PENDAHULUAN POLYHIDRAMNION
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:
Etiologi bisa berasal dari maternal, fetal, maupun plasental, namun 50% kasus adalah
idiopatik. Faktor risiko yang sering ditemukan adalah diabetes gestational, kehamilan ganda,
infeksi pada kehamilan dan anomali fetal. Epidemiologi polyhidramnion antara 0,2-1,6 %
dari jumlah total seluruh kehamilan di dunia.[1-3]
2. EPIDEMIOLOGI POLYHIDRAMNION
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:
Epidemiologi polyhidramnion secara global antara 0,2-1,6 % dari jumlah total seluruh
kehamilan di dunia, dengan angka polyhidramnion idiopatik berkisar antara 60–70 % dari
total kasus polyhidramnion. Di Indonesia kejadian polyhidramnion tidak diketahui secara
pasti. Mortalitas perinatal bisa meningkat pada kehamilan polyhidramnion.[1,7-9]
Global
Secara global dilaporkan prevalensi polyhidramnion berkisar antara 0,2-1,6 % dari jumlah
total seluruh kehamilan di dunia. Polyhidramnion idiopatik berkisar antara 60–70 % dari total
kasus polyhidramnion yang terjadi dan berhasil ditegakkan diagnosanya pada sekitar 1%
kehamilan. Akan tetapi, pada sekitar 10% kasus, kelainan yang mencetuskan polyhidramnion
baru dapat ditemukan setelah kelahiran.(1,7,8)
Indonesia
Epidemiologi polyhidramnion untuk di Indonesia tidak diketahui secara pasti. Makbruri,
2015, pada penelitiannya mendapatkan empat kehamilan dengan polyhidramnion dari 1815
persalinan. [9]
Mortalitas
Polyhidramnion dapat menjadi faktor risiko independen untuk kematian perinatal. Risiko
mortalitas janin pada kasus polyhidramnion tergantung keparahan dan etiologinya. Pada
polyhidramnion berat dan idiopatik akan mengakibatkan morbilitas dan mortalitas janin
meningkat. Sebaliknya polyhidramnion ringan yang terjadi pada kehamilan janin besar, tidak
akan mempengaruhi luaran perinatal.[1,5] Polyhidramnion juga dapat
menyebabkan distosia karena overdistensi uterus.
Desmedt et al. menyatakan 61% kematian perinatal pada kehamilan polyhidramnion
berhubungan dengan malformasi plasenta, dan 20% janin dari kehamilan polyhidramnion
mengalami anomali. Tingkat keparahan anomali akan menentukan prognosis janin tersebut.