Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODE SIMPSON

Disusun Oleh:
Abiyyu Haidar (21090117120010)
Alvian Dharmala (21090117120012)
M. Iman Khoirulloh (21090117120019)
Rendi Gestono (21090117130060)
Sulistio Wiji Utomo (21090117140014)
Binart Reynaldo Pardosi (21090117140041)
Chandra (21090117140060)

DEPARTEMEN S1 TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITES DIPONEGORO
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini berjudul “Metode Simpson”. Penulis sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah ilmu pengetahuan tentang Proses yang
benar tentang Metode Simpson. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Semarang, 17 Maret 2018

Penulis
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Integral merupakan suatu bagian dari matematika yang digunakan untuk


menghitung suatu luasan benda yang tak beraturan. Sama halnya seperti
matematika, dalam mencari solusi integral dibutuhkan ketelitian dalam
menghitung rumusan integralnya.

Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemajuan zaman, maka


diperlukan suatu produk dengan ketelitian dan akurasi tinggi, danwaktu
pengerjaan yang singkat. Begitu juga dengan permasalahan dalam bidang ilmu
pengetahuan fisika murni maupun terapan, bidang rekayasateknik metalurgi,
mesin, elektro, sipil dan lain-lain dituntut hal yang sama,
dimana dalam suatu perhitungan dengan data numerik membutuhkanketelitian dan
akurasi yang cukup baik. Pada saat teknologi informasi belum ada atau boleh
dikatakan belum maju pesat, para praktisi
dan profesional di bidang rekayasa teknik dan sain menganalisa dengan perhitung
an manual. Simplifikasi digunakan dimana struktur yang sangatkompleks
disederhanakan menjadi struktur yang lebih sederhana. Artinyaakan terjadi
perbedaan dari suatu permodelan dengan kondisi aktual. Halini dilakukan untuk
menghindari kesulitan dalam analisa.Adanya perkembangan teknologi informasi
yang sangat pesat padasaat ini mendorong para praktisi untuk mengembangkan
cara baru agar pekerjaan analisa dapat dilakukan dengan lebih baik dan lebih
efektif. Metode kalkulasi dengan matriks dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan teknologi informasi. Sudah banyak persoalan di bidang
teknik maupun sains yang dapat diselesaikan dengan menggunakan permodelan m
atematika. Sering kali permodelan matematika tersebut muncul dalam bentuk
yang tidak ideal, sehingga tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan metode
analitik untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact solution).
Jika persoalan-persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan
dengan metode permodelan matematika metode analitik menggunakan dalil-
dalil kalkulus, maka solusinya dapat diperoleh dengan metode
numerik. Metode numerik secara harfiah berarti suatu cara berhitung
dengan menggunakan angka-angka, sedangkan secara istilah metode numerik
adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalanmatematik
sehingga dapat diselesaikan dengan operasi aritmatika biasa. Dengan
menggunakan metode numerik, solusi exact dari persoalan
yang dihadapi tidak akan diperoleh. Metode numerik hanya bisa
memberikan solusi yang mendekati atau menghampiri solusi sejatisehingga solusi
numerik dinamakan juga solusi hampiran (approximation solution). Pendekatan
solusi ini tentu saja tidak tepat sama dengan solusisejati, sehingga ada selisih
antara keduanya. Solusi tersebut disebut solusi galat (error). Semakin kecil galat
yang diperoleh berarti semakin dekatsolusi hampiran yang diperoleh dengan
solusi sejatinya.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan, maka dapat
dirumuskan masalah menjadi beberapa pertanyaan yang akan dijabarkan berikut:

- Bagaimana cara menemukan solusi integral numerik dengan menggunakan


Metode Simpson?
- Bagaimana penurunan rumus Metode Simpson?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mempermudah pemahaman prinsip


dasar mengenai integrasi numerik khususnya dengan
menggunakan Aturan Simpson.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Hukum Simpson

Dalam analisis numerik kaidah simspon adalah salah satu metode integrasi
numerik, yaitu hampiran numerik dari integral tentu.

Metode ini berasal dari Matematikawan Thomas Simpson (1710-1761),


yang berasal dari Leicestershire, misalnya oleh arsitektur Perkapalan untuk
menguku luas bidang datar dan volume benda yang permukaannya tidak teratur

2.2 Hukum Simpson I

Aturan Simpson 1 digunakan untuk ordinat ganjil. Minimal 3 ordinat yang


diperlukan. Aturan simpson 1 paling banyak digunakan untuk menyelesaikan
perhitungan luas atau pun volume suatu luasan dan bentuk lengkungan karena
paling mendekati kebenaran. Semakin banyak jumlah ordinat maka hasil yang
diperoleh juga semakin benar. Penambahan ordinat dilakukan pada bentuk kurva
yang mengalami perubahan yang ekstrim. Hal ini dilakukan agar ketelitian
semakin tepat.

h h
a b
= garis fungsi
= garis pendekatan
polinomial orde 3
Gambar 2.1.a
Secara matematik simpson 1/3 didapat dari penurunan polinomial orde
3. secara umum persamaan untuk metode Simpson dengan 2 segmen
adalah:

L = h/3 {(a) + 4f(a+h)+ f(b)}


Y = a0 + a1.x + a2.x2

F(x)

y1 y2

y0
dx

h h

Gambar 2.1.b.
Misalkan persamaan garis lengkung bidang tersebut adalah y = a 0 + a1.x + a2.x².
Dengan integrasi, luas bidang lengkung di atas (A) dapat dihitung sebagai berikut:
Persamaan garis : y = a0 + a1.x + a2.x² ….. [I]

Luas semua:

A = 0∫2h dA = 0∫2h ydx = 0∫2h (a0 + a1.x + a2.x²)dx

A = 0∫2h (a0.dx) + 0∫2h (a1.x.dx) + 0∫2h (a2.x²dx)

A = a0.x + ½ a1.x² + 1/3a2.x³ = a0.2h + ½ a1.(2h)² + 1/3a2.(2h)³

A = 2a0.h + 2a1.h² + 8/3a2.h³………. [II]

Misalkan : A = B.y0 + C.y1 + D.y2 ………. [III]

Dari persamaan [I]:

Bila : x=0 maka : y0 = a0 + a1.0 + a2.0 = 0

x=h maka : y1 = a0 + a1.h + a2.h²


x = 2h maka : y2 = a0 + 2a1.h + 4a2.h²

Masukkan y0, y1 dan y2 di atas ke persamaan [III], didapat :

A = B(a0) + C(a0 + a1.h + a2.h²) + D(a0 + 2a1.h + 4a2.h²)

= (B.a0 + C.a0 + D.a0) + (C.a1.h + 2D.a1.h) + (C.a2.h² + D.4a2.h²

= (B + C + D)a0 + (C + 2D)a1.h + (C + 4D)a2.h² ………. [IV]

Dari persamaan [II] : A = 2h. a0 + 2h.a1.h + 8/3h. a2.h²

dan [IV], didapat :

( B + C + D ) = 2 h …….(1)

( C + 2D ) = 2 h …….(2)

( C + 4D ) = 8/3 h … .(3)

Dari (3) – (2) didapat : (C+ 4D – C – 2D) = 8/3 h – 2h

2D = 2/3 h, D = 1/3 h

Dari (2) : (C + 2/3h) = 2 h, C = 2h – 2/3h = 4/3 h

Dari (1) : (B + 4/3 h + 1/3 h) = 2 h, B = 2h – 5/3 h = 1/3 h

Jadi didapat : B = D = 1/3 h dan C = 4/3 h

Dimasukkan ke persamaan [III], didapat :

A = 1/3 h.y0 + 4/3 h.y1 + 1/3 h.y2

A = 1/3 h (1.y0 + 4.y1 + 1.y2 )

Jadi harus diingat, untuk aturan Simpson I :

- Angka pengali : 1/3


- Faktor Simpson I : 1, 4, 1

- Jarak ordinat kelipatan :2

Contoh Soal Hukum Simpson I

a.

y3 = 7 y4 = 7,2 y5 = 7,4 y6 = 7,45


y2 = 6
y1 = 5
y0 = 3

h=3

Diket :

h =3 y3 = 7

y0 = 3 y4 = 7,2

y1 = 5 y5 = 7,4

y2 = 6 y6 = 7,45

Jawab :

A = 1/3 h (1.y0 + 4.y1 + 2.y2 + 4y3 + 2y4 + 4y5 +1.y6 )

A = 1/3 . 3 (3 + 4.5 + 2.6 + 4.7 + 2.7,2 + 4.7,4 + 7,45 )

A = 1 (144,45)

A = 114,45

b. Tentukan luas bidang lengkung seperti gambar di bawah menurut aturan


Simpson 1
y2 = 8
y1 = 7

y0 = 4

h=6

Diket :
h =6
y0 = 4
y1 = 7
y2 = 8

Jawab :
A = 1/3 h (1.y0 + 4.y1 + 1.y2 )
A = 1/3 . 6 (4 + 4.7 + 8)
A = 2 (40)
A = 80

2.3 Hukum Simpson II

Rumus pendekatan luas bidang lengkung dengan aturan Simpson II adalah rumus
luas untuk 4 (empat) ordinat yaitu : y0, y1, y2 dan y3 atau jika jumlah ordinat lebih
y dx
banyak dapat dikatakan, rumus pendekatan ini digunakan untuk menghitung
luas bidang lengkung pada setiap jarak ordinat (h) kelipatan 3.

y1 y y3
y0 y2

x
h h h
y = a0 + a1.x + a2.x² + a3.x³

Gambar 2.2.a
Rumus pendekatan luas bidang lengkung dengan aturan Simpson II adalah rumus
luas untuk 4 (empat) ordinat yaitu : y0, y1, y2 dan y3 atau jika jumlah ordinat
lebih banyak dapat dikatakan, rumus pendekata ini digunakan untuk
menghitung luas bidang lengkung pada setiap jarak ordinat (h) kelipatan 3.

Contoh soal Hukum Simpson II:

Berikut ini uraian untuk mendapatkan rumus pendekatan menghitung luas bidang
lengkung dengan aturan Simpson II. Seperti terlihat pada gambar 4.6, persamaan
garis lengkung bidang tersebut adalah :

y = a0 + a1.x + a2.x² + a3.x³. Dengan integrasi, dapat diuraikan sebagai berikut :


y y = a0 + a1.x + a2.x² + a3.x³ dx

y1 y y3
y0 y2

h x
h h
Gambar 2.2.b

Persamaan garis : y = a0 + a1.x + a2.x² + a3.x³ ………..[I]

Luas semua :

A = 0∫3h dA = 0∫3h ydx = 0∫3h (a0 + a1.x + a2.x² + a3.x³)dx

= a0.x +1/2 a1.x² + 1/3 a2.x³ + ¼ a3.x4

= 3 a0.h +4 1/2 a1.h² + 9 a2.h³ + 81/4 a3.h4 ………….[II]

Dimisalkan Luas A = A.y0 +B.y1 +C.y2 +D.y3 ………...[III]

Bila harga x diganti 0, h, 2h dan 3h, dan harganya disebut y0, y1, y2 dan y3 maka
dari [I] didapat :

y0 = a0

y1 = a0 + a1.h + a2.h² + a3.h³

y2 = a0 + 2a1.h + 4a2.h² + 8a3.h³

y3 = a0 + 3a1.h + 9a2.h² + 27a3.h³

Contoh Soal Simpson II:


Tentukan luas bidang lengkung seperti gambar di bawah menurut aturan Simpson 1

y2 = 8
y1 = 7
y0 = 4

h=6
Diket :

h = 5,6

y0 = 6

y1 = 8

y2 = 10

y3 = 11

Jawab :

A = 3/8 h ( 1.y0 + 3.y1 + 3.y2 + 1.y3 )

A = 3/8 . 5,6 ( 6 + 3.8 + 3.10 + 11 )

A = 3/8 . 5,6 ( 6 + 3.8 + 3.10 + 11 )

A = 3/0,7 (71)

A = 304,28

2.4 Hukum Simpson III

Untuk aturan Simpson III, luas bidang lengkung yang dihitung adalah luas
bagian I (ABCD) atau luas
bagian II (BEFC). Seperti
terlihat pada gambar,
persamaan garis lengkung
bidang tersebut

adalah y = a0 + a1.x + a2.x².

Gambar 2.3.a

Seperti terlihat pada gambar, persamaan garis lengkung bidang

tersebut adalah y = a0 + a1.x + a2.x². Dengan integrasi, luas bidang

lengkung I (ABCD) dapat dihitung sebagai berikut :

Gambar 2.3.b

• Persamaan garis : y = a0

+a1.x +a2.x² ………………………………. [I]

• Luas ABCD = 0∫h dA

= 0∫h ydx = 0∫h (a0 +a1.x + a2.x²)dx

= a0.x + ½ a1.x² + 1/3 a2.x³ = a0.h + ½ a1.h² + 1/3 a2.h³.…...…… [II]


• Dimisalkan : A = A.y0 + B.y1 + C.y2 …………………………………. [III]

• Bila persamaan [I], harga x diganti 0, h dan 2h dan harganya disebut

y0, y1, dan y2 maka diperoleh :

y0 = a0

y1 = a0 + a1.h + a2.h²

y2 = a0 + 2a1.h + 4a2.h²

Dimasukan ke persamaan [III], diperoleh :

A = A.a0 + B(a0 + a1.h + a2.h²) + C(a0 + 2a1.h + 4a2.h²)

A = (A + B + C)a0 + (B + 2C)a1.h + (B + 4C)a2.h² ………………………… [IV]

• Dari persamaan [II] dan [IV], diperoleh :

(A+B+C) = h……….1)

( B + 2C ) = ½ h…….2)

( B + 4C ) = 1/3 h…...3)

1), 2) dan 3) diselesaikan, diperoleh : A = 5/12 h, B = 8/12 h, C = -1/12 h

• Dimasukan ke persamaan [III], diperoleh :

Luas ABCD = 5/12 h y0 + 8/12 h y1 – 1/12 h y2

Luas bidang I (ABCD) = 1/12 h ( 5.y0 + 8.y1 – 1.y2 )

Dengan cara yang sama didapat

Luas bidang II (BEFC) = 1/12 h ( 5.y2 + 8.y1 – 1.y0 )

Perhatikan, untuk aturan Simpson III :

- Perhitungan luas adalah bagian I (ABCD) atau bagian II (BEFC)

h = 5,6 y2 = 10
y0 = 6 y1 = 8 y3 = 11
- Angka pengali : 1/12

- Faktor Simpson III : 5, 8, -1

- Jarak ordinat kelipatan :2

Diket :

h = 5,6 y1 = 8

y0 = 6 y2 = 10

Luas bidang I =1/12 h ( 5.y0 + 8.y1 – 1.y2 )

=1/12 . 6 (5.4 + 8.7 – 8)

=1/2 (68)

=34

Luas bidang II= 1/12 h ( 5.y2 + 8.y1 – 1.y0 )

= 1/12 . 6 (5.8 + 8.7 – 4)

=1/2 (92)

=46

Luas total = Luas bidang I + Luas bidang II

= 34 + 46 = 80
Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dalam dunia matematika numerik terdapat berbagai macam teknik integrasi


metode-metode numerik dalam pengaplikasiannya di dunia nyata salah satunya
aturan simpson. Di dalam aturan simpson terdapat tiga bagian yaitu aturan
simpson 1/3, 3/8, dan 1/12.
Hampiran nilai integrasi yang lebih baik dapat ditingkatkan dengan menggunakan
polinom interpolasi yang berderajat lebih tinggi. Misalkan fungsi f(x) dihampiri
dengan polinom interpolasi derajat 2 yang grafiknya berbentuk parabola. Luas
daerah yang dihitung sebagai hampiran nilaiintegrasi adalah daerah di bawah
parabola, untuk itu dibutuhkan 3 buah titik data, misalkan (0, f(0)), (h, f(h)), (2h,
f(2h)). Aturan Simpson 1/12, sama dengan Aturan Simpson 1/3 namun dibagi
hanya dua ruas saja. Sedangkan untuk aturan simpson 3/8 dibutuhkan 4 buah titik
dimana tingkat nilai dari integrasicenderung lebih baik dari pada aturan simpson
1/3.

Daftar Pustaka

- Santoso, Ari Wibawa Budi, ST, MSi. 2016. Pengantar Teknologi Kelautan,
Semarang, Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan,
Universitas Diponegoro.
- https://aimprof08.wordpress.com/2012/09/07/aturan-simpson-3-per-8-
simpson-rule. Internet
- https://aimprof08.wordpress.com/2012/09/06/aturan-simpson-1-per-3-
simpson-rule . Internet
- https://www.scribd.com/doc/22602914/aplikasi-metode-numerik-dengan-
metode-simpson. Internet.

Anda mungkin juga menyukai