Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANITA ULIL USWAH

NIM : P1337420117015

PRODI : DIII KEPERAWATAN

Konstribusi Konseling Islam dalam Mewujudkan Palliative Care bagi Pasien HIV/AIDS di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ema Hidayanti, Siti Hikmah, Wening Wihartati,
dan Maya Rini Handayani yang berjudul Konstribusi Praktik Konseling Islam Yang Menopang
Terwujudnya Palliative Care Bagi Pasien Hiv/Aids Di RSI Sultan Agung Semarang, bertujuan
untuk mendiskripsikan konstribusi praktik konseling Islam yang menopang terwujudnya palliative
care bagi pasien HIV/AIDS di RSI Sultan Agung Semarang. Data diperoleh dari mengkaji
dokumen tertulis, wawancara dengan tokoh-tokoh kunci (key persons) yang terkait dengan
penyelenggaraan konseling Islam dan palliative care, serta melalui FGD (Focus Grup Discussion).
Sedangkan Analisa data mengikuti model Analisa Miles dan Huberman yang terdiri atas data
reduction, data display, dan conclusion drawing atau verification.

Secara umum untuk palliative care sendiri ditangani oleh dokter dan para medis, dan lebih
berfokus pada masalah fisik. Sedangkan untuk masalah psiko-sosio-spiritual dibutuhkan psikolog,
konselor, dan rohaniawan. Ketiga masalah terakhir ini berbeda dengan masalah fisik yang
sebelumnya. Maka hal yang bisa dilakukan salah satunya adalah melalui layanan konseling
religius. Biasanya untuk layanan kerohaniawan dilakukan di klinik VCT rumah sakit. Beberapa
ahli mengungkapkan bahwa pendekatan agama pada penderita HIV/AIDS agar mereka nantinya
memiliki penerimaan diri. Karena penerimaan itulah naninya mereka dapat merasa optimis ntuk
terus beremangat berjuang melawan penyakitnya. Hal ini penting kaena dikemudian hari penderita
akan menanyakan mengena kematiannya. Cara terbaik yang dilakkukan yaitu mentenangkan hati
penderita dengan memberikan pemahaman tentang takdir kematian yang memnjemput mereka
yang sehat melalui kecelakaan, atau bencana lainnya tetapi sebaliknya yang sakit bisa berumur
panjang.
Gambaran beberapa konseling Islam menurut para ahli menyimpulkan bahwa pentingnya
pemahaman agama penderita. Untuk praktek konseling sendiri di RSI Sultan Agung Semarang
sudah berusaha berpegang teguh pada nilai-nilai ke-Islaman seperti kembali kepada Allah,
mendekatkan diri pada Allah, dan juga memproduksi kehidupan yang lebih baik pasca terinfeksi
HIV/AIDS. Konseling ini nantinya diharapkan dapat menjadi tindakan usaha penderita untuk tetap
produktif dalam mengisi kehidupan dengan hal-hal yang bermanfaat seperti taat beribadah dan
mengisi dengan kegiatan organisasi keIslaman. Hal ini penting dilakuka agar pasien terus dapat
mengambil hikmah dari apa yang sudah dialami dan mendapatkan dukungan social dalam
menghadapi penyakitnya.

Jadinya konseling Islam yang dilakukan diharapkan dapat diarahkan pada peningkatan
pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan pasien HIV/AIDS terhdap ajaran Islam, seperti
mengakui kesalaha, mendekatkan diri kepada Allah, tekun sholat dan menjalani kehidupan
selanjutnya agar lebih bermakna. Karena adanya proses ini juga mengharapkan penderita
mendapatkan kondisi psikologis positif, dan pada perkembangannya mampu meningkatkan
imunitas tubuh dan meningkatnya jumlah CD4. Dengan demikian pada akhirnya dapat dilihat
bahwa konseling Islam mampu meningkatkan kualitas hidup penderita terutama dalam menangani
masalah psiko-sosio-spiritual penderita. Peningkatan kualitas hidup pasien inilah yang berarti
terwujudnya palliative care.

Anda mungkin juga menyukai