Anda di halaman 1dari 70

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

TIDAK MENULAR BERBASIS


DAERAH
NUR RIZKY RAMADHANI, SKM, M.EPID
KEY FACT PTM TERKINI SECARA GLOBAL

Penyakit kardiovaskular bertanggung


jawab atas sebagian besar kematian
Setiap tahun, 17 juta orang meninggal
PTM, atau 17,9 juta orang setiap
PTM membunuh 41 juta orang setiap karena PTM sebelum usia 70 tahun;
tahun, diikuti oleh kanker (9,3 juta),
tahun, setara dengan 74% dari semua 86% dari kematian dini ini terjadi di
penyakit pernapasan kronis (4,1 juta),
kematian secara global. negara-negara berpenghasilan rendah
dan diabetes (2,0 juta termasuk
dan menengah.
kematian akibat penyakit ginjal yang
disebabkan oleh diabetes).

Penggunaan tembakau, aktivitas fisik,


Deteksi, skrining dan pengobatan
Keempat kelompok penyakit ini penggunaan alkohol yang berbahaya
PTM, serta perawatan paliatif, adalah
menyumbang lebih dari 80% dari dan diet yang tidak sehat semuanya
komponen kunci dari respon
semua kematian dini PTM. meningkatkan risiko kematian akibat
terhadap PTM
PTM.

Sumber : https://www.who.int/
PTM → the
growing problem of
public health
NCD’S PROGRESS MONITOR 2022 (WHO)
MASALAH
UTAMA
KESEHATAN

SEBAGIAN
PENYEBAB
BESAR
KEMATIAN
TIDAK
UTAMA
TERDETEKSI
PTM

BIAYA BANYAK
YANKES PENDERITA
TINGGI USIA MUDA
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit yang tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang.

Noncommunicable diseases (NCDs), also


known as chronic diseases, tend to be of long
duration and are the result of a combination of
genetic, physiological, environmental and
behaviours factors.
(WHO, 2018)
BEBERAPA ISTILAH PTM

o PENYAKIT KRONIK
o PENYAKIT NON INFEKSI
o NON COMMUNICABLE DISEASES
o PENYAKIT DEGENERATIF
KELOMPOK DAN JENIS PTM
(PMK NO. 71 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PTM)

• Penyakit keganasan • Penyakit sistem musculoskeletal dan


jaringan penyambung;
• Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
• Penyakit sistem saraf • Penyakit sistem genitourinaria

• Penyakit sistem pernapasan • Penyakit gangguan mental dan perilaku


• Penyakit kelainan darah dan gangguan
• Penyakit sistem sirkulasi
pembentukan organ darah.
• Penyakit mata dan adnexa
• Penyakit telinga dan mastoid
• Penyakit kulit dan jaringan subkutanius
KARAKTERISTIK PTM

1. TIDAK MELALUI RANTAI PENULARAN TERTENTU


2. MASA INKUBASI PANJANG
3. BERLANGSUNGNYA PENYAKIT BERLARUT-LARUT (KRONIK)
4. KESULITAN MENDIAGNOSIS
5. VARIASI LUAS
6. PENANGGULANGAN BIAYA TINGGI
7. MULTIKAUSAL
MODEL UMUM DARI PENYEBAB PENYAKIT

• Segitiga Epidemiologi (Triangle of epidemiology)


• Model Roda
• Model Jaring-jaring sebab
• Pie model
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI MUTAKHIR

Pada penyakit tidak menular → terjadi interaksi antara :


• agent (non living agent)
• host
• environment
MODEL RODA (WHEEL OF CAUTATION)

• Menggambarkan hubungan manusia dan


lingkungan ibarat roda.
• Digambarkan sebuah roda yang terdiri dari
manusia dengan substansi genetik pada intinya,
dan komponen lingkungan biologi, sosial, fisik
tergantung problem spesifik penyakit yang
bersangkutan.
• Peranan faktor agent tidak terlalu
diperhitungkan tetapi yang lebih diperhatikan
adalah hubungan antara manusia dengan
lingkungan hidupnya.
• Besarnya peranan dari masing-masing
lingkungan menentukan penyakit yang akan
ditimbulkan.
JARING-JARING SEBAB AKIBAT (THE WEB OF CAUSATION)
ROTHMAN’S MODEL (PIE MODEL)

Keterangan untuk pie model

• Setiap iris = contributory factor


• Irisan yang selalu ada = necessary factor
• Setiap lingkaran utuh = sufficient cause
• Irisan yang paling akhir = trigger factor
Risk factors are
characteristics, signs,
symptoms in disease-
free individual which are
statistically associated
with an increased
incidence of subsequent
disease (simborg dw)
JENIS FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO YANG TELAH DIKETAHUI ADA
KAITANNYA DGN PTM :
• RIWAYAT KELUARGA/GENETIK

• UMUR

• MEROKOK

• KONSUMSI ALKOHOL

• POLA MAKAN TIDAK SEHAT

• Obesitas

• KURANG Aktivitas FISIK

• Stress

• Pekerjaan

• RADIASI

• SEXUAL BEHAVIOUR
FAKTOR RISIKO METABOLIK

1. Peningkatan tekanan darah


2. Kelebihan berat badan/obesitas
3. Hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi)
4. Hiperlipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah).
PENTINGNYA PENGEMBANGAN KONSEP FAKTOR
RISIKO
• Tdk jelasnya kausa PTM
• Menonjolnya penerapan konsep multikausal pda PTM
• Kemungkinan adanya interaksi antar risiko
• Perkembangan metodologik dalam mengukur besarnya FR.
KEGUNAAN IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO

• Prediksi
Ex : Perokok berat berisiko 10 kali lebih besar terserang Ca Paru drpda bukan perokok
• Penyebab
Kejelasan dan beratnya suatu FR dpt ditetapkan sbg penyebab dgn syarat telah menghapus confounding
• Diagnosis
Dapat membantu penegakkan diagnosa
• Prevalensi
U/ mengambil tindakan u/ pencegahan
KRITERIA FAKTOR RISIKO

• U/ mematikan bahwa suatu sebab layak disebut faktor risiko, maka hrs memenuhi 8
kriteria Hill :
KRITERIA KETERANGAN
KEKUATAN/ASOSIASI Adanya risiko reatif yang tinggi
TEMPORAL Kausa mendahului akibat
RESPON DOSE Makin besar paparan makin tinggi penyakit
REVERSIBILITAS Penurunan paparan akan diikuti penurunan kejadian
penyakit
KONSISTENSI Kejadian yang sama akan berulang pada waktu, tempat dan
penelitian yang lain
LAYAK BIOLOGIS Sesuai dengan konsep biologis
SPESIFITAS Satu penyebab menyebabkan satu akibat
ANALOGI Ada kesamaan untuk penyebab dan akibat serupa
FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TIDAK MENULAR dan CEDERA

P. Jantung

Merokok

Kanker

Diet
Diabetes

Kurang aktifitas fisik Penyakit Paru


Kronik

Stroke

Alkohol
Cedera
ANY QUESTION??
PENYAKIT KARDIOVASKULAR
Vaskular
Kardio PENYAKIT (Pembuluh
(Jantung) KARDIOVASKULAR darah)

❖ Penyakit yang menyangkut jantung dan pembuluh-pembuluh darah.

❖ Keduanya sulit dipisahkan dalam manajemen maupun pembahasannya.

❖Memiliki faktor risiko yang sama (commond underlying risk factor) → suatu
kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh darah pada seseorang.
JENIS PENYAKIT KARDIOVASKULAR

1 . Penyakit jantung koroner (PJK, penyakit jantung iskemik,serangan jantung, infark miokard,
angina pektoris).
2. Penyakit pembuluh darah otak (stroke, TIA (transient ischemic attack).
3. Penyakit jantung hipertensi.
4. Penyakit pembuluh darah perifer.
5. Penyakit Gagal jantung.
6. Penyakit jantung rematik.
7. Penyakit jantung bawaan. B. Penyakit Kardiomiopathy
9. Penyakit jantung katub
FAKTOR RISIKO P.KARDIOVASKULAR

• Tidak dapat dimodifikasi : Riwayat


keluarga, umur, jenis kelamin

• Dapat dimodifikasi : Hipertensi,


merokok, dislipidemia, diabetes,
obesitas umum dan sentral, kurang
aktivitas fisik, pola makan, alkohol
dan stress.
DIABETES MELLITUS
DEFINISI DAN KLASIFIKASI

• Merupakan suatu kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya.
PENYAKIT KANKER
PENYAKIT KANKER

• PTM yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas,
tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh
penderita.

• Sel kanker ganas → menginvasi dan merusak sel normal → merusak fungsi
jaringan.

• Penyebaran (metastasis) melalui pembuluh darah/pembuluh getah bening


PERJALANAN PENYAKIT

• Tahap awal → inisiasi (perubahan genetik sel) Terjadi spontan atau karena unsur
(agen) karsinogen.
• Karsinogen → zat kima, nikotin, vi9rus, radiasi, sinar matahari, dll.
• Tahap berikutnya → promosi (perubahan sel yang telah mengalami inisiasi
menjadi sel kanker
FAKTOR RISIKO KANKER

• Lingkungan (agen luar) → paparan karsinogen, infeksi virus


• Diet dan makanan → konsumsi tinggi lemak jenuh, obesitas : ca.kolon dan payudara,
• Hormonal (menarche dini, menopause terlambat, pengunaan horma jangka panjang)
: ca. Payudara dan ovarium
• Perilaku (seks tidak aman : ca.serviks, merokok : ca.paru, nasopharing, payudara, dll.
, minum bealkohol : ca. hati, kurang aktifitas fisik : ca.kolon, prostas, dll
• Pekerjaan → terpapar hazard kimia atau radiasi
• Genetik → tidak dominan, tapi berperan dalam peningkatan risiko. Ex : 10% dari
smua kanker payudara pada wanita dengan riawat kanker pada keluarga
PENGENDALIAN PENYAKIT KANKER

• Kegiatan kesehatan masyarakat yg dirancang untuk menurunkan angka kesakitan,


kecacatan dan kematian akibat penyakit kanker dan meningkatkan kualitas hidup dari
penderita melalui upaya-upaya sistematis dan kondisi setempat berdasarkan
evidance-based.
• Melalui kegiatan pencegahan, deteksi dini, pengobatan dan perawatan palliatif dgn
sumber daya yg tersedia.
• Upaya pengendalian penyakit kanker dilaknsanakan mulai dari perencanaan yg
komprehensif, pengorganisasian dari tingkat pusat sampai unit pelayanan kesehatan
dan melibatkan lintas sektor, OP, LSM peduli kanker, penggerakan smua stake holder
, monitoring dan evaluasi kegiatan.
STRATEGI

• Menggerakkan dan memberdayakan masy. Untuk hidup sehat


• Mendorong pelaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan (mengurangi
paparan faktor risiko)
• Mendorong & memfasilitasi potensi dan peran masyarakat untuk penyebarluasan
informasi kpd masyarakat ttg kanker dan pendampingan pasien dan keluarganya
• Mengembangan kegiatan deteksi dini terutama kelompok berisiko
PENYAKIT MENTAL
PENYAKIT MENTAL

• Beberapa kombinasi abnormal pada pikiran, emosi, perilaku dan hubungan


dengan orang lain.

• Contohnya adalah skizofrenia, depresi, cacat intelektual dan gangguan karena


penyalahgunaan narkoba, gangguan afektif bipolar, demensia, cacat intelektual
dan gangguan perkembangan termasuk autisme.
KATEGORI (ICD 10)

1. F00-F09: Organic, including symptomatic, mental disorders

2. F10-F19: Mental and behavioural disorders due to psychoactive substance use

3. F20-F29: Schizophrenia, schizotypal and delusional disorders

4. F30-F39: Mood [affective] disorders

5. F40-F48: Neurotic, stress-related and somatoform disorders 6

6. F50-F59: Behavioural syndromes associated with physiological disturbances and physical factors

7. F60-F69: Disorders of adult personality and behaviour

8. F70-F79: Mental retardation

9. F80-F89: Disorders of psychological development

10. F90-F98: Behavioural and emotional disorders with onset usually occurring in childhood and adolescence

11. F99-F99: Unspecified mental disorder


KATEGORI (RISKESDAS)

• Gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan)


• Gangguan jiwa berat (psikosis).
• Bentuk gangguan jiwa lainnya yaitu postpartum depression dan bunuh diri (suicide).

Gangguan mental emosional atau distress psikologik merupakan keadaan yang


mengindikasikan seseorang sedang mengalami perubahan psikologis.
Gangguan ini berisiko menjadi lebih serius apabila tidak berhasil ditanggulangi.
MANAJEMEN PTM BERBASIS
WILAYAH/DAERAH
Manajemen Penyakit Tidak Menular dalam perspektif kesmas merupakan upaya yang kompleks. Disebabkan :

1. Perkembangan PTM scara umum berjalan lambat dan memerlukan waktu yang panjang (kronis)
2. Tidak adanya atau kurangnya hubungan kerja sama antar RS dengan Dinas kesehatan daerah setempat, terutama dalam
hal kerja sama informasi faktor risiko, pencatatn dan laporan kasus.
3. Untuk tata laksana kasus memerlukan alat bantu diagnostik berteknologi tinggi dan mahal.
4. Seringkali tidak ada atau belum ada obatnya

5. Seringkali menimbulkan kerusakan organ tubuh secara irreversible.


6. Pengendalian faktor risiko PTM, bersifat lintas sektor dan memerlukan kemitraan berbagai tingkatan masyarakat
7. Pengendalian FR PTM memerlukan keputusan politik tingkat tinggi bahkan tingkat dunia.
LANGKAH-LANGKAH UMUM MANAJEMEN PTM
BERBASIS WILAYAH/DAERAH
• Penetuan wilayah kerja, ex : kabupaten atau kota
• Penentuan kasus PTM dan atau Faktor Risiko yang menjadi prioritas wilayah.
• Gambarkan ke dalam model yang menggambarkan proses kejadian penyakit beserta
seluruh faktor risiko yang diduga berperan. Analisis berbagai hubungan
• Susun kegiatan pengendalian secara komprehensif
• Audit manajemen PTM
STRATEGI PENGENDALIAN PTM BERBASIS WILAYAH

• Pencatatan dan pelaporan kasus dan faktor risiko harus dilakukan dengan baik dan lengkap
• Diselenggarakan pertemuan lintas sektor untuk membangun kemitraan dalam upaya penanggulangan penyakit
menular
• Evaluasi dan monitoring (konsisten dan periodik)
• Strategi surveilans PTM dengan jejaring
• Strategi promosi dan pencegahan PTM dioptimalkan. Di tingkat pusat lebih diupakan pada advokasi dan bina
suasana. Di wilayah kabupaten/kota ditekankan pada pemberdayaan masyarakat.
• Pemilihan metode partisipatif dalam pengendalian faktor risiko (community organization), ex : membentuk
gerakan pengurangan dampak rokok, senam jantung sehat, dll
• Kerja sama antar daerah otonom perlu dilakukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai