Disusun oleh:
Tiara Gian P
G4A014082
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
ANESTESI PADA TRANSPLANTASI GINJAL
Disusun oleh:
Tiara Gian P
Purwokerto,
G4A014082
Maret 2015
Mengetahui
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, atas segala karunia dan
rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan referat
dengan judul Anestesi pada Transplantasi Ginjal. Referat ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Anestesiologi
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapkan terimakasih
kepada:
1. dr. Aunun Rofiq, Sp. An, selaku pembimbing yang telah memberikan masukan
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih banyak terdapat
kekurangan. Penulis berharap semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca serta memberikan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran.
Purwokerto,
Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran saat ini telah
berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah teknik transplantasi organ
manusia. Transplantasi organ manusia merupakan suatu teknologi medis untuk
mengganti organ tubuh pasien yang tidak dapat berfungsi lagi dengan organ dari
manusia lain yang masih berfungsi dengan baik. Transplantasi organ pada saat ini
telah menjadi salah satu jalan keluar dalam dunia kedokteran. Banyak nyawa
manusia yang tertolong dengan cara transplantasi organ. Tingkat kelangsungan
hidup dari pasien penerima donor menjadi sangat tinggi, sehingga permintaan
untuk melakukan transplantasi organ sendiri meningkat secara global diseluruh
dunia termasuk di Indonesia (Soetjipto, 2010).
Menurut WHO transplantasi organ telah dilakukan di 91 negara di dunia.
Pada tahun 2005 tercatat sekitar 66.000 transplantasi ginjal telah dilakukan
diseluruh dunia. Di Singapura telah dilakukan lebih dari 842 transplantasi ginjal
dengan total donor cadaver 588 dan 282 donor hidup. Sejak tahun 1977 hingga
sekarang, Indonesia baru mampu mengerjakan sekitar lenih dari 300 transplantasi.
Hal ini disebabkan karena Indonesia masih menerapkan sistem donor hidup
(Soetjipto, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan pada transplantasi ginjal.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui anestesi yang digunakan pada transplantasi ginjal.
C. Manfaat
Menambah pengetahuan menganai obat-obat anestesi yang dipergunakan untuk
transplantasi ginjal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Transplantasi Ginjal
Pencangkokan (transplantasi) adalah pemindahan sel, jaringan maupun
organ hidup dari seorang (donor) kepada orang lain (resipien) atau dari satu
bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya (misalnya pencangkokan kulit) dengan
tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang (Soetjipto, 2010). Transplantasi
ginjal adalah pengambilan ginjal dari tubuh seseorang kemudian dicangkokan ke
dalam tubuh orang lain yang mengalami gangguan fungsi ginjal yang berat dan
permanen. Pada dasarnya tujuan utama transplantasi ginjal adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup bagi penderita gagal ginjal.
Kelangsungan hidup pasien-pasien transplantasi ginjal ditentukan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah skrining penderita, persiapan pratransplantasi,
pendekatan bedah yang diambil pada waktu transplantasi dan penatalaksanaan
penderita paska transplantasi termasuk penggunaan obat-obat imunosupresif
(Juliana&Loekman, 2007).
Pada sebagian besar kasus, transplantasi ginjal dilakukan pada pasien
gagal ginjal kronik tahap akhir (ESRD) akibat glomerulonefritis, nefritis
intersisial kronis, obstruksi dan penyakit kistik herediter. ESRD adalah stadium
terakhir dari penyakit ginjal kronik, saat fungsi ginjal tinggal 10-15% dari
kapasitas normal ginjal sehingga membutuhkan pengganti ginjal. Terapi ESRD
dulu terbatas dengan dialisis kronik dan peritoneal dialisis, sampai pada tahun
1954 pertama kali dilakukan transplantasi ginjal yang sukses (Drury,
2010;Martinez, 2013). Di Amerika Serikat prevalensi ESRD mencapai 1738
kasus per 1 juta populasi. Jumlah ini terus mengalami kenaikan, kasus baru paling
banyak menyerang Afroamerika yang kejadiannya 3,5 kali lebih banyak
dibanding kulit putih (Martinez, 2013).
dengan
gangguan
ginjal
biasanya
mempunyai
berbagai
membutuhkan
pemahaman tentang gangguan metabolik dan sistemik pada pasien ESRD. Pasien
yang akan menjalani transplantasi ginjal bisanya mempunyai komorbid berupa
diabetes, hipertensi, glomerulonefritis dan ginjal polikistik. Persiapan preoperatif
membutuhkan pengawasan yang ketat untuk memastikan strategi anestesi yang
baik (Baxi, 2009; Drury, 2010).
1. Pertimbangan Preoperasi
a) Populasi Pasien
Seluruh
transplantasi
pasien
ginjal,
ESRD
kecuali
harus
dipertimbangkan
yang
mempunyai
menjalani
kontraindikasi.
4) Imunosupresi
diperkirakan
menyebabkan
komplikasi
yang
mengancam nyawa.
Permintaan transplantasi ginjal semakin meningkat, sedangkan
ketersediaan ginjal untuk didonorkan terbatas baik donor hidup maupun
donor mati. Hal ini menyebabkan pasien harus menunggu hingga waktu
yang lama untuk transplantasi. Donor ginjal hidup biasanya dilakukan
oleh orang yang dikenal pasien, biasanya yang masih berhubungan darah.
Sebelum operasi transplantasi ginjal, harus dilakukan matching resipien
dan donor. Matching dilakukan menjadi 3 fase yaitu (Drury, 2010):
1. Matching golongan darah menggunakan 4 golongan darah utama yaitu
A, B, O, AB seperti pada transfusi darah.
2. Matching jaringan donor dan resipien. Saat ini ada 6 spesifik antigen
yang diperiksa. Semakin banyak antigen yang sesuai outcomenya
makin baik. Bila terdapat beberapa antigen yang tidak sesuai,
diharapkan terapi imunosupresi dapat mengatasi masalah ini.
3. Crossmatching, tes terakhir yang dilakukan untuk mengetahui
bagaimana penerima donor berespon terhadap komponen protein
ginjal yang didonorkan. Tes ini dapat mendeteksi kemungkinan
penolakan donor.
b) Kardiovaskular
Pasien yang rutin menjalani dialisis mempunyai resiko penyakit
kardiovaskular 10-30 kali lebih besar dibanding populasi umum.
Sebanyak
50%
kematian
pada
pasien
dialisis
terkait
penyakit
tidak
hanya
mempengaruhi
farmakokinetik
dan
pilihan
obatnya
adalah
dengan
alfa
agonis
karena
BAB III
KESIMPULAN
1. Transplantasi ginjal adalah terapi pengganti ginjal pada pasien ESRD.
2. Pasien ESRD umumnya mempunyai berbagai kormorbid sehingga anestesi pada
transplantasi ginjal harus berhati-hati.
3. Pasien yang akan menjalani transplantasi ginjal mengalami berbagai perubahan
fisiologi tubuh sehingga pemilihan obat-obatan anestesi harus disesuaikan dengan
perubahan fisiologi tersebut.
4. Monitoring hemodinamik ketat selama operasi merupakan salah satu kunci
kesuksesan operasi transplantasi ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Baxi, Vaibhavi., Anand Jain., Dasgupta. 2009. Anesthesia for Renal Transplantation:
an Update. Indian J Anesth. Vol 53: 139-147.
Drury, Natalie. 2010. Anaesthesia for Renal Transplatation Anaesthesia Tutorial of the
Week. ATOTW. 174
Juliana, IM dan Loekman, JS. 2007. Komplikasi Paska Transplantasi Ginjal. J Peny
Dalam. Vol 8: 79-91.
Martinez, Benjamin., Irina Gasanova., Adebola Adesanya. 2013. Anesthesia for
Kidney Transplantation a Review. J Anesth Clin Res. Vol. 4. Hal. 1-6.
Soetjipto, P. 2010. Transplantasi Organ Manusia. Tesis. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.