Anda di halaman 1dari 15

BAB XVII

PERHITUNGAN LUAS DAN VOLUME (ISI)

Karena bentuk badan kapal tidak dibatasi oleh bidang-bidang datar tetapi oleh
bidang-bidang lengkung, maka untuk menghitung luas maupun volume (isi) dari
bentuk-bentuk terse-but, digunakan hitungan integrasi. Hasil perhitungan integrasi ini
merupakan hasil yang men-dekati. Untuk itu kita mengenal 2 macam aturan atau rumus
yang sering dipakai di dalam perhitungan luas dan volume bentuk lengkung kapal, yaitu
aturan Simpson dan aturan Trapesoide.

A. Atuntri Simpson (Simpson's Rule). Luas dan Volume.

Rumus Simpson dapat digunakan untuk menghitung luas dan volume bentuk-
bentuk yang tidak beraturan. Rumus ini berdasarkan asumsi bahwa batas-batas
bentuk lengkung adalah bentuk kurva yang mengikuti definisi dari dalil
matematika. Bila rumus ini diterapkan dalam perhitungan bentuk lengkung kapal,
akan memberikan perhitungan luas dan volume yang mendekati terbaik. Ketelitian
perhitungan yang diperoleh tergantung darijarak-jarak ordinat dan pendekatan
bentuk kurva dalam mengikuti dalil/rumus. .

1. Rumus Simpson I.

Rumus ini.berasumsi bahwa bentuk kurva adalah parabola dari persamaan


kwadrat. Sebuah parabola dari persamaan kwadrat adalah suatu parabola yang
persamaannya berhubungan dengan sumbu koordinat yang berbentuk: y = a 0
+ a1 x + a2x2 dimana a0, a1 dan a2 adalah konstan.

Misalnya kurva dalam gambar di sebelah adalah parabola dari fungsi kwadrat
dan y1 , y2, dan y3 adalah tiga titik ordinal yang berjarak sama, sejauh h. Luas
elemen bergaris adalah ydx.
Selanjutnya luas bagian di bawah kurva dan sumbu yang berbatasan:
2h
Luas=∫ ydx
0
2
Tetapi y =a0 + a1+ a2 x , sehingga

2h
Luas=∫ (a0 ¿+a1 x+ a2 x 2 )dx ¿
0

[
¿ a0 +
2
+
23 ]
a1 x 2 a 2 x 3 2 h
❑0

2 8 3
¿ 2 a0 h+2 a1 h + a 2 h
3

luas bentuk=Ay 1 + Ay2 +Cy 3

Dengan menggunakan persanlaan kurva dan substitusi x untuk o, h dan 2h,


maka luas bentuk
= Aa0 + B (a0 + a1h + a2h2) + C (a0 + 2a1h + 4a2h2)
= a0 (A + B + C) + a1h (B + 2CO + a2h2(B + 4C)
= 2a0h + 2a1h2 + 8/3 a2h3

Persamaan koeffisien : A + B + C = 2h
B + 2C = 2h
B + 4C = 8/3 h.

Dari persamaan teresebut diperoleh:

h 4h h
A= , B= , C=
3 3 3

Jadi luas bentuk menurut rumus Simpson adalah


h
¿¿ ( y 1+ 4 y 2 + y 3 )
3

(Rumus Simpson I)

Perlu dicatat bahwa rumus Simpson I dapat juga dipakai untuk mencari luas
bagian di' bawah curva persamaan pangkat tiga.- Misalnya persamaan
tersebut ialah y = a0 + a1 x + a2x2 + a3x3 dimana a0, a1, a2 dan a3 adalah
konstan.

Dari rumus tersebut di atas dapat dilihat bahwa luas bidang datar yang
dibatasi oleh sebuah parabola dan poros X adalah merupakan hasil
penjumlahan dari 4 kali jumlah ordinat genap ditambah dengan .jumlah 2 kali
ordinat ganjil ditambah dengan 1 kali jumlah ordinat pertama dan ordinat
yang terakhir untuk kemudian seluruh jumlah ersebut dikalikan dengan 1/3
jarak antara dua ordinat yang berurutan. Dengan kata lain rumus Simpson I
dapat ditulis sebagai berikut:

L - l/3h(y0+4 (y1 +y3+y5 +...) + 2(y2 + Y4 +y6 +. . .) + yn

Untuk mempermudah perhitungan dan mencegah kekeliruan tabel berikut ini


dapat kita gunakan:

Dari tabel dapat dilihat bahwa semua faktor pengali selalu diawali dengan
angka 1, angka berikutnya adalah 4. Faktor pengali diakhiri dengan angka
4–1. Angka 2 merupakan angka penyisip di antara dua angka 4 yang
berturutan. Makin banyak jumlah ordinat ganjil yang digunakan, hasilnya
makin mendekati sesungguhnya.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penggunaan rumus


Simpson I, harap perhatikan gambar berikut ini:

Menurut gambar di atas, ordinal yang digunakan adalah tiga dengan faktor
pengali ada-lah 1 — 4 — 1. Tinggi segitiga adalah 10' sehingga jarak antara
ordinal masing-masing 5'. Dengan mengalikan ordinat dengan faktor pengali
Simpson, lalu menjumlahkan hasil-hasilnya, kita memperoleh jumlah nilai
fungsi sebesar 24. Untuk memperoleh luas segitiga maka:
a) Sesuai rumus Simpson I : 1/3 x jarak ordinat x jumlah fungsi.
= 1 /3 x 5' x 24' - 40 kaki kwadrat.
b) Sesuai rumus planimetri biasa:
L = alas x ½ tinggi
L = 8' x \ x 10' = 40 kaki kwadrat.

L = 1/3 x jarak ordinat x jumlah fungsi


= 1/3 x 2,5 x 48 = 40 kaki kwadrat

Untuk mempermudah perhitungan luas bentuk scperti yang tertera dalam


gambar di atas, kita lakukan sebagai berikut:

Faktor Pengali
Nomor Ordinat Ordinat Fungsi
Simpson
1 2 1 2
2 3 4 12
3 5 2 10
4 8 4 32
5 10 2 20
6 12 4 48
7 15 1 15
Jumlah fungsi 139

Luas menurut rumus Simpson = 1/3 x 5 x 139 = 231,6k2

2. Ruang Simpson II.

Rumus ini berdasarkan bahwa persamaan kurva adalah pangkat 3. Misalnya


persamaan tersebut adalah :

y = a0 + a1x + a2x2+a3x3, di mana a0, a1 ,a2 dan a3 adalah konstan.

Luas elemen yang bergaris = ydx.


Luas bentuk = /3 h ydx.
= J3h (aQ + ajX + ajX2 + a3x3)dx
= UoX + '/^x2 + l/3a2x3 +1/4a3x4]03h
= 3a0h + -2- a, h2 + 9a2h3 + -&L a3h4
Luas bentuk = Ay1 + By2 + Cy3
Aao + B (ao + a j h + a2 h2 + a3 h3) +
C (a0 + 2a1h + 4a2h2+a3h3) +
D (a0 + 3at h + 9a2 h2 + 27a3 h3)
= a0 ( A + B + C + D) + 3j h (B + 2C + 3D)
+ a2h2 (B+4C + 9D) + a3h3 (B + 8C + 27 D)
Persamaan Koeffisien : A + B + C + D = 3h
B + 2C + 3D = 9/2 h.
B + 4C + 9D = 9h
B + 8C + 27D = 8% h.

Dari persamaan tersebut diperoleh :


A = 3/8 h, B = 9/8 h, C = 9/8 h; dan D = 3/8 h
Jadi luas bentuk = 3/8 hy1 + 9/8y2 + 9/8hy3 + 3/8hy4
= 3/8h (y1 + 3y2 + 3y3 + y4)
(Rumus Sempson II)

3. Rumus 5/8 Simpson (Simpson's five/Eight rule).

Luas elemen yang bergaris = ydx


h

h Luas daerah antara y1 dan y2 = ∫ ydx


o
= a0h + 1/2a1h2 + 1/3 a2h3
Luas daerah antara y1 dan y2 = Ay1 + By2 + Cy3
Jadi luas bentuk = AaO + B (aO + a1h + a2h2) + C (ao + a1h + a2h2)
= a0 ( A + B+ 0 + 3^(6+ 2C) + a2h2(B+4C)

Persamaan koeffisien :
A+B+C = h
B + 2C = h/2
B + 4C = h/3

Dari persamaan tersebut diperoleh :

5h 8h h
A= , B= , dan C=
12 12 12
Jadi luas bentuk antara y1 dan y2 : 125hy1 + 128hy2–(121 hy3)

h
¿ ¿
12

Rumus diatas adalah rumus lima/delapan (atau lima/delapan minus satu) dan
dipakai untuk mencari luas daerah di antara 2 ordinat konsekutif, jika 3
ordinat konsekutif telah diketahui.

Luas bidang air dan bentuk-bentuk yang serupa.

Semenjak bidang simetri kapal dibangun serupa, maka luas bidang air yang
dihitung cukup separuhnya saja, untuk kemudian dikalikan dua guna
memperoleh luas seluruhnya.

Gambar di atas menunjukkan luas bidang air sebelah kanan. Bidang simetri
(CL) diba-gi dalam sejumlah satuan panjang yang sama masing-masing h
meter. Panjang h disebut common interval. Setengah lebar a, b, c, d dan
seterusnya. Selanjutnya di-ukur dan masing-masing disebut semi ordinat.
Untuk menghitung luas daerah tersebut dapat dikerjakan dengan
menggunakan rumus Simpson I - k (a + 4b + c) Perlu diingat, jika common
interval dan interval-interval diukur dalam meter, maka luas yang diperoleh
juga dalam meter. Untuk mempermudah perhitungan luas bidang air seperti
pada gambar tersebut di atas, kita dapat menggunakan tabel di halaman depan
hasilnya didapat dari 2 x 1/3 x h x jumlah fungsi luas. Fungsi luas di sini di
peroleh dari perkalian antara ordinat dan faktor pengali Simpson.
Contoh penggunaan Rumus Simpson I.

Sebuah kapal panjang garis airnya 120 m mempunyai semi ordinat pada
jarak yang sama berturut-turut dari depan ke belakang sebagai berikut: 0, 3, 7,
7, 6, 7, 6, 7, 5, 4.6, 0.1 meter. Hitunglah luas bidang air dan TPC pada sarat
tersebut. Di sini terdapat jumlah ordinat garis air ganjil, karenanya dapat
digunakan rumus Simpson I.

No. ½ ordinat Faktor Meng Fungsi Luas


a. 0 1 0
b 3.7 4 14.8
c 7.6 2 15.2
d 7.6 4 30.4
e 7.5 2 15.0
f 4.6 4 18.4
g 0.1 1 0.1
Jumlah 93.3
H = 120/6 = 20 m
Jadi luas budang = 2 x 20/3 x 93.3 m2 = 1252 m2

1.025 x 1252
TPC = =12.83 Ton
100

Catalan : Jika dalam perhitungan menggunakan ¥2 ordinal maka hasiln>j


akan memberikan luas setengah bidang air. Jika menggunakan
lebar penuh sebagai ordinatnya, maka hasil perhitungan akan
memberikan luas selu-ruh bidang air.

Penggunaan Rumus Simpson II.

Rumus ini dapat dipakai untuk menghitung luas sebuah bentuk apabila
jumlah ordinatnya sedemikian rupa sehingga jumlah ordinatnya dikurangi
satu, sisa ordinat-ordinatnya dapat dibagi 3.

Contoh penggunaan Rumus Simpson II.

Panjang garis air sebuah kapal 120m mempunyai semi ordinat pada
jarak yang sama berturut-turut dari depan sebagai berikut :

0, 3, 7, 7.6, 7.5, 4.6, 0.1. Hitunglah luas bentuk bidang air tersebut.

Lihat gambar di atas: Luas daerah I = 3/8h (a + 3b + 3c + d)


Luas daerah II = 3/8h (d + 3e + 3f + g)
Luas 1 /2 bidang air = Luas I + Luas II.

Jadi luas 1/2 bidang air = 3/8h (a + 3b + 3c + d) +


3/8h (d + 3e + 3f + g) =
3/8h (a + 3b + 3c + 2d + 3e + 3f + g)

Untuk memperoleh luas bidang air, angka di atas dikalikan 2.


Dengan menggunakan cara perhitungan tersebut di atas, dimana
perhitungannya dida-sari pada rumus Simpson I, maka bentuk faktor pengali
menjadi 1 33233 1. Untuk jelasnya, contoh tersebut di atas dapat dipecahkan
dengan cara berikut ini.
No. 1 /2 Ordinat faktor pengali fungsi luas.
a. 0 1 0
b. 3.7 3 11.1
c. 7.6 3 22.8
d. 7.6 2 15.2
e. 7.5 3 22.5
f. 4.6 3 13.8
g. 0.1 1 0.1

Jumlah fungsi luas = 85.5 h = 120/6 = 20m.

Jadi luas bidang air = 2 x 3/8 x 20 x 85.5 - 1282.5m2

Contoh penggunaan rumus lima/delapan (Simpson III).


Seperti sudah disinggung di haalman sebelumnya, rumus ini dapat dipakai
untuk mencari luas daerah di antara dua ordinal konsekutif, apabila 3 ordinat
konsekutif diketahui. Rumus ini menyatakan bahwa luas daerah antara dua
ordinat konsekutif sama dengan lima kali ordinat pertama ditambah delapan
kali ordinat tengah, diku-rangi dengan ordinat terluar, kemudian jumlahnya
dikalikan 1/12 jarak ordinat.

Berdasarkan rumus tersebut di atas, 3 ordinat konsekutif pada bidang air


sebuah kapal dengan jarak antara yang sama 6 meter masing-masing 14m,
15m, dan 15,5m. Hitung-lah luas daerah antara kedua ordinat terakhir.
Isi (volume) bentuk kapal dan bentuk-bentuk yan serupa.

Ambillah luas bagian/elemen bergaris pada bentuk-bentuk sebelumnya adalah


Y m2. Selanjutnya isi dari bagian bergaris dalam tiap bagiannya sama dengan
4h

Ydx dan isi dari bentuk kapal sama dengan ∫ Y dx


O

Hasil integrasi dari setiap bentuk diperoleh dengan menggunakan rumus


Simpson, dengan jarak interval yang sama sebagai ordinat.

h
Volume (isi) = (A + 4B + 2C + 4D + E)
3

sehingga isi benaman (volume of displacement) kapal pada sarat tertentu


dapat di-hitung, pertama dengan menghitung luas bidang air atau penampang
melintang pada jarak interval yang sama, dan selanjutnya dengan
menggunakan bagian-bagian ini sebagai ordinat-ordinat untuk mendapatkan
isi, dengan menggunakan rumus Simpson.

Contoh: Luas bidang air sebuah kapal dikctahui sebagai berikut:


Sarat (m) 0 1 2 3 4
Luas bid. air
(meter)2 650 660 662 661 660
Hitunglah berat benaman kapal dalam ton bila kapal tersebut
terapung di air laut pada sarat 4 meter. Jika sarat maksimum kapal
tersebut 4 meter, hitunglah FWA (koreksi sarat di air tawar).
Luas bid. air Faktor Pengali Fungsi volume
650 1 650
660 4 2640
662 2 1324
661 4 2644
660 1 660
Jumlahfungsi = 7918 m3
Isi benaman = 1/3h (A + 4B + 2C + 4D + E)
= 1/3 x 7918m3 = 2639 1/3 m3

Berat benaman di air laut = 26391/3 x 1.025T = 2705.3 T


2639 x 660
TPC pada sarat maksimum= =6.77 ton
100

berat benaman
FWA= =99.9 mm
4 x TPC

Namun di dalam perhitungan berat benaman ini dilakukan dengan teliti


sekali. Guna memperoleh hasil yang akurat maka beberapa faktor hams
diperhatikan yaitu:

– Berat jenis air dimana kapal terapung karena hal ini akan mempengaruhi
sarat kapal.
– Trim kapal. Sarat yang diambil di dalam perhitungan ini ialah sarat rata-
rata; Koreksi trim diperlukan karena titik berat kapal tidak selamanya
berada pada pertengahan panjangnya.
– Koreksi terhadap apendasi kapal (pada kapal niaga berbaling-baling
tunggal ber-kisar antara 0,5 — 1,0% berat benaman rancangan = moulded
displacement).

Nilai-nilai yang diperoleh dari perhitungan berat benaman ini dihimpun di


dalam sebuah tabel yang disebut skala berat benaman, untuk setiap sarat rata-
rata. Perhi-tungan-perhitungan berat benaman biasanya dilakukan oleh
perancang kapal sehingga hasil diperoleh disebut sebagai berat benaman
rancangan (moulded displacement) dari data-data yang ia peroleh
dari/berdasarkan gambar-gambar garis (lines plan).

B. Aturan Trapesoide (Trapezoidal Rule).

Sebagaimana halnya pada aturan Simpson, aturan Trapesoide pun merupakan


hasil yang mendekati, jadi tidak merupakan hasil yang tepat benar. Cara
perhitungannya mirip dengan cara Simpson.
1 1
L = h ( yo + y1 + Y2 +..........................+ yn-1 + yn)
2 2

Rumus ini kalau dibuat di dalam bentuk tabel sebagai berikut:


Ordinat-ordinat Faktor Pengali Fungsi luas
yo ½ ……
y1 1 ……
y3 1 ……
. 1 ……
. . ……
. . ……
yn-2 . ……
yn-1 1 ……
yn 1 ……
½ ……

Jumlah fungsi luas = …………


L = h x jumlah fungsi luar
(luas setengah bidang air)

Perhitungan Isi (volume).

Jika bidang air dibuat dengan jarak yang sama, maka masing-masing bidang air
itu dapat kita anggap sebagai ordinat, sehingga bentuk lengkung badan kapal
dapat dihitung isinya. Isi bentuk lengkung tersebut didapat dari perkalian luas
bidang air dengan jarak tegak antara kedua bidang tersebut.

Volume/isi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus Trapesoid.


Volume/isi - h x jumlah fungsi volume. Fungsi volume merupakan perkalian
antara luas bidang air dan faktor pengali.

Contoh: Berapa luas bidang air dari bentuk lengkung kapal seperti yang tertera
dalam gam-bar berikut ini?
Ordinat-ordinat Faktor Pengali Fungsi luas
2 ½ 1
5 1 5
8 1 8
10 1 10
12 1 12
12 1 12
12 1 12
12 1 12
11 1 11
10 1 10
4 ½ 2

Jumlah fungsi luas = 112,5


Luas bidang air = 2 x 4 x 112.5 = 900 m2

Jika diketahui luas bidang air dihitung dengan cara di atas masing-masing adalah
40.9 – 41.5 – 42.5 – 43.5 – 45.0 – 45.0 – 45.0 – 45.0 – 43.0 – 41.0 serta jarak
ordinatnya masing-masing 4 meter

Luas Faktor Pengali Fungsi Volume


40.9 ½ 20.45
41.5 1 41.50
42.5 1 42.50
43.5 1 43.50
45.0 1 45.00
45.0 1 45.00
45.0 1 45.00
45.0 1 45.00
43.0 1 43.00
41.– ½ 42.50

Jumlah fungsi volume = 391.45


Volume seluruhnya = 4 x 391.45 = 1565.80m3
PERTANYAAN – PERTANYAAN

1. Untuk maksud apakah rumus Simpson itu dipakai?

2. Tuliskanlah rumus Simpson I, II, dan III.

3. Dengan menggunakan rumus-rumus tersebut di atas, para taruna diminta untuk


meng-hitung luas dan volume bidang air pada suatu sarat tertentu. Gunakanlah
sebanyak mung-kin semi ordinal dan faktor-faktor pengali sebagaimana tercakup di
dalam rumus tersebut.
DAFTAR BACAAN

1. Modern ship, Elements of John H. La Dage, Lt. Comdr USMA - Cornell


their design, construction Maritime Press, Cambridge Marryland USA
and operation

2. Ship design and Amelio M.D'Arcangelo, prof, of Naval Architecture


Construction and Maritime Engineering, University of Michigan-
USA.

3. Merchant Ship Construction H.J. Pursey, Extra Master Lecture of Ship Con-
struction to the School of Navigation, University of
Southampton UK.

4. Ship Design and Robert Taggart, Brown, Son & Fergusen Ltd,
Construction Nautical Publishers- 52 Darnley Street Glasgow,
UK.

5. Ship Construction D.J. Eyres MSc, M.R.I.N.A. Department of Mari-


time Studies, Playmouth College of Technology -
UK.

6. Practical of Ship Building, Ir. G. De Rooij, M.R.I.N.A. Royal Netherlands


A manual for the Navy.
construction of Sea going
merchant ship and war ship

7. Sckeepsbouw J.F. Gugelot


A. P. Helwig

8. Ship Constructions, Kemp & Young, Stanford Maritime Limited, 12


sketches and notes Long Acre London .WC2E9LP – England

9. SOLAS '74 IMO – London

10. SOSV ‘35 Ditkapel - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Anda mungkin juga menyukai