Anda di halaman 1dari 23

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil PKP2A II LAN


Profil kesehatan kecamatan karangan merupakan bagian dari profil kesehatan kabupaten
kutai timur. Profil kesehatan kecamatan karangan sendiri merupakan salah satu bentuk paket
penyajian data/informasi kesehatan yang relative lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan,
upaya kesehatan, sumber daya kesehatan,dan data/informasi terkait lainnya yang diterbitkan setiap
tahun.

Data dan informasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa disangkal lagi. Suatu
keputusan atau suatu kebijakan yang dibuat membutuhkan data dan informasi yang akurat, tepat
waktu, dapat dipercaya dan juga relevan. Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada
saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi
kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang
efektif.

Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi


kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan
terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya “overlapping” kegiatan dalam
pengumpulan dan pengolahan data, di mana masing-masing unit mengumpulkan datanya sendiri-
sendiri dengan berbagai instrumennya di setiap unit kerja baik di pusat maupun di daerah.
Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efisien,
masih terjadi redundant data, duplikasi kegiatan, dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya.
Hal ini sebagai akibat dari adanya sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih
terfragmentasi.

Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2020 menyebutkan untuk mencapai sasaran


hasil program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam kegiatan
pengelolaan data dan informasi kesehatan, dimana luarannya adalah meningkatnya pengembangan
sistem informasi kesehatan. Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2019 adalah; (1)
Persentase ketersediaan profil kesehatan nasional, provinsi, dan Kab/Kota per tahun sebesar 100%;
(2) Persentase Provinsi dan Kab/Kota yang memiliki bank data kesehatan sebesar 60%; (3)
Persentase Kab/Kota yang memiliki data kesehatan terpilah menurut jenis kelamin sebesar 90%.
Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Karangan Tahun 2019 ini berupaya untuk
menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya. Profil Kesehatan Puskesmas Karangan diterbitkan
setahun sekali sejak tahun 2009. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Puskesmas Karangan,
selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan
fisiknya, sesuai masukan dari para pengelola program di lingkup Dinas Kesehatan dan pemakai
pada umumnya.

Sejak terbitan data tahun 2009 yang lalu, dilakukan perubahan dimana tahun yang
tercantum dalam judul Profil Kesehatan Puskesmas Karangan tersebut disesuaikan dengan isi data
dalam Profil Kesehatan Puskesmas Karangan. Contohnya, Judul profil adalah “Profil Puskesmas
Karangan Tahun 2019” berisi data tahun 2019, dimana pembuatannnya dilakukan pada tahun 2019.

1. Landasan Hukum

Secara hukum, kegiatan penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Karangan Tahun


2019 ini sesuai dengan landasan hukum penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2019 didasarkan kepada regulasi terkait, yang antara lain meliputi :

a. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.


b. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah.
c. Undang-undang Nomor 47 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Nunukan,
Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang
( Lembar Negara RI Tahun 1999 Nomor 175, tambahan lembaran Negara RI Nomor 3839
), sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 2000.
d. Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
e. Permendagri No. 9 tahun 1982 tentang Pedoman Perencanaan dan Pengendalian
Pembangunan di Daerah
f. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
g. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 903 / 1603 / SJ tanggal 17 Juli 2003 tentang Pedoman
pelaksana APBD.
h. DPA - SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Sub Bagian Penyusunan Program
Tahun Anggaran 2019.

2. Maksud Tujuan dan Sasaran


a. Maksud
Maksud dari penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Karangan Tahun 2018 ini
adalah menjabarkan situasi kesehatan yang ada di Kecamatan Karangan pada Tahun 2018
untuk selanjutnya bisa dipergunakan sebagai pedoman dalam penyusunan dan perbaikan
program kesehatan Tahun 2019.
b. Tujuan

Tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Karangan Tahun 2018 ini adalah:

1. Memberikan gambaran situasi kesehatan Kecamatan Karangan Tahun 2018;


2. Menyajikan data situasi kesehatan Kecamatan Karangan Tahun 2018;
3. Sebagai pedoman dalam perbaikan program kesehatan yang belum tercapai;
4. Sebagai bahan evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan Tahun 2018;
5. Sebagai bank data kesehatan di lingkup kerja Puskesmas Karangan maupun Dinas
Kesehatan Kabupaten Kutai Timur.

c. Sasaran
Sementara sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan Profil Kesehatan
Puskesmas Karangan Tahun 2018 ini adalah mampu menjadikan data profil kesehatan
yang ada sebagai pedoman untuk kegiatan penyusunan program kesehatan, perbaikan
indikator kesehatan yang belum dicapai dan peningkatan situasi status kesehatan
masyarakat Kecamatan Karangan secara sistematis.

3. Gambaran Umum
Kecamatan Karangan adalah bagian dari wilayah kabupaten Kutai Timur dengan luas
wilayah 3.962.5 km2 yang merupakan hasil pemekaran Kecamatan Sangkulirang pada akhir
tahun 2005 menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Sangkulirang dan Kecamatan
Karangan.
a. Kondisi Geografis
1. Batas Administrasi
2. Wilayah Kecamatan Karangan yang cukup luas terdapat di daratan dan ada juga yang
berbatasan langsung dengan laut. Beberapa wilayahnya dibelah oleh anak sungai dan
sungai, sedangkan transportasi melalui jalan darat dan air yang merupakan sarana
utama bagi masyarakat di 7 desa didalamnya, dengan batas wilayah sebagai berikut:
3. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau;
4. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Kaubun dan Kec. Sangkulirang;
5. Sebelah Timur : Berbatasan Kecamatan Sangkulirang dan Kab. Berau;
6. Sebelah Barat :berbatasan dengan Kecamatan Kongbeng dan Bengalon.

Gambar 2.1
Peta Administrasi Kecamatan Karangan

Keterangan : Sumber : Simreda Kabupaten Kutai Timur


Di sebagian besar wilayahnya udara terasa panas karena dipengaruhi oleh angin laut yang
datangnya dari selat Makassar, ditambah lagi dengan adanya pembukaan hutan untuk lahan perkebunan
kelapa sawit. Sedangkan pada daerah pegunungan udaranya terasa lebih sejuk.

Curah hujan yang terpantau di Kecamatan Karangan selama 1 Tahun (2018), dapat di lihat pada
tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1
Situasi Curah Hujan Kec. Karangan Tahun 2018

No. Bulan Curah Hujan Jumlah Hari

1 Januari 184 15

2 Februari 318 11

3 Maret 260 18

4 April 315 17

5 Mei 338 12

6 Juni 153 13

7 Juli 109 7

8 Agustus 37 5

9 September 284 15

10 Oktober 103 11

11 Nopember 183 11

12 Desember

JUMLAH 2.284 135


Sumber : Dinas Pertanian Kecamatan Karangan

Dari tabel curah hujan di atas, di dapatkan gambaran curah hujan tertinggi di Kecamatan Karangan
terjadi pada bulan Mei 2018, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 2018.

Dataran rendah dan dataran tinggi terdapat disekitar sungai besar dan agak kehulu dengan bentuk
bergelombang, sedang dipedalaman sudah bergunung-gunung. Dari celah pegunungan terdapat sungai-
sungai kecil yang mengalir ke teluk sangkulirang melalui sungai dan anak sungai yang ada.

Jenis tanah terdiri tanah alluvial dari bahan endapan tanah liat dan pasir yang banyak terdapat
didataran dan disekitar sungai, Broown Forest Cill dari batuan kapur, potsolit merah dari batuan sendimen
bercampur pasir, potsolit merah kuning dari batu pasir didaerah.

Sebagian besar jenis tumbuhan hutan yang ada adalah hutan produksi yang ditumbuhi oleh
beberapa jenis pohon kayu produksi (heterogen) seperti Kapur, Meranti, Bengkirai, Kruing, Ulin dan lain-
lain. Dan juga ada pula hutan sejenis seperti bakau yang banyak terdapat didaerah pesisir pantai. Selain
tumbuhan hutan juga terdapat tumbuhan yang ditanam atau yang diusahakan oleh penduduk seperti
Padi/palawija, Hortikultura (sayur dan buah-buahan ), perkebunan (kelapa, kakao dll ) maupun beberapa
jenis tanaman kehutanan.

Alam sekitar yang terdapat di Kecamatan Karangan ini masih sangat cocok habitatnya, sehingga
dapat mempengaruhi kelangsungan berkembangbiaknya satwa.

Adapun gambaran umum luas wilayah kecamatan di Kecamatan Karangan dapat dilihat pada tabel
berikut (tabel 2.2):
Tabel 2.2
Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk
Menurut Desa

Kecamatan Karangan Tahun 2018

KEPADATA
LUAS JUMLAH RATA-RATA
N
JUMLAH
NO DESA PENDUD JIWA/RUMA
WILAYAH RUMAH PENDUDUK
UK H
(km2) TANGGA per km2
TANGGA

1 2 3 7 8 9 10

1 Karangan Seberang 3.074 1.229 492 2,50 0,40

2 Karangan Dalam 72.000 1.086 316 3,44 0,02

3 Karangan Hilir 3.042 1.738 626 2,78 0,57

4 Mukti Lestari 660 1.167 377 3,10 1,77

5 Baay 39.074 1.222 361 3,39 0,03

6 Batu Lepoq 22.670 2.041 683 2,99 0,09

7 Pengadan 63.000 4.852 1.774 2,74 0,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 203.520 13.335 4.629 2,88 0,07

Keterangan

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Timur 2018

Dari tabel 2.2 dapat dilihat bahwa Desa Karangan Dalam merupakan desa yang paling luas, yaitu
seluas 72.000 km2 dan Desa Mukti Lestari merupakan desa dengan luas paling kecil, yaitu seluas 660 km2.

Sedangkan jumlah desa yang masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Karangan
sebanyak tujuh (7) desa, dimana dilihat dari tingkat kepadatan penduduk terlihat bahwa Desa Pengadan
merupakan kecamatan dengan jumlah populasi penduduk terbanyak dengan jumlah 4.852 Jiwa. Sedangkan
Desa Karangan dalam merupakan desa dengan jumlah populasi penduduk terkecil yaitu sebanyak 1.086
Jiwa.

Luasnya wilayah administratif dan banyaknya penduduk yang ada dalam wilayah suatu desa akan
berpengaruh terhadap pelayanan masyarakat. Makin luas wilayah suatu daerah tentunya akan
membutuhkan sumber daya yang lebih besar pula bila dibandingkan dengan wilayah yang relatif kecil.

Dalam penyusunan profil kesehatan 2018 ini. Puskesmas Karangan berpedoman pada pendataan
penduduk yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil per Januari tahun 2018. Hal ini
dikarenakan data tersebut merupakan situasi yang dijadikan acuan dalam penyusunan rencana kerja pada
tahun 2018.

4. Demografi
a. Jumlah, Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk

Pada tahun 2016, jumlah penduduk Kecamatan Karangan adalah sebesar 10.209 jiwa,
meningkat menjadi 12.754 jiwa pada tahun 2018. Adapun gambaran pertumbuhan
jumlah penduduk di Kecamatan Karangan mulai tahun 2013 sampai tahun 2018, adalah
sebagai berikut (Gambar 2.3) :
Grafik 2.1
Tren Peningkatan Jumlah Penduduk
Kabupaten Kutai Timur Periode Tahun 2013 – 2018

Jumlah Penduduk
16000
14000
12000 2013
10000 2014
8000 2015
6000 2016
4000 2017

2000 2018

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Keterangan:
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur 2018

Jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Timur, setiap tahunnya mengalami peningkatan, tren
peningkatan ini dapat dilihat pada grafik 2.3 di atas, dimana dari data tersebut menunjukkan setiap
tahunnya jumlah penduduk mengalami peningkatan.
Peningkatan jumlah penduduk ini banyak disebabkan karena faktor kelahiran dan faktor
migrasi penduduk. Migrasi penduduk yang terjadi di Kecamatan Karangan disebabkan karena
berkembangnya sektor industri pertambangan (batu bara) dan perkebunan kelapa sawit di daerah
ini, yang keduanya turut andil dalam mendatangkan banyak tenaga kerja dari luar daerah.

5. Situasi Derajat Kesehatan


Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terhadap beberapa indikator yang dapat
digunakan. Indikator-indikator pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas
dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Karangan digambarkan
melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian
Ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa penyakit.
a. Mortalitas
Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu
yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya.
Angka kematian yang disajikan pada Bab ini yaitu AKB, AKABA, dan AKI.

1) Angka Kematian Bayi (AKB)


Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang
telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian
dari tahun ke tahun. Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat
dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu
kejadian kematian juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan
untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya
kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.
Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991. Pada tahun 1991
diestimasikan AKB sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI 2007
mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil estimasi tersebut
memperhitungkan Angka Kematian Bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum
survei, misalnya pada SDKI tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5 tahun
sebelumnya yaitu tahun 2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Peningkatan kasus kematian bayi dari tahun ke tahun mengindikasikan bahwa
hal ini bagaikan sebuah fenomena gunung es dimana sangat banyak kasus di
masyarakat yang belum terlaporkan ke sarana kesehatan, sehingga hal ini menjadi
pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh seluruh tenaga kesehatan yang
ada di Kabupaten Kutai Timur, khususnya petugas di wilayah kerja Puskesmas
Karangan. Pada tahun 2018 peningkatan kasus ini disebabkan karena membaiknya
pencatatan dan pelaporan oleh petugas di lapangan, termasuk bertambahnya jumlah
bidan di pedesaan dan perifer. Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa
beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kematian bayi antara lain faktor
persentase wanita yang menikah di bawah usia 17 tahun, persentase pengeluaran
perkapita penduduk yang kurang dan persentase persalinan oleh tenaga non medis.
Beberapa penelitian juga menyimpulkan bahwa tingkat kematian bayi di daerah
perkotaan lebih rendah dibanding di daerah pedesaan. Faktor pendidikan, terutama
pendidikan ibu, berpengaruh sangat kuat terhadap kelangsungan hidup bayi dan
anaknya.
Berdasarkan sistem pelaporan Pemantauan Wilayah Sekitar Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA), didapatkan jumlah kematian bayi diluar kasus kematian akibat
persalinan sebesar 3 kasus terhadap 173 Kelahiran Hidup dengan nilai Angka
Kematian Bayi (AKB) yang menurun disbanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 17,3
per 1000 kelahiran hidup.
Gambaran perbandingan penurunan angka kematian Bayi di Kecamatan
Karangan, dapat dilihat pada grafik 3.1 dimana pada grafik tersebut kami bandingkan
data kematian bayi mulai tahun 2013-2018.

Grafik 3.1 :

Jumlah Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran Hidup 2013-2018

AKB
80

60

40

20

0
2014 2015 2016 2017 2018

AKB

Keterangan : Laporan PWS KIA Puskesmas Karangan 2013-2018

Dari Grafik diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa telah terjadi penurunan Angka
Kematian Bayi sejak Tahun 2013 Hingga 2018. Hal ini menunjukkan telah terjadi
peningkatan derajat kesehatan Bayi di wilayah Kecamatan Karangan.
2) Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran
hidup. AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Sustainable Development Goals (SDG’s)
menetapkan nilai normatif Rendah AKABA harus < 25 per kelahiran hidup. Untuk
data AKABA Kecamatan Karangan tahun ini terdapat 3 Kasus kematian balita atau
sekitar 17,3 per 1.000 kelahiran hidup.

Grafik 3.2 :

Jumlah Kematian Balita Per 1000 Kelahiran Hidup

Tahun 2018

AKABA
100
92.8
80
60 65

40
20 17.3
0 0
2015 2016 2017 2018

AKABA

Keterangan :

Laporan PWS KIA Puskesmas Karangan 2018

Berdasarkan target SDGs AKABA di Kecamatan Karangan termasuk dalam


kategori Rendah yaitu dengan nilai <25 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan
dengan tahun 2016 hal ini menunjukan peningkatan derajat kesehatan Balita serta
peningkatan mutu pelayanan Balita Sakit di Kecamatan Karangan.
3) Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan
dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan
ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2020 adalah mengurangi sampai ¾
resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan
penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target
tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang
terus menerus.
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa
kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun
2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007)
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI
hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, tetapi
angka tersebut masih tertinggi di Asia, sementara target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ada sebesar 226 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Grafik 3.3 :

Jumlah Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran Hidup 2018

AKI
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2015 2016 2017 2018

AKI

Keterangan :

Laporan PWS KIA Puskesmas Karangan 2016

Untuk Kecamatan Karangan pada tahun 2016 tidak terjadi kasus kematian ibu.
Sedangkan pada tahun 2018 sendiri, tidak terjadi kasus kematian Ibu sehingga AKI di
Kecamatan Karangan menjadi 6 kasus per 1000 Kelahiran hidup.
Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa
alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari
masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh
pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami.

6. Situasi Upaya Kesehatan


Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit
tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat
adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan terhadap perorangan Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan selama
beberapa tahun terakhir, khususnya untuk tahun 2018 Terdiri dari :
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak
c. Pelayanan jaminan kesehatan Masyarakat
d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
e. Perbaikan Gizi Masrakat
f. Penyehatan Lingkungan

7. Situasi Sumber Daya Kesehatan (SSDMK)


Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran
keadaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.

a. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit
(rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
Tabel 5.1

Fasilitas Kesehatan Terdata di Kecamatan Karangan

Tahun 2018
KEPEMILIKAN SARANA KESEHATAN
NO FASILITAS KESEHATAN
PEMKAB BUMN SWASTA JUMLAH
1 PUSKESMAS PERAWATAN 1 1
2 PUSKESMAS NON PERAWATAN -
3 PUSKESMAS KELILING -
4 PUSKESMAS PEMBANTU 4 4
5 RUMAH BERSALIN -
6 BALAI PENGOBATAN/KLINIK -
7 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
8 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 -
9 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL -
10 POSKESDES 3
11 POSYANDU 10 4 14
12 APOTEK -
13 TOKO OBAT 1
14 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
15 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -

Keterangan :
Sumber Data Inventaris Tahun 2018 Puskesmas Karangan

Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan salah
satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten. Puskesmas sebagai unit pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus
melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang
disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan
pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai :

B. Visi dan dan Misi PKP2A III LAN

Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang
bersifat esensial adalah, berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat
esensial tersebut harus diselenggarakan oleh puskesmas.
Untuk mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak
pada peningkatan kinerja puskesmas. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi Puskesmas
yaitu“Mewujudkan Masyarakat Karangan yang Lebih Sehat” dengan misi sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan yang bermutu, adil, terjangkau dan berkesinambungan,
2. Meningkatkan kualitas kesehatan seluruh lapisan masyarakat,
3. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor,
4. Mendorong kemandirian dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat. Dalam
melakukan
C. Struktur Organisasi

KEPALA UPT. PUS


KARANGA
dr. Carlos Alfons
UKM KEPERAWATAN
KESMAS

Ludhan arianto, A.Md.Kep

UKM
UKM ESENSIAL
PENGEMBANGAN

Rahmawati, A. Roni Hendra K, S.


Md. Keb Kep

KESEHATAN
KESLING GIZI KESMAS PIS-PK
JIWA & IPWL
Riyan Ronaldi, Rosita
Ns. Asrori, S.Kep Ns. Asrori, S.Kep
Amd.KL Baharudin, SKM

PROMOSI KESEHATAN
P2P KIA
KESEHATAN INDERA
Rahmawati, Pratami Septia N, Roni Hendra K, S
Ludhan A, A.Md.Kep
A.Md.Keb A.Md.Keb Kep

KESEHATAN KESEHATAN
IMUNISASI P2 DBD PHBS
IBU LANSIA
Ludhan A, Siti Ulfaniati, A. Rahmawati, Pratami Septia N, Pratami Septia N
A.Md.Kep Md.Keb A.Md.Keb A.Md.Keb A.Md.Keb

KESEHATAN KESEHATAN
P2 ISPA P2 RABIES PPTM
ANAK OLAH RAGA
Andi Nurfaisah, Zulaika, Rohayu,
A.Md.Keb A.Md.Keb A.Md.Keb

P2 TB P2 MALARIA KB UKS KESEHATAN GIG


Rinci Nekawati, Sutri Halisa, A. Andi Nurfaisah, Aini Aisyah, drg. I Putu Adh
S. Kep Md.Keb A.Md.Keb A.Md.Kep Purwa SW, SKG

P2 DIARE & FILARIASIS & UKGS& KESTRA &


KESPRO
HIPS KECACINGAN UKGMD KOMPLEMENTE
A. Chumaidi Ayu Utami N, Aini Aisyah, Listiatis Y.L,
Ns. Asrori, S.Kep
Fajri, A.Md.Kep A.Md.Kep A.Md.Kep A.Md.Kep

P2 KUSTA SURVEILANS PKPR K3


Hayati Nufus, Risnawati, A. Ayu Utami N, A. Chumaidi Fajr
A.Md.Kep Md.Keb A.Md.Kep A.Md.Kep

PENANGANAN
IMS & HIV MTBS & MTBM
KLB
Risnawati, A. Norhayati, A. Zulaika,
Md.Keb Md.Keb A.Md.Keb

KTA
dr. Carlos Alfons
Sibarani
D. Satuan Kinerja Pegawai

NO BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL

A Persiapan Pelayanan Kebidanan

1 Mempersiapkan pelayanan kebidanan (0,003) Kegiatan


B Pengkajian kepada klien/pasien

1 Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologi bermasalah ( Kegiatan


0,003)
2 Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus patologis bermasalah Kegiatan
(0,005)
3 Melaksanakan pemeriksaan klien/pasien pada kasus fisiologi bermasalah Kegiatan
(0,002)
4 Melaksanakan pemeriksaan klien/pasien pada kasus patologis kegawat Kegiatan
daruratan kebidanan (0,006)
C Penegakan diagnosa kebidanan

1 Membuat diagnosa kebidanan sesui dengan hasil pengkajian kasus Kegiatan


fisiologi bermasalah (0,001)
2 Membuat diagnosa kebidanan sesui dengan hasil pengkajian kasus Kegiatan
patologis kegawatdaruratan kebidanan (0,005)
D Pelaksanaan kolaborasi

1 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya pada kasus fisiologi Kegiatan
bermasalah (0,003)
2 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya pada kasus Kegiatan
patologis kegawatdaruratan kebidanan (0,006)
E Menyusun rencana asuhan kebidanan

1 Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus fisiologi Rencana


bermasalah (0,003)
2 Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus patologi Rencana
kegawat daruratan kebidanan (0,008)
F Persiapan pelayanan asuhan kebidanan

1 Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan persiapan pasien pada Kegiatan


kasus fisiologi bermasalah (0,002)
2 Mempersiapan pasien pada kasus patologi kegawatdaruratan kebidanan Kegiatan
(0,009)
3 Mempersiapkan alat dan obat pada kasus fisiologi bermasalah (0,002) Kegiatan
4 Mempersiapkan alat dan obat pada kasusu fpatologi kegawatdaruratan Kegiatan
kebidanan (0,008)
G Pelaksanaan asuhan kebidanan

1 Melaksanakan asuhan kebidanan kespro, monopause,klimakterium, Kegiatan


bayi,anak, dan KB AKDR (0,001)
2 Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus patologi kegawatdaruratan Kegatan
kebidanan (0,03)
H Pelaksanaan KIE

1 Melakukan KIE klien/pasien secara kelompok (0,004) Kegiatan


2 melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus fisiologi bermasalah Klien/Pasien
(0,006)
3 melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus patologis Klien/Pasien
kegawatdaruratan kebidanan (0,06)
I Rujukan asuha kebidanan

1 Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis (0,03) Rujukan


2 Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus patologis kegawatdaruratan Rujukan
kebidanan (0,1)
J Evaluasi asuhan kebidanan

1 Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan kasus patologis Laporan


kegawatdaruratan kebidanan (0,008)
K Dokumentasi pelayanan kebidanan Laporan

1 Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan kasus patologis Laporan


kegawatdaruratan kebidanan (0,008)
2 Menjadi anggota dalam keanggotaan dalam organisasi profesi bidan Kegiatan
(0,75)
3 pelatihan di bidang kebidanan dan mendapatkan sertifikat (1) Sertifikat
4 peran serta dalam seminar di bidang kebidanan (1) Sertifikat

Anda mungkin juga menyukai