OLEH
4. METABOLISME TUMBUHAN
1 Biokatalisator
Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2 Termolabil
Enzim mudah rusak bila dipanaskan sampai dengan suhu tertentu.
F. SUSUNAN ENZIM
H. KOMPERTEMENTASI ENZIM
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolisis:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
- molekul asam piravat.
- molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
- molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat
merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2
dan H2O serta energi kimia
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa
sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di
dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan
dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan
terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke
luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada
peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
C. PROSES AKSEPTOR ATP
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai
berikut:
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
D. MANFAAT RESPIRASI
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat
tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses
pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka
dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai
”Building Block”.
Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam
amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat
karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak,
sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa
aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan
H2O, hal ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun
bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak
keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa
substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O,
sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama
di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap
dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses
respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan
E. LAJU RESPIRASI
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman
merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan
dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang
tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan
mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ
pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di
udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat
terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini
tergantung pada masing-masing spesies.
Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing
spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan
yang sedang dalam masa pertumbuhan.
F. PROSES RESPIRASI
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari
lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara
keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan
dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan
difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran
sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan
berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini
karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat
permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan
dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor
elektron. Tahapan yang pertama adalah glikolisis, yaitu tahapan
pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3),
peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan
selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain
itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2
molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.
Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah
menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini
dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob
jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu
molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan
dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Tahapan kedua dari respirasi adalah dekarboksilasi oksidatif,
yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA
(beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di
sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam
sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor
elektron.
Tahapan selanjutnya adalah siklus asam sitrat (daur krebs) yang
terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu
tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai
senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan
dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai
energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan
digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Tahapan terakhir adalah transfer elektron, yaitu serangkaian
reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron).
Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi
ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu
oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi
transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
G. PROSES FOTOSINTESIS DAUN
Proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dapat terjadi dengan
bantuan:
1.sinar matahari,
2.air,
3.garam mineral yang diserap
4.serta karbondioksida dari udara diubah menjadi zat makanan
yang diperlukan.
Energi matahari membantu tumbuhan hijau dalam proses
pembuatan makanannya. Binatang herbivora memakan tumbuhan, lalu
dia dimangsa oleh binatang carnivora (pemakan daging). Bangkai
binatang yang membusuk membentuk zat pengurai yang sangat
diperlukan untuk proses pertumbuhan akar tumbuhan.
Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan udara untuk
membuat makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun pada daun
tanaman menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya
matahari menjadi karbon dioksida dari udara, dan air dari tanah
menjadi makanan yang mengandung gula. Tumbuhan lalu
mengeluarkan oksigen sebagai hasil yang tidak terpakai, walaupun
sebagian digunakan untuk bernapas. Proses ini disebut fotosintesis.
Makanan dapat disimpan di dalam tumbuhan dan digunakan bila
diperlukan. Binatang dan manusia mengambil keuntungan dari
kemampuan tumbuhan dalam membuat makanannya sendiri. Mereka
makan banyak jenis tanaman dan makanan jenis ini menyimpan
makanan juga. Contoh tanaman penghasil zat makanan yaitu:
-Kentang, yang menyimpan tepung.
-Pohon jeruk menghasilkan buah jerukdsb.
Namun ada juga jenis tumbuhan yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri dan tergantung pada tumbuhan lain. Contohnya:
Tanaman saprofit seperti jamur, makanannya berupa sayuran yang
membusuk atau bangkai binatang.
Parasit seperti liana, pertumbuhan awalnya dimulai dari akar di dalam
tanah. Batangnya yang lunak kemudian bercabang dua dan melilit
tanaman inang (induknya) untuk menyerap air dan sari makanan.
Setelah semua kebutuhannya tercukupi, akar aslinya akan mengering
dan mati.
Parasit seperti Rafflesia memperoleh makanannya dari akar tumbuhan
lain. Rafflesia adalah tumbuhan yang tidak mempunyai daun atau
batang. Merupakan bunga terbesar dan bisa mencapai diameter lebih
dari 1 m.
Sebagian besar tumbuhan berdaun hijau. Ini disebabkan
tumbuhan berisi pigmen hijau atau zat warna yang disebut zat hijau
daun (chlorofil). Hanya di bawah permukaan atas dari daun yang
merupakan lapisan-lapisan dari sel-sel khusus, dikenal sebagai sel
pagar. Di dalam masing-masing sel terdapat kotak yang sangat kecil
berbentuk piringan hitam, disebut chloroplast. Chloroplast ini penuh
zat hijau daun.
Gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih
tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi
kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis
•Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air
lebih rendah melewati membran selektif permeabel sampai dicapai
keseimbangan dinamis
Enzim yang berperan dalam metabolisme