DISUSUN OLEH :
NIM : P2791319005
PENDAHULUAN
Tumor hidung adalah benjolan yang tumbuh di rongga hidung (nasal cavity).
Tumor hidung bisa bersifat jinak atau bisa bersifat kanker.
Tumor hidung yang bersifat non kanker atau jinak umumnya tidak menyebar ke
bagian tubuh lain dan tidak mengancam jiwa. Sebaliknya, tumor hidung yang bersifat
kanker atau disebut juga kanker hidung merupakan pertumbuhan jaringan abnormal
yang bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ada pula beragam kondisi klinis
lainnya yang masih berkaitan dengan tumor hidung, antara lain tumor sinus
paranasal dan sinonasal. Tumor sinus paranasal adalah tumor yang terjadi di rongga
sinus, sementara tumor sinonasal adalah tumor langka yang tumbuh di rongga
hidung dan area sinus.
Polip hidung
Polip hidung merupakan pertumbuhan jaringan pada lapisan mukosa hidung atau
pada sinus. Polip hidung dengan ukuran besar bisa menyebabkan hidung tersumbat
atau berair, sakit kepala, kehilangan kemampuan mengecap dan mencium bau.
Inverted papilloma
Inverted papilloma adalah pertumbuhan sel jinak di lapisan rongga hidung atau sinus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inverted papilloma terkait dengan infeksi human
papillomavirus (HPV). Kendati jenisnya non-kanker, tapi inverted papilloma bisa
berbahaya dan bisa menghancurkan tulang di sekitarnya. Sel tumor juga dapat
tumbuh jauh ke dalam jaringan di dekat sinus, bahkan ke Sebagian kasus inverted
papilloma dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.
Sedangkan jenis tumor hidung atau sinus yang ganas (kanker), antara lain:
Tumor ganas lainnya yang dapat terjadi di hidung, namun lebih jarang, yaitu limfoma,
melanoma mukosa, sarkoma jaringan lunak, kanker tulang, karsinoma sel
transisional, karsinoma kistik adenoid, melanoma, neuroblastoma, sarkoma,
plasmacytoma, dan karsinoma metastatik atau sebaran kanker dari organ lain.
Faktor Risiko Tumor Hidung
Kendati sebagian tumor hidung atau kanker hidung tidak memiliki faktor risiko yang
jelas, namun Anda tetap perlu mengenali beberapa faktor umum yang dapat
meningkatkan risiko terkena kanker. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:
Prosedur operasi untuk pengangkatan tumor, bisa berupa operasi terbuka maupun
operasi bedah
Terapi radiasi menggunakan Rontgen atau terapi proton, untuk membunuh sel
kanker.
Kemoterapi yang dapat digunakan sebelum atau sesudah operasi. Kemoterapi juga
dapat digunakan bersamaan dengan terapi radiasi. Prosedur ini bertujuan membunuh
sel kanker.
Ada pula pengobatan dengan perawatan paliatif, yakni perawatan medis khusus
yang berfokus pada penanganan nyeri dan gejala penyakit tumor hidung. Waspadai
jika Anda mengalami gejala pilek yang kambuhan dan terjadi dalam jangka panjang,
diikuti sering mimisan, gangguan pada indera penciuman, atau keluhan lain yang
mengganggu
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS
3.1 PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : – kelemahan
– kelelahan (fatigue)
b. Sirkulasi
Tanda : – Takikardia
– Hiperfentilasi (respons terhadap aktivitas)
c. Integritas Ego
Gejala : – Stress
– Perasaan tidak berdaya
Tanda : – gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
d. Eliminasi
Gejala : – Perubahan pola berkemih
Tanda : – Warna urine mungkin pekat
e. Maknan / cairan
Gejala : – Anoreksia
– Masalah menelan
– Penurunan menelan
Tanda : – Membran mukosa kering
– Turgor kulit jelek
f. Nyeri / kenyamanan
Gejala : – Nyeri pada daerah tenggorokan saat digunakan untuk menelan.
– Nyeri tekan pada daerah sub mandibula.
– Faktor pencetus : menelan ; makanan dan minuman yang dimasukkan melalui oral,
obat-obatan.
Tanda : – Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
Epitel terkikis
Inflamasi tonsil
2. Post operasi
a. Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret
b. Resiko kekurangan volume cairan peredaran yang berlebihan
c. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan luka
terbuka. (Edward, 2001 Reeves, Charlene J.Roux, Gayle dkk. 2001)
2. Post Operasi
A. Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
Tujuan : jalan nafas sefektif
Kriteria hasil : setelah dilakukan keperawatan resiko ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dapat teratasi ditandai dengan tidak adanya sekret
Intervensi
a. Pantau irama atau frekuensi irama pernafasan
R : Pernafasan dapat melambatkan dan frekuensi ekspirasi memanjang di banding
inspirasi
b. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya: mengi, krekel, ronki
R : Bunyi nafas mengi, krekels, dan ronki terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi
pada respon terhadap pengumpulan secret
c. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya peninggian kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur
R : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan
menggunakan gravitasi namun, pasien dengan distresi berat akan mencari posisi yang
paling
mudah untuk bernafas
d. Dorong pasien untuk mengeluarkan lender secara perlahan
R : Membersihkan jalan nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan
(Doenges,2000)
D. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan luka terbuka
Tujuan : menyatakan pemahaman penyebab atau fakto resiko individu
Kriteria hasil : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko
infeksi, menunjukkan tehnik atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan
lingkungan yang nyaman
Intervensi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas walaupun menggunakan sarung tangan
steril
R : Mengurangi kontaminasi silang
b. Tetap ada fasilitas control infeksi steril dan prosedur aseptic
R : Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksi
c. Siapkan lokasi operasi menurut produsen khusus
R : Meminimalkan jumlah bakteri pada lokasi operasi
1.4 Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah diterapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam: 2001).
3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan
pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Nursalam, 2001).Adapun evaluasi dari tiap - tiap masalah di atas adalah:
a. Nyeri berkurang atau teratasi
Kriteria hasil : Reflek menelan baik, tidak ada masalah saat makan, tidak mengalami
batuk saat menelan, menelan secara normal, menelan dengan nyaman.
PENUTUP
Kesimpulan
Indikasi untuk tonsitektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat
perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsitektomi pada saat ini. Terakhir
dapat dicegah bila seorang pasien selalu menjaga personal hygene dan pola makan.
Dengan saya membuat, meneliti atau menggunakan kasus bedah post operasi
Tonsilitis akut pada Tugas Akhir saya. Saya serta anda semua dapat mengerti mengenai tanda,
gejala, ciri-ciri fisik, contoh pasien, dan therapy atau pengobatnya.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streepfokus
bila hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi
virus. Ciri-ciri atau dengan tanda dan gejala : Demam, Tidak enak badan, mual, muntah,
Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, dengan pengobatan / therapi-therapi dari
dokter dan insisi bedah, dapat menyembuhkan tonsillitis
Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penyakit tonsilitis dan
mengaplikasikan/menerapkan asuhan keperawatan pada pasien tonsilitis dengan baik dan
benar. Semoga perpustakaan lebih melengkapi literatur bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://health.vic.gov.au/edfactsheets/downloads/tonsilitis.pdf
http://seputarsehat.com/keperawatan/asuhan-keperawatan-tonsilitis.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-julibestar-5392-2-babiik-
r.pdf
https://sseplyruminding.wordpress.com/2013/06/22/makalah-tonsilitis/
http://majalahkesehatan.com/gejala-dan-penanganan-radang-amandel-tonsilitis/
A. IDENTITAS KLIEN
Umur : 18 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No.mr : 525803
Tindakan : Tonsilektomy
Nama : Tn. A
Umur : 50 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
C. ALASAN MASUK
Klien mengeluh sakit pada tenggorokan, susah menelan dan demam sejak 3 hari yang lalu . Nafsu
makan klien berkurang. Nyeri bertambah hebat jika klien makan atau minum. Kemudian keluarga
memutuskan untuk membawa klien ke RSU Berkah Pandeglang pada tanggal 12 November. Dan di
anjurkan untuk di operasi
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Pre Operatif
Klien sampai ke ruang rawat inap jam 16.00, klien di antar oleh keluarga. Klien mengeluh sakit pada
tenggorokan, susah menelan dan demam sejak 3 hari yang lalu.. Klien tampak cemas saat di lakukan
pengkajian. Klien selalu bertanya tanya apakah operasinya akan terasa sakit, dan klien juga bertanya
apakah operasinya akan meninggalkan bekas luka pada leher nya. Ekspresi klien terlihat meringis dan
senyum senyum. Klien terlihat memegang2 lehernya. Klien di beritahu harus puasa sebelum besok
pagi dilakukan operasi
2. Intra Operatif
Klien masuk ruangan OK jam 09.00, kemudian di pindahkan ke meja operasi dan di monitoring TTV.
Klien di anestesi umum dengan intubasi ETT. Kemudian klien di desinfeksi di daerah mulut dengan
betadine, kemudian di lakukan drapping. Setelah itu di lakukan pemasangan alat pembuka mulut dan
tindakan tonsilektomi di lakukan oleh dokter THT . setelah tonsil di angkat tampak terjadi perdarahan
dari rongga mulut, kemudian darah di suction dan di lakukan pengikatan pembuluh darah pada daerah
yang terbuka. Tonsil yang di angkat diameternya lebih kurang 1 cm. Daerah mulut klien kemudian
dibesihkan dari sisa sisa darah. Kemudian di lakukan extubasi, Klien di atur posisi sims kanan dan di
pindahkan ke RR.
3. Post operatif
Klien masuk keruangan RR jam 10.15 klien belum sadar , klien terpasang infus RL dan gudel. Klien
tidur
Jam 10.45 WIB klien tampak bangun dan menanyakan apakah operasinya sudah selesai. Namun klien
tampak masih mengantuk kemudian gudel di lepas. Sisa sisa darah yang keluar dari rongga mulut
dibersihkan. Kemudian klien tampak tidur kembali. Jam 11.10 klien sadar penuh dan mengatakan agak
nyeri pada tenggorokan . Jam 11.25 klien di jemput dan di pindahkan ke ruang rawat inap.
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti Diabetes militus, Hipertensi dll.
HEAD TO TOE
a. Kepala
b. Rambut :
c. Mata
Sklera tidak icteric, konjunctiva tidak anemis, pupil isokor, refleks cahaya ada, tidak memakai alat
bantu
penglihatan.
d. Hidung
e. Telinga
Mukosa bibir kering , tidak ada karies, berbicara kurang jelas, napas bau, uvula simetris, terdapat
pembesaran pada jaringan limfatik kedua sisi orofaring, Tonsil = T3 ( kiri dan kanan )
Intra op
Post op
g. Leher
Tak ada pembesaran kelenjar getah bening, tak ada kaku kuduk
h. Thoraks
Paru-Paru
Perkusi : Sonor
Kardiovaskuler
i. Abdomen
j. Genitalia
l. Integumen
DATA PSIKOLOGI
Klien tampak sering bertanya tanya, expresi klien tampak meringis dan tegang. Keluarga klien ada
yang mendampingi.
PEMERIKSAAN PENUJANG
1. Laboratorium
Hb : 13 g/dl ( normal 13 – 16 )
PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Recofol : 60 cc
b. Fentanyl : 1 ampul
c. Midozolam : 1 ampul
d. Isofluren : 30 cc
2. Obat obatan
a. Infus RL : 20 tetes/menit
c. Ketolorac 30 mg :1 ampul
ANALISA DATA
DO
Klien tampak cemas, gelisah
dan banyak bertanya
2 INTRA OPERASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre operasi
2. Intra operasi
3. Post operasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTRA
OPERASI
Tujuan : Manajemen jalan Memberikan O2 S
Ketidaefektifan Nafas tidak sesak nafas dengan Tak terkaji
jalan nafas b.d Kriteria hasil : Berikan O2 menggunakan O
efek anestesi Menunjukkan dengan nasal Klien terpasang
jalan nafas paten ( menggunakan OPA
klien tidak merasa nasal A
tercekik, Klien tidak sesak
frekuensi Monitor status Memonitor status P
pernafasan dalam oksigen pasien oksigen pasien Intervensi
rentang normal ) dilanjutkan
POST OPERASI