Anda di halaman 1dari 10

TUGAS METODE NUMERIK

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DENGAN METODE


GAUSS JORDAN, LU GAUSS DAN GAUSS SEIDEL

NAMA : AHMAD MATIN


NIM : 03041181520098

Dosen Pengampuh: Wirawan Adipradana, S.T, M.T


Persamaan:
𝟔𝒙𝟏 + 𝟐𝒙𝟐 − 𝟑𝒙𝟑 + 𝒙𝟒 = 𝟓

𝟐𝒙𝟏 + 𝟒𝒙𝟐 + 𝟑𝒙𝟑 − 𝟐𝒙𝟒 = 𝟔

𝟒𝒙𝟏 + 𝟐𝒙𝟐 + 𝟕𝒙𝟑 + 𝒙𝟒 = 𝟏𝟒

𝟐𝒙𝟏 + 𝟒𝒙𝟐 − 𝟒𝒙𝟑 + 𝟔𝒙𝟒 = 𝟏𝟓

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS INDRALAYA
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam metode numerik kali ini, saya akan membahas serta menjelaskan secara
singkat tentang penyeleasaian mengenai Sistem Persamaan Linear dengan menggunakan
matriks 4x4 yang dapat diselesaikan dengan 3 metode, yaitu: Gauss Jordan, Dekomposisi LU,
serta Gauss Seidel. Persamaan yang akan saya gunakan adalah:

6𝑥1 + 2𝑥2 − 3𝑥3 + 𝑥4 = 5

2𝑥1 + 4𝑥2 + 3𝑥3 − 2𝑥4 = 6

4𝑥1 + 2𝑥2 + 7𝑥3 + 𝑥4 = 14

2𝑥1 + 4𝑥2 − 4𝑥3 + 6𝑥4 = 15

BAB II

DASAR TEORI
Metode yang digunakan pada pada paper ini adalah metode Gauss Jordan, LU untuk
Dekomposisi dan Gauss Seidel untuk iterasi.

1. METODE GAUSS JORDAN

Yaitu metode yang mengubah bentuk matriks yang didapat dari persamaan linear
menjadi bentuk matriks identitas. Tahap pengerjaan :

a. Ubah a1,1 menjadi 1 dengan mengalikan baris 1 dengan nilai yang sesuai
b. Ubah angka lainnya pada kolom 1 menjadi 0
c. Ubah a2,2 menjadi 1 dengan mengalikan baris 2 dengan nilai yang sesuai
d. Ubah angka lainnya pada kolom 2 menjadi 0
e. Ubah a3,3 menjadi 1 dengan mengalikan baris 3 dengan nilai yang sesuai
f. Ubah angka lainnya pada kolom 3 menjadi 0
g. Ubah a4,4 menjadi 1 dengan mengalikan baris 4 dengan nilai yang sesuai
h. Ubah angka lainnya pada kolom 4 menjadi 0
i. Tentukan nilai X1,X2,X3,X4 dari nilai hasil dari matriks

2. METODE LU

Yaitu metode yang memfaktorkan matriks awal menjadi L dan U yaitu masing masing
matriks identitas yang dijadikan matriks segitiga bawah dan matriks segitiga atas sehingga
dapat dikalikana dengan y dan x untuk mencari masing masing x. Tahap pengerjaan :

 Faktorkan A menjadi L dan U  A  LU


 Ubah matriks L menjadi matriks identitas dan segitiga bawah
 Ubah matriks U memnjadi matriks segitiga atas
 Masukkan nilai pengalian m pada proses pembentukan matriks U ke matriks L untuk
membentuk matriks segitiga bawah
 Tentukan besar y dengan eliminasi gauss
 Masukkan besar y yang didapat ke persamaan Ux=y untuk mendapatkan nilai x
dengan elimansi gauss

3. METODE GAUSS SEIDEL

Yaitu metode yang tidak memakai matriks untuk mencari besar x tetapi menggunakan
tebakan awal yang akan dimasukkan ke persamaan sampai mendapat hasil yang
sesungguhnya. Tahap pengerjaan :

 Bentuk diagonal matriks menjadi dominan


 Tentukan persamaan a,b,c,d dari persamaan 1,2,3,4 berdasarkan urutan tersebut(i,e
a=persamaan 1)
 Tentukan nilai awal a,b,c,d
 Masukkan nilai awal a,b,c,d ke persamaan a untuk mendapat persamaan baru a’
 Masukkan nilai a’,b,c,d ke persamaan b untuk mendapat persamaan baru b’
 Masukkan nilai a’,b’,c,d ke persamaan c untuk mendapat persamaan baru c’
 Masukkan nilai a’,b’,c’,d ke persamaan d untuk mendapat persamaan baru d’
 Iterasikan sampai mendapat nilai sesungguhnya
BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Dari persamaan linear yang dimiliki ubah persamaan menjadi matriks 4x4, maka hasilnya:

6 2 −3 1 𝑋1 5
[2 4 3 −2 ] [𝑋2]= [ 6 ]
4 2 7 1 𝑋3 14
2 4 −4 6 𝑋4 15
Tentukan nilai X1, X2, X3, dan X4 dengan:

1. METODE GAUSS JORDAN

6 2 −3 1 1 0 0 0
[2 4 3 −2]  [0 1 0 0
]
4 2 7 1 0 0 1 0
2 4 −4 6 0 0 0 1

6 2 3 1 5  1 2 3 5  R2  2 R11 2 3 1 5 
1  6 6 6 6
   6 6 6 6  R3  4 R1 
2 4 3  2 6  R1 X 16 2 4 3  2 0 10
6  R4  2 R1 4 7 13 
   3 3 3
4 2 7 1 14 4 2 7 1 14  0 2 3 9 1 32 
     10
3 3

2 4  4 6 15 2 4 4 6 15  3 17 40
0 3 3 3 
1 2 3 1 5  R1 ( 2 ) R2 1 0 9 2 2 
 6 6 6 6  6
 10 5 5 
 7 13  RR 3((103 ))RR2
2
R2 X 3
 0 1 6 0 1 6  7 13  R 3 X 5
  10
 5 10 10 4
32   5 10 10    41

0 2 3 9 1 32  41 4 49 
3 3 0 0
5 5 5
 10 17 40  0
0 3  0 7 8 9 
3 3 3 

1 2  R (  9 ) R 1 20121 
0 9 2

0 0
41 82 
 10 5 5  1 6 10 3
0 1 6  7 13  RR2 (( 75))RR3 0 1 0  67  1182 R4 X 41
10 10  4    82   356

 5 3
 4 49
0 0 1 4 49  0 0 1
41 41 
0
41 41  
 0 7 8 9  0 0 0 356
41
712
41

1 0 0 20 121  R1( 20 41) R4


 41 82  R2 ( 67 ) R4 1 0 0 01 
1 0  67  1182 R 3( 4 41) R4  2
82
0
 82     0 1 0 03 
2
49  0 0 1 0 1
0 0 1 4
41 41
0 0 0 1 2   
 0 0 0 1 2

Maka didapat bahwa:

(𝑥1 = 0,5) (𝑥2 = 1,5) (𝑥3 = 1) (𝑥4 = 2)


2. METODE LU GAUSS

A  LU

6 2 −3 1 1 0 0 0 u11 u12 u13 u14


2 4 3 −2 l21 1 0 0 0 u22 u23 u24
[ ]
 [ ][ u34 ]
4 2 7 1 l31 l32 1 0 0 0 u33
2 4 −4 6 l41 l42 l43 1 0 0 0 u44

 Kolom Pertama
R2  ( 1 ) R1
3
6 2 −3 1 R3  ( 2 ) R1
3
6 2 −3 1
2 4 3 −2 R4  ( 3 ) R1
1 0 10⁄3 4 −7⁄3 1 2 1
[ ]   [ ] (𝑚21 = 3)(𝑚31 = 3)(𝑚41 = 3)
4 2 7 1 0 2⁄3 9 1⁄3

2 4 −4 6 0 10⁄3 −3 17⁄3

 Kolom Kedua
6 2 −3 1 R3  ( 1 ) R2
6 2 −3 1
5
0 10⁄3 4 −7⁄3  R2 0 4 −7⁄3 1
] R4  [
10⁄3
[ ] (𝑚32 = 5)(𝑚42 = 1)
0 2⁄3 9 1⁄3 0 0 41⁄5 4⁄5
0 10⁄3 −3 17⁄3 0 0 −7 8

 Kolom Ketiga

6 2 −3 1 6 2 −3 1
0 4 −7⁄3 R4  ( 35 ) R3 0 10⁄3 4 −7⁄3 35
]     [
10⁄3
[ 41
] (𝑚43 = − 41)
0 0 41⁄5 4⁄5 0 0 41⁄5 4⁄5

0 0 −7 8 0 0 0 356⁄41

Masukkan nilai M ke Matriks segitiga bawah L

1 0 0 0 6 2 −3 1
1⁄3 1 0 0 0 10⁄3 4 −7⁄3
L=[ ] U=[ ]
2⁄3 1⁄5 1 0 0 0 41⁄5 4⁄5

1⁄3 1 −35⁄41 1 0 0 0 356⁄41

Ly = B

1 0 0 0 𝑦1 5
1⁄3 1 0 0 𝑦2 6
[ ][ ] = [ ]
2⁄3 1⁄5 1 0 𝑦3 14
1⁄3 1 −35⁄41 1 𝑦4 15
Dengan eliminasi gauss segitiga bawah maka input nilai y ke persamaan:
Ux = y

6 2 −3 1 𝑥1 5
0 10⁄3 4 −7⁄3 𝑥2 13⁄3
[ ] [𝑥 ] = [ ]
0 0 41⁄5 4⁄5 3 49⁄5
0 0 0 356⁄41 𝑥4 712⁄41

Dengan eliminasi gauss segitiga atas maka :


(𝑥1 = 0,5) (𝑥2 = 1,5) (𝑥3 = 1) (𝑥4 = 2)

3. METODE GAUSS SEIDEL

Persamaan Gauss Seidel

6𝑎 + 2𝑏 − 3𝑐 + 𝑑 = 5

2𝑎 + 4𝑏 + 3𝑐 − 2𝑑 = 6

4𝑎 + 2𝑏 + 7𝑐 + 𝑑 = 14

2𝑎 + 4𝑏 − 4𝑐 + 6𝑑 = 15

Dengan tebakan awal 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 = 1,1,1,1

Persamaan iterasi ;

6𝑎 + 2𝑏 − 3𝑐 + 𝑑 = 5

5 − 2𝑏 + 3𝑐 − 𝑑
𝑎=
6

2𝑎 + 4𝑏 + 3𝑐 − 2𝑑 = 6

6 − 2𝑎 − 3𝑐 + 2𝑑
𝑏=
4

4𝑎 + 2𝑏 + 7𝑐 + 𝑑 = 14

14 − 4𝑎 − 2𝑏 − 𝑑
𝑐=
7
2𝑎 + 4𝑏 − 4𝑐 + 6𝑑 = 15

15 − 2𝑎 − 4𝑏 + 4𝑐
𝑑=
6

Iterasi Pertama :

Tebakan awal 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 = 1,1,1,1

5 − 2𝑏 + 3𝑐 − 𝑑 5 − 2(1) + 3(1) − 1
𝑎1 = = = 0,833
6 6
6 − 2𝑎 − 3𝑐 + 2𝑑 6 − 2(0,833) − 3(1) + 2(1)
𝑏1 = = = 0,833
4 4
14 − 4𝑎 − 2𝑏 − 𝑑 14 − 4(0,833) − 2(0,833) − 1
𝑐1 = = = 1,143
7 7
15 − 2𝑎 − 4𝑏 + 4𝑐 15 − 2(0,833) − 4(0,833) + 4(1,143)
𝑑1 = = = 2,429
6 6

Iterasi kedua :

Nilai 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 untuk iterasi kedua didapat dari hasil iterasi pertama, yaitu masing-masing
(0,833),(0,833),(1,143),(2,429)

5 − 2𝑏 + 3𝑐 − 𝑑 5 − 2(0,833) + 3(1,143) − 2,429


𝑎2 = = = 0,722
6 6
6 − 2𝑎 − 3𝑐 + 2𝑑 6 − 2(0,722) − 3(1,143) + 2(2,429)
𝑏2 = = = 1,496
4 4
14 − 4𝑎 − 2𝑏 − 𝑑 14 − 4(0,722) − 2(1,496) − 2,429
𝑐2 = = = 0,813
7 7
15 − 2𝑎 − 4𝑏 + 4𝑐 15 − 2(0,722) − 4(1,496) + 4(0,813)
𝑑2 = = = 1,804
6 6
Iterasi sudah dapat dihentikan pada saat iterasi ke–14 sehingga didapat nilai a = 0,5 ; b = 1,5 ;
c = 1 dan d = 2 .
BAB IV

KESIMPULAN
1. Metode Gauss Jordan merupakan metode yang paling sederhana serta mudah untuk
dikerjakan.
2. Urutan persamaan di dalam suatu SPL sangat berpengaruh terhadap penampilan
metode iterasi Gauss Seidel.
3. Iterasi yang didapat pada saat menggunakan Jacobi akan lebih banyak daripada
menggunakan Gauss Seidel.
4. Apabila tidak teliti dalam melakukan perhitungan pada LU Gauss maka hasil yang
didapat akan berbeda atau tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Rinaldi Munir. 2010. Metode Numerik, http ://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/
Buku/Metode%20Numerik/ (Dikutip pada tanggal 29 Maret 2017)

Wirawan Adipradana. 2017. Slide Perkuliahan Metode Numerik Sistem Persamaan Linear.
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai