PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang unik dan bukan orang dewasa mini.
Anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat
dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak
Seperti kita ketahui bahwa anak adalah potensi dan penerus cita-cita
menurut kelompok usia 0-2 tahun sebesar 25,8%, usia 3-6 tahun sebanyak
14,91%, usia 7-11 tahun sekitar 9,1%, usia 12-18 tahun sebesar 8,13%.
Angka kesakitan anak usia 0-18 tahun apabila dihitung dari keseluruhan
1
Infant merupakan masa dalam tahap perkembangan, dimana pada
tahap ini anak sedang beradaptasi dengan lingkungan, pada tahap ini anak
akibat hospitalisasi.
tahapan usia perkembangan anak, terlebih anak usia infant (Potter dan
mekanisme perubahan diri yang di pilih secara alamiah oleh makhluk hidup
yang dialami dalam situasi semacam ini memberi syarat kepada makhluk
tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi
2
Dalam mengatasi kecemasan ini salah satu hal yang dapat dilakukan
ialah melalui terapi bermain. Terapi bermain merupakan terapi pada anak
2012).
terhitung mulai tgl 23-30 September 2019 yaitu 40, pada tgl 01-19 Oktober
2019 pasien anak yang dirawat berjumlah 104, berdasarkan hasil observasi
saat pengambilan data awal diketahui bahwa sebagian anak yang di rawat
3
mengalami dampak Hospitalisasi dengan reaksi seperti menangis, takut,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah
Cibabat?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh terapi bermain terhadap tingkat
Daerah Cibabat.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Umum Daerah Cibabat tahun 2019, maka hasil penelitian akan bermanfaat
bagi:
1. Manfaat Teoritis
4
b. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait untuk menentukan
pelayanan kesehatan.
tua yang memiliki anak yang di rawat di Rumah Sakit agar dapat
bermain.
2. Manfaat Praktisi
3. Manfaat Ilmiah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
1. Pengertian
Anak adalah manusia yang mengalami pertumbuhan dan
masih kecil ataupun manusia yang belum dewasa. Anak adalah individu
yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan merupakan
harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara ekonomi,
baru.
2) Sering terdapat rambut-rambut halus dikepala dan punggung,
6
Gerakan-gerakan BBL bersifat acak dan tidak berhubungan
posisi duduk. Bayi bisa merangkak pada usia sekitar 8 -10 bulan,
usia 1 tahun dan berjalan tanpa bantuan pada usia 13-14 bulan.
c. Perkembangan bahasa
Bahasa pada masa ini lebih tepat dikatakan sebagai
suara ekspolosif.
d. Perkembangan sosial dan emosi
1) Kesadaran bayi BBL masih kabur, artnya BBL tidak menyadari
7
4) Usia 16-18 bulan bayi menunjukan nrgativisme , berupa keras
kepala
5) Usia 18-24 bulan bayi berminat bermain dengan bayi lain
6) Usia 22-24 buulan bayi mau bekerjasama sejumlah kegiatan
(rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres
pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga
pada anak, secara psikologis anak akan merasakan perubahan perilaku dari
menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan bahwa pasien yang
kondisi stres terjadi penekanan sistem imun. Pasien anak, teraupetik dan
8
alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
memperoleh kesenangan.
C. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Cemas
Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman
tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan
autonom yang tidak jelas dan sering tidak diketahui individu dan
berikut :
a. Perilaku meliputi gejala : penurunan produktifitas, ekspresi
9
darah, peningkatan denyut nadi, peningkatan refleks, peningkatan
lemah.
e. Parasimpatik meliputi : nyeri abdomen, penurununan tekanan darah,
10
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot
kewaspadaan meningkat.
2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu
keterampilan baru.
c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik
dan kaku.
2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit
11
depresi.
d. Tingkat kecemasan panik, ditandai dengan:
1) Respons fisiologis : napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi,
orang lain.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan anak
Menurut Saputro & Fazrin (2017) bahwa faktor yang mempengaruhi
a. Usia
Usia dikaitkan dengan pencapaian perkembangan kognitif anak. Anak
12
Menurut Tsai (2007) dalam Saputro dan Fazrin (2017) anak yang
13
b. Terapi Musik
c. Aktivitas Fisik
d. Terapi Seni
e. Terapi Bermain
D. Konsep Bermain
1. Definisi
Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk
mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang pada awalnya anak
belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konflik. (Miller B.F, 1983)
2009).
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak
dan salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stress. Karena sakit
bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami
14
dan beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai sumber stress. Dengan
sesaat dari peran pasif sebagai penerima hal-hal konstan yang “segala
yang baru. Adapun tujuan bermain di rumah sakit adalah agar dapat
15
kreativitas anak sehingga anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
bersama.
d. Perkembangan sosial
Belajar berinteraksi dengan orang lain, mempelajari peran dalam
kelompok.
e. Kesadaran diri (self awarness)
Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri,
rumah.
d. Sebagai alat untuk melepas ketegangan dan ungkapan perasaan.
16
e. Meningkatkan interaksi dan perkembangan sikap yang positif
permainan.
b. Status kesehatan
Pada anak yang sedang sakit kemampuan psikomotor / kognitif
terganggu.
c. Jenis kelamin
Tipe dan alat permainan berbeda antara anak laki-laki dan anak
perempuan.
d. Lingkungan
Lokasi dimana anak berada sangat mempengaruhi pola permainan
anak.
e. Alat permainan yang cocok
Disesuaikan dengan tahap perkembangannya sehingga anak
penuh dengan stress baik bagi anak maupun orang tua. Lingkungan
rumah sakit itu sendiri juga merupakan penyebab stress bagi anak
17
memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan tersebut dan
perawatan. Salah satu media yang paling efektif adalah melalui kegiatan
dan nyeri
d. Permainan yang terapeutik akan dapat meningkatkan kemampuan
sederhana
18
c. Permainan yang harus mempertimbangkan keamanan anak
d. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama
e. Melibatkan orang tua (Supartini, 2004)
E. Analisis Jurnal
tubuh, serta nyeri dimana kondisi tersebut belum pernah dialami sebelumnya
(Setiawati, 2019).
Children are the future of every nation. If today’s children are healthy,
the Nation‘s health is the status of health of children in the country. Children
lack the language skills vocabulary and abstract thinking abilities and they
a crisis in child’s life and since these situations are fraught with
overwhelming stresses, children need to play out their fears and anxieties as
order to get a child familiarity to fear and anxiety. A study was conducted in
Rebecca to assess the knowledge, attitude, and practice of the parents and
19
Play therapy was given for 2 consecutive days at 4 hrs interval for
half an hour, three times in a day near the bedside (ie at 9 am, 1 pm and 5
age and gender. Post-test was conducted at the end of the second day using
anak usia 0-1 tahun antara lain permainan kerincing, sentuhan, mengamati
yaitu nilai rata rata sebesar 20.77, nilai minimum 5, nilai maksimum 34 dan
standar deviasi 8.310 menjadi nilai rata rata sebesar 14.87, nilai minimum 7,
nilai maksimum 24 dan standar deviasi 5.290. Ada pengaruh terapi bermain
musik baby shark terhadap kecemasan anak usia prasekolah akibat rawat
inap di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Terapi musik baby shark ini dipilih
dengan video yang sangat menarik sehingga anak-anak akan tertarik untuk
20
nilai rata-rata sebelum diberikan terapi musik baby shark 9,94. Setelah
diberikan terapi musik baby shark nilai rata-rata yaitu 6,18. Hasil uji statistik
paired sample t-test diperoleh beda mean yaitu 3,765 dan nilai p-value
0,000 dengan jumlah responden 34 orang anak maka dapat disimpulkan ada
BAB III
METEDEOLOGI
A. Metode Penelitian
21
Penelitian ini menggunakan quasi experimental design. Secara spesifik
menggunakan pre dan post test design untuk mengetahui pengaruh terapi
Cibabat.
C. Subject Penelitian
Responden penelitian ini adalah anak pada tahap infant yang
Kriteria Inklusi :
2. Usia infant
3. Mengalami hospitalisasi
Kriteria eksklusi :
E. Instrumen Penelitia
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah :
3. Kuesioner
Subject terpilih :
1. Di rawat di ruang anak
2. Usia infant
3. Mengalami hospitalisasi
22
Anak dengan terapi
Anak dengan terapi musik
bermain 6 responden
6 responden
Pre-test
Pengisian kuesioner oleh perawat
Post -Test
Pengisian kuesioner oleh perawat
F. Analisa Data
Untuk menginterpretasikan data yang didapatkan, peneliti menggunakan
analisis univariat, bivariat dan uji statistik t-test (paired simple t-test dan
independent t-test)
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dipapakan hasil dari penelitian yang dilakukan tim
menjadi dua kelompok yaitu kelompok terapi bermain dan kelompok terapi
musik.
24
Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa jurnal mengenai
pengaruh terapi bermain dan terapi musik yang dijadikan acuan untuk
bermain dan terapi musik pada dua kelompok responden, sebelum terapi
bermain
Tabel 4.1 Gambaran tingkat kecemasan anak sebebelum diberikan terapi bermain
Kategori Frequenci (f) Percent (%)
Sedang 5 83.3%
Berat 1 16.7%
Total 6 100%
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 terhadap 6
hospitalisasi berat.
b. Gambaran tingkat kecemasan anak setelah diberikan terapi
bermain
Tabel 4.2 Gambaran tingkat kecemasan anak setelah diberikan terapi bermain
Kategori Frequenci (f) Percent (%)
Sedang 2 66.7%
Ringan 4 33.3%
Total 6 100%
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2 terhadap 6
25
mengalami kecemasan ringan dan 2 responden (66.7%) mengalami
kecemasan sedang.
c. Gambaran tingkat kecemasan anak sebebelum diberikan terapi
musik
Tabel 4.3 Gambaran tingkat kecemasan anak sebebelum diberikan terapi musik
Kategori Frequenci (f) Percent (%)
Sedang 6 100%
Total 6 100%
Sumber : Data Primer 2019
sedang.
d. Gambaran tingkat kecemasan anak setelah diberikan terapi
musik
Tabel 4.4 Gambaran tingkat kecemasan anak setelah diberikan terapi musik
Kategori Frequenci (f) Percent (%)
Sedang 6 100%
Total 6 100%
Sumber : Data Primer 2019
Hasil
Nilai Variabel
Tingkat
Skewness Standar Error Distribusi Data
Hospitalisasi
-0.250 0.637 0.39
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 4.5 setelah nilai Skewness (-0.250) dibagi
26
adalah 0.39, maka data berdistribusi normal karena distribusi data
dikatakan normal bila hasil bagi antara Skewness dengan standar error
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Independen T Test efektifitas terapi bermain dengan terapi
musik pada kecemasan anak di ruang anak RSUD Cibabat
bermai dengan terapi musik pada kecemasan anak di ruang anak (C6)
dengan nilai Std. Deviasion sebesar 3.882, dan Std. Error sebesar 1.585.
sedangkan hasil Mean pada terapi bermain adalah 30.00, dengan nilai
dan nilai P terapi musik (0.003) < ɑ (0.05) maka Ho ditolak. Dengan
bermain dengan terapi musik, dengan terapi bermain yang lebih efektif
musik.
B. Pembahasan
1. Gambaran tingkat hospitalisasi anak sebebelum diberikan terapi
bermain
Hasil penelitian yang dilakukan pada 6 responden anak yang
27
bermain menunjukan 5 responden (83.3%) mengalami kecemasan
dan menginfus yang menjadi ketakutan anak selama dirawat, hal ini pula
menakutkan.
2. Gambaran tingkat hospitalisasi anak setelah diberikan terapi
bermain
Hasil penelitian yang dilakukan pada 6 responden anak yang
28
observasi, anak tampak lebih tenang dari sebelumnya, walaupun harus
selalu ditemani ibunya, anak tidak menangis saat didekati perawat dan
yang dilakukan secara volunter dan tidak ada tekanan atau pun paksaan
musik
Hasil penelitian pada 6 responden anak yang mengalami
tindakan medis yang membuat anak takut berada di rumah sakit sampai
perbedaan antar sebelum dan setela diberikan terapi musik pada anak.
29
disukainya, hal ini juga berlaku untuk musik yang mungkin memang
tidak disukai anak atau karena rasa takut yang terlalu besar sehigga
anak yang di rawat di ruang anak (C6) RSUD Cibabat dengan terapi
pada terapi musik. Hal ini ditunjukan dengan nilai P Value (0.002) terapi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh terapi bermain
dengan terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak yang
30
dirawat di ruang anak (C6) RSUD Cibabat yang dilaksanakan pada tangga 3 – 5
Oktober 2019 terhadap 12 responden yang di bagi menjadi dua kelompok intervensi
yakni 6 responden kelompok terapi bermain dan 6 kelompok terapi musik. Maka
sedang di rawat.
31