Anda di halaman 1dari 6

.

PENDAHULUAN
Perhitungan-perhitungan kapal pada umumnya didasarkan atas bidang-bidang lengkung yang
dapat dijumpai pada bentuk-bentuk garis air, bentuk-bentuk bidang gading, dan lain-lain seperti
pada contoh gambar 4.1.

Gambar 4.1. Contoh bidang lengkung

Untuk menghitung luas, volume maupun momen, biasanya dipakai integral suatu fungsi.
Bentuk garis lengkung di kapal (badan kapal) sulit diketahui fungsinya atau tidak bisa
difungsikan secara ilmu pasti, maka dari itu digunakan metode integrasi numerik (rumus
pendekatan) untuk menghitung luas maupun volume bidang lengkung di kapal.
Rumus pendekatan (metode integrasi numerik) yang banyak dipakai adalah :
1. Cara / aturan Trapesium
2. Cara / aturan Simpson :
- Simpson I (rumus 3 ordinat)
- Simpson II (rumus 4 ordinat) dan
- Simpson III (rumus 5,8 minus 1).

2. CARA / ATURAN TRAPESIUM


Gambar 4.2. Bidang lengkung (cara Trapesium)

Bidang lengkung di atas akan dicari luasannya dengan metode perhitungan luas
Trapesium. Dimana ordinat dari bidang lengkung tersebut adalah yo, y1, y2, y3 dan y4 dan jarak
antar ordinat adalah h (sama). Bidang lengkung tersebut kemudian dibagi menjadi 4 bidang yaitu
bidang I, II, III dan IV sehingga bidang-bidang tersebut masing-masing dapat dianggap sebagai
sebuah bidang Trapesium., dimana :

Luas bidang Trapesium = (panjang rata-rata sisi yang tidak sama) x (panjang alas)

Dengan menggunakan rumus luas Trapesium tersebut dapat dihitung luas bidang I, II, III dan IV.
Untuk bidang I :
Panjang rata-rata sisi yang tidak sama = (y0 + y1) / 2
Panjang alas = jarak ordinat = h
Sehingga luas bidang I = (y0 + y1) / 2 x h atau
= ½ h . (y0 + y1)
Dengan cara yang sama didapat :
Luas bidang II = ½ h . (y1 + y2)
Luas bidang III = ½ h . (y2 + y3)
Luas bidang IV = ½ h . (y3 +y4)

Jadi luas bidang lengkung di atas (A) = luas bidang (I + II + III + IV)
A = ½ h . (y0 + y1 + y1 + y2 + y2 + y3 + y3 + y4)
Ord. bidang I II III IV
Sehingga : A = ½ h . (1.y0 + 2.y1 + 2.y2 + 2.y3 + 1.y4)

Dari contoh di atas, bidang lengkung dengan jumlah ordinat dari y0 sampai yn dapat dirumuskan
luasnya sebagai berikut :
A = ½ h . (1.y0 + 2.y1 + 2.y2 + ………+ 2.yn-1 + 1.yn)
Jika jumlah ordinat disederhanakan, didapat : A = ½ h . Σ dimana :
Σ = (1.y0 + 2.y1 + 2.y2 + …. + 2.yn-1 + 1.yn)
Untuk memudahkan perhitungan dapat juga dibuat perhitungan dalam bentuk tabel :

No. Ordinat Panjang ordinat (y) Faktor trapesium (Ft) y . Ft


0 y0 1 1.y0
1 y1 2 2.y1
2 y2 2 2.y2
: : : :
: : : :
n-1 yn-1 2 2.yn-1
n yn 1 1.yn
Σ y. Ft

Dengan tabel ini dan cara Trapesium, secara umum luasan bidang lengkung dengan ordinat dari
y0 sampai yn dapat dihitung : A = ½ h . Σ y. Ft

Perlu diingat, untuk cara Trapesium :


- Angka pengali :½
- Jarak ordinat :h
- Faktor Trapesium : 1, 2, 2,……., 2, 2, 1
- Jarak ordinat kelipatan : 1 (satu)

Latihan soal :
Sebuah bidang lengkung dengan ordinat seperti tabel dibawah. Jarak antara ordinat-ordinatnya
adalah 2,2 m. Dengan cara Trapesium, tentukan luas bidang lengkung tsb !
No.Ordinat Panjang Ordinat, y (m)
0 2,0
1 2,5
2 3,5
3 4,0
4 2,6
5 1,0

3. CARA / ATURAN SIMPSON I


Menghitung luas bidang lengkung dengan aturan Simpson I adalah rumus luas untuk 3
(tiga) ordinat yaitu : y0, y1 dan y2 atau jika jumlah ordinat lebih banyak dapat dikatakan, rumus
pendekatan ini digunakan untuk menghitung luas bidang lengkung pada setiap jarak ordinat (h)
kelipatan 2.
Untuk menghitung atau mendapatkan rumus luas bidang lengkung dengan metode aturan
Simpson I, dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :

Cara I :

Gambar 4.3.a. Bidang lengkung (aturan Simpson I - Cara I)

Seperti terlihat pada gambar 4.3, misalkan persamaan garis lengkung bidang tersebut adalah y =
a0 + a1.x + a2.x². Dengan integrasi, luas bidang lengkung di atas (A) dapat dihitung sebagai
berikut :
• Persamaan garis : y = a0 + a1.x + a2.x² ……….. [I]
• Luas semua : A = 0∫2h dA = 0∫2h ydx = 0∫2h (a0 + a1.x + a2.x²)dx
A = 0∫2h (a0.dx) + 0∫2h (a1.x.dx) + 0∫2h (a2.x²dx)
A = a0.x + ½ a1.x² + 1/3a2.x³ = a0.2h + ½ a1.(2h)² + 1/3a2.(2h)³
A = 2a0.h + 2a1.h² + 8/3a2.h³………. [II]
Misalkan : A = B.y0 + C.y1 + D.y2 ………. [III]
Dari persamaan [I]:
Bila : x=0 maka : y0 = a0 + a1.0 + a2.0 = a0
x=h maka : y1 = a0 + a1.h + a2.h²
x = 2h maka : y2 = a0 + 2a1.h + 4a2.h²
Masukkan y0, y1 dan y2 di atas ke persamaan [III], didapat :
A = B(a0) + C(a0 + a1.h + a2.h²) + D(a0 + 2a1.h + 4a2.h²)
= (B.a0 + C.a0 + D.a0) + (C.a1.h + 2D.a1.h) + (C.a2.h² + D.4a2.h²
= (B + C + D)a0 + (C + 2D)a1.h + (C + 4D)a2.h² ………. [IV]
Dari persamaan [II] : A = 2h. a0 + 2h.a1.h + 8/3h. a2.h²
dan [IV], didapat :
( B + C + D ) = 2 h …….(1)
( C + 2D ) = 2 h …….(2)
( C + 4D ) = 8/3 h … .(3)
Dari (3) – (2) didapat : (C+ 4D – C – 2D) = 8/3 h – 2h
2D = 2/3 h, D = 1/3 h
Dari (2) : (C + 2/3h) = 2 h, C = 2h – 2/3h = 4/3 h
Dari (1) : (B + 4/3 h + 1/3 h) = 2 h, B = 2h – 5/3 h = 1/3 h
Jadi didapat : B = D = 1/3 h dan C = 4/3 h
Dimasukkan ke persamaan [III], didapat :
A = 1/3 h.y0 + 4/3 h.y1 + 1/3 h.y2

A = 1/3 h (1.y0 + 4.y1 + 1.y2 )

Cara II :
Gambar 4.3.b. Bidang lengkung (aturan
Simpson I - Cara II)

Luas bidang lengkung semua (ABCDHF)


= Luas Trapesium ACDF + luas tembereng
parabola DEFH
Luas Trapesium ACDF = ½ (y0 +
y2) x 2h = h (y0 + y2)………..( 1 )
Luas tembereng DEFH = 2/3 luas
jajaran genjang DFGI
= 2/3 (DI x AC) = 2/3 DI . 2h
= 2/3 EH . 2h = 4/3 h (BH – BE)
= 4/3 h [y1 – ½ (y0 + y2)]
= 4/3 h (y1 – ½ y0 – ½ y2)………………………(2)

Dari (1) dan (2) :


Luas keseluruhan bidang lengkung = h (y0 + y2) + 4/3 h (y1 – ½ y0 – ½ y2)
= 1/3 h (3y0 + 3 y2) + 1/3 h (4y1 – 2y0 – 2y2)
= 1/3 h (3y0 + 3y2 + 4y1 – 2y0 – 2y2)
A = 1/3 h (1.y0 + 4.y1 + 1.y2)

Jadi harus diingat, untuk aturan Simpson I :


- Angka pengali : 1/3
- Faktor Simpson I : 1, 4, 1
- Jarak ordinat kelipatan :2

Anda mungkin juga menyukai