Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN KADAR UREUM & CREATININ PADA KLIEN YANG

MENJALANI HEMODIALISA DENGAN HOLLOW FIBER BARU DAN


HOLLOW FIBER RE USE DI RSUD UNGARAN

Asri Setyaningsih*, Dewi Puspita**, M. Imron Rosyidi***


1. Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo, Ungaran, Indonesia
2. Dosen STIKES Ngudi Waluyo, Ungaran, Indonesia
3. Dosen STIKES Ngudi Waluyo, Ungaran, Indonesia

ABSTRAK

Hemodialisis merupakan terapi penganti untuk membantu proses kerja


ginjal dengan menggunakan ginjal buatan. Hollow fiber reuse digunakan untuk
mengurangi biaya hemodialisis karena faktor ekonomi. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui perbedaan kadar ureum dan kreatinin darah pada pasien yang
menjalani hemodialisis dengan menggunakan hollow fiber baru dan hollow fiber
reuse di Instalasi Hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi komparatif dengan
menggunakan pendekatan kohort prospektif. Populasi responden yang menjalani
hemodialisis sebanyak 22 responden. Sampel didapatkan sebanyak 15 pasien. Alat
pengumpul data menggunakan lembar observasi. Analisis data yang dilakukan
menggunakan uji t test.
Hasil penelitian menujukkan ada perbedaan yang signifikan kadar ureum
sebelum dan sesudah dilakukan hemodialisis dengan menggunakan hollow fiber
new dan hollow fiber reuse dengan p value ureum sebesar 0,005. Tidak terdapat
perbedaan kadar kreatinin sebelum dan sesudah dilakukan hemodialisis dengan
menggunakan hollow fiber new dan reuse dengan p value sebesar 0,350.
Saran bagi rumah sakit hendaknya penggunaan hollow fiber reuse pada
pasien yang menjalani hemodialisa, observasi terhadap kualitas penurunan kadar
ureum dan kreatinin pada pasien yang menjalani hemodialisis dapat dilakukan
sehingga penggunaan hollow fiber reuse dapat dilakukan secara optimal.

Kata kunci: ureum, kreatinin, hollow fiber new, hollow fiber re use, hemodialisis

PENDAHULUAN keadaan klinis yang ditandai dengan


Kelainan fungsi ginjal adalah penurunan fungsi ginjal secara
kelaian yang sering terjadi pada mendadak dengan akibat terjadinya
orang dewasa. Kelainan fungsi ginjal peningkatan hasil metabolit seperti
berdasarkan durasinya dibagi ureum dan kreatinin. Kasus gagal
menjadi 2 yaitu gagal ginjal akut dan ginjal kronik (GGK) saat ini
gagal ginjal kronik. Gagal ginjal akut meningkat dengan cepat terutama di
adalah kemunduran yang cepat dari negara – negara berkembang. GGK
kemampuan ginjal dalam telah menjadi masalah utama
membersihkan darah dari bahan- kesehatan di seluruh dunia, karena
bahan racun, yang menyebabkan selain merupakan faktor resiko
penimbunan limbah metabolik terjadinya penyakit jantung dan
didalam darah (misalnya urea). pembuluh darah akan meningkatkan
Gagal ginjal akut merupakan suatu

Perbedaan Kadar Ureum Dan Creatinin Pada Klien Yang Menjalani


1 Hemodialisa Dengan Hollow Fiber Baru Dan 15
Hollow Fiber Reuse Di RSUD Ungaran
Asri Setyaningsih, Dewi Puspita, M. Imron Rosyidi
2

angka kesakitan dan kematian (Ayu, yang tinggi dapat menyebabkan


2010). komplikasi tambahan yaitu
Tahun 2015 diperkirakan ada 36 menyebabkan syock uremikum yang
juta penduduk dunia yang meninggal dapat berlanjut menjadi kematian.
akibat penyakit ginjal. Ancaman Pasien dengan ginjal yang
kematian, penderita GGK akan tidak berfungsi, perlu menjalani
berhadapan dengan konsekuensi program hemodialisis (Lewis,
untuk menjalani cuci darah Heitkemper and Dirksen, 2000).
Hemodialisa (HD) 3 – 5 kali Menurut Bellomo dan Ronco (2004)
seminggu seumur hidup. yang dimaksud dengan Terapi
Berdasarkan data Badan Kesehatan Pengganti Ginjal (TPG) atau Renal
Dunia (WHO) memperlihatkan yang Replacement Therapy (RRT) adalah
menderita gagal ginjal baik akut usaha untuk mengambil alih fungsi
maupun kronik mencapai 50% ginjal yang telah menurun dengan
sedangkan yang diketahui dan menggunakan ginjal buatan (dialiser)
mendapatkan pengobatan hanya 25% dengan tehnik dialisis atau filtrasi.
dan 12,5% yang terobati dengan Pada TPG seperti dialisis atau
baik. Prevalensi gagal ginjal di hemofiltrasi yang dapat diganti
Indonesia tercatat mencapai 31,7% hanya fungsi ekskresi yaitu fungsi
dari populasi pada usia 18 tahun pengaturan cairan dan elektrolit,
keatas (Riskesdas, 2007). Indonesia serta ekskresi sisa-sisa metabolisme
termasuk negara dengan tingkat protein.
penderita gagal ginjal cukup tinggi. Penggunaan ginjal buatan
Dari survey komunitas yang berulang telah dilakukan lebih dari
dilakukan Perhimpunan Nefrologi 65% unit hemodialisa di Amerika
Indonesia (PERNEFRI) didapatkan serikat, Eropa sekitar 35%, dan
bahwa 12.5% dari populasi sudah Australia sekitar 47% dengan hasil
mengalami penurunan fungsi ginjal, yang baik serta penghematan yang
yang ditandai oleh adanya cukup besar dari pembiayaan.
proteinuria yang persisten atau Berbagai penelitian yang dilakukan
penurunan laju filtasi glomerulus oleh Wing (1978), Mather (1981),
(LFG). Bila jumlah penduduk Kant (1984), melaporkan bahwa
Indonesia saai ini kurang lebih 240 pemakaian ginjal buatan berulang
juta, maka berarti 30 juta penduduk tetap aman dan efektif.
Indonesia mengalami penurunan Di RSUD Ungaran, jumlah
fungsi ginjal. Hasil survey dari pasien GGK sebanyak 15 pasien.
berbagai pusat dialysis didapatkan Hasil pengamatan pada 3 pasien
kejadian baru PGTK yang yang melakukan hemodialisa dengan
memerlikan dialysis sebesar 30.7% menggunakan hollow fiber reuse ke
perjuta penduduk. Berarti setiap 5 didapatkan penurunan ureum dan
tahun terdapat 7.400 pasien baru kreatinin. Pada penggunaan hollow
PGTA (PERNEFRI 2012). fiber ke 1 didapatkan nilai penurunan
Ureum-kreatinin merupakan ureum dan kreatinin sebesar 60-70%
produk sisa dari metabolisme tubuh. dan pada penggunaan hollow fiber
Kadar kreatinin yang tinggi 8 kali reuse ke 5 didapatkan penurunan
lebih umum ditemukan di antara para ureum dan kreatinin sebesar 60-65%.
pengidap hipertensi dibanding Berdasarkan data tersebut, peneliti
individu lain yang tekanan darahnya tertarik untuk menganalisis
normal. Kadar ureum dan kreatinin perbedaan ureum dan kreatinin pada

16 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 15-24


3

pasien yang menjalani hemodialisis Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat


dengan menggunakan hollow fiber bahwa rata-rata kadar ureum sebelum
baru dan hollow fiber reuse di menjalani hemodialisis mengalami
Instalasi Hemodialisis Rumah Sakit penurunan kadar ureum dari 165
Umum Daerah Ungaran. mg/dl pada penggunaan hollow fiber
new menjadi 151 mg/dl pada
METODE penggunaan hollow fiber reuse ke 4.
Dalam penelitian ini, desain Rata-rata kadar ureum sesudah
penelitian yang digunakan adalah menjalani hemodialisis mengalami
komparatif dengan pendekatan kenaikan dari 50,6 mg/dl pada
kohort prospektif dengan penggunaan hollow fiber new
pengambilan data secara longitudinal menjadi 65,4 mg/dl pada penggunaan
(Nursalam, 2011). Populasi pada hollow fiber reuse ke 4.
penelitian ini sejumlah 15 pasien
yang menjalani hemodialisis rutin 2. Gambaran kadar kreatinin darah
dengan cara total sampling. sebelum dan sesudah menjalani
Penelitian dilakukan di unit hemodialisis pada penggunaan
hemodialisis RSUD Ungaran pada hollow fiber new dan hollow fiber
bulan Januari sampai Februari 2013. reuse di Instalasi Hemodialisis
Pengambilan data menggunakan Rumah Sakit Umum Daerah
lembar observasi terhadap hasil Ungaran.
pemeriksaaan laboratorium darah 12 10,2
9,3 9,9 10
meliputi kadar ureum serta kreatinin 10 9,5
pada pasien. Analisis data 8
6 5,1 4,7 5 5,1
menggunakan uji t test. 4,9
4
2
HASIL PENELITIAN 0
1. Gambaran kadar ureum darah
HF HF HF HF HF
sebelum dan sesudah menjalani New RU1 RU2 RU3 RU4
hemodialisis pada penggunaan
hollow fiber new dan hollow fiber Sebelum Sesudah
reuse di Instalasi Hemodialisis
Rumah Sakit Umum Daerah Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat
Ungaran. bahwa rata-rata kadar kreatinin
180 sebelum dilakukan hemodialisis
165
160
158
146 149
mengalami penurunan dari 10,2
151 mg/dl pada penggunaan hollow fiber
140
120 new menjadi 9,5 mg/dl pada
100 penggunaan hollow fiber reuse ke 4.
80 Rata-rata kadar kreatinin sesudah
60 65,4 dilakukan hemodialisis mengalami
40
50,6 53,8 57 58,6 penurunan dari 5,1 mg/dl pada
20 penggunaan hollow fiber new
0 menjadi 4,9 mg/dl pada penggunaan
HF HF HF HF HF hollow fiber reuse ke 4.
New RU1 RU2 RU3 RU4 3. Perbedaan kadar ureum darah
sebelum dan sesudah menjalani
Sebelum Sesudah hemodialisis dengan hollow fiber
new di Instalasi Hemodialisis

Perbedaan Kadar Ureum Dan Creatinin Pada Klien Yang Menjalani Hemodialisa Dengan Hollow Fiber Baru Dan 17
Hollow Fiber Reuse Di RSUD Ungaran
Asri Setyaningsih, Dewi Puspita, M. Imron Rosyidi
4

Rumah Sakit Umum Daerah fiber re use


Ungaran. Sebelum 15 158 14,72 0,000
Tabel 5.1: Perbedaan kadar Sesudah 15 65
ureum darah sebelum dan
sesudah menjalani hemodialisis Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
dengan hollow fiber new di bahwa rata-rata kadar ureum
Instalasi Hemodialisis Rumah sebelum hemodialisis pada
Sakit Umum Daerah Ungaran. penggunaan hollow fiber re-use
Ureum adalah 158 mg/dl dan rata-rata
p
hollow n Mean t kadar ureum sesudah
value
fiber new hemodialisis pada penggunaan
Sebelum 15 165 15,15 0,000 hollow fiber reuse adalah 65
Sesudah 15 50 mg/dl. Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji paired t test
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat didapatkan nilai p sebesar
bahwa rata-rata kadar ureum 0,0001, artinya terdapat
sebelum hemodialisis pada perbedaan yang signifikan antara
penggunaan hollow fiber new kadar ureum sebelum dan
adalah 165 mg/dl dan rata-rata sesudah dilakukan hemodialisis
kadar ureum sesudah dengan menggunakan hollow
hemodialisis pada penggunaan fiber reuse pada pasien yang
hollow fiber new adalah 50 menjalani hemodialis di RSUD
mg/dl. Hasil uji statistik dengan Ungaran.
menggunakan uji paired t test 2. Perbedaan kreatinin darah
didapatkan nilai p sebesar sebelum dan sesudah
0,0001, artinya terdapat menjalani hemodialisis
perbedaan yang signifikan antara dengan hollow fiber new di
kadar ureum sebelum dan Instalasi Hemodialisis Rumah
sesudah dilakukan hemodialisis Sakit Umum Daerah
dengan menggunakan hollow Ungaran.
fiber new pada pasien yang Tabel 3: Perbedaan kreatinin
menjalani hemodialis di RSUD darah sebelum dan sesudah
Ungaran. menjalani hemodialisis dengan
hollow fiber new di Instalasi
1. Perbedaan kadar ureum darah Hemodialisis Rumah Sakit
sebelum dan sesudah Umum Daerah Ungaran.
menjalani hemodialisis Kreatinin
p
dengan hollow fiber reuse di hollow N Mean T
value
Instalasi Hemodialisis Rumah fiber new
Sakit Umum Daerah Sebelum 15 10,28 15,96 0,000
Ungaran. Sesudah 15 5,1
Tabel 2: Perbedaan kadar ureum
darah sebelum dan sesudah Berdasarkan tabel 5.3 dapat
menjalani hemodialisis dengan dilihat bahwa rata-rata kadar
hollow fiber reuse di Instalasi kreatinin sebelum hemodialisis
Hemodialisis Rumah Sakit pada penggunaan hollow fiber
Umum Daerah Ungaran. new adalah 10,28 mg/dl dan rata-
Ureum N Mean t p rata kadar kreatinin sesudah
hollow value hemodialisis pada penggunaan

18 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 15-24


5

hollow fiber new adalah 5,1 pada pasien yang menjalani


mg/dl. Hasil uji statistik dengan hemodialis di RSUD Ungaran.
menggunakan uji paired t test
didapatkan nilai p sebesar 4. Perbedaan kadar ureum darah
0,0001, artinya terdapat sesudah hemodialisis dengan
perbedaan yang signifikan kadar menggunakan hollow fiber
kreatinin sebelum dan sesudah new dibandingkan dengan
dilakukan hemodialisis dengan hollow fiber reuse di Instalasi
menggunakan hollow fiber new Hemodialisis Rumah Sakit
pada pasien yang menjalani Umum Daerah Ungaran.
hemodialis di RSUD Ungaran. Tabel 5: Perbedaan kadar ureum
darah sesudah hemodialisis
3. Perbedaan kreatinin darah dengan menggunakan hollow
sebelum dan sesudah fiber new dibandingkan dengan
menjalani hemodialisis hollow fiber reuse di Instalasi
dengan hollow fiber reuse di Hemodialisis Rumah Sakit
Instalasi Hemodialisis Rumah Umum Daerah Ungaran.
Sakit Umum Daerah Ureum Hollow n mean t p
Ungaran. fiber value
Tabel 4: Perbedaan kreatinin Sesudah New 15 50 - 0,005
darah sebelum dan sesudah 3,055
menjalani hemodialisis dengan Re-Use 15 65
hollow fiber reuse di Instalasi
Hemodialisis Rumah Sakit Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
Umum Daerah Ungaran. rata-rata kadar ureum sesudah
Kreatinin hemodialisis pada penggunaan
hollow p hollow fiber new adalah 50 mg/dl
n mean t
fiber re- value dan rata-rata kadar ureum
use sesudah hemodialisis pada
Sebelum 15 9,3 12,18 0,000 penggunaan hollow fiber reuse
Sesudah 15 4,9 adalah 65 mg/dl. Hasil uji
statistik dengan menggunakan uji
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat independent t test didapatkan
bahwa rata-rata kadar kreatinin nilai p sebesar 0,005, artinya
sebelum hemodialisis pada terdapat perbedaan yang
penggunaan hollow fiber re-use signifikan kadar ureum sesudah
adalah 9,3 mg/dl dan rata-rata dilakukan hemodialisis dengan
kadar kreatinin sesudah menggunakan hollow fiber new
hemodialisis pada penggunaan dengan hollow fiber reuse pada
hollow fiber reuse adalah 4,9 pasien yang menjalani
mg/dl. Hasil uji statistik dengan hemodialis di RSUD Ungaran.
menggunakan uji paired t test
didapatkan nilai p sebesar 5. Perbedaan kadar kreatinin
0,0001, artinya terdapat darah sesudah hemodialisis
perbedaan yang signifikan kadar dengan menggunakan hollow
kreatinin sebelum dan sesudah fiber new dibandingkan
dilakukan hemodialisis dengan dengan hollow fiber reuse di
menggunakan hollow fiber reuse Instalasi Hemodialisis Rumah

Perbedaan Kadar Ureum Dan Creatinin Pada Klien Yang Menjalani Hemodialisa Dengan Hollow Fiber Baru Dan 19
Hollow Fiber Reuse Di RSUD Ungaran
Asri Setyaningsih, Dewi Puspita, M. Imron Rosyidi
6

Sakit Umum Daerah penetapan disebut sebagai nitrogen


Ungaran. ureum dalam darah (blood urea
Tabel 6: Perbedaan kadar nitrogen, BUN). Dalam serum
kreatinin darah sesudah normal konsentrasi BUN adalah 8-25
hemodialisis dengan mg/dl (Widman, 2011).
menggunakan hollow fiber new Ureum digunakan untuk
dibandingkan dengan hollow menentukan tingkat keparahan status
fiber reuse di Instalasi azotemia/uremia pasien,menentukan
Hemodialisis Rumah Sakit hemodialisis (BUN serum >40
Umum Daerah Ungaran. mmol/l atau lebih dari 120 mg%).
Kreatinin Hollow n mean t p Hemodialisa tidak adekuat apabila
fiber value rasio reduksi ureum <65%. Reduksi
Sesudah New 15 5,1 0,42 0,674 ureum yang tidak adekuat tersebut
Re-Use 15 4,9 meningkatkan angka mortalitas
pasien hemodialisa. Penurunan BUN
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat (<50 ml/dl predialisis tidak
bahwa rata-rata kadar kreatinin menunjukkan dialysis yang baik,
sesudah hemodialisis pada tetapi justru adanya malnutrisi dan
penggunaan hollow fiber new adalah penurunan massa otot karena dialysis
5,1 mg/dl dan rata-rata kadar inadekuat (Widaguna, 2003).
kreatinin sesudah hemodialisis pada Ureum dipengaruhi isi protein
penggunaan hollow fiber reuse dalam makanan, sedang kreatinin
adalah 4,9 mg/dl. Hasil uji statistik ditentukan oleh banyaknya masa otot
dengan menggunakan uji (laju katabolisme protein), disamping
independent t test didapatkan nilai p bagaimana aktivitas metabolisme
sebesar 0,674, artinya tidak terdapat badan kita, misalnya meningkat bila
perbedaan kadar kreatinin sesudah kita sakit (panas/adanya infeksi)
dilakukan hemodialisis dengan (Smeltzer and Bare, 2002). Blood
menggunakan hollow fiber new urea nitrogen (BUN) tidak hanya
dengan hollow fiber reuse pada dipengaruhi oleh penyakit ginjal,
pasien yang menjalani hemodialis di tetapi juga oleh masukan protein
RSUD Ungaran. dalam diet, katabolisme jaringan dan
luka RBC dan obat steroid (Smeltzer
PEMBAHASAN and Bare, 2002).
1. Gambaran kadar ureum darah
sebelum dan sesudah menjalani 2. Gambaran kadar kreatinin darah
hemodialisis pada penggunaan sebelum dan sesudah menjalani
hollow fiber new dan hollow fiber hemodialisis dengan hollow fiber
reuse di Instalasi Hemodialisis new dan hollow fiber reuse di
Rumah Sakit Umum Daerah Instalasi Hemodialisis Rumah
Ungaran. Sakit Umum Daerah Ungaran.
Ureum terbentuk dari Kreatinin adalah produk
penguraian protein terutama yang protein otot yang merupakan hasil
berasal dari makanan (Price, 2005). akhir metabolisme otot yang
Penetapan kadar ureum dalam serum dilepaskan dari otot dengan
mencerminkan keseimbangan antara kecepatan yang hampir konstan dan
produksi dan ekresi. Metode diekskresi dalam urin dengan
penetapan adalah dengan mengukur kecepatan yang sama. Kreatinin
nitrogen. Di Amerika Serikat hasil diekskresikan oleh ginjal melalui

20 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 15-24


7

kombinasi filtrasi dan sekresi, lipat mengisyaratkan penurunan


konsentrasinya relatif konstan dalam fungsi ginjal sebesar 75%
plasma dari hari ke hari, kadar yang (Soeparman dkk, 2001). Menurunnya
lebih besar dari nilai normal filtrasi glomerulus, menyebabkan
mengisyaratkan adanya gangguan klirens kreatinin akan menurun dan
fungsi ginjal (Corwin, 2001). kadar kreatinin serum akan
Pemeriksaan kadar kreatinin meningkat. Kadar kreatinin, kadar
dalam darah merupakan salah satu urea nitrogen (BUN) darah juga
parameter yang digunakan untuk biasanya meningkat. Kreatinin serum
menilai fungsi ginjal, karena ini mencerminkan kerusakan ginjal
konsentrasi dalam plasma dan yang paling sensitive karena
ekskresinya di urin dalam 24 jam dihasilkan secara konstan oleh tubuh
relatif konstan. Kadar kreatinin darah (Lewis, Heitkemper and Dirksen,
yang lebih besar dari normal 2000).
mengisyaratkan adanya gangguan Hasil penelitian ini sejalan
fungsi ginjal. Nilai kreatinin normal dengan penelitian Saryono dan
pada metode jaffe reaction adalah Handoyo (2006) yang mendapatkan
laki-laki 0,8 sampai 1,2 mg/dl; hasil bahwa Kadar ureum dan
wanita 0,6 sampai 1,1 mg/dl kreatininpasien yang akan menjalani
(Sodeman, 2005). hemodialisis rata-rata mengalami
Pemeriksaan kreatinin darah hiperuremik. Seringnya menjalani
dengan kreatinin urin bisa digunakan hemodiálisis tidak mencerminkan
untuk menilai kemampuan laju penurunan kadar ureum dan kreatinin
filtrasi glomerolus, yaitu dengan menjadi normal.
melakukan tes kreatinin klirens
,tinggi rendahnya kadar kreatinin 3. Perbedaan kadar ureum darah
darah juga memberi gambaran sebelum dan sesudah menjalani
tentang berat ringannya gangguan hemodialisis dengan hollow fiber
fungsi ginjal. Hemodialisis dilakukan new di Instalasi Hemodialisis
pada gangguan fungsi ginjal yang Rumah Sakit Umum Daerah
berat yaitu jika kadar kreatinin lebih Ungaran.
dari 7 mg / dl serum. Hasil uji statistik dengan
Hemodialisis dapat dilakukan menggunakan uji paired t test
untuk mencegah komplikasi gagal didapatkan nilai p sebesar 0,0001,
ginjal yang serius. Hemodialisis akan artinya terdapat perbedaan yang
memperbaiki abnormalitas biokimia, signifikan antara kadar ureum
menyebabkan cairan, protein dan sebelum dan sesudah dilakukan
natrium dapat dikonsumsi secara hemodialisis dengan menggunakan
bebas, menghilangkan hollow fiber new pada pasien yang
kecenderungan perdarahan dan menjalani hemodialis di RSUD
membantu penyembuhan luka (Price, Ungaran.
2005). Kadar kreatinin dalam tubuh Hemodialisis (HD)
manusia dewasa dalam batas normal merupakan pengganti terapi faal
berkisar antara 20-40 mg/dl. ginjal dengan tujuan untuk
Peningkatan dua kali lipat kadar mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
kreatinin serum mengindikasikan protein dan koreksi gangguan
adanya penurunan fungsi ginjal keseimbangan air dan elektrolit
sebesar 50%, demikian juga antara kompartemen darah pasien
peningkatan kadar kreatinin tiga kali dengan kompartemen larutan dialisat

Perbedaan Kadar Ureum Dan Creatinin Pada Klien Yang Menjalani Hemodialisa Dengan Hollow Fiber Baru Dan 21
Hollow Fiber Reuse Di RSUD Ungaran
Asri Setyaningsih, Dewi Puspita, M. Imron Rosyidi
8

melalui selaput (membrane) hemodialisis dengan hollow fiber


semipermeabel yang bertindak new di Instalasi Hemodialisis
sebagai ginjal buatan (Sukandar, Rumah Sakit Umum Daerah
2007). Ungaran.
Hasil uji statistik dengan
4. Perbedaan kadar ureum darah menggunakan uji paired t test
sebelum dan sesudah menjalani didapatkan nilai p sebesar 0,0001,
hemodialisis dengan hollow fiber artinya terdapat perbedaan kadar
reuse di Instalasi Hemodialisis kreatinin sebelum dan sesudah
Rumah Sakit Umum Daerah dilakukan hemodialisis dengan
Ungaran. menggunakan hollow fiber new pada
Hasil uji statistik dengan pasien yang menjalani hemodialis di
menggunakan uji paired t test RSUD Ungaran.
didapatkan nilai p sebesar 0,0001, Adanya perbedaan pada kadar
artinya terdapat perbedaan kadar kreatinin disebabkan karena ginjal
ureum sebelum dan sesudah buatan yang lebih tipis,
dilakukan hemodialisis dengan permukaannya lebih luas, pori-pori
menggunakan hollow fiber reuse yang lebar serta bentuk yang lebih
pada pasien yang menjalani memungkinkan sehingga dalam
hemodialis di RSUD Ungaran. penyaringan hanya 50% saja zat
Penelitian yang dilakukan di kreatinin yang dibuang (Prihanto,
RSUD Ungaran dengan jumlah 2005).
sampel 15 pasien menggunakan
hollow fiber baru dan hollow fiber 6. Perbedaan kreatinin darah
reuse, tidak ada ada perbedaan kadar sebelum dan sesudah menjalani
ureum dan kreatinin sebelum dan hemodialisis dengan hollow fiber
sesudah tindakan hemodialisis, reuse di Instalasi Hemodialisis
tindakan reuse dilakukan sebanyak 4 Rumah Sakit Umum Daerah
kali. Didapatkan hasil ureum, Ungaran.
creatinin menggunakan hollow fiber Hasil uji statistik dengan
baru sesudah hemodialisis menurun menggunakan uji paired t test
60-70% dan rata-rata ureum, didapatkan nilai p sebesar 0,0001,
creatinin menggunakan hollow fiber artinya terdapat perbedaan kadar
reuse 1-4 menurun 60-65%. kreatinin sebelum dan sesudah
Penelitian Priyanto (2002) dengan dilakukan hemodialisis dengan
judul perbedaan kliren urea dan menggunakan hollow fiber reuse
creatinin antara ginjal buatan baru pada pasien yang menjalani
dan pakai berulang memberikan hemodialis di RSUD Ungaran.
kesimpulan pemakaian ginjal buatan Pada penderita HD risiko
berulang tidak menurunkan kliren morbiditas menurun apabila kadar
ureum dan kreatinin dari 21 kreatinin tinggi. Kreatinin plasma
responden, 16 (76,19%) laki-laki dan merupakan indikator massa otot dan
5 (23,81%) perempuan, p value = status nutrisi. Kreatinin plasma dan
0,279 dengan pemakaian berulang urea-nitrogen harus diperiksa
maksimal 5 kali dengan desinfektan sekaligus. Jika perubahan pararel
formalin. keduanya terjadi, maka perubahan
dalam resep dialisis dan tingkat
5. Perbedaan kreatinin darah fungsi renal residual harus
sebelum dan sesudah menjalani dipertimbangkan. Jika tingkat

22 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 15-24


9

kreatinin plasma tetap konstan tetapi Hemodialisis Rumah Sakit


perubahan yang mencolok terjadi Umum Daerah Ungaran.
pada nilai urea-nitrogen plasma, Hasil uji statistik dengan
perubahan pada yang terakhir paling menggunakan uji independent t test
mungkin karena perubahan didapatkan nilai p sebesar 0,674,
pemasukan protein diet atau artinya tidak terdapat perbedaan
katabolisme protein endogen. kadar kreatinin sesudah dilakukan
hemodialisis dengan menggunakan
7. Perbedaan kadar ureum darah hollow fiber new dengan hollow fiber
sesudah hemodialisis dengan reuse pada pasien yang menjalani
menggunakan hollow fiber new hemodialis di RSUD Ungaran.
dibandingkan dengan hollow Tidak adanya perbedaan pada
fiber reuse di Instalasi kadar kreatinin disebabkan berat
Hemodialisis Rumah Sakit molekul kreatinin adalah 113, oleh
Umum Daerah Ungaran. karena itu dalam penyaringan
Hasil uji statistik dengan menggunakan membran ginjal
menggunakan uji independent t test buatan hanya 50% saja zat kreatinin
didapatkan nilai p sebesar 0,005, yang dibuang (Prihanto, 2005).
artinya terdapat perbedaan yang
signifikan kadar ureum sesudah KESIMPULAN
dilakukan hemodialisis dengan 1. Terdapat perbedaan yang
menggunakan hollow fiber new signifikan antara kadar ureum
dengan hollow fiber reuse pada sebelum dan sesudah dilakukan
pasien yang menjalani hemodialis di hemodialisis dengan
RSUD Ungaran. menggunakan hollow fiber new
Penggunaan ginjal buatan (p value 0,0001) dan terdapat
yang dipakai berulang telah perbedaan yang signifikan antara
dilakukan lebih dari 65% di unit kadar ureum sebelum dan
hemodialisis Amerika Serikat, Eropa sesudah dilakukan hemodialisis
sekitar 35% dan Australia sekitar dengan menggunakan hollow
47% dengan hasil baik serta fiber reuse (p value 0,0001).
penghematan yang cukup besar dri 2. Terdapat perbedaan yang
pembiayaannya. Pemakaian ginjal signifikan antara kadar kreatinin
buatan terbukti tidak membawa sebelum dan sesudah dilakukan
dampak negatif dan pemakaiannya hemodialisis dengan
tetap aman serta efektif. Perbedaan menggunakan hollow fiber new
nilai ureum disebabkan karena berat (p value 0,0001) dan terdapat
molekul urea sebesar 60, sehingga perbedaan yang signifikan antara
zat ureum yang tidak terpakai dapat kadar kreatinin sebelum dan
dibuang sehingga terdapat perbedaan sesudah dilakukan hemodialisis
antara kondisi sebelum dan sesudah dengan menggunakan hollow
dilakukan hemodialisis (Prihanto, fiber reuse (p value 0,0001).
2005). 3. Ada perbedaan yang signifikan
kadar ureum sesudah dilakukan
6. Perbedaan kadar kreatinin darah hemodialisis dengan
sesudah hemodialisis dengan menggunakan hollow fiber new
menggunakan hollow fiber new dibandingkan dengan hollow
dibandingkan dengan hollow fiber reuse pada pasien yang
fiber reuse di Instalasi

Perbedaan Kadar Ureum Dan Creatinin Pada Klien Yang Menjalani Hemodialisa Dengan Hollow Fiber Baru Dan 23
Hollow Fiber Reuse Di RSUD Ungaran
Asri Setyaningsih, Dewi Puspita, M. Imron Rosyidi
10

menjalani hemodialis di RSUD Price, S.A., (2005), Patofisiologi,


Ungaran (p value 0,005). konsep klinis penyakit-penyakit,
4. Tidak terdapat perbedaan kadar EGC, Jakarta
kreatinin sesudah dilakukan Prihanto, ESD, (2005),
hemodialisis dengan Perbandingan kliren urea-n dan
menggunakan hollow fiber new rasio penurunan urea-n antara
dibandingkan dengan hollow ginjal buatan (dialiser) baru dan
fiber reuse pada pasien yang pakai berulang. Laporan
menjalani hemodialis di RSUD penelitian karya akhir,
Ungaran (p value 0,674). Universitas Diponegoro.
Riskesdas, (2007), Laporan nasional
DAFTAR PUSTAKA badan penelitian dan
Ayu, P., (2010), Hubungan antara pengembangan kesehatan
beberapa parameter anemi dan departemen kesehatan, Republik
laju filtrasi glomerulus pada Indonesia, Desember 2008
penyakit ginjal kronik Smeltzer, S.C., & Bare, B.G., (2002),
pradialisis. Diunduh dari: Buku ajar keperawatan medikal
http://unud.ac.id. Diakses tanggal bedah, Edisi 3, Volume 2, EGC,
12 September 2012 Jakarta
Bellomo dan Ronco (2004), Acute
renal failure – definition,
outcome measures, animal
models, fluid therapy and
information technology needs:
the second international
consensus conference of the
acute dialysis quality initiative
(ADQI) Group, Pubmed Jurnal.
Lewis, TG., Heitkemper, DS., &
Dirksen, CR., (2000), Medicare -
provider
directories;http://www.google.co
m/url?sa=D&q=http://www.univ
hc.com/docs/Medicare/Provider_
Directories/2013/2013_Provider_
Directory_Medicare_South_OH.
pdf&usg=AFQjCNFytuleKlJQAJ
PSoS37ajTADjWg-A
Nursalam. (2011). Konsep dan
penerapan metodologi penelitian
ilmu. Salemba Medika, Jakarta.
PERNEFRI (2012), Naskah lengkap,
workshop & simposium nasional
peningkatan pelayanan
hemodialisis, penyakit ginjal dan
aplikasi indonesian renal registry
Joglosemar 2012.

24 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 15-24

Anda mungkin juga menyukai