Anda di halaman 1dari 2

Penanganan demensia dan inkontinentia pada pasien lansia

Menurut yatim (2003) ada beberapa pencegahan dan pengobatan demensia, yaitu :
a. Pencegahan demensia akibat matinya dibanyak daerah jaringan otak (multi infarct
dementia) adalah dengan mengendalikan naiknya tekanan darah. Ini merupakan suatu
tindakan yang penting karena ternyata penyebab utama demensia jenis ini adalah
tekanan darah tinggi. Termasuk dalam hal ini mencegah kakunya dinding pembuluh
darah otak seperti arteria sklerosis dan penyakit pembuluh darah otak seperti
congophilic angiopathy serta penyakit-penyakit pembulu darah dan penyakit jantung
lainnya.
b. Mengobati penyakit-penyakit yang memperberat kejadian demensia
c. Mengobati gejala-gejala gangguan jiwa yang mungkin menyertai demensia.
d. Mengatasi masalah penyimpangan perilaku dengan obat-obat penenang (transquillizer
dan hipnotic) serta pemberian obat-obatan anti kejang bila perlu.
e. Pendekatan psikologi dalam mengatasi masalah perilaku
f. Memberikan konseling untuk membantu keluarga penderita menghadapi keseharian
penderita demensia.
(Indriani, Riana, 2013)

Menurut Ming (2006) mengatakan bahwa penanganan inkontinensia urine meliputi :


a. Perubahan gaya hidup, seperti menggunakan pempers, menganjurkan mengurangi
masukan cairan, menghindari teh, kopi, dan alkohol, mengurangi berat badan dan
berhenti merokok.
b. Latihan otot dasar panggul dengan tujuan untuk menguatkan otot-otot panggul
c. Bladder training, pasien dilakukan latihan untuk mengosongkan bladder dalam jangka
waktu tertentu. Pada awal latihan dicoba untuk menahan selama satu jam, kemudian
periode penundaan ditingkatkan secara bertahap
d. Intervensi pembedahan, menaikkan dan menyokong leher kandung kemih,
dikembalikan pada posisi normalnya yaitu diatas otot pelvis. Dan apabila tidak bisa
diatasi maka memerlukan penatalaksanaan dengan obat. Pengobatan dilakukan bila
pengobatan kognitif behavioural terapi tidak berhasil.
Menurut penelitian, ketidaktahuan lansia tentang perawatan inkontinensia urine
disebabkan karena mereka tidak terpapar informasi baik dari petugas kesehatan yang
seharusnya memberikan pengetahuan atau pendidikan kesehatan tentang masalah
kesehatan yang dialami oleh lansia. Pada akhirnya apa yang dilakukan oleh lansia hanyalah
merawat lansia berdasarkan pengalaman yang diperoleh lansia saat merawat orang lain
yang mengalami inkontinensia urine.
(Collein, irsanty, 2012)

Referensi :

 Collein, irsanty. 2012. Pengalaman lansia dalam penanganan inkontinensia urine di


wilayah kerja puskesmas kamonji. Dalam jurnal keperawatan soedirman, vol 7, n0 3,
November 2012
 Indriani, riana. 2013. Tingkat keefekifan terapi demensia pada pasien lansia. Dalam
jurnal fakultas ilmu kesehatan UMP.

Anda mungkin juga menyukai