Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI HABITUASI

4.1 Melakukan konsultasi dengan Pimpinan

1. Mempersiapkan bahan konsultasi


Kegiatan diawali dengan penulis mencari bahan konsultasi yaitu dengan
membaca peraturan BPOM No. 04 tahun 2018 yang kemudian penulis akan
jelaskan kepada pimpinan puskesmas, dan mempersiapkan rancangan
aktualisasi yang sudah penulis susun, kegiatan mempersiapkan bahan
konsultasi ini dilakukan pada tanggal 6 oktober 2019 pada pukul 11,00 di
rumah penulis. Penulis mempersiapkan bahan konsultasi dengan referensi
yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan (Akuntabilitas). Output
hasil yang didapatkan adalah tersedianya bahan konsultasi yang dapat
dipertanggung jawabkan, sehingga memudahkan dalam proses konsultasi.

Dokumentasi :

Referensi peraturan BPOM No. 04 Tahun


Rancangan aktualisasi
2018

21
2. Membuat konsep tentang optimalisasi tata kelola penyimpanan obat
LASA pada apotek dan gudang farmasi puskesmas
Dari dasar bahan yang sudah terkumpul penulis membuat konsep tentang
optimalisasi tata kelola penyimpanan obat LASA pada apotek dan gudang
farmasi puskesmas, penulsi membuat konsep agar mempermudah dalam
penyampaian informasi mengenai rancangan aktualisasi penulis, tahapan
kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10 oktober 2019 pada pukul 9.00 WITA
bertempat di puskesmas sebakung taka. Penulis membuat konsep rancangan
aktualisasi ini agar kegiatan penyampaian informasi dan konsultasi berjalan
efektif (Komitmen Mutu), output hasil yang didapatkan dari tahapan
kegiatan ini adalah tersedianya konsep tentang kegiatan aktualisasi yang
akan dilakukan.
Dokumentasi :

Konsep Rancangan Aktualisasi

22
3. Meminta waktu dan mengatur jadwal kepada pimpinan untuk konsultasi
Dalam melaksanakan kegiatan ini dilakukan pada saat seluruh pegawai kerja
bakti untuk mempersiapkan akreditasi puskesmas dan hampir seluruh
pegawai sangat sibuk termasuk bapak Supiansyah, SKM sebagai pimpinan
puskesmas, maka dari itu hal pertama yang penulis lakukan adalah
menunggu waktu yang pas untuk meminta waktu untuk berkonsultasi
sehingga tidak mengganggu waktu kerja beliau, dan didapatlah waktu yang
pas untuk meminta waktu konsultasi pada luar waktu jam kerja yaitu setelah
sholat jum’at, tepatnya pada pukul 13.00 WITA tanggal 11 oktober 2019 di
ruangan Pimpinan puskesmas. Dan terwujudnya kesepakatan jadwal yaitu
pada saat itu juga. penulis meminta waktu dan mengatur jadwal dengan
pimpinan puskesmas secara santun (Etika Publik). Output hasil yang
didapatkan adalah terjadinya komunikasi dalam menetukan jadwal konsultasi.
Dokumentasi :

4. Melakukan konsultasi
Penulis melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas pada hari dan waktu
yang sama paad saat meminta waktu konsaultasi yaitu pada tanggal 11
oktober 2019 pada pukul 13.05 WITA di ruangan Pimpinan Puskesmas,
penulis memulai konsultasi dengan menjelaskan Rancangan Aktualisasi,
menjelaskan apa itu LASA, menjelaskan peraturan yang terkait LASA pada
fasilitas kesehatan, menjelaskan konsep kegiatan dan meminta usul
tambahan dari konsep yang diberikan kepada pimpinan puskesmas meminta
dukungan untuk kelancaran kegiatan, dan meminta saran dari pimpinan.

23
Penulis menyampaikan informasi dan melakukan konsultasi secara jelas
(Akuntabilitas). Output hasil dari tahapan kegiatan ini adalah terlaksananya
konsultasi dengan pimpinan sehingga ijin, dukungan dan saran didapatkan
dari pimpinan.
Dokumentasi :

24
5. Mendengar dan mencatat arahan pimpinan
Penulis mendengarkan dan mencatat arahan dari pimpinan pada tanggal
yang sama dengan melakukan konsultasi dengan cermat, penulis melakukan
pencatatan arahan dari pimpinan merupakan tanggung jawab
(akuntabilitas) dalam melaksanankan kegiatan aktualisasi kedepannya,
Output Hasil yang didapat adalah tersedianya catatan sebagai bahan bukti
telah terlaksananya konsuktasi dan untuk bahan pembelajaran untuk penulis.
Dokumentasi :

Mendengar dan mencatat arahan dari pimpinan


puskesmas

Catatan Konsultasi

25
6. . Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi

Dengan melakukan konsultasii dan mendapatkan persetujuan pimpinan


maka saya telah berkontribusi terhadap misi oragnisasi saya yaitu
“Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia” demi terwujudnya
visi “masyarakat sehat, mandiri dan sejahtera secara adil dan merata”

7. Penguatan Terhadap Nilai Organisasi

Dengan melakukan konsultasi dengan sopan dan mendapatkan


persetujuan pimpinan maka saya telah memberikan penguatan terhadap tata
nilai organisasi yaitu “Amanah dan bertanggung jawab dalam bertugas”

8. Analisis Dampak Positif

Melakukan konsultasi dengan pimpinan merupakan bentuk penerapan dari


nilai Akuntabilitas, Etika publik dan Komitmen mutu, hal ini memudahkan penulis
untuk melaksanakan setiap tahap kegiatannya dan berdampak kepada
berjalannya komunikasi dengan baik dan efektif, karena dengan bahan dan
konsep yang telah dibuat dan menggunakan bahasa yang santun dapat
memudahkan dalam penyampaian informasi dan mendapatkan uman balik dari
pimpinan, karena hal itu penulis mendapatkan izin, dukungan moril serta saran
untuk mengerjakan kegiatan dengan baik.

26
4.2 Membuat Draft SOP pengelolaan obat LASA

1. Mendiskusikan dengan petugas farmasi


Kegiatan selanjutnya yang saya lakukan adalah membuat Draft SPO tujuan
draft SPO dibentuk adalah untuk menjaga konsistensi petugas farmasi dalam
mengelola obat LASA dan untuk meminimalkan atau meniadakan kesalahan
pengambilan dan pemberian obat kepada pasien. Penulis melakukan diskusi
dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang optimalisasi pengelolaan obat
lasa setelah itu penulis berdiskusi dengan petugas farmasi untuk menentukan
poin-poin dari SPO yaitu berupa pengertian, tujuan, referensi dan prosedur
dari SPO tepatnya pada pukul 13.00 wita 14 oktober 2019 di Apotek
puskesmas sebakung taka. Penulis menentukan poin inti dari SOP secara
jelas dan terperinci (Akuntabilitas), Output hasil dari tahapan kegiatan ini
adalah ditentukannya poin-poin inti dari SOP secara jelas dan terperinci
maksudnya adalah poin yang tertera dalam SOP tidak multi tafsir dan mudah
dipahami, .
Dokumentasi :

Saat berdiskusi dengan petugas farmasi


Catatan poin-poin dari SPO yang telah
disepakati

27
2. Melakukan penyusunan draft SOP
setelah diskusi selesai penulis menyusun draft SPO berdasarkan hasil diskusi
dan mengetik draft SPO tersebut kedalam komputer pada pukul 22.43 wita 14
Oktober 2019 dirumah penuls, setelah itu penulis mencetak draft SPO
keesokan harinya di ruangan TU puskesmas. Penulis melakukan
penyusunan draft SOP berdasarkan hasil diskusi (nasionalisme) dan
referensi peraturan yang berlaku (Etika Publik), Output hasil dari tahapan
kegiatan ini adalah tersusunnya poin-poin dari SOP berdasarkan diskusi yaitu
mendengarkan pendapat dari sesama petugas farmasi, dan berdasarkan
peraturan yang berlaku sehingga SOP berdasarkan referensi yang memang
dapat dipertanggung jawabkan,
Dokumentasi :

Saat melakukan pengetikan SPO

3. Meminta persetujuan Pimpinan Puskesmas


Kegiatan ini diawali dengan penulis memperlihatkan SOP yang telah dicetak
kepada pimpinan puskesmas, dan menjelaskan tentang SOP LASA lalu
meminta persetujuan dan tanda tangan dari kepala puskesmas pada pukul
14.00 wita 17 Oktober 2019 bertempat di ruangan Pimpinan Puskesmas. Penulis
meminta persetujuan dari pimpinan puskesmas sebagai bentuk tanggung
jawab dalam menjalankan aktualisasi ini (Akuntabilitas). Output hasil dari
tahapan kegiatan ini adalah pimpinan mengetahui perkembangan aktualisasi
yang dilakukan dan penilaian terhadap SOP yang telah dibuat apakah sudah
benar atau ada tambahan dan terlaksanannya permintaan persetujuan kepada

28
pimpinan puskesmas dan telah resmi draft SOP bisa dijalankan karena telah di
setujui oleh pimpinan puskesmas.
.
Dokumentasi :

Pimpinan Puskesmas membaca sop dan memastikan SPO


telah dibuat dengan benar

Pimpinan Puskesmas setuju, dan menandatangani SPO

29
SPO yang telah disetujui oleh pimpus

4. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi

Dengan terlaksananya pembuatan draft SOP tentang pengelolaan obat


LASA maka saya telah berkontribusi terhadap misi organisasi saya yaitu
“Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia” demi terwujudnya
visi “masyarakat sehat, mandiri dan sejahtera secara adil dan merata).

30
5. Penguatan Terhadap Nilai Organisasi
Dengan terlaksananya pembuatan draft SOP tentang pengelolaan obat
LASA saya telah memberikan penguatan terhadap tata nilai organisasi yaitu
(andal dan professional dalam bekerja)

6. Analisis Dampak Positif

Melakukan pembuatan draft SPO pengelolaan obat lasa adalah bentuk


dari penerapan nilai Akuntabilitas Etika Publik dan Nasionalisme hal ini
memudahkan penulis untuk melaksanakan setiap tahap kegiatannya dan
berdampak kepada kemudahan dalam penyusunan Draft SPO karena SPO
disusun berdasarkan hasil diskusi sehingga poin-poin yang ditentukan bersifat
terperinci dan SPO juga disusun berdasarkan referensi yang berlaku, SPO juga
telah mendapat persetujuan dari pimpinan puskesmas sehingga kedudukan
SPO sekarang menjadi kuat dan isi dari SPO bisa diterapkan untuk
memperlancar optimalisasi pengelolaan obat LASA.

4.3 Membuat daftar obat LASA

1. Membuat daftar tertulis obat-obat apa saja yang terlihat sama dan
terdengar sama untuk dicetak
Dengan terbentuknya draft SOP maka hal selanjutnya yang penulis lakukan
adalah membuat daftar obat apa saja yang termasuk ke dalam LASA atau
obat apa saja yang memiliki resiko tertukar yang tinggi, pertama-tama penulis
melihat susunan obat satu persatu dengan teliti lalu mencatat manual di
kertas, lalu penulis ketik ulang dikomputer dan penulis cetak tanggal 16
Oktober 2019 pukul 09.00-10.00 wita. Dalam membuat daftar obat-obat lasa
penulis akan benar-benar melihat obat mana yang memiliki resiko tertukar
pada saat pemberian obat kepada pasien, untuk meminimalisir kesalahan
yang berdampak pada meningkatkan efektifitas kerja (Komitmen Mutu),
Output hasil yang didapat dari tahaoan kegiatan ini adalah terlaksananya
penyusunan daftar obat-obat LASA yang memiliki potensi tertukar yang tinggi,
agar mudah dalam pengelolaan obat lasa untuk kegiatan selanjutnya.
Dokumentasi :

31
Melihat susunan obat, obat apa saja Mencatat obat apa saja yang termasuk
yang termasuk LASA (contoh salah satu kedalam lasa
obat LASA)

Mengetik Daftar Obat Lasa yang sudah ditulis

32
Mencetak daftar obat LASA Datar obat lasa yang sudah dicetak

2. Menempelkan daftar obat lasa pada dinding gudang farmasi dan apotek
puskesmas
setelah itu penulis menempelkan daftar yang telah dicetak pada dinding
apotek dan gudang farmasi. kegiatan ini penulis lakukan pada tanggal 16
Oktober 2019 Pukul 10.30. Penulis menempel daftar tersebut pada dinding
untuk memudahkan petugas dalam melihat daftar obat-obat lasa dan
petugas dapat mengingatkan kewaspadaan agar selalu berhati-hati dalam
bekerja dan disiplin dalam pengambilan obat lasa (Akuntabilitas), output
hasil dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya informasi tertulis mengenai
daftar obat lasa yang dapat dilihat didinding apotek dan gudang farmasi
puskesmas sebakung taka.

33
Dokumentasi :

Menempel daftar obat LASA pada dinding Menempel daftar obat LASA pada dinding
Gudang Farmasi Apotek

3. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Dengan adanya bahan informasi tertulis mengenai obat-obat LASA maka
saya telah berkontribusi terhadap misi organisasi saya yaitu “Meningkatkan
profesionalisme sumber daya manusia” demi terwujudnya visi “masyarakat
sehat, mandiri dan sejahtera secara adil dan merata”
4. Penguatan Terhadap Nilai Organisasi
Dalam pembuatan informasi tertulis mengenai obat-obat LASA saya telah
memberikan penguatan terhadap tata nilai organisasi yaitu (andal dan
professional dalam bekerja)
5. Analisis Dampak Positif

Melakukan pembuatan daftar obat LASA adalah bentuk dari penerapan


nilai Akuntabilitas dan komitmen mutu hal ini memudahkan penulis untuk
melaksanakan setiap tahap kegiatannya dan berdampak kepada kemudahan
petugas dalam melihat daftar obat apa saja yang termasuk obat LASA sehingga
petugas dapat waspada dalam setiap pengambilan obat dan mengefektifitaskan
dalam meminamilisir kesalahan pemberian obat.

34
dan dapa diskusi sehingga poin-poin yang ditentukan bersifat terperinci dan
SPO juga disusun berdasarkan referensi yang berlaku, SPO juga telah
mendapat persetujuan dari pimpinan puskesmas sehingga kedudukan SPO
sekarang menjadi kuat dan isi dari SPO bisa diterapkan untuk memperlancar
optimalisasi pengelolaan obat LASA.

4.4 Membuat dan menempelkan stiker LASA dan Double Check warna.

1. Membuat stiker LASA


Penulis menentukan bentuk dan warna desain stiker LASA berdasarkan
peraturan bpom yaitu mudah terlihat dan menarik mata dan mengikuti stiker
LASA yang beredar di fasilitas kesehatan lainnya, yaitu dengan bentuk bulat
berwarna kuning dan font warna merah kegiatan dilakukan pada tanggal 22
Oktober pada pukul 17.00 wita. Dari penjelasan kegiatan diatas penulis
menentukan bentuk desain stiker LASA sesuai dengan contoh dan aturan
yang berlaku (Etika Publik), dari penerapan niai tersebut| stiker dapat
mengikuti aturan yang sudah ada dan dapat dilihat familiar oleh petugas
farmasi. Output hasil dari tahapan kegiatan ini adalah terlaksananya
pembuatan desin stiker LASA dan siap untuk dicetak.
Dokumentasi :

Proses pembuatan stiker LASA

35
2. Membuat stiker Double Check berwarna
Penulis membuat stiker Double Check dengan bentuk segi lima dan
berwarna, total penulis membuat 9 warna karena menyesuaikan dengan
daftar warna yang sudah ditentukan pada daftar obat LASA. Pada tanggal 22
Oktober pada pukul 17.00 WITA, fungsi dari penulis membuat stiker double
check ini adalah peringatan bagi petugas farmasi saat hendak mengambil
obat karena pasangan mirip nya ditempelkan dengan warna yang sama dan
petugas bisa melihat kembali benar-benar apakah yang diambil sesuai
dengan yang ada diresep misal di resep tertera amoxcycilin 250 mg dan
petugas ingin mengambil obat tersebut maka otomatis petugas farmasi
melihat ke pasangan amoxycilin yang sama yaitu amox 250 dan amox 500
dan sudah berstiker warna yang sama maka otomatis petugas farmasi
merasa diperingatkan oleh stiker tersebut untuk melihat ulang mana obat
yang harus diambil. Dari penjelasan diatas penulis dalam membuat design
stiker double check agar efektif dalam meminimalisir kesalahan dan dapat
terlihat oleh petugas (Komitmen Mutu), dari penerapan nilai tersebut petugas
dapat benar-benar berhati-hati dan dapat meminimalisir kesalahan dalam
pelayanan kepada pasien. Output hasil dari tahapan kegiatan terlaksananya
pembuatan desin stiker Double Check dan siap untuk dicetak.
Dokumentasi :

Proses pembuatan stiker Double Check

36
3. Mencetak menggunakan kertas stiker
Kegiatan dimulai dengan penulis membeli kertas stiker untuk dicetak pada
tanggal 23 oktober pada pukul 14.00 setelah itu penulis mencetak manual
stiker LASA dan stiker Double Check di ruang TU puskesmas sebakung taka
pada tanggal 24 Oktober pada pukul 11.00 setelah itu saya memotong-
motong stiker sesuai dengan bentuk stiker. sebenarnya stiker LASA ini
banyak dijual di toko online tetapi untuk mengefisienkan biaya penulis
memilih cara mencetaknya secara manual (Komitmen Mutu)., Output hasil
tersedianya stiker yang telah siap untuk ditempelkan dengan biaya efisien.
Dokumentasi :

Proses mencetak stiker LASA dan Double Check

Hasil cetak stiker Proses pemotongan kertas stiker

37
Stiker siap ditempelkan

4. Menempelkan stiker pada kotak/rak obat pada gudang farmasi dan


apotek puskesmas
Setelah stiker siap lalu penulis menempelkannya pada kotak/rak obat di
apotek, stiker LASA ditempelkan untuk setiap obat yang termasuk daftar obat
LASA, untuk stiker Double Check penulis menempelkannya dengan mengikuti
pasangan pada dafar obat lasa yaitu satu warna pada tiap pasangan obat
agar mudah dalam membedakan obat pada tanggal 25 oktober pukul 09.16
begitu juga dengan gudang obat yaitu dilakukan pada tanggal 26 oktober
pukul 09.00. Penulis menempelkan pada kotak/rak obat dengan teliti dan
cermat (Akuntabilitas). yang didapatkan dari penerapan nilai teliti dan
adalah efektif dalam waktu pengerjaan, karena dapat mencegah kesalahan
berulang, Output hasil dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya stiker
yang sudah ditempelkan sebagai rambu untuk berhati-hati dalam
pengambilan obat LASA.

38
Dokumentasi:

Proses penempelan stiker LASA dan stiker Double Check pada apotek

39
Proses penempelan stiker LASA dan stiker Double Check pada Gudang farmasi

40
5. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi

Dengan diadakannya stiker pengingat obat LASA dan Stiker Double


Check maka pencegahan kesalahan pada tertukarnya pemberian obat dapat
diatasi. maka saya telah berkontribusi terhadap misi organisasi saya yaitu
“Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat” demi terwujudnya visi “masyarakat sehat, mandiri dan
sejahtera secara adil dan merata”.

6. Penguatan Terhadap Nilai Organisasi

Dalam diadakannya stiker pengingat obat LASA dan Stiker Double Check
ini maka saya telah memberikan menguatkan terhadap tata nilai (Aman.
setiap tindakan dijamin keamanannya)

7. Analisis Dampak Positif

Melakukan pembuatan dan penempelan stiker obat LASA adalah bentuk


dari penerapan nilai Akuntabilitas, Etika Publik dan komitmen mutu hal ini
memudahkan penulis untuk melaksanakan setiap tahap kegiatannya dan
berdampak kepada minimnya kesalahan pada saat pemberian obat karena
sudah ada rambu yang berbentuk stiker yang telah ditempelkan pada tiap-tiap
obat LASA, dan petugas dapat berhati-hati saat pengambilan obat. Sehingga
masyarakat mendapatkan obat yang tepat sasaran

4.5 Melakukan penyusunan obat dengan cara memisahkan obat yang termasuk
LASA

1. Menyusun obat berdasarkan abjad


Dengan ditempelkannya stiker LASA dan stiker Double Check maka penulis
melanjutkan kegiatan dengan menyusun obat secara abjad. Di puskesmas
sebakung taka banyak obat yang terbolak balik tidak sesuai abjad dan
memperlambat dalam pengambilan obat maka dari itu kegiatan ini penulis
lakukan. Pertama tama peulis mengatur apotek tepatnya pada tanggal 25
oktober pada pukul 10.15 wita dan keesokan harinya pada gudang farmasi
tangal 26 oktober pada pukul 10.00 WITA. penulis menyusun obat

41
berdasarkan abjad agar mempermudah, meminimalisir kesalahan dan
mengefisienkan waktu pengambilan obat (Komitmen Mutu).. Output hasil
yang didapat dari tahapan kegiatan ini adalah tersusunnya obat berdasarkan
abjad

Dokumentasi :

Proses Penyusunan obat berdasarkan abjad di Apotek

Proses Penyusunan obat berdasarkan abjad di Gudang farmasi

2. Memisahkan obat LASA dengan mengantarai pasangan obat dengan


obat lain
Penulis mengantarai pasangan obat yang termasuk lasa untuk
mencegah dalam potensi obat LASA tertukar, teknis pengerjaannya adalah
penulis memisahkan obat yang termasuk LASA dengan cara menempatkan
obat lain diantara pasangan obat LASA yang sama warna stiker Double

42
Checknya pada tanggal 25 oktober pada pukul 10.45. setelah kegiatan di
apotek selesai maka keesokan harinya saya melanjutkannya dengan tahapan
yang sama di gudang farmasi pada kegiatan dimulai pukul 10.45 WITA.
Penulis memisahkan obat yang termasuk lasa sebagai pembeda dalam
peletakan di gudang dan apotek, sebagai bentuk dari efektifitas kerja
(Komitmen mutu penerapan nilai diatas petugas farmasi dapat dengan
mudah membedakan obat-obat yang termasuk LASA. Output hasil yang
didapat dari tahapan kegiatan ini adalah tersusunnya obat-obat lasa dengan
meletakan obat lain diantaranya, agar meminimalisir kesalahan pengambilan
obat.
Dokumentasi :

Proses Pemisahan Obat Lasa


dengan meletakkan obat lain di
antara pasangan obat yang mirip di
Gudang Farmasi

43
Proses Pemisahan Obat Lasa dengan meletakkan obat lain di antara
pasangan obat yang mirip di Apotek

44
3. . Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Dengan Melakukan penyusunan obat dengan cara memisahkan obat yang
termasuk LASA untuk meminimalisir kesalahan pada saat pengambilan obat
LASA, maka saya telah berkontribusi terhadap misi organisasi saya yaitu
“Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat” demi terwujudnya visi “masyarakat sehat, mandiri dan
sejahtera secara adil dan merata“.

4. Penguatan Terhadap Nilai Organisasi


Dalam melakuan penyusunan obat LASA ini, maka saya telah
memberikan menguatkan terhadap tata nilai (Aman. setiap tindakan dijamin
keamanannya)
5. Analisis Dampak Positif

Melakukan penyusunan obat dengan cara memisahkan obat yang


termasuk LASA adalah bentuk dari penerapan nilai Komitmen Mutu hal ini
memudahkan penulis untuk melaksanakan setiap tahap kegiatannya dan
berdampak kepada efisiennya waktu pelayanan karena tataletak obat LASA
dapat dibedakan dengan mudah, dan efektif dalam meminimalisirkan kesalahan
pemberian obat LASA.

45
4.6 Melakukan Monitoring

1. Memantau berjalannya SOP


Setelah semua kegiatan berjalan maka hal yang selanjutnya penulis
lakukan adalah melakukan monitoring, monitoring dilakukan agar melihat
apakah kegiatan berjalan sesuai SOP yang telah dibuat, pada kegiatan ini,
monitoring tidak dilakukan oleh penulis sendiri, karna penilaian bisa menjadi
tidak objektif, maka penulis meminta bantuan kepada kepala audit internal
Puskesmas Sebakung Taka yaitu ibu Yessi untuk melakukan monitoring SOP
yang telah dibuat. Penulis meminta bantuan kepada ketua tim audit pada
tanggal 8 november 2019 pukul 08.00 di ruangan KIA dengan sopan (Etika
Publik), lalu penulis menjelaskan tentang apa itu obat LASA dan apa
akibatya jika obat LASA tidak dikelola dengan baik, setelah penjelasan
dilakukan dan dipelajari oleh ketua tim audit maka monitoring dilakukan pada
hari itu juga tanggal 08 November pada pukul 09.00, monitoring dilakukan
dengan cara wawancara dan observasi langsung, hasil dari monitoring adalah
semua kegiatan berjalan sesuai dengan SOP secara konsisten
(Akuntabilitas), dari penerapan nilai tersebut SOP itu sendiri dibuat sebagai
standar suatu pekerjaan maka memang seharusnya SOP dikerjakan secara
konsisten untuk menjaga konsistensi mutu pelayanan. Output hasil yang
didapatkan dari tahapan kegiatan ini adalah terlaksananya monitoring SOP
pengelolaan obat LASA dan dicapai hasil semua kegiatan pengelolaan obat
lasa berjalan sesuai SOP

46
Dokumentasi :

Meminta bantuan kepada ketua tim audit


internal puskesmas sebakung taka untuk
melakukan monitoring SOP

Saat monitoring dilaksanakan

47
2. Melaporkan kepada pimpinan Puskesmas Sebakung Taka tentang
kegiatan yang sudah dilaksanakan
Setelah itu penulis melaporkan kepada pimpinan puskesmas bahwa
semua kegiatan pengoptimalan tata kelola penyimpanan obat LASA telah
diakukan dan sudah berjalan sesuai SOP pada tanggal 11 November 2019,
pukul 13.15 WITA. Penulis melaporkan hasil monitoring dan penyelesaian
kegiatan kepada Pimpinan puskesmas Sebagai tanggung jawab
(Akuntabilitas) penulis dalam melaksankan tugas.. Output hasil dari kegiatan
ini adalah terlaksananya pelaporan kegiatan kepada pimpinan, dan pimpinan
mengetahui perkembangan aktualisasi penulis.
Dokumentasi :

Saat pelaporan hasil monitoring kepada pimpinan

3. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Dengan Melakukan monitoring pengelolaan obat LASA, maka saya telah
berkontribusi terhadap misi organisasi saya yaitu “Meningkatkan
profesionalisme sumber daya manusia” demi terwujudnya visi “masyarakat
sehat, mandiri dan sejahtera secara adil dan merata”

48
4. Penguatan Terhadap Nilai Organisasi
Dengan Melakukan monitoring pengelolaan obat LASA maka saya telah
memberikan menguatkan terhadap tata nilai (Andal dan profesional dalam
bekerja)
6. Analisis Dampak Positif

Melakukan Monitoring adalah bentuk dari penerapan nilai Akuntabilitas hal


ini memudahkan penulis untuk melaksanakan setiap tahap kegiatannya dan
berdampak kepada konsistennya pengelolaan obat LASA oleh petugas farmasi
karena adanya monitoring berdasarkan SPO yang dibuat dan hasil dari
monitoring tersebut dilaporkan kepada Pimpinan Puskesmas.

efisiennya waktu pelayanan karena tataletak obat LASA dapat dibedakan


dengan mudah, dan efektif dalam meminimalisirkan kesalahan pemberian obat
LASA.

49
BAB V

A. Kesimpulan
Dalam penerapan aktualisasi habituasi yang penulis lakukan, penulis
mendapatkan kesimpulan bahwa pentingnya optimalisasi Optimalisasi tata
kelola penyimpanan obat LASA ( Look A Like Sound A Like) dengan
penambahan SOP dan penandaan stiker berwarna pada gudang farmasi dan
apotek di UPTD Puskesmas sebakung taka diterapkan, dimana sebelum
adanya aktualisasi habituasi dilakukan tata letak susunan obat di apotek dan
gudang farmasi belum disusun sesuai alfabetish dan belum ada sama sekali
penanganan khusus seperti untuk obat-obatan yang terdengar sama dan
terlihat sama penyebutannya seperti pembuatan draft SPO tentang
pengelolaan obat LASA, mendaftar obat apa saja yang termasuk obat-obatan
LASA, pelebelan stiker LASA dan Double Check, dan tata letak yang sesuai
yaitu meletakan obat lain diantara pasangan obat yang termasuk LASA yang
dapat mengakibatkan kesalahan atau tertukarnya pemberian obat kepada
pasien. Setelah adanya aktualisasi habituasi optimalisasi pengelolaan obat
LASA di Puskesmas Sebakung Taka yang penulis lakukan dengan
menerapkan mata pelatihan tentang nilai-nilai ANEKA ( Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) saat LATSAR
petugas setempat merasakan adanya perubahan yang lebih baik, petugas juga
sudah lebih berhati-hati pada saat pengambilan obat, dimana sebelumnya
belum ada rambu hati-hati seperti stiker yang sudah ditempelkan oleh penulis.
Kegiatan ini diharapkan dapat terus berjalan demi peningkatan mutu pelayanan
di Puskesmas Sebakung Taka.

50
B. RTL ( RENCANA TINDAK LANJUT)
Rencana tindak lanjut sebagai berikut :
1. Memantau penyususnan obat pada saat penerimaan barang, apakah petugas
menyusun secara alfabetish atau tidak
2. Memantau pelebelan pada obat yang termasuk LASA, apakah petugas sudah
memberi label pada obat yang termasuk LASA.
3. Memantau berjalannya SPO 6 bulan sekali, pemantauan pengelolaan LASA
dipatau setiap 6 bulan sekali
4. Mengajukan anggaran pengadaan label stiker LASA dan stiker Double Check
warna

51
LAMPIRAN

KEGIATAN 1

Referensi peraturan BPOM No. 04 Tahun 2018 Rancangan aktualisasi

Konsep Rancangan Aktualisasi

52
KEGIATAN 2

53
KEGIATAN 3

Datar obat lasa yang sudah dicetak

KEGIATAN 4

Hasil cetak stiker

54
KEGIATAN 6

Hasil Monitoring

55

Anda mungkin juga menyukai