Anda di halaman 1dari 15

Nama : Aditya Rifki Muttaqin

NIM : 1610313008
Prodi : Teknik Perkapalan
Jawaban Soal UAS Perancangan Kapal 4
1. Perhitungan Berat dan Titik Berat
Berat Kapal terdiri dari Berat LWT (Light Weight Tonnage) dan DWT (Dead Weight Tonnage).
LWT terdiri dari :
- Berat Kapal Kosong
- Berat Instalasi Permesinan
- Berat Peralatan dan Perlengkapan Kapal
DWT terdiri dari :
- Operational Load
- Cargo Payload
Berikut adalah perhitungan LWT
Dalam perhitungan Berat Kapal Kosong (Wst),
Perhitungan dilakukan dengan cara bagian per bagian (missal frame 0 – frame 20, frame 21-
frame 40), dimana tiap bagian dihitung mulai berat pelat (dari shell expansion) sampai
konstruksinya (dari hasil perhitungan kosntruksi atau profile plan).
Adapun contoh perhitungan berat kapal kosong sebagai berikut:

1
0. Aft - station AP
MOMEN
Panjang (mm) BERAT MOMENVCG
ITEM Jumlah Ukur Profil /tebal (mm) LCG LCG VCG
/ Luas (mm2) (TON) (tonmm)
(tonmm)
Lambung
Pelat Sisi 2 28,50 28500000,00 11 4,92 -2377,00 -11699,48 7496,00 36894,94
Pelat Belakang 2 52,70 52700000,00 9 7,45 -4754,00 -35400,71 8022,00 59735,90
Gading Biasa (-7) 2 2,21 2210,00 L 130 x 65 x 10 130 10 65 10 0,07 -4200,00 -284,17 7894,00 534,10
Gading Biasa (-6) 2 2,48 2480,00 L 130 x 65 x 10 130 10 65 10 0,08 -3600,00 -273,33 7758,00 589,03
Gading Besar (-5) 2 2,75 2750,00 T 450 x 150 x 12 450 12 150 12 0,31 -3000,00 -932,58 7625,00 2370,31
Gading Biasa (-4) 2 3,01 3010,00 L 130 x 65 x 10 130 10 65 10 0,09 -2400,00 -221,16 7496,00 690,77
Gading Biasa (-3) 2 3,26 3260,00 L 130 x 65 x 10 130 10 65 10 0,10 -1800,00 -179,65 17372,00 1733,81
Gading Biasa (-2) 2 3,50 3500,00 L 130 x 65 x 10 130 10 65 10 0,11 -1200,00 -128,58 7252,00 777,07
Gading Besar (-1) 2 3,73 3730,00 T 450 x 150 x 12 450 12 150 12 0,42 -600 -252,98 7134,00 3007,97
Gading Biasa (0) 2 4,00 4000,00 L 130 x 65 x 10 130 10 65 10 0,12 0,00 0,00 7000,00 857,22
Penegar Pelat Blkng 13 3,00 3000,00 L 100 x 50 x 10 100 10 50 10 0,46 -4753,93 -2183,12 8022,00 3683,90
Main deck
Pelat Sisi 2 12,41 12410000,00 11 2,14 -2076,00 -4449,30 10495,00 22492,96
Pelat geladak 2 23,48 23480000,00 8 2,95 -2076,00 -6122,31 9000,00 26541,79
Gading Biasa (-7) 2 2,60 2600,00 L 100 x 50 x 8 100 8 50 8 0,05 -4200,00 -205,73 10305,00 504,78
Gading Biasa (-6) 2 2,60 2600,00 L 100 x 50 x 8 100 8 50 8 0,05 -3600,00 -176,34 10305,00 504,78
Gading Besar (-5) 2 2,49 2490,00 L 150 x 100 x 14 150 14 100 14 0,14 -3000,00 -410,48 10305,00 1409,99
Gading Biasa (-4) 2 2,60 2600,00 L 100 x 50 x 8 100 8 50 8 0,05 -2400,00 -117,56 10305,00 504,78
Gading Biasa (-3) 2 2,60 2600,00 L 100 x 50 x 8 100 8 50 8 0,05 -1800,00 -88,17 10305,00 504,78
Gading Biasa (-2) 2 2,60 2600,00 L 100 x 50 x 8 100 8 50 8 0,05 -1200,00 -58,78 10305,00 504,78
Gading Besar (-1) 2 2,49 2490,00 L 150 x 100 x 14 150 14 100 14 0,14 -600,00 -82,10 10305,00 1409,99
Gading Biasa (0) 2 2,60 2600,00 L 100 x 50 x 8 100 8 50 8 0,05 0,00 0,00 10305,00 504,78
Balok Biasa (-7) 2 4,06 4063,00 L 100 x 50 x 10 100 10 50 10 0,10 -4200,00 -401,87 8925,00 853,98
Balok Biasa (-6) 2 4,39 4388,00 L 100 x 50 x 10 100 10 50 10 0,10 -3600,00 -372,01 8925,00 922,29
Balok Besar (-5) 2 4,69 4694,00 T 450x 300 x 12 450 12 300 12 0,66 -3000,00 -1989,79 8925,00 5919,62
Balok Biasa (-4) 2 4,98 4981,00 L 100 x 50 x 10 100 10 50 10 0,12 -2400,00 -281,53 8925,00 1046,93
Balok Biasa (-3) 2 5,25 5249,00 L 100 x 50 x 10 100 10 50 10 0,12 -1800,00 -222,51 8925,00 1103,25
Balok Biasa (-2) 2 5,50 5498,00 L 100 x 50 x 10 100 10 50 10 0,13 -1200,00 -155,37 8925,00 1155,59
Balok Besar (-1) 2 5,73 5732,00 T 450x 300 x 12 450 12 300 12 0,81 -600,00 -485,96 8925,00 7228,64
Balok Biasa (0) 2 5,96 5955,00 L 100 x 50 x 10 100 10 50 10 0,14 0,00 0,00 8925,00 1251,64
Penumpu tengah deck 1 4,76 4755,00 T 400 x 300 x 14 400 14 300 14 0,37 -2400,00 -877,93 11060,00 4045,77
Penumpu samping deck 4 3,77 3769,00 T 150 x 150 x 12 150 12 150 12 0,43 -1880,00 -800,97 11247,50 4791,97
Poop deck
Pelat Geladak 2 34,01 34012000,00 8 4,27 -2076,00 -8868,48 11609,00 49592,57
Balok Biasa (-7) 2 6,67 6674,00 L 80 x 65 x 8 80 8 65 8 0,12 -4200,00 -510,50 11549,00 1403,75
Balok Biasa (-6) 2 6,83 6827,00 L 80 x 65 x 8 80 8 65 8 0,12 -3600,00 -447,60 11549,00 1435,93
Balok Besar (-5) 2 6,99 6985,00 L 120 x 80 x 12 120 12 80 12 0,26 -3000,00 -789,58 11519,00 3031,74
Balok Biasa (-4) 2 7,15 7147,00 L 80 x 65 x 8 80 8 65 8 0,13 -2400,00 -312,39 11549,00 1503,23
Balok Biasa (-3) 2 7,22 7217,00 L 80 x 65 x 8 80 8 65 8 0,13 -1800,00 -236,58 11549,00 1517,95
Balok Biasa (-2) 2 7,46 7460,00 L 80 x 65 x 8 80 8 65 8 0,14 -1200,00 -163,03 11549,00 1569,06
Balok Besar (-1) 2 7,62 7620,00 L 120 x 80 x 12 120 12 80 12 0,29 -600,00 -172,27 11519,00 3307,35
Balok Biasa (0) 2 7,78 7777,00 L 80 x 65 x 8 80 8 65 8 0,14 0,00 0,00 11549,00 1635,74
Penumpu tengah deck 1 4,76 4755,00 T 100 x 100 x 10 100 10 100 10 0,07 -2400,00 -179,17 11534,00 861,05
Penumpu samping deck 2 4,76 4755,00 T 150 x 90 x 11 150 11 90 11 0,20 -1880,00 -370,52 11496,50 2265,79
33,64 -80904,59 262202,27
Berat Total = 33,64 ton
LCGtotal = S0/S1 –1/2 LPP VCGtotal = S0/S2
= -57605,10 mm = 7795 mm

Berat dari salah satu profil didapatkan dengan rumus : 𝑊 = 𝑉 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (kg)
Dari perhitungan tersebut, juga sekaligus dicari titik berat pelat dan konstruksi kapal, yaitu VCG
dan LCG kapal.
VCG (vertical center of gravity) atau dapat disebut juga KG (Keel of Gravity) adalah jarak
antara lunas kapal (keel/baseline) dengan titik tengah atau “G” pelat, konstruksi maupun benda.
LCG (longitudinal center of gravity) atau dapat disebut juga adalah jarak titik “G” dengan titik
midship centerline kapal.
Kemudian, dihitung momen titik berat dengan cara: Titik Berat x Berat
Titik berat total didapatkan dengan rumus : ∑momen titik berat x ∑berat x 0.5LPP
Dalam perhitungan berat instalasi permesinan (Wep),
Perhitungan terdiri dari berat main engine dan berat remainder. Masing-masing berat tersebut
didapatkan dari perhitungan hambatan dan propulsi dengan melihat katalog mesin yang tersedia.
Sehingga, untuk berat instalasi permesinan menjadi :

2
𝑊𝑚 = 𝑊𝑚𝑒 + 𝑊𝑝𝑒 , dimana Wme adalah berat main engine dan Wpe adalah berat remainder.
Dalam perhitungan berat peralatan dan perlengkapan kapal (Wo),
Perhitungan lebih mudah dilakukan dengan rumus pendekatan, yaitu sebagai berikut :
𝑊𝑜 = 𝐶𝑜 𝑥 𝐿𝑝𝑝 𝑥 𝐵
(Watson dan Gilfillan dalam buku"Parametric Design Chapter 11 hal.23-24 " karya Michael G.
Parsons.)
Sehingga, Berat LWT adalah 𝐿𝑊𝑇 = 𝑊𝑠𝑡 + 𝑊𝑒𝑝 + 𝑊𝑜
Sedangkan, untuk perhitungan DWT terdapat perhitungan berat kargo, berat bahan bakar, berat
pelumas, berat kru atau penumpang dan kebutuhannya, dan berat air tawar.
Keseluruhan berat kapal dinamakan Displasemen Kapal (∆) dimana rumusnya ialah
∆= LWT + DWT

2. Perhitungan Kurva Hidrostatik


Besaran hidrostatik kapal berdasar pada bentuk lambung kapal, dengan parameter kenaikan
setiap waterline kapal. Besaran ini menunjukkan karakteristik lambung kapal dibawah garis air
saat kondisi tegak (kemiringan sangat kecil).
Perhitungan besaran displasemen
Perhitungan ini menggunakan metode Simpson dengan dibantu software AutoCAD untuk
mempermudah perhitungan besar luasan setiap gading pada setiap kenaikan waterline. Besar
luasan gading ini diperoleh dengan perintah area pada AutoCAD, dengan sebelumnya bentuk
gading yang akan dihitung luasannya sudah menjadi region atau satu kesatuan. Setelah semua
luasan gading didapat maka perhitungan selanjutnya sama seperti menghitung besar displasemen
kapal diatas, dan berikut tabel perhitungannya :
TABEL I
Luasan Gadin g
Gading WL WL 1 WL 2 WL 3 WL F.S.
0 4
0 0 0 0 0 1.16 1
1 0 1.43 4.25 8.46 14.88 4
2 0 4.72 11.55 19.79 29.22 2
3 0 8.57 18.44 28.87 39.49 4
4 0 10.41 21.04 31.66 42.29 2
5 0 10.41 21.04 31.66 42.29 4
6 0 10.41 21.04 31.66 42.29 2
7 0 9.28 19.6 30.09 40.68 4
8 0 5.63 13.09 21.25 30 2

3
9 0 1.88 5.36 9.57 14.55 4
10 0 0 0 0 0 1

1/2 ǻ 0 716.76 1551.16 2444.62 3406.02


ǻ 0 1433.51 3102.32 4889.23 6812.03
(m^3)
cb 0 0.59 0.64 0.67 0.70
cm 0 0.980 0.990 0.993 0.995
cp 0 0.60 0.65 0.68 0.71
cw 0.45 0.65 0.71 0.76 0.82
cp ' 0 1.66 1.55 1.48 1.42
LCB 0 1.108 1.013 0.643 0.040
Untuk setiap waterline dipergunakan rumus perhitungan berikut :
1
∆𝑊𝐿 = 𝑥 l 𝑥 Σ1𝑊𝐿
3
Untuk menghitung besar volume setiap kenaikan waterline.
∆𝑊𝐿(𝑚3)
Cb =
𝐿𝑤𝑙 𝑥 𝐵𝑤𝑙 𝑥 𝑇𝑤𝑙

Untuk menghitung besar cb setiap kenaikan waterline.


𝐴𝑚
Cm =
𝐵𝑤𝑙 𝑥 𝑇𝑤𝑙

4
Untuk menghitung besar cm setiap kenaikan waterline.
Awl
Cw =
𝐿𝑤𝑙 𝑥 𝐵𝑤𝑙

Untuk menghitung besar cw setiap kenaikan waterline.

Kemudian untuk tabel II semua perhitungan memakai bantuan perintah massprop dari AutoCAD
:
TABEL II
Waterline 1/2Luasan AWL LCF IX IY IL
0 438.95 877.9 - 6353.41 151548.75 145195.34
0.27
1 633.51 1267.02 1.01 11762.79 350644.89 338882.10
2 685.9 1371.8 0.49 13236.41 425176.13 411939.72
3 736.23 1472.46 - 14552.38 514634.88 500082.5
0.59
4 797.71 1595.42 - 15978.25 645872.99 629894.74
2.26
Untuk tabel III metode yang digunakan dalam perhitungan adalah metode Simpson :

™0 870.02 ™ 0' 0 ™ -408.91


0''
™1 6536.39 ™ 1' 6930.38 ™ 3435.69
1''

5
™2 7924.03 ™ 2'
23858.14 ™ 7101.84
2''
™3 8362.62 ™ 3' 41908.16 ™ 3'' 805.14
™4 8941.85 ™ 4' 62681.32 ™ 4'' -
11228.52
™5 9491.23 ™ 5' 85520.28 ™ 5'' -
18165.77
Waterline Volume FK FѾ'
0 580.01 0 -0.47
1 4357.59 1.06 0.53
2 5282.69 3.01 0.90
3 5575.08 5.01 0.10
4 5961.23 7.01 -1.26
5 6327.48 9.01 -1.91
Untuk menghitung besar FK (titik tekan meninggi) pada setiap kenaikan waterline digunakan
rumus berikut :
Σ𝑛
FKwl =
Σ𝑛 ′
Untuk menghitung besar FĬ’ pada setiap kenaikan waterline digunakan rumus sebagai berikut :
Σ𝑛
FO =
Σ𝑛 ′′
WaterLine IX Volume MF IL MLF FK MK M Displasemen
LK
0 6353.41 580.01 10.95 145195.34 250.33 0 10.95 250.33 594.51
1 11762.79 1433.51 8.21 338882.10 236.40 1.06 9.27 237.46 1469.35
2 13236.41 3102.32 4.27 411939.72 132.78 3.01 7.28 135.80 3179.88
3 14552.38 4889.23 2.98 500082.50 102.28 5.01 7.99 107.29 5011.46
4 15978.25 6812.03 2.35 629894.74 92.47 7.01 9.36 99.48 6982.33
WaterLine LWL MCT AWL TPC BWL CW AmWL TWL CB
0 99.75 1491.98 877.90 9.00 15 0.45 0 0 0
1 106.07 3274.66 1267.02 12.99 17 0.65 20.82 1.25 0.59
2 108.29 3899.15 1371.80 14.06 17 0.71 42.08 2.5 0.64
3 110.72 4629.56 1472.46 15.09 17 0.76 63.32 3.75 0.67
4 117.00 5518.31 1595.42 16.35 17 0.82 84.58 5 0.70
WaterLine CM FѾ FѾ CP CP '
'
0 0 -0.27 -0.47 0 0
1 0.98 1.01 0.53 0.60 1.66
2 0.99 0.49 0.90 0.65 1.55
3 0.99 -0.59 0.10 0.68 1.48
4 1.00 -2.26 -1.26 0.71 1.42

6
Untuk tabel berikut adalah hasil perhitungan terakhir dari perhitungan kurva hidrostatis :
TABEL IV
Dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

MF = IX ,
MLF = IL ,
MK=MF+FK ,
MLK =MLF+MK ,
MCT = IL×1,025 ,
TPC = AWL×1,025 .

3. Perhitungan Titik Metacenter


Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah titik semu
dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya kapal tetap mempunyai
stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat berubah
letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150), maka titik apung B bergerak di
sepanjang busur dimana titik M merupakan titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre of line)
dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat kecil, sehingga
masih dapat dikatakan tetap.
(a). KM (Tinggi titik metasentris di atas lunas)

KM ialah jarak tegak dari lunas kapal sampai ke titik M, atau jumlah jarak dari lunas ke titik
apung (KB) dan jarak titik apung ke metasentris (BM), sehingga KM dapat dicari dengan rumus :

KM = KB + BM

Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat itu.

(b). KB (Tinggi Titik Apung dari Lunas)

Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi berpindah-pindah oleh
adanya perubahan sarat atau senget kapal., nilai KB dapat dicari :

Untuk kapal tipe plat bottom, KB = 0,50d


Untuk kapal tipe V bottom, KB = 0,67d
Untuk kapal tipe U bottom, KB = 0,53d

dimana d = draft kapal


Dari diagram metasentris atau lengkung hidrostatis, dimana nilai KB dapat dicari pada setiap

7
sarat kapal saat itu (Wakidjo, 1972).

(c). BM (Jarak Titik Apung ke Metasentris)

BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal mengoleng dengan
sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur lingkaran
dimana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap
tetap karena sudut olengnya kecil (100-150).
Lebih lanjut dijelaskan :

BM = b2/10d , dimana : b = lebar kapal (m)


d = draft kapal (m)

(d). KG (Tinggi Titik Berat dari Lunas)

Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment),
selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen. Nilai KG dengan dalil
momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui
letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre of gravity (VCG)
lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen bobot tersebut,
selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan jumlah bobot
menghasilkan nilai KG pada saat itu.

KG total = ∑ M / ∑W

dimana, ∑ M = Jumlah momen (ton)


∑ W = jumlah perkalian titik berat dengan bobot benda (m ton)

(e). GM (Tinggi Metasentris)

Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik M.

Dari rumus disebutkan :


GM = KM – KG
GM = (KB + BM) – KG

Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas kapal
selama pelayaran nanti

(f). Momen Penegak (Righting Moment) dan Lengan Penegak (Righting Arms)

Momen penegak adalah momen yang akan mengembalikan kapal ke kedudukan tegaknya setelah
kapal miring karena gaya-gaya dari luar dan gaya-gaya tersebut tidak bekerja lagi.

Pada waktu kapal miring, maka titik B pindak ke B1, sehingga garis gaya berat bekerja ke bawah
melalui G dan gaya keatas melalui B1 . Titik M merupakan busur dari gaya-gaya tersebut. Bila

8
dari titik G ditarik garis tegak lurus ke B1M maka berhimpit dengan sebuah titik Z. Garis GZ
inilah yang disebut dengan lengan penegak (righting arms). Seberapa besar kemampuan kapal
tersebut untuk menegak kembali diperlukan momen penegak (righting moment). Pada waktu
kapal dalam keadaan senget maka displasemennya tidak berubah, yang berubah hanyalah faktor
dari momen penegaknya. Jadi artinya nilai GZ nyalah yang berubah karena nilai momen penegak
sebanding dengan besar kecilnya nilai GZ, sehingga GZ dapat dipergunakan untuk menandai
besar kecilnya stabilitas kapal.
Untuk menghitung nilai GZ sebagai berikut:

Sin θ = GZ/GM
GZ = GM x sinus θ
Moment penegak = W x GZ

4. Perhitungan LC
Untuk melakukan penggambaran kurva silang mengikuti langkah urutanurutan sebagai
berikut :

Panjang kapal ( LBP ) dibagi dalam beberapa penampang melintang menurut


metode Tchebycheff , yaitu 7 station. Dimana jarak station pembagi tersebut terhadap
midship adalah :

l1 = 0.16195 LBP
l2 = 0.26485 LBP
l3 = 0.44195 LBP
Menurut pembagian tersebut tiap-tiap penampang melintang digambarkan secara
utuh dalam satu body plan. Seperti biasanya penampang melintang kapal yang terletak
didepan tengah kapal digambarkan dengan garis terputus-putus sedangkan penampang
melintang yang terletak dibelakang tengah kapal digambarkan dengan garis penuh.

9
Untuk membuat diagram lengan stabilitas bentuk dengan ordinat yang sama dengan
LC = NB sin ρ, maka paling sedikit dibutuhkan empat keadaan displacement.

Untuk perhitungan kurva silang ditetapkan displacement pada :


1. Kondisi I, yaitu pada sarat kapal dengan 100% displacement.
2. Kondisi II, yaitu pada sarat kapal dengan muatan kapal kosong (LWT).

Adapun sudut oleng yang ditinjau meliputi : 0o, 10o, 20o, 30o, 40o, 50o, 60o, 70o, 80o
dan 90o.

Untuk menentukan titik berat garis air yang merupakan sumbu putar dan harga (
BM ) untuk suatu keadaan tertentu menggunakan tabel ( A ). Pada tabel ini dilakukan
perhitungan-perhitungan sebagai berikut.

Keterangan perhitungan pada Tabel (A) :


a). Luas Garis air ( Aw )
+L 2
Aw= ∫(Ya + Yb)dθ
-L 2
Tertulis I = ∑Ya +∑Yb
b). Momen Statis ( Mx )
L
Mx= ∫(Ya 2 + Yb2)dθ
0
Tertulis II =∑Ya 2 + ∑Yb2

10
c). Momen Inertia ( Ix )

L
Ix = ∫ (Ya3 + Yb3 )dθ x 1/3
0
Tertulis III = ∑Ya 3 + ∑Yb3

d). Titik Berat Garis Air ( e )


𝑀𝑥 1 ∑( 𝑌𝑎2 − 𝑌𝑏 2 )
e= =
𝐴𝑤 2 ∑(𝑌𝑎 + 𝑌𝑏)

Tertulis IV =

e). Momen Inertia Garis Air Dihitung Pada :


1 𝐿
𝑉 = 𝐼𝑥 = 𝑥 𝑥 (𝐼𝐼𝐼)
3 𝑛
dimana :
L = Panjang Kapal
(LBP)
n = Jumlah
Ordinat(7buah)
1 𝐿
Tertulis 𝑉 = 𝐼𝑥 = 3 𝑥 𝑥 (𝐼𝐼𝐼)
𝑛

f). Kalau Sumbu Ix tidak melalui titik berat dari garis air, maka harga Ix harus
dikoreksi.

𝐼𝑘𝑜𝑟 = 𝐴𝑤 𝑥 𝑒 2

𝐿
𝐴𝑤 = ( ) 𝑥 𝑒 2
𝑁

e = Jarak titik berat ke sumbu perhitungan Ix


Tertulis VI = 𝐼𝑘𝑜𝑟 = 𝐿/𝑁 𝑥 (𝐼)𝑥 (𝐼𝑉)2

g). Ixo = Ix – IKOREKSI


Tertulis VII = IXO =(V) -(VI)

𝐼𝑥𝑜
h). BM ρ= 𝑉𝑂𝑙𝑢𝑚𝑒

11
𝐼𝑥𝑜
Tertulis VIII = BM ρ= 𝑉𝑂𝑙𝑢𝑚𝑒
Setelah menggunakan tabel ( A ), maka sekarang secara mengukur ( Ya ) dan (
Yb ) ; pertama kita gambarkan garis air bantu W1‘L1‘ yang membentuk sudut 10o dengan
WoLo pada titik 0. Dari titik 0 ini dilakukan pengukuran harga ( Ya ) dan ( Yb ) untuk
setiap ordinat dan memasukkannya dalam tabel ( A ) untuk sudut 10o. untuk kapal dalam
kondisi tegak harga dari ( e ) adalah 0.

Berikut dibawah ini adalah contoh cara pembacaan Ya, Yb, Ya’ dan Yb’.

Cara pembacaan Ya dan Yb


Dari titik berat garis WoLo yaitu 0 kita ukur OB = ½ e pada WoLo. Pada harga (e)
positif maka OB diukur kearah bagian yang masuk (kekanan / ke arah

Ya). Sedangkan bila harga (e) negatif maka OB dilakukan kebagian yang keluar (kekiri / kearah
Yb).

Tarik Garis W1L1 melalui B sejajar garis air W1L1 dan ukurkan OC. Sama dengan (e),
dan tarik OC tegak lurus W1’L1’ sehingga memotong W1L1 di

0. Tarik garis bantu W2’L2’ melalui 0 membentuk sudut 10o dengan garis air W1L1. Hal tersebut
diulangi sampai dengan 90o.

Setelah (BM ) didapat dari hasil perhitungan pada tabel (A), maka hasil
(BM ) dimasukkan kedalam tabel (B) untuk menghitung (LC) dan koordinat Metacenter.

Keterangan Perhitungan pada Tabel (B) :


Kolom I = 0o, 10o, 20o, 30o, 40o, 50o, 60o, 70o, 80o dan 90o.
Kolom II = harga ( BMφ ) didapatkan dari tabel A.

12
Kolom III = Cosφ = Cos 0o = 1
Cos 10o = 0.9848
Cos 20o = 0.9397
Cos 30o = 0.8660
Dan seterusnya…
Kolom IV = BMφ Cosφ = ( II ) x ( III )
Kolom V = Intergral BMφ Cosφ diintegralkan, yaitu dimana :
φ = 10o = a + b + c = d
φ = 20o = c + d + e = f
φ = 30o = e + f + g = h
Dan seterusnya………………...
Kolom VI = Sin φ = Sin 0o = 0.0000
Sin 10o = 0.1736
Sin 20o = 0.3420
Sin 30o = 0.5000
Dan seterusnya………….
Kolom VII = BM φ Sin φ = ( II ) x ( VI )
Kolom VIII = Intergral BM Sin diintegralkan, yaitu dimana
:
φ = 10o = a+b+c=d
φ = 20o = c+d+e=f
φ = 30o = e+f +g=h
Dan seterusnya………………...
Kolom IX = Y φ = d φ /2 x Kolom V
1o = 0.01745 rad
Bila d φ = 10o maka d φ = 0.1745
D φ /2 = 0.175/2 = 0.08725
Y φ = 0.08725 x Kolom V
Kolom X = Z φ – Zc = 0.08725 x Kolom VIII
Kolom XI = Y φ Cos φ = Kolom IX x Kolom III

13
Kolom XII = ( Z φ – Zc )Sin = Kolom X x Kolom VI
Kolom XIII = LC
= BR
= BT + TR
= Y φ Cos φ +( Z φ – Zc )Sin φ
= Kolom XI + Kolom XII
Kolom XIV = Ym = Y φ – BM φ Sin φ
= Kolom IX – Kolom XII
Kolom XV = Zm – Zc = ( Z φ – Zc ) + BM φ Cos φ
= Kolom X + Kolom IV
Harga LC dari kolom XIII, digunakan untuk menggambar bentuk diagram lengan
stabilitas. Perhitungan-perhitungan stabilitas dengan beberapa kondisi yang dimaksud
diatas dihitung dengan menggunakan program microsoft excel dimana dimaksudkan
untuk memudahkan hasil perhitungan.

Berikut adalah contoh dari Excelnya.


T = 2,37 m Kondisi = KOSONG
LPP = 110,21 m h = LPP/7 = 15,74 m
Δ = 2879,7 Ton Volume = 2809,44 m³
Ordin θ = 0⁰
at Ya Yb Ya² Yb² Ya³ Yb³
-3 0,74 0,74 0,55 0,55 0,41 0,41
-2 7,41 7,41 54,91 54,91 406,87 406,87
-1 8,76 8,76 76,74 76,74 672,22 672,22
0 9 9 81,00 81,00 729,00 729,00
1 8,76 8,76 76,74 76,74 672,22 672,22
2 7,41 7,41 54,91 54,91 406,87 406,87
3 0,74 0,74 0,55 0,55 0,41 0,41
Σ 42,82 42,82 345,39 345,39 2887,99 2887,99
I ∑ (Ya + Yb) = 85,64 m
2 2
II ∑ (Ya - Yb ) = 0,00 m²
III ∑ (Ya3 + Yb3 ) = 5775,98 m³
IV e = 1/2 . (II)/(I) = 0,00 m
V Io = 1/3 h (III) = 30312,91 m⁴
2
VI df = h . (I) . (IV) = 0,00 m⁴
VII If = (V) - (VI) = 30312,91 m⁴
VIII MBθ (rθ) = VII/Volume = 10,79 m
IX e/2 = 0,00 m

Dan masuk ke dalam perhitungan LC, sehingga didapatkan hasil dari kurva LC tersebut
dengan sumbu x adalah Displacement kapal dan sumbu y adalah nilai LC setiap sudut.

14
5. Perhitungan Lengan Stabilitas
Perhitungan lengan stabilitas sama seperti nomor sebelumnya karena dikerjakan sekaligus.
Pada penggambaran kurva stabilitas, digunakan GZ sebagai parameter di setiap sudutnya seperti
pada tabel berikut.
TABEL PERHITUNGAN LENGAN STABILITAS

KB = 1,24 m 3,94 BG = KG - KB m
KG = 5,92 m BG = 4,69 m

SUDUT 10 20 30 40 50 60 70 80 90
SIN 0 0,17 0,34 0,50 0,64 0,77 0,87 0,94 0,98 1,00
LC 1,85 3,47 4,62 5,39 5,83 5,86 5,53 4,94 4,17
BGxSIN 0 0,81 1,60 2,34 3,01 3,59 4,06 4,40 4,61 4,69
GZ (h) 1,04 1,87 2,28 2,38 2,24 1,81 1,13 0,32 -0,52

Cwp = 0,81
KB = 3,94
GM = 4,22

KB didapatkan dari kurva hidrostatik yang telah dibuat.


KG didapatkan dari rumus = 0,60-0,65 untuk kapal kosong dan 0,56-0,60 untuk kapal penuh.
Setelah, kurva lengan stabilitas digambarkan, maka selanjutnya adalah membuat garis GM,
dimana GM didapatkan dari rumus KG-KM.

6. Kesimpulan
Sudut oleng ketika kapal dengan muatan kosong lebih besar daripada ketika kapal dengan
muatan penuh. Sehingga dapat dikatakan, stabilitas kapal dengan muatan kosong kurang baik
dibandingkan dengan stabilitas kapal dengan muatan penuh.

15

Anda mungkin juga menyukai