Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTIKUM

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN

PENYAKIT KARAT PADA DAUN JAGUNG ( Puccinia polysora )

OLEH

DODI ANGGARA
NPM : 71170713029
GELOMBANG : 2 ( DUA )
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTRA
MEDAN
2019
JURNAL PRAKTIKUM
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN

PENYAKIT KARAT PADA DAUN JAGUNG ( Puccinia polysora )


OLEH
DODI ANGGARA
NPM : 71170713029
GELOMBANG : 2 ( DUA )
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk Untuk Mengikuti Praktikum
Hama Dan Penyakit Tanaman Pangan Dan Perkebunan Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatra Utara
Medan

ASISTEN NILAI
(1. Ali Indra Mustafa S.AGT )
(2. Dwi Prabowo Susilo Raharjo S.AGT ) ( )
(2. M. Firdaus S.AGT )
(3. Nita Dwi Aryani S.AGT )
(4. Melinda Sari )
KOORDINATOR

(Syamsafitri SP. MP. )

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA
MEDAN
2019
PENGENALAN PENYAKIT KARAT DAUN JAGUNG Puccinia polysora
DODI ANGGARA (7029 - 019 ) FP. UISU (2019-2020)

ABSTRAK
Penyakit karat yang menginfeksi pertanaman jaqung adalah salah satu patogen
penting yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi Di Indonesia penyakit
karat telah dilaporkan menyebar luas di wilayah-wilayah sentra pertanaman jagung,
terutama pada lokasi dengan kelembaban yang tinggi. di Sulawesi Tengah, Bali, Jawa
Barat dan Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi jagung. Penyakit karat pada
tanaman jagung yang disebabkan oleh sepesies Puccinia polysora dominan
menginfeksi pertanaman jagung di areal dataran rendah dengan temperatur optimum
untuk perkecambahan urediospora sekitar Urediospora dari karat Puccinia polysora
pada pertanaman jagung di lapangan, terlepas dan menyebar optimum pada siang hari
Kehilangan hasil yang disebabkan penyakit karat dari spesies Puccinia polysora
Pengendalian penyakit karat yang disebabkan oleh spesies P.polysora yaitu dengan
kombinasi penggunaan varietas tahan dengan fungisida bahan aktif Pyraclostrobin
Azoxystrobin Propiconazole Tebuconazole, maupun berupa produk seperti
Manzate,Dithane, Mancozeb dan Pencozeb.
Kata kunci :Penyakit Karat daun , Puccinia polysora

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit karat yang menginfeksi pertanaman jaqung adalah salah satu patogen
penting yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi Pada wilayah sentra
pertanaman jagung dan tergolong daerah endemik penyakit karat, dengan intensitas
serangan yang tinggi, kehilangan hasil dapat mencapai. Di Indonesia penyakit karat
telah dilaporkan menyebar luas di wilayah-wilayah sentra pertanaman jagung, terutama
pada lokasi dengan kelembaban yang tinggi. di Sulawesi Tengah, Bali, Jawa Barat dan
Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi jagung. ( Bobi, 2001 ).
Dalam penyebaran penyakit karat, suhu dan kelembaban memegang peranan
penting. bahwa keberadaan tanaman inang yang tergolong rentan dan kelembaban yang
ideal, sekitar 90 %, dan suhu 24 °C -32 °C merupakan faktor yang paling
berpengaruhterhadap tingginya intensitas serangan di lapangan Pengendalian penyakit
karat harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek
seperti wiilayah penyebaran karat, perubahan kondisi lingkungan dan social ekonomi
petani Berbagai usaha pengendalian karat telah dilakukan, diantaranya dengan
penanaman varietas tahan, pergiliran varietas, manipulasi faktor lingkungan dan
penggunaan fungisida bila diperlukan. Pengendalian terpadu yang mengintegrasikan
berbagai komponen pengendalian secara sistematik dan harmonis teknologi
pengendalian karat diharapkan dapat diterapkan pada segala kondisi lingkungan dan
sosial ekonomi ( Dian , 2004 ).
Perubahan iklim berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap
penyebaran karat. Siklus konidia spora sangat dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi
suhu, maka semakin singkat siklus hidup konidia dari penyakit karat ini. Faktor
lingkungan lainnya adalah tumbuhan liar seperti gulma. Gulma dapat menjadi tanaman
inang alternatif, dan sekaligus dapat menjadi sumber inokulum awal berkembangnya
penyakit karat di area pertanaman jagung penelitian dan pengendaliannya. Ke depan
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menyusun strategi pengendalian terpadu
penyakit karat, guna menekan kehilangan hasil yang diakibatkannya. ( Luis , 2002 )
Spesies dan Bionomi Penyakit Karat (Puccinia polysora ). Dikenal dua spesies
penyebab penyakit karat pada jagung yaitu Puccinia sorghi dan P. polysora. Spesies
dominan yang dilaporkan menyerang pertanaman jagung di di Indonesia adalah P.
polysora umumnya ditemukan di dataran rendah pada wilayah tropika sehingga sering
disebut sebagai Tropical rust diseases.. Sedangkan P sorghi lebih banyak terdapat di
wilayah sentra pengembangan jagung dengan iklim sedang. ( Eli dkk , 2003 ).
Sepesies Puccinia polysora tergolong dalam devisi Basidiomycota, class
Pucciniomycetes, family Pucciniaceae dengan genus Puccinia. Karakter infeksi P.
polysora adalah bersifat saprofit, tidak dapat hidup pada sisa media mati limbah
tanaman, hanya dapat bertahan hidup pada inang yang tumbuh. Tipe infeksi di lapangan
adalah mulai menginfeksi pada daun tengah ke bagian daun yang terletak pada bagian
atas, infeksi ditandai dengan adanya pustul kecil berwarna merah kecoklatan yang
menyebar dibagian sebelah bawah daun dan atas. Pustul memperbanyak diri dan dapat
menginfeksi keseluruh bagian tanaman. ( Purwadi , 2002 ).

Kegunaan Praktikum
1. mengetahui penyakit karat daun pada jagung
2. mengetahui pengendalian penyakit karat daun
3. mengetahuhi siklus penyakit karat daun
TINJAUAAN PUSTAKA

Di Indonesia, penyakit karat merupakan penyakit yang endemis, sering menjadi


penyebab utama rendahnya hasil di beberapa daerah sentra produksi jagung di
Indonesia Kehilangan hasil akibat penyakit karat cukup besar. Di Amerika Serikat
kehilangan hasil mencapai 45% di Nigeria sebesar 50% dan lebih besar lagi di Afrika
mencapai 70% Pengendalian penyakit karat dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti menanam varietas tahan, pengaturan waktu tanam, dan penggunaan bahan
kimia (fungisida). (Robia., 1978),
Dua spesies cendawan penyebab penyakit karat daun pada tanaman jagung di
Indonesia yaitu P. polysora dan P. sorghi Penyakit karat pada tanaman jagung
merupakan salah satu dari tiga penyakit utama tanaman jagung dan menempati urutan
kedua setelah penyakit bulai di Indonesia Penyakit karat pada jagung sudah termasuk
endemis dan sering menjadi penyebab utama rendahnya hasil jagung di beberapa
daerah sentra produksi jagung di Indonesia Menginfeksi jagung pada fase
pertumbuhan generatif hingga masa panen terutama pada daun tanaman apabila tingkat
serangannya berat maka infeksi mencapai seludang daun dan tongkol Di Indonesia
laporan tentang penyakit karat daun pada tanaman jagung belum banyak
dipublikasikan, baik mengenai mikologi maupun akibat yang ditimbulkan berupa
kehilangan hasil. Hasil penelitian di Nigeria menunjukkan bahwa kehilangan hasil
mencapai 50% sedangkan di Amerika Serikat sebesar 45% dan di Afrika yang
mencapai 70% (Hady 1970).
Ketahanan tanaman jagung terhadap karat (Puccinia sp.) ternyata sangat
kompleks, ada yang ditentukan oleh gen dominan, gen dominan yang tidak penuh,
tetapi adapula yang ditentukan oleh gen resisif.mengemukakan bahwa ketahanan
tanaman ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan genetik. Apabila sifat ketahanan
ditentukan oleh genetik, maka perbedaan jumlah gen yang menyusun khromosonnya
menentukan tingkat ketahanan tanaman pada tanaman yang tahan (intensitas serangan
rendah). Apabila ketahanannya ditentukan oleh sifat kimia maka tanaman
memproduksi metabolisme berupa toksin yang dapat menetralisir fitoaleksin yang
dihasilkan oleh cendawan patogen (Abas 2002).
P.polysora mempertahankan diri dari musim ke musim pada tanaman jagung
hidup yang selalu terdapat, dan dipencarkan olah urediospora. Spora ini dapat
diterbangkan jauh oleh angin dengan tetap hidup, karena kering dan mempunyai
dinding yang cukup tebal. Jamur ini mempunnyai dua marga yang mempunyai
hubungn dekat dengan jagung, yaitu Euchlaena dan Tripsacum antara lain E.mexicana
dan T.laxum. kedua macam tanaman ini pelatif jarang terdapat, sehingga kurang
memegang peran dalam pemencaran P.polysora. ( Bambang , 1989 )
Jamur karat tidak dapat hidup sebagai saprofit, sehingga tidak dapat
mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman jagung . tidak terdapat bahwa jamur ini
mempertahankan diri dalam biji yang dihasilkan pada tanaman sakit. P.sorghi terutama
juga mempertahankan diri pada tanaman jagung yang masih hidup, dandipencarkan
pada urediospora yang dapat terangkut jarak jauholeh angin dengan tetap hidup. Selain
pada jagung, jamur ini telah dijertahui membentuk uredium dan telium pada
Euchlaenamexicana ( mukidi , 1986 )
Puccina .polysora terutama merugikan di daerah basah di tropika. Urediospora
palinh banyak dipoencarkanmenjelang tengah hari. Suhu optimum untuk
pekecambahan urediospora adalah 27-280C. pada suhu ini uredium terbentuk 9 hari
setelah infeksi. Jamur mengadakan infeksi melalui mulut kulit. Penyekit dipengruhi
oleh jenis tanaman jagung. Telah diketahui bahwa kwtahanan terhadap P.polysora
ditentukan oleh gen-gen dominan atau dominan yang tidak penuh. P.sorghi terutama
terdapat pada suhu yang agak rendah, di daerah pegunungan tropika atau di daerah
beriklim sedang. Penyakit ini dibantu oleh suhu 16-230C. (Ahmad,2000 ).
Karat jagung disebabkan oleh tiga spesies dari dua negara yaitu Puccinia sorghi
Scw, P.polysora Underw dan Physopella zeae (Mains) P. polysora dan P. zeae
mempunyai uredospora berwarna kekuningan sampai keemasan, berbentuk elip,
berukuran 20-29 x 29-40 µm. Tebal dinding spora 1-1,5 µm dengan 4-5 lubang ekuator.
Teliospora berwarna coklat, halus, elip, kedua ujungnya membulat, ukuran 18-27 x 29-
41 µm, mudah lepas, dua sel, timbul pada tangkai pendek ukuran 10-30 µm.
Aeciosporanya belum diketahui ( Wajir dkk, 2008 ).
Puccinia polysora membentuk urediospora bulat atau jorong dengan garis
tengah 0,2-1 mm. Dilapangan kadang-kadang epidermis menutupi urediosorus sampai
matang. Tetapi adakalanya epidermis pecah dan dalam jumlah besar menjadi tampak.
Jamur banyak membentuk urediosorus pada daun dan kadang-kadang juga pada upih
daun. Karena adanya sorus ini permukaan atas menjadi kasar Puccinia polysora
menyerang daun bagian atas dan juga bagian bawah (Susi, 1983).
Gejala pada tanaman jagung yang terinfeksi penyakit karat adalah adanya bisul
terutama pada daun. Bisul dengan warna coklat kemerahan tersebar pada permukaan
daun dan berubah warna menjadi hitam kecoklatan setelah teliospora berkembang.
Pada saat terjadi penularan berat, daun menjadi kering Bercak-bercak kecil (uredinia)
berbentuk bulat sampai oval terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan
bawah, uredinia menghasilkan urediospora yang berbentuk bulat atau oval dan
berperan penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung yang
lain dan sebarannya melalui angin Perkembangan penyakit terjadi sangat cepat pada
umur tanaman dewasa.Akibat penyakit ini, tanaman tidak dapat melakukan
fotosintesisdengan sempurna sehingga pertumbuhannya terhambat, bahkan tanaman
dapat mati (Urip, 2008 ).
PBAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum ini diakukan di Labolatorium Hama dan Penyakit Tanaman Pangan
dan Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatra Utara . Jalan Karya
Wisata, Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor , Kota Madya Medan
Provinsi Sumatera Utara pada Ketinggian tempat 25 mdpl dengan tofografi datar
peraktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu , tanggal 26 – oktober – 2019 pukul 10.00
wib sampai dengan selesai.

Bahan danAlat

A. Bahan
Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah, Karat daun jagung
Puccinia polysora

B. Alat
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, jarum,buku ,
pulpen , kaca preparat , cover glass , pipet tetes.

Cara Kerja

1. siapkan terlebih dahulu bahan dan juga alat yang akan digunakan untuk praktikum
penyakit karat daun jagung Puccinia polysora
2. ambil daun yang terkena karat dan lalu ambil bagaian dari karat nya menggunakan
jarum secara perlahan
3. masukkan karat daun ke kaca preparat , dan di tutupi cover glass
4. lalu amati karat daun jagung dan catat hasil pengamatannya
HASIL PRAKTIKUM

Gambar Keterangan

Penyakit ini paling jelas gejalanya


terlihat pada daun, sehingga disebut
karat daun. Gejala dicirikan oleh
munculnya bercak berwarna coklat
kemerahan pada daun yang semakin
lama semakin membesar.
PEMBHASAN

P. polysora. Jamur ini membentuk uredium (urediosorus) pada permukaan atas,


bawah daun dan pada upih daun yang tersebar rapat. Uredium yang berbentuk bulat
atau lonjong dengan garis tengah 0,2-1 mm, berwarna jingga atau jingga tua
menghasilkan urediospora yang berperan penting sebagai sumber inokulum dalam
menginfeksi tanaman jagung dan sebarannya melalui angin. Bercak-bercak kecil
(uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat pada permukaan daun jagung di bagian
atas dan bawah. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan
infeksinya berkembang baik pada musim penghujan
Karat daun membentuk urediospora berbentuk bulat telur sampai bulat telur
memanjang, agak bersudut-sudut dengan ukuran. Berdinding agak tebal, berwarna
emas, dengan duri-duri halus yang jarang dengan ketebalan Telium berwarna gelap,
tetap tertutup oleh epidermis, bulat dengan garis tengah. Teliospora kurang lebih jorong
atau berbenruk gada, biasanya tidak teratur atau agak bersudut-sudut, ujungnya tumpul
atau terpancung, agak mengecil pada sekat, dengan Mesospora banyak, dinding coklat
kekuningan, halus, dengan ukuran 1-1,5 µm pada sisinya, tangkai kuning pucat,
panjangnya 30 µm. Piknium dan aesium jamur
penyakit karat dominan tampak pada daun tanaman jagung dibandingkan
dengan bagian tanaman lainnya. Tanaman jagung yang terserang cendawan ini
memperlihatkan gejala bercak kuning kemerahan (seperti karatan) pada daun Jika
serangan berat maka tanaman dapat mengalami kematian. mengemukakan bahwa pada
permukaan atas dan bawah daun terdapat bercak kecil atau seperti bisul, bentuknya
bulat sampai lonjong berwarna coklat kemerahan ukuran 2 mm. Bercak ini
menghasilkan spora yang disebut teliospora tersebar pada permukaan daun dan akan
berubah warna menjadi hitam kecoklatan setelah teliospora berkembang. Karena
banyaknya teliospora yang terbentuk menyebabkan permukaan bagian atas
daunmenjadi kasar. Pada tingkat serangan berat.
salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya penyakit karat daun adalah
tingginya kelembaban di sekitar lahan akibat penggunaan jarak tanam yang terlalu
rapat. pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan jenis tanaman akan berpengaruh baik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu pengaturan jarak tanam
yang diatur sedemikian rupa dapat menekan intensitas serangan penyakit pada
tanaman. Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menciptakan
kondisi factor lingkungan yang dibutuhkan tanaman tersedia secara merata bagi setiap
tanaman dan mengoptimasi penggunaan faktor lingkungan yang tersedia akan
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Puccinia polysora pada tanaman jagung yang disebabkan oleh sepesies


Puccinia polysora dominan menginfeksi pertanaman jagung pada areal
dataran rendah dengan tempe ratur optimum untuk perkecambahan
2. karat daun jagung pada pertanaman jagung di lapangan, terlepas dan
menyebar optimum pada siang hari dalam kisaran suhu suhu sedang
Kehilangan hasil yang disebabkan penyakit karat dari spesies Puccinia
polysora
3. Pengendalian penyakit disebabkan oleh spesies P.polysora yaitu
penggunaan varietas tahan dari kelompok jenis jagung komposit
4. Tanaman yang terserang cendawan ini memperlihatkan gejala bercak
kuning kemerahan pada daun Jika serangan berat
5. munculnya penyakit karat daun tingginya kelembaban di sekitar lahan akibat
penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat. pengaturan jarak tanam yang
sesuai dengan jenis tanaman

Saran

1.pada saat praktikum praktikan harus serius agar dapat memahami bagian
bagian karat daun jagung
2.praktikan wajib membawa bahan dan juga alat pada saat praktikum yang akan
di lakukan
DAFTAR PUSTAKA

Dari Internet

Abas , 2002 : penyakit karat daun.(www.Abas .blogpsot .com) di akses pada tanggal
31 . oktober . 2019 pada pukul 21.00 wib.
Ahmad , 2001 : penyakit karat daun jagung Perpustakaan Lembaga Pendidikan
Perkebunan Kampus Medan.(www.Ahmad . blogpot .com ) di akses pada
tanggal 31 . oktober . 2019 pada pukul 22.00 wib.
Bambang , 1989 : karat daun pada tanaman . Penebar swadaya erlangga Hal 45 sampai
50 edisi pertama (www. Bambang . blogspot .com ) di akses pada tanggal 31
oktober 2019 pada pukul 23.00 wib.
Bobi , 2001 : karat daun tanaman . Penebar swadaya erlangga pertama (www.
Bubi . blogspot .com ) di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul
16.00 wib.
Dian , 2004 : penyakit karat Perpustakaan .(www. Darwis . blogpot .com ) di akses
pada tanggal 1 . november . 2019 pada pukul .17.00 wib.
Eli , dkk , 2003 : karat daun pada tanman jagung. ( www. Eliakim blogspot . com. )
di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 18.00 wib
Hady , 1970 :.Puccinia polysora Di Indonesia. Edisi Kedua. (www. Hady. blogspot.
Com.) di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 19.00 wib.
Luis , 2002 : penyakit di Tanaman pangan Cet.1–Penebar Swadaya,hal 30 Jakarta.
(www.luis. Blogspot . com ) di akses pada tanggal 1 november 2019
pada pukul 20.00 wib.
Mukidi , 1986: Pengenalan penyakit Cet.1– Erlangga , Jakarta. (www.mukidi.
Blogspot . com ) di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 21.00 wib.
Purwadi , 2002 :Pengendalian penyakit karat daun.(www. Purwadi blogpsot .com) di
akses pada tanggal 1. november . 2019 pada pukul 22.00 wib.
Robia 1978 : Efektivitas Pengendalian.penyakit (www.Robia. Blogspot. Com.) di
akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 23.00 wib.
Susi , 1983.: Pengenalan penyakit karat daun pada jagung (www. Susi , Blogspot .
com.) di akses pada tanggal 2 November 2019 padapukul 06.00 wib.
Urip .. 2008 : gejala serangan karat daun pada tanman jagung. ( www. Utoro
blogspot . com. ) di akses pada tanggal 2 November 2019 pada pukul
07.00 wib
Wajir . dkk . 2008 : Hama dan Penyakit Volume 1. PPKS Press, Medan. ( www .
Wajir , dkk . blogspot . com.) di akses pada tanggal 2 November 2019 pada
pukul 08.00 wib.

Anda mungkin juga menyukai