OLEH
DODI ANGGARA
NPM : 71170713029
GELOMBANG : 2 ( DUA )
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk Untuk Mengikuti Praktikum
Hama Dan Penyakit Tanaman Pangan Dan Perkebunan Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatra Utara
Medan
ASISTEN NILAI
(1. Ali Indra Mustafa S.AGT )
(2. Dwi Prabowo Susilo Raharjo S.AGT ) ( )
(2. M. Firdaus S.AGT )
(3. Nita Dwi Aryani S.AGT )
(4. Melinda Sari )
KOORDINATOR
ABSTRAK
Penyakit karat yang menginfeksi pertanaman jaqung adalah salah satu patogen
penting yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi Di Indonesia penyakit
karat telah dilaporkan menyebar luas di wilayah-wilayah sentra pertanaman jagung,
terutama pada lokasi dengan kelembaban yang tinggi. di Sulawesi Tengah, Bali, Jawa
Barat dan Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi jagung. Penyakit karat pada
tanaman jagung yang disebabkan oleh sepesies Puccinia polysora dominan
menginfeksi pertanaman jagung di areal dataran rendah dengan temperatur optimum
untuk perkecambahan urediospora sekitar Urediospora dari karat Puccinia polysora
pada pertanaman jagung di lapangan, terlepas dan menyebar optimum pada siang hari
Kehilangan hasil yang disebabkan penyakit karat dari spesies Puccinia polysora
Pengendalian penyakit karat yang disebabkan oleh spesies P.polysora yaitu dengan
kombinasi penggunaan varietas tahan dengan fungisida bahan aktif Pyraclostrobin
Azoxystrobin Propiconazole Tebuconazole, maupun berupa produk seperti
Manzate,Dithane, Mancozeb dan Pencozeb.
Kata kunci :Penyakit Karat daun , Puccinia polysora
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit karat yang menginfeksi pertanaman jaqung adalah salah satu patogen
penting yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi Pada wilayah sentra
pertanaman jagung dan tergolong daerah endemik penyakit karat, dengan intensitas
serangan yang tinggi, kehilangan hasil dapat mencapai. Di Indonesia penyakit karat
telah dilaporkan menyebar luas di wilayah-wilayah sentra pertanaman jagung, terutama
pada lokasi dengan kelembaban yang tinggi. di Sulawesi Tengah, Bali, Jawa Barat dan
Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi jagung. ( Bobi, 2001 ).
Dalam penyebaran penyakit karat, suhu dan kelembaban memegang peranan
penting. bahwa keberadaan tanaman inang yang tergolong rentan dan kelembaban yang
ideal, sekitar 90 %, dan suhu 24 °C -32 °C merupakan faktor yang paling
berpengaruhterhadap tingginya intensitas serangan di lapangan Pengendalian penyakit
karat harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek
seperti wiilayah penyebaran karat, perubahan kondisi lingkungan dan social ekonomi
petani Berbagai usaha pengendalian karat telah dilakukan, diantaranya dengan
penanaman varietas tahan, pergiliran varietas, manipulasi faktor lingkungan dan
penggunaan fungisida bila diperlukan. Pengendalian terpadu yang mengintegrasikan
berbagai komponen pengendalian secara sistematik dan harmonis teknologi
pengendalian karat diharapkan dapat diterapkan pada segala kondisi lingkungan dan
sosial ekonomi ( Dian , 2004 ).
Perubahan iklim berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap
penyebaran karat. Siklus konidia spora sangat dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi
suhu, maka semakin singkat siklus hidup konidia dari penyakit karat ini. Faktor
lingkungan lainnya adalah tumbuhan liar seperti gulma. Gulma dapat menjadi tanaman
inang alternatif, dan sekaligus dapat menjadi sumber inokulum awal berkembangnya
penyakit karat di area pertanaman jagung penelitian dan pengendaliannya. Ke depan
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menyusun strategi pengendalian terpadu
penyakit karat, guna menekan kehilangan hasil yang diakibatkannya. ( Luis , 2002 )
Spesies dan Bionomi Penyakit Karat (Puccinia polysora ). Dikenal dua spesies
penyebab penyakit karat pada jagung yaitu Puccinia sorghi dan P. polysora. Spesies
dominan yang dilaporkan menyerang pertanaman jagung di di Indonesia adalah P.
polysora umumnya ditemukan di dataran rendah pada wilayah tropika sehingga sering
disebut sebagai Tropical rust diseases.. Sedangkan P sorghi lebih banyak terdapat di
wilayah sentra pengembangan jagung dengan iklim sedang. ( Eli dkk , 2003 ).
Sepesies Puccinia polysora tergolong dalam devisi Basidiomycota, class
Pucciniomycetes, family Pucciniaceae dengan genus Puccinia. Karakter infeksi P.
polysora adalah bersifat saprofit, tidak dapat hidup pada sisa media mati limbah
tanaman, hanya dapat bertahan hidup pada inang yang tumbuh. Tipe infeksi di lapangan
adalah mulai menginfeksi pada daun tengah ke bagian daun yang terletak pada bagian
atas, infeksi ditandai dengan adanya pustul kecil berwarna merah kecoklatan yang
menyebar dibagian sebelah bawah daun dan atas. Pustul memperbanyak diri dan dapat
menginfeksi keseluruh bagian tanaman. ( Purwadi , 2002 ).
Kegunaan Praktikum
1. mengetahui penyakit karat daun pada jagung
2. mengetahui pengendalian penyakit karat daun
3. mengetahuhi siklus penyakit karat daun
TINJAUAAN PUSTAKA
Bahan danAlat
A. Bahan
Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah, Karat daun jagung
Puccinia polysora
B. Alat
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, jarum,buku ,
pulpen , kaca preparat , cover glass , pipet tetes.
Cara Kerja
1. siapkan terlebih dahulu bahan dan juga alat yang akan digunakan untuk praktikum
penyakit karat daun jagung Puccinia polysora
2. ambil daun yang terkena karat dan lalu ambil bagaian dari karat nya menggunakan
jarum secara perlahan
3. masukkan karat daun ke kaca preparat , dan di tutupi cover glass
4. lalu amati karat daun jagung dan catat hasil pengamatannya
HASIL PRAKTIKUM
Gambar Keterangan
Kesimpulan
Saran
1.pada saat praktikum praktikan harus serius agar dapat memahami bagian
bagian karat daun jagung
2.praktikan wajib membawa bahan dan juga alat pada saat praktikum yang akan
di lakukan
DAFTAR PUSTAKA
Dari Internet
Abas , 2002 : penyakit karat daun.(www.Abas .blogpsot .com) di akses pada tanggal
31 . oktober . 2019 pada pukul 21.00 wib.
Ahmad , 2001 : penyakit karat daun jagung Perpustakaan Lembaga Pendidikan
Perkebunan Kampus Medan.(www.Ahmad . blogpot .com ) di akses pada
tanggal 31 . oktober . 2019 pada pukul 22.00 wib.
Bambang , 1989 : karat daun pada tanaman . Penebar swadaya erlangga Hal 45 sampai
50 edisi pertama (www. Bambang . blogspot .com ) di akses pada tanggal 31
oktober 2019 pada pukul 23.00 wib.
Bobi , 2001 : karat daun tanaman . Penebar swadaya erlangga pertama (www.
Bubi . blogspot .com ) di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul
16.00 wib.
Dian , 2004 : penyakit karat Perpustakaan .(www. Darwis . blogpot .com ) di akses
pada tanggal 1 . november . 2019 pada pukul .17.00 wib.
Eli , dkk , 2003 : karat daun pada tanman jagung. ( www. Eliakim blogspot . com. )
di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 18.00 wib
Hady , 1970 :.Puccinia polysora Di Indonesia. Edisi Kedua. (www. Hady. blogspot.
Com.) di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 19.00 wib.
Luis , 2002 : penyakit di Tanaman pangan Cet.1–Penebar Swadaya,hal 30 Jakarta.
(www.luis. Blogspot . com ) di akses pada tanggal 1 november 2019
pada pukul 20.00 wib.
Mukidi , 1986: Pengenalan penyakit Cet.1– Erlangga , Jakarta. (www.mukidi.
Blogspot . com ) di akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 21.00 wib.
Purwadi , 2002 :Pengendalian penyakit karat daun.(www. Purwadi blogpsot .com) di
akses pada tanggal 1. november . 2019 pada pukul 22.00 wib.
Robia 1978 : Efektivitas Pengendalian.penyakit (www.Robia. Blogspot. Com.) di
akses pada tanggal 1 november 2019 pada pukul 23.00 wib.
Susi , 1983.: Pengenalan penyakit karat daun pada jagung (www. Susi , Blogspot .
com.) di akses pada tanggal 2 November 2019 padapukul 06.00 wib.
Urip .. 2008 : gejala serangan karat daun pada tanman jagung. ( www. Utoro
blogspot . com. ) di akses pada tanggal 2 November 2019 pada pukul
07.00 wib
Wajir . dkk . 2008 : Hama dan Penyakit Volume 1. PPKS Press, Medan. ( www .
Wajir , dkk . blogspot . com.) di akses pada tanggal 2 November 2019 pada
pukul 08.00 wib.