Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR di INDONESIA
SERTA RUANG LINGKUP PELAYANAN
TERPADU PTM di FKTP

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
GLOBAL OVERVIEW

 Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 41 juta jiwa


setiap tahunnya, setara dengan 71 % kematian global.

 15 juta jiwa diantaranya meninggal pada usia 30-69


tahun.

 85 % kematian dini pada negara low – middle income


countries

 Hampir ¼ (22 %) populasi dunia memiliki faktor


kerentanan terhadap COVID-19 dan pada umumnya
disebabkan
Sumber : WHO - Dept. ofPTM
NCDs
Co-morbid COVID-19
Co-morbidity :
penyakit penyerta; ada penyakit lain yang
dialami individu selain penyakit utamanya

Co-morbid COVID-19 :

Penyakit penyerta yang dapat memperberat


infeksi COVID-19

Mengapa PTM terbanyak ? Karena para


penyandang PTM sudah mengalami gangguan
fungsi kekebalan tubuh
PANDEMI COVID-19

2014-2020 (BPJS) :
118,16 T BIAYA PTM,
18-25 % MENINGKAT SETIAP
TAHUN
PTM DI INDONESIA

36,9% 9,7% 9,3% 5,9% 2,9%


PENYEBAB
KEMATIAN
TERBANYAK
DM dengan Tuberkulosis PPOK
Jantung Kanker
Koroner komplikasi Sumber : IHME 2017

10,5 T 3,4 T 2,5 T 2,3 T 490


PEMBIAYAAN M
KESEHATAN
TERBESAR
Jantung Kanker Stroke Gagal Talasemia
Ginjal Sumber : BPJS 2019
TRANSISI YANG MEMPENGARUHI
Penyakit menular belum Usia harapan hidup meningkat
selesai namun PTM terus
meningkat 1 2 maka potensi terkena PTM juga
semakin besar

EPIDEMIOLOGI DEMOGRAFI

TEKNOLOGI EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA

Kemudahan dalam akses


konsumsi makanan dan
transportasi menyebabkan
3 4 Pertumbuhan ekonomi
mempengaruhi kebutuhan
hidup individu yang berdampak
peningkatan sedentary life pada tingkat stress
FAKTOR RISIKO BERSAMA (COMMON RISK FACTORS)
YANG BISA DIRUBAH
Cardio
Hipertensi Diabetes vaskula Kanker Stroke Gagal Ginjal
POLA r
MAKAN

TIDAK ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
SEHAT

KURANG ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
AKTIFITAS
FISIK

MEROKOK ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔

OBESITAS
✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
Faktor Risiko PTM bersama

Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi:


umur, genetik, “fetal origin” Morbiditas
Determinal Sosial Kesehatan • Penyakit
Jantung
Faktor risiko perilaku: • Stoke
• Merokok Faktor risiko • Kanker
• Diet tidak sehat Fisiologis • Diabetes
(SDH)

• Kurang aktifitas fisik • Obesitas • Penyakit


• Konsumsi alkohol
tor risiko yang dapat dimodifikasi

• Tekanan darah kronis


berlebihan tinggi

Mortalitas
• LDL tinggi, HDL
rendah
Faktor risiko lingkungan • Daya tahan
: tubuh Cedera
• Stress • Transport
• Polusi udara asi
• Transportasi yang • Penyalahg
tidak aman unaan
rbanisasi,

• Lingkungan yang tidak obat dan


mendukung alkohol
grafi
STRATEGI
PERUBAHAN CEGAH FAKTOR RISIKO
INTERVENSI LIFESTYLE
PERILAKU

LINGKUNG
GENETIK PTM AN

SKRINING

PELAYANAN
KESEHATAN

MULTISEKTORAL KOLABORASI
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM
POPULASI POPULASI POPULASI
SEHAT BERISIKO PENYANDANG PTM

DISABILITY

TERTIERY PREVENTION

NO SIGNS SIGNS SIGNS


NO SYMPTOMS NO SYMPTOMS SYMPTOMS

HEALTH PROMOTION PRIMARY PREVENTION TREATMENT


SECONDARY PREVENTION

GERMAS PUSKESMAS JKN


KONSEP DASAR PANDU PTM
 Pengertian
Kegiatan PANDU PTM adalah kegiatan penemuan dan
penangganan kasus PTM dan manjemen faktor risiko PTM di
FKTP secara terpadu.
 Sasaran
Setiap warga negara usia 15 tahun ke atas yang memiliki
faktor risiko dan menyandang PTM yang berkunjung ke FKTP.
KAMUS INDIKATOR PANDU PTM
No Indikator Definisi Operasional
1 Jumlah Kab/Kota yang melakukan Kab/Kota yang menyelenggarakan Pelayanan Terpadu PTM
pelayanan terpadu (PANDU) PTM di ≥ dan pasien rujuk balik (PRB) PTM sesuai standar paling
80% Puskesmas kurang 80% Puskesmas

RUMUS

Jumlah Puskesmas yang melakukan yang


melakukan pelayanan PTM secara terpadu
X 100 %
Jumlah Puskesmas di Kab/Kota
CAPAIAN INDIKATOR RPJMN PROGRAM
P2PTM, KESWA DAN NAPZA 2021 – MEI 2022
Kegiatan Indikator TAHUN

2021 2021 2022 (TARGET) 2022 Keterangan


(Target) (Capaian) (Capaian)

Pencegahan dan Jumlah Kab/kota yang


Pengendalian melakukan deteksi dini faktor
Penyakit Tidak risiko PTM ≥ 80% populasi usia
Menular 0
≥ 15 tahun 4 5 0
(sikka 67,2%)

Jumlah Kab/Kota yg 3 ( TTU,


melakukan pelayanan 3 ( TTU, Nagekeo, Nagekeo,
terpadu (Pandu) PTM di ≥ 3 5
Ende ) Ende )
80% Puskesmas
Jumlah kabupaten/kota yang
melaksanakan deteksi dini 4 ( Rote Ndao,
gangguan indera pada ≥ 40% 4 ( Rote Ndao, Ende, Ende, Kab.
populasi 4 Kab. Kupang, 6 Kupang, Nagekeo
Nagekeo ) )

Jumlah kabupaten/kota yang


melakukan deteksi dini penyakit
kanker di ≥ 80% populasi usia
30-50 tahun 4 0 5
PELAYANAN TERPADU PANDU (PTM)
• Diadop dari WHO-PEN yang disesuaikan kebutuhan program di Indonesia
• Bertujuan memperkuat sistem kesehatan dan fungsi layanan primer
• Setting intervensi prioritas yang cost effective untuk pelayanan berkualitas sesuai
dengan kemampuan daerah
• Paket intervensi essensial minimal dalam JKN
• Dititik beratkan pada manajemen Hipertensi dan DM dengan penambahan
pelayanan kanker, thalassemia, glukoma, gangguan pendengaran dan
Rehabilitasi Berbasis Masyarakat
• Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (Posbindu PTM) dikembangkan sebagai
bagian dari Pandu PTM yang memungkinkan rujukan ke Puskesmas untuk
penanganan lebih lanjut.
PENGEMBANGAN
PELAYANAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (PANDU PTM) DI
INDONESIA

• Pelatihan Pandu
• TOT PTM di
• Penyusunan 34 Provinsi
Pedoman Pandu Pandu PTM untuk
21 Provinsi • Evaluasi
PTM Penilaian kesiapan penerapan Pandu
• Piloting penerapan Pandu • Pelatihan Pandu
PTM di PTM di 14
Pandu PTM di PTM di 2 Provinsi Provinsi
5 Provinsi 18 Provinsi

2011 2013 2015 2017 2019

2012 2014 2016 2018

Workshop Piloting • Pelatihan Nasional


Pandu PTM di Penilaian kesaiapan
WHO-PEN untuk penerapan
26 Provinsi penerapan Pandu • 50% Puskesmas
WHO-PEN (3)
PTM di 2 Provinsi • TOT melaksanakan
Pandu PTM untuk 13 PANDU PTM
Provinsi
• Pelatihan Pandu PTM
di
4 Provinsi
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR RISIKO PTM TERINTEGRASI DI
FKTP

 Peningkatan tatalaksana faktor risiko utama


(Konseling Upaya Berhenti Merokok,
Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas dll) di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas, Dokter Keluarga, Klinik/Praktek
Swasta).
 Peningkatan Respons Cepat Kegawatdaruratan
PTM di masyarakat dan fasilitas pelayanan
kesehatan dasar.
 Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan
Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko.
 Prediksi risiko penyakit Jantung dan Stroke
dengan Charta WHO PEN. WHO/ISH Risk Prediction
Chart
Ruang Lingkup
Upaya pencegahan, pengendalian, dan tata
laksana yang terintegrasi untuk tindak lanjut
faktor risiko dan penyakit tidak menular
PELAYANAN (penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus,
penyakit paru kronis, dan kanker) serta PTM
TERPADU PTM lainnya di Puskesmas dan FKTP
(PANDU PTM)
Sasaran
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang datang ke
Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit
maupun kunjungan sehat
RUJUKAN KASUS DI PUSKESMAS (TERINTEGRASI DENGAN
RUJUK BALIK BPJS KESEHATAN)
PROGRAM RUJUK BALIK
(PERMENKES NO. 28 TAHUN 2014)

 Program Rujuk Balik (PRB) meliputi: penyakit-penyakit


kronis (DM, Hipertensi, Penyakit Jantung, Asma, PPOK,
Epilepsy, Skizofren, Stroke, dan SLE.
 Wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam
keadaan stabil.
 Disertai surat rujuk balik dari dokter spesialis/sub
spesialis.
PENUTUP
 Upaya P2PTM sebagai bagian dari Program P2P diarahkan pada
upaya-upaya Detect, Prevent dan Response melalui Pendekatan
Keluarga dalam siklus kehidupan dan pendekatan institusi
(sekolah, fasum, tempat kerja dll).
 Pencegahan dan Pengendalian PTM dilakukan melalui upaya
promotif dan preventif dengan pendekatan faktor risiko PTM,
penemuan dini penyakit dan pencegahan kecacatan serta
penatalaksanaan yang adekuat.
 SPM, Pendekatan Keluarga dan Germas dapat memperluas
cakupan pengendalian faktor risiko penyakit.
 Promotif dan preventif sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian PTM dilakukan di FKTP melalui Pelayanan
Terpadu (Pandu) PTM.
20
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai