Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

FISIKA KOMPUTASI 1
Metode Simpson 1/3

Oleh:

NAMA : Risky Maulana


NIM : 1507045001
PRODI : FISIKA

LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI I
Metode Simpson 1/3

Samarinda, Maret 2017


Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Sapriani Risky Maulana


NIM.1407045022 NIM.1507045001

Koordinator Kelas

Sapriani
NIM.1407045022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
BAB I PENDAHULUAN 7
1.1 Latar Belakang 7
1.2 Tujuan 8
1.3 Manfaat 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 12
3.1 Kasus12
3.2 Algoritma 12
3.3 Flowchart 14
3.4 Script Program 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17
4.1 Hasil Program 17
4.2 Pembahasan 17
BAB V PENUTUP 18
5.1 Kesimpulan 18
5.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 10
Gambar 2.2 11
ABSTRAK
Risky Maulana, berada dalam kelas A pada praktikum tentang Integrasi
Numerik Metode Simpson 1/3 di bawah bimbingan Asisten Lab Fisika
Komputasi dan Pemodelan.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, 13 Maret 2017 pukul 16.00
18.00 WITA bertempat di Laboratorium Fisika Komputasi, Lantai 3, Gedung G,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman.
Integrasi Numerik merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mendekati nilai dari perhitungan sebenarnya. Pada praktikum mengenai Metode
Integrasi Numerik Metode Simpsom 1/3 dengan menggunakan batas bawah -2
dan batas atas 2, akan di cari nilai numeric dengan menggunakan metode simpson
1/3. Nilai numerik yang didapatkan dengan metode simpson 1/3 adalah
725.316528 dan nilai error yang dihasilkan adalah 4.36590798E-02 %.

kata kunci: Integral Numerik, Metode Simpson 1/3


ABSTRACT

Risky Maulana, is in a class A on practicum on "Integration of Numerical


Methods Simpson 1/3" under the guidance of Computational Physics Lab
Assistant dab Modelling.
This teaching was held on Monday, March 13th, 2017 at 16.00 18.00
housed in the laboratory of Physics of computation, 3rd floor, building G, Faculty
of mathematics and natural sciences, Mulawarman University.
Numerical integration is a method used to approach the value of the actual
calculations. At the lab Integration Methods Numerical Methods Simpsom 1/3 -2
by using the lower limit and the upper limit of 2, will find numeric value using 1/3
simpson. The numerical value obtained by the method of Simpson 1/3 is
725.316528 and the resulting error value is 4.36590798E-02 %.

keywords: Numerical Integral, Methods Simpson 1/3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Didalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali melihat sesuatu dengan


berbagai bentuk, yang tidak pasti mulai dari tanah, gunung, rumah, daun dan
masih banyak lainnya. Banyak benda yang berada di sekitar kita yang tidak
berbentuk kotak, silinder, lingkaran dan lain lain. Yang dimana penting bagi kita
untuk menbgetahui bangaimana cara menghitung suatu benda yang kita tidak
mengetahui bagaimana cara menghitung luasnnya. Lalu bagaimana cara kita
untuk menghitung luasan benda yang tidak mempunya rumus khusus.
Untuk mencari luasan sesuatu yang bentuknya berbeda atau sesuatu yang tidak
memiliki bentuk pasti maka kita dapat menggunakan suatu metode yang sangat
umum bagi kita yaitu metode integrasi, metode integras ini dibedakan menjadi
dua yaitu integrasi analitis dan integrase numerik, dimana intagrasi analitis
merupakan integrasi biasa yang kita hitung dengan menggunakan rumus integral
yang ada pada matematika dan kalkulus, sedangkan integrase numerik merupakan
metode pendekatan dari integrasi analitis yang salah satunya adalah aturan
simpson.
Aturan Simpson yang menggunakan metode Simpson 1/3 di bagi menjadi dua
yaitu aturan Simpson satu pias dan aturan Simpson dengan banyak pias. Di dalam
aturan Simpson 1/3 digunakan polinomial order dua (persamaan parabola) yang
melalui titik f (xi 1), f (xi) dan f (xi + 1) untuk mendekati fungsi. Rumus Simpson
dapat diturunkan berdasarkan deret Taylor. Nilai I (xi + 1) adalah luasan dibawah
fungsi f (x) antara batas a dan xi + 1. Sedangkan nilai I (xi 1) adalah luasan antara
batas a dan I (xi 1). Dengan demikian luasan di bawah fungsi antara batas xi 1 dan
xi + 1 yaitu (Ai), adalah luasan I (xi + 1) dikurangi I (xi 1). Dalam penggunaan metode
Simpson dengan banyak pias ini jumlah interval adalah genap.
Oleh karena itu, praktikuum ini dilakukan agar kita mengetahui metode
Simpson sepertiga dan memahami perhitungan metode Simpson sepertiga dengan
bahasa fortran.
1.2 Tujuan percobaan
1. Mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan integral numerik.
2. Mengerti dan memahami integral numerik menggunakan metode simpson 1/3.
3. Mengetahui hasil dari perhitungan persamaan intergral dengan Metode
Simpson 1/3.

1.3 Manfaat percobaan


1. Dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan integral numerik.
2. Dapat mengerti dan memahami integral numerik menggunakan metode
simpson 1/3.
3. Dapat Mengetahui hasil dari perhitungan persamaan intergral dengan Metode
Simpson 1/3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Integral
Sebuah model matematika secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
formulasi atau persamaan yang mengekspresikan suatu sistem atau proses dalam
istilah matematika, sebagai bentuk yang umum, model matematika dapat
direpresentasikan dalam hubungan fungsional. Suatu persoalan yang ditemukan
dilapangan kemudian dibentuk dalam model matematika, mungkin model
matematika tersebut sangat kompleks atau mungkin tidak ditemukan
penyelesaiannya, atau mungkin bagi ilmuwan bukan semata-mata mencari
penyelesaian dalam bentuk fungsi, tetapi hasil dari sebuah kondisi tertentu tanpa
harus diperlihatkan fungsinya (Nurhadiyono, 2012).
Integral suatu fungsi adalah operator matematik dan merupakan integral
suatu fungsi f(x) terhadap variable x dengan batas batas integrase adalah dari x=a
sampai x=b. Integral analitis suatu fungsi telaah banyak di pelajari dalam mata
pelajaran matematika dan kalkulus (Triadmodjo, 2002).
Metode integral numerik merupakan integral tertentu yang di dasarkan
pada hitungan perkiraan. Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan mendekati
fungsi yang diintegralkan dengan fungsi polinomial yang diperoleh berdasar data
yang tersedia. Bentuk paling sederhana adalah apabila tesedia dua titik data yang
dapat di bentuk fungsi polinomial orde satu yang merupakan garis lurus (linier)
(Triadmodjo, 2001).
Formula titik tengah adalah metode yang paling sederhana untuk mendapatkan
nilai integral secara numerik. Dengan metode ini nilai integral per sub-interval
dihitung dengan menggunakan satu nilai, nilai integral pada sub-interval xk dan
xk+1 adalah:
x k+ 1

(2.1)
f ( x ) dx
xk

(Kosasih, 2007).
2.2 Aturan Simpson
Di samping menggunakan rumus trapesium dengan interval yang lebih kecil,
cara lain untuk mendapatkan perkiraan yang lebih teliti adalah menggunakan
polinomial order lebih tinggi untuk menghubungkan titik-titik data. Misalnya,

Gambar 2.1 Aturan Simpson


apabila terdapat satu titik tambahan di antara f (a) dan f (b), maka ketiga titik
dapat dihubungkan dengan fungsi parabola (Gambar 2.3a). Apabila terdapat dua
titik tambahan dengan jarak yang sama antara f (a) dan f (b), maka keempat titik
tersebut dapat dihubungkan dengan polinomial order tiga (Gambar 2.3b). Rumus
yang dihasilkan oleh integral di bawah polinomial tersebut dikenal dengan metode
(aturan) Simpson (Triadmodjo, 2002).

2.3 Aturan Simpson 1/3


Di dalam aturan Simpson 1/3 digunakan polinomial order dua (persamaan
parabola) yang melalui titik f (xi 1), f (xi) dan f (xi + 1) untuk mendekati fungsi.
Rumus Simpson dapat diturunkan berdasarkan deret Taylor. Untuk itu, dipandang
bentuk integral berikut ini.
x
(2.2) I ( x) f ( x ) dx
a

Apabila bentuk tersebut didiferensialkan terhadap x, akan menjadi:


dI ( x)
(2.3) I ' ( x) f ( x)
dx
(Triadmodjo, 2002).
2.4 Aturan Simpson 1/3 dengan banyak pias

Seperti dalam metode trapesium, metode Simpson dapat diperbaiki dengan


membagi luasan dalam sejumlah pias dengan panjang interval yang sama
(Gambar 2.4):

(2.4 ) ba
x
n

dengan n adalah jumlah pias.

Gambar 2.2 Metode Simpson dengan banyak pias

Luas total diperoleh dengan menjumlahkan semua pias, seperti pada Gambar 2.2
b
(2.5 ) f ( x) dx A1 A3 ... An 1
a

Dalam metode Simpson ini jumlah interval adalah genap. Apabila persamaan (2.6)
disubstitusikan ke dalam persamaan (2.7) akan diperoleh:
b
x x x
(2.6 ) f ( x) dx
a
3
( f 0 4f 1 f 2 )
3
(f1 4f 2 f 3 ) ...
3
(f n 2 4f n 1 f n )

atau

x
b n 1 n2
(2.6 )
f (x ) dx f (a ) f ( b) 4 f ( x i ) 2 f ( x i )
a
3 i 1 i2

(Triadmodjo, 2002).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Kasus
Carilah hasil persamaan berikut dengan menggunakan metode trapesium
satu pias, metode trapesium banyak pias, nilai koreksi ujung serta penyelesaian
biasa. Diketahui fungsinya:
5
I = e(2)x + 4 x 3+ 8 x dx
0

Dengan = 0,5

3.2 Algoritma
1. Memulai program
2. Menghilangkan seluruh sifat variabel
3. Mendeklarasikan sifat variable yang diinginkan
4. Menginput nilai data
5. Menghitung nilai eksak
I =f ( b )f (a)
6. Menampilkan hasil perhitungan analitik
7. Dicari nilai x dengan rumus
ba
x=
n
8. Melakukan peloopingan untuk i= 1,m untuk mencari nilai genap

n2
I =2 f ( x i )
i=2

9. Melakukan peloopingan untuk i= 1,(m-1) untuk mencari nilai ganjil


n1
I =4 f ( x i )
i=1

10. Di cari nilai numerik untuk metode simpson 1/3 dengan menggunakan rumus
[ ]
b n1 n 2
x
f ( x ) dx= 3
f ( a ) +f ( b )+ 4 f ( x i )+ 2 f ( x i)
a i=1 i=2

11. Menampilkan hasil perhitungan numerik


12. Menghitung nilai eror

( Nilai EksakNilai Numerik)


Error = Nilai Eksak 100%

13. Menampilkan nilai error

14. Mengakhiri program


3.3 Flowchart
End function f End function g

3.4 Script Program


program simpson
implicit none
integer ::i,n,j,m
real ::
a,b,Ax,Bx,fa,fb,aax,fx4,al,bl,fx2,bbx,numerik,analitik,
ea,eb,z,er
! character ::
write(*,*)'Masukkan batas atas'
read(*,*)b
write(*,*)'Masukkan batas bawah'
read(*,*)a
write(*,*)'masukkan jumlah pias'
read(*,*)n

!------------------------------------------------------
-
! ## Mencari nilai analitik ##

analitik=g(b)-g(a)
write(*,*)'Nilai analitiknya adalah',analitik

!-----------------------------------------------------
! ## mencari nilai genap ##

Ax=(b-a)/n
al=a
fx2=0
m=n/2
do i=1,(m-1)
aax=al+(Ax*2)
fx2=f(aax)+fx2
write(*,*)'aax',aax
al=aax
end do

!---------------------------------------------------
! ## mencari nilai ganjil ##

bl=a-Ax
fx4=0
do i=1,(m)
bbx=bl+(Ax*2)
write(*,*)'bbx',bbx
fx4=f(bbx)+fx4
bl=bbx
end do

!------------------------------------------------------
-
! ## Hasil dari persamaan ##

numerik=(Ax/3)*(f(a)+f(b)+(4*fx4)+(2*fx2))
write(*,*)'Nilai numeriknya adalah',numerik

!-----------------------------------------------------
! ## Nilai error ##

er=abs((analitik-numerik)/analitik)*100
write(*,*)'Nilai erornya adalah',er

!------------------------------------------------------
-
! ## function ##

contains
function f(x)
real :: f,x
f=exp(-2**x)+(4*(x**3))+8*x
end function

function g(x)
real :: g,x
g=(-1/2) * exp(-2**x) + x**4 + 4 * x**2
end function
!------------------------------------------------------
end
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Masukkan batas atas
5
Masukkan batas bawah
0
masukkan jumlah pias
20
Nilai analitiknya adalah 725.000000
Nilai numeriknya adalah 725.316528
Nilai erornya adalah 4.36590798E-02

4.2 Pembahasan
Dari program aturan simpson 1/3 yang sudah di dapat diketahui bahwa
aturan Simpson 1/3 biasanya lebih disukai karena mencapai ketelitian order tiga
dan hanya memerlukan tiga titik, dibandingkan aturan Simpson 3/8 yang
membutuhkan empat titik. Dalam pemakaian banyak pias, aturan Simpson 1/3
hanya berlaku untuk jumlah pias genap. Apabila dikehendaki jumlah pias ganjil,
maka dapat digunakan metode trapesium. Tetapi metode ini tidak begitu baik
karena adanya kesalahan yang cukup besar.
Jika di bandingkan dengan aturan simpson 1/3 dan integrasi biasa, simpson
mempunyai error kecil dan hampir mendekati hasil dari integrasi biasa. Ini berarti
aturan simpson 1/3 tidak kalah akurat dibandingkan integrasi biasa jika di
gunakan dalam jumlah yang sangat besar. Aturan simpson di pergunakan apabila
jumlah data interval ganjil. Misalnya untuk jumlah interval adalah sembilan maka
untuk tiga interval pertama kita gunakan aturan simpson 3/8 sedangkan untuk
interval yang lainnya kita gunakan aturan simpson 1/3.
Dapat di lihat dari hasil yang telah di dapat terlihat bahwa simpson 1/3
lebih besar numerik yang di dapat yaitu 725.316528 dan hasil analitik yang
didapat yaitu 725.000000 dan error yang didapatkan adalah sebesar 4.36590798E-
02 %.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Metode integrasi numerik merupakan integral tertentu yang berdasarkan
pada hitungan perkiraan. Seperti pada metode perhitungan integral secara
analitik, hitungan integral secara numerik dapat dilakukan dengan
membagi luasan dalam sejumlah pias kecil. Jumlah luas semua pias yang
disebut dengan luas total.
2. Aturan Simpson adalah suatu aturan yang digunakan untuk menghitung
luas suatu kurva polinom berderajat dua p2(x) atau berderajat tiga p3(x)
dengan pendekatan yaitu pendekatan menggunakan pastisi berbentuk
parabola. Dalam Metode Simpson ada dua jenis yaitu Metode Simpson 1
per 3 dan Metode Simpson 3 per 8.
3. Pada ini kita mendapatkan hasil dari nilai analitik adaah 725.316528 dan
nilai numerik 725.00 dengan ini kita mendapatkan nilai error
4.36590798E-02 %.

5.1 Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan dapat mencoba data-data
yang lebih variatif sehingga hasil yang di dapatkan dapat di bandingkan dengan
hasil yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih,P.Buyung.2007.komputasi numerik teori dan aplikasi. Yogyakarta: andi


Triadmodjo,Bambang. 2002. Metode Numerik. Yogyakarta: beta offset
Ilmi,Ulul.2012. Membandingkan Metode Trapesium Satu Pias, Banyak Pias Dan
Koreksi Ujung.Jurnal Teknika.4 (2).355-357.
Nurhadiyono,Bowo.2012. penerapan integrasi numerik menggunakan metode
segiempat (rectangle rule) untuk menghitung luas daerah tidak
beraturan.Techno.COM.11(4).181-193.

Anda mungkin juga menyukai