Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOKIMIA

ENZIM YANG BERPERAN DALAM METABOLISME

OLEH

NAMA : FARIS RISKI


ASPIN HASIBUAN
YOGI PERDANA
HARIS FADILA
KELAS : AGT C

UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA


FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
TA 2018-2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi


maha penyayang , kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat
nya yang telah melimpah kan rahmat dan hidayahnya kepada kami
sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah enzim yang berperan
dalam dalam metabolisme

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini .

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentan ezim


yang berperan dalam metabolisme ini agar bermanfaat untuk penulis
dan juga untuk masyarakat ini dan dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
I. ENZIM PADA TUMBUHAN
1. SEJARAH TENTANG ENZIM
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner (
1926 ) yang telah berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara
pedang. Urease adalah enzimysng dapat menguraikan urea menjadi
CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunits dapat
mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin. Kemudian makin banyak
enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim
tersebut ialah protein.
Dari hasil penelitian para ahli biokim ternyata banyak enzim
mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein
majemuk. Gugus bukan protein ini disebut dengan kofaktor ada yang
terikat kuat pada protein dan ada pula yang tidak terikat kuat oleh
protein.. Gugus terikat kuat pada bagian protein artinya sukar terurai
dalam larutan yang disebut dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu
terikat kuat ( mudah dipisahkan secara dialisis ) disebut dengan
Koenzim. Keduanya ini dapat memungkinkan enzim bekerja terhadap
substrat.
2. PENGERTIAN ENZIM
Enzim ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan
ikut beraksi didalamnya sedang pada saat akhir proses enzim akan
melepaskan diri seolah – olah tidak ikut bereaksi dalam proses
tersebut.
Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung
dengan baik dalam tubuh makhluk hidup karena adanya katalis yang
mampu mempercepat reaksi. Koenzim mudah dipisahkan dengan
proses dialisis.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan
reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator
anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim
adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik
adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan
organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).

3. PERBEDAAN ENZIN DENGAN KATALISATOR

Katalisator bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat


reaksi yang dapat digunakan berulang - ulang ( satu katalisator mampu
mereaksikan 2 atau 3 bahkan lebih reaksi)
Enzim bersifat lebih spesifik hanya digunakan untuk satu
reaksi saja ( satu enzim hanya untuk satu reaksi)

4. METABOLISME TUMBUHAN

Tumbuhan juga mengahasilkan senyawa metabolit sekunder


yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari serangan serangga,
bakteri, jamur dan jenis patogen lainnya serta tumbuhan itu mampu
menghasilkan vitamin untuk kepentingan tumbuhan itu sendiri serta
hormon – hormon yang merupakan sarana bagi tumbuhan untuk
berkomunikasi antara organnya atau jaringannya dalam
mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan
perkembangannya.
Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan
yang terdiri dari anabolisme ( pembentkan senyawa yang lebih besar
dari molekul – molekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati,
selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan
energi).Sedang katabolisme merupakan senyawa dengan molekul
yang besar membentuk senyawa – senyawa dengan molekul yang
lebih kecil dan menghasilkan energi.
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan – lintasan
metabolik yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur
kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator
dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator
inilah yang disebut denagn enzim yang mampu mempercepat laju
reaksi yang berkisar antara 108 sampai 1020.

5. SIFAT – SIFAT ENZIM


Sifat-sifat enzim adalah sebagai berikut:

1 Biokatalisator
Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.

2 Termolabil
Enzim mudah rusak bila dipanaskan sampai dengan suhu tertentu.

3 Merupakan senyawa protein

4 Bekerja secara spesifik.Satu jenis enzim bekerja secara khusus


hanya pada satu jenis substrat. Misalnya enzim katalase menguraikan
Hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2),
sedangkan enzim lipase menguraikan lemak + air menjadi gliserol +
asam lemak.

F. SUSUNAN ENZIM

Secara kimia, enzim yany lengkap (holoenzim) tersusun atas 2 bagian


yaitu:

1. Bagian protein disebut Apoenzim yang bersifat labil ( mudah


berubah) yang dipengaruhi oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian yang bukan protein yang disebut dengan gugus prostetik (
gugusan aktif) yang berasal dari kofaktor.

G. KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR 3-DIMENSI ENZIM

Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen


utama penyusunnya dan bebrapa enzim hanya terbentuk dari molekul
protein dengan tanpa adanya penambahan komponen lain. Protein
lainnya seperti Sitokrom yang membawa elektron pada fotosintesis
dan respirasi tidak pula dapat digolongkan sebagai enzim. Selain itu,
protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai bahan
cadangan untuk digunakan dalam proses perkecambahan biji.

Protein hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang


menggumpal membentuk suatu struktur yang bulat atau sperikal,
contohnya ribonuklease. Setiap rantai polipeptida atau molekul protein
secara sponstan akan membentuk konfigurasi dengan energi bebas
terendah.

Dalam sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang


akan mengumpul pada bagian dalam, sedang pada permukaan molekul
protein atau enzim asan amino bersifat hidrofilik.

H. KOMPERTEMENTASI ENZIM

Enzim – enzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada


kloroplas. Enzim yang berperan penting dalam respirasi aerobik
terdapat pada mitokondria, sedang enzim respirasi lainnya terdapat
dalam sitosol.
Kompertemenisasi enzim akan meningkat edisiensi banyak proses
yang beralngsung di dalam sel, karena :
1. Reaktan tersedia pada tempat dimana enzim tersedia.
2. Senyawa akan dikonversi dikirim ke arah enzim yang berperan
untuk menghasilakn produk sesuai yang dikehendaki dan tidak
disimpangkan pada lintasan yang lain. Akan tetapi kompartemenisasi
ini tidak bersifat absolut.
I. FUNGSI SPESIFIK, NOMENKLATUR dan
PENGGOLONGAN ENZIM.
a. Fungsi Enzim
Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun di luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis
yang sangan efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.
b. Tata nama dan Kekhasan Enzim
Setiap enzim disesuaikan dengan nama substratnya dengan
menambahkan “ase” dibelakangnya.

Kekhasan enzim asam amino sebagai substrat dapat mengalami reaksi


berbagai enzim.
c.Penggolongan Enzim
Enzim dapat digolongkan ke dalam 6 golongan yaitu :
1. Oksidoreduktase terdapat dua enzimyaitu dehidrogenase dan
oksidasi
2. Transferase yaitu enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa lain
3. Hidrolase yaitu sebagai katalis reaksi hidrolisis
4. Liase berperan dalam proses pemisahan
5. Isomerase bekerja pada reaksi intramolekuler
6. Ligase bekerja pada penggabungan dua molekul
J. CIRI- CIRI ENZIM
Ciri – ciri dari enzim ialah sebagai berikut :
1. Merupakan sebuah protein,
Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat menggumpal dalam
suhu tinggi dan terpengaruh oleh temperatur.
2. Bekerja secara khusus
Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak dapat
digunakan dalam beberapa reaksi.
3. Dapat digunakan berulang kali
Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah
pada saat terjadi reaksi.
4. Rusak oleh panas
Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya
bertahan pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan
denaturasi,
5. Dapat bekerja bolak – balik

Artinya satu enzim dapat menguraikan satu senyawa menjadi senyawa


yang lain.
K. ISOZIM
Isozim atau Iso-enzim adalah dalam suatu campuran terdapat
lebih dari satu enzim yang dapat berperan dalam suatu substrat untuk
memberikan suatu hasil yang sama.
Keuntungan bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim adalah
karena isozim – isozim tersebut akan memiliki tanggapan yang
berbeda terhadap faltor – faktor lingkungan. Setiap isozim dihadapkan
pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing – masing berperan
pada posisi yang berbeda dalam lintasan metabolic.

L. CARA KERJA ENZIM


Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika
suau molekul substrat menumbuk molekul enzim yangtepat maka
akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat
pada enzim disebut dengan sisi aktif.
Ada dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1 Teori kunci dan gembok
Teori ini diusulkan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori
ini, enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki
bentuk geometri komplemen yang sama persis sehingga bisa saling
melekat.
2 Teori ketepatan induksi
Teori ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut
teori ini, enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan
struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai
substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim
berubah bentuk untuk menyerupai substrat.

M. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:


1 Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada
batas maksimalnya. Untuk hewan misalnya, batas tertinggi suhu
adalah 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi
rusak. Sedangkan untuk tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah
25ºC.
2 pH
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya.
Ada enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga
yang bekerja secara optimal pada kondisi basa.
3 Konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja
enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4 Konsentrasi enzim
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja
enzim.
5 Adanya aktivator
Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim.
6 Adanya inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor ini
terdiri dari :
Hambatan Reversibel
Yang disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau
modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul
enzim. Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing dan
hambatan tidak bersaing. Hambatan bersaing disebabkan karena
adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula
membentuk kompleks yaitu kompleks enzim inhibitor (EI), sedang
hambatan tidak bersaing ini tidak dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut
inhibitor tidak bersaing.
Hambatan tidak Reversibel
Hambatan tidak reversible ini terjadi karena inhibitor bereaksi
tidak reversible dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga
mengakibatkan berubahnya bentuk enzim.
Hambatan Alosterik
Hambatan ruang karena enzim tersebut tidak berbentuk
hiperbola seperti enzim – enzim ang lain tetapi akan terjadi grafik
yang berbentuk sigmoida.

II. RESPIRASI PADA TUMBUHAN


A. PENGERTIAN RESPIRASI

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah


senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun
demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana
substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai
oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat
respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam
respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan
yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan
menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah
intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan
dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan
oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak
kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan.

Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi dapat


dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan
oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau
biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak
menggunakan oksigen namun bahan bukunya adalah seperti
karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa
karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat
dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang
penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti
glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein
(digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi
yang terjadi dalam proses respirasi.
ü Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 +
Energi
(glukosa)
B. REAKSI PADA RESPIRASI
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi,
melalui tiga tahap :

1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.

1. Glikolisis:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
- molekul asam piravat.
- molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
- molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat
merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2
dan H2O serta energi kimia
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa
sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di
dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan
dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan
terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke
luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada
peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
C. PROSES AKSEPTOR ATP
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai
berikut:
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
D. MANFAAT RESPIRASI
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat
tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses
pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka
dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai
”Building Block”.
Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam
amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat
karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak,
sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa
aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan
H2O, hal ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun
bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak
keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa
substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O,
sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama
di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap
dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses
respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan
E. LAJU RESPIRASI
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman
merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan
dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang
tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan
mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ
pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di
udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat
terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini
tergantung pada masing-masing spesies.
Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing
spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan
yang sedang dalam masa pertumbuhan.
F. PROSES RESPIRASI
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari
lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara
keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan
dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan
difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran
sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan
berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini
karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat
permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan
dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor
elektron. Tahapan yang pertama adalah glikolisis, yaitu tahapan
pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3),
peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan
selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain
itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2
molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.
Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah
menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini
dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob
jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu
molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan
dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Tahapan kedua dari respirasi adalah dekarboksilasi oksidatif,
yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA
(beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di
sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam
sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor
elektron.
Tahapan selanjutnya adalah siklus asam sitrat (daur krebs) yang
terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu
tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai
senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan
dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai
energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan
digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Tahapan terakhir adalah transfer elektron, yaitu serangkaian
reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron).
Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi
ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu
oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi
transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
G. PROSES FOTOSINTESIS DAUN
Proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dapat terjadi dengan
bantuan:
1.sinar matahari,
2.air,
3.garam mineral yang diserap
4.serta karbondioksida dari udara diubah menjadi zat makanan
yang diperlukan.
Energi matahari membantu tumbuhan hijau dalam proses
pembuatan makanannya. Binatang herbivora memakan tumbuhan, lalu
dia dimangsa oleh binatang carnivora (pemakan daging). Bangkai
binatang yang membusuk membentuk zat pengurai yang sangat
diperlukan untuk proses pertumbuhan akar tumbuhan.
Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan udara untuk
membuat makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun pada daun
tanaman menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya
matahari menjadi karbon dioksida dari udara, dan air dari tanah
menjadi makanan yang mengandung gula. Tumbuhan lalu
mengeluarkan oksigen sebagai hasil yang tidak terpakai, walaupun
sebagian digunakan untuk bernapas. Proses ini disebut fotosintesis.
Makanan dapat disimpan di dalam tumbuhan dan digunakan bila
diperlukan. Binatang dan manusia mengambil keuntungan dari
kemampuan tumbuhan dalam membuat makanannya sendiri. Mereka
makan banyak jenis tanaman dan makanan jenis ini menyimpan
makanan juga. Contoh tanaman penghasil zat makanan yaitu:
-Kentang, yang menyimpan tepung.
-Pohon jeruk menghasilkan buah jerukdsb.
Namun ada juga jenis tumbuhan yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri dan tergantung pada tumbuhan lain. Contohnya:
Tanaman saprofit seperti jamur, makanannya berupa sayuran yang
membusuk atau bangkai binatang.
Parasit seperti liana, pertumbuhan awalnya dimulai dari akar di dalam
tanah. Batangnya yang lunak kemudian bercabang dua dan melilit
tanaman inang (induknya) untuk menyerap air dan sari makanan.
Setelah semua kebutuhannya tercukupi, akar aslinya akan mengering
dan mati.
Parasit seperti Rafflesia memperoleh makanannya dari akar tumbuhan
lain. Rafflesia adalah tumbuhan yang tidak mempunyai daun atau
batang. Merupakan bunga terbesar dan bisa mencapai diameter lebih
dari 1 m.
Sebagian besar tumbuhan berdaun hijau. Ini disebabkan
tumbuhan berisi pigmen hijau atau zat warna yang disebut zat hijau
daun (chlorofil). Hanya di bawah permukaan atas dari daun yang
merupakan lapisan-lapisan dari sel-sel khusus, dikenal sebagai sel
pagar. Di dalam masing-masing sel terdapat kotak yang sangat kecil
berbentuk piringan hitam, disebut chloroplast. Chloroplast ini penuh
zat hijau daun.
Gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih
tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi
kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis
•Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air
lebih rendah melewati membran selektif permeabel sampai dicapai
keseimbangan dinamis
Enzim yang berperan dalam metabolisme

Anda mungkin juga menyukai