusi
udara, tipe rumah, ventilasi, kelembaban dan letak dapur, jenis bahan bakar, penggunaan obat
nyamuk, asap rokok, penghasilan keluarga serta faktor ibu baik pendidikan, umur ibu,
maupun pengetahuan ibu. Oleh karena itu pneumonia memerlukan perhatian yang besar
karena Case Fatality Ratenya yang tinggi. Pneumonia juga merupakan infeksi yang
mempunyai andil besar dalam angka morbiditas maupun mortalitas yang tinggi di Negara
berkembang.
Dengan memahami dan mengetahui profil Pneumonia neonatal kita dapat
mengurangi angka kematian pada neonatal dan dapat mendiagnosa secara cepat dan tepat,
sehingga dapat melakukan pengobatan, dan mencegah komplikasi-komplikasi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimanakah
Asuhan Keperawatan yang diterapkan ?

1.3 Tujuan
Laporan seminar ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui Asuhan Keperawatan
yang diterapkan pada klien dan outcome yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai