Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:
1. UU No.1 tahun 1970
2. UU No.21 tahun 2003
3. UU No.13 tahun 2003
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996
Jenis Bahaya Dalam K3
Dalam kegiatan K3 di proyek-proyek, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian demi
terselenggaranya proyek yang "zero accident". Adapun komponen-komponen yang yang
menjadi perhatian tersebut adalah sebagai berikut :
1. APD / Alat Pelindung Diri (Helm, Sepatu, Masker, Sarung Tangan, Kaca Mata
Pengaman, Body Protector, Rompi, Safety Belt, dll) harus tersedia dengan cukup dan
dalam kondisi yang baik sesuai dengan jenis pekerjaannya.
2. K3 (Bendera K3, Spanduk, Papan Informasi K3, Rambu-Rambu, Barikade, APAR,
Obat-obatan P3K, Poster, Segitiga Pengaman, Jas Hujan, Lampu Malam Hari, dll) harus
tersedia dengan cukup dan dalam kondisi yang baik sesuai dengan jenis pekerjaannya.
3. Bantu Kerja (Perancah, Tangga, Pesawat Angkat Angkut, Alat Berat, dll) dalam keadaan
aman dan siap pakai.
4. Kerja (Mesin, Perkakas) dalam keadaan baik dan aman.
5. Mobilisasi alat berat, pastikan sesuai ketentuan dan aman bagi lingkungan.
6. Safety plant dan identifikasi bahaya yang dibuat oleh Kontraktor termasuk Safety
Morning.
7. Barak, Sanitasi dan Air Minum bagi para pekerja yang higienis, aman dan sehat.
8. Pembayaran premi jamsostek dan sertifikasi.
9. Penanganan emergency (Nomor telepon rumah sakit terdekat, polsek, pemadam
kebakaran, sisdur, dll)
10. Pola pelaksanaan SMK3 (SOP, Aturan, Pedoman).
Alat Pelindung Diri (APD) yaitu kelengkapan yang harus dipakai saat bekerja sesuai bahaya
dan resiko kerja untuk melindungi keselamatan pekerja tersebut dan orang di sekitarnya.
Keharusan itu telah disetujui oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik
Indonesia. Mengenai bentuk dari alat itu yaitu :
Safety Helmet
Berperan sebagai pelindung kepala dari benda yang dapat tentang kepala dengan cara
langsung.
Sepatu Karet (sepatu safety online boot)
Berperan sebagai alat pengaman saat bekerja ditempat yang becek maupun berlumpur.
Umumnya di lapisi dengan metal membuat perlindungan kaki dari benda tajam atau berat,
benda panas, cairan kimia, dll.
Sepatu safety
Seperti sepatu umum, namun berbahan kulit dilapis metal dengan sol dari karet tebal dan
kuat. Berperan untuk menghindar kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dll.
Sarung Tangan
Berperan sebagai alat pelindung tangan ketika bekerja ditempat atau kondisi yang bisa
menyebabkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di cocokkan dengan manfaat
semasing pekerjaan.
Tali Pengaman (Safety Harness)
Berperan sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diharuskan memakai alat ini di
ketinggian kian lebih 1, 8 mtr..
Penutup Telinga (Ear Plug/Ear Muff)
Berperan sebagai pelindung telinga ketika bekerja ditempat yang bising.
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berperan sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Masker (Respirator)
Berperan sebagai penyaring hawa yang dihirup saat bekerja ditempat dengan kwalitas udara
(contoh berdebu, beracun, dll).
Pelindung muka (Face Shield)
Berperan sebagai pelindung muka dari percikan benda asing saat bekerja (contoh pekerjaan
menggerinda)
SAFETY SIGN
Safety Sign adalah sebuah media visual berupa gambar untuk ditempatkan di area kerja yang
memuat pesan-pesan agar setiap karyawan selalu memperhatikan aspek-aspek keselamatan
dan kesehatan kerja.
Adapun jenis rambu dapat berupa :
Rambu dengan Simbol.
Rambu dengan Simbol dan Tulisan.
Rambu berupa pesan dalam bentuk Tulisan.
RAMBU – RAMBU KESELAMATAN :
Penggunaan Warna
Biru : Berarti Perintah melaksanakan sesuatu, atau kewajiban memakai Alat Pelindung Diri
dalam rangka K3 (kontrasnya warna biru adalah putih).
Merah : Berarti Larangan Melakukan sesuatu, misalnya tanda stop dan sebagainya. Tetapi
khusus untuk Pencegahan Kebakaran, baik berupa petunjuk, perintah, peringatan maupun
larangan, tetap dipakai warna merah (kontrasnya warna merah adalah putih).
Kuning : Berarti Peringatan untuk berhati-hati dan waspadaterhadap risiko bahaya
(kontrasnya warna kuning adalah hitam).
Hijau : Berhati keadaan Aman, misalnya untuk petunjuk arah/ jalan, pintu darurat, P2K,
daerah bebas rokok dan sebagainya.
Manfaat Safety Sign :
Menarik perhatian terhadap adanya keselamatan dan kesehatan kerja
Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.
Mengingatkan para karyawan untuk menggunakan peralatan perlindungan diri
Mengindikasikan di mana peralatan darurat keselamatan berada.
Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang
tidak diperbolehkan.
Landasan Hukum :
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 (Undang-Undang Keselamatan Kerja)
“ Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja “
2. Permenaker No. 05/MEN/1996 (SMK3)
“ Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan
standar dan pedoman “
Rambu Keselamatan ( Safety Sign )
Definisi
Rambu-rambu keselamatan adalah peralatan yang bermanfaat untuk membantu melindungi
kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengunjung yang sedang berada di tempat kerja.
Kegunaan
1. Menarik perhatian terhadap adanya kesehatan dan keselamatan kerja
2. Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
3. Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.
4. Mengigatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan diri
5. Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
6. Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang
tidak diperbolehkan.
Landasan Hukum
1. Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b.
“ Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja “
Bendera K3
Sesuai dengan SK. Menaker No. 1135 tahun 1987 dikatakan bahwa bendera K3 berada
disebelah kiri dan tidak lebih tinggi dari bendera merah putih.
Standardisasi Ukuran Bendera K3
Berikut merupakan rincian detail mengenai ukuran standar bendera K3 yang harus dipatuhi
sesuai dengan SK. Menaker No. 1135 tahun 1987 tentang Bendera K3.
Lambang pada bendera tersebut berwarna hijau dengan warna dasar bendera adalah putih.
Adapun arti dan maknanya adalah sebagai berikut:
Palang memiliki arti dan makna bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja
Roda gigi memiliki arti dan makna untuk bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani
Warna putih memiliki arti dan makna bersih dan suci
Warna hijau memiliki arti dan makna selamat, sehat dan sejahtera
Sebelas gerigi roda memiliki arti dan makna 11 BAB dalam Undang-Undang
Keselamatan Kerja.
Berikut ini yaitu dasar perlengkapan pelindung diri yang harus tersedia di sebuah kapal
untuk menjamin keselamatan para pekerja :
anggota awak dari bahan berbahaya seperti minyak panas, air, percikan pengelasan dll
2. Helmet : Bagian yang paling penting dari tubuh manusia yaitu kepala. Perlu
perlindungan terbaik yang disediakan oleh helm plastik keras diatas kapal. Sebuah tali
dagu juga disediakan dengan helm yang menjaga helm ditempat ketika ada perjalanan
atau jatuh.
3. Safety Shoes : maksimum dari ruang internal kapal digunakan oleh kargo dan mesin,
yang terbuat dari logam keras dan yang membuatnya canggung untuk awak untuk
berjalan di sekitar. Safety Shoes memastikan kalau tidak ada luka yang terjadi di kaki
4. Sarung tangan (Hand safety) : Berbagai jenis sarung tangan yang disediakan Di
Kapal. sarung tangan ini digunakan dalam operasi dimana hal ini jadi kewajiban
untuk melindungi tangan orang-orang. Beberapa sarung tangan yang diberikan sarung
tangan tahan panas untuk bekerja pada permukaan yang panas, kapas sarung tangan
untuk operasi normal, sarung tangan las, sarung tangan bahan kimia dll
5. Goggles : Mata yaitu bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan dalam operasi
sehari-hari pada kemungkinan kapal sangat tinggi untuk memiliki cedera mata. kaca
pelindung atau kacamata yang digunakan untuk perlindungan mata, sedangkan
kacamata las digunakan untuk operasi pengelasan yang melindungi mata dari percikan
intensitas tinggi.
frekwensi suara yang sangat tinggi untuk telinga manusia. Bahkan beberapa menit
paparan dapat menyebabkan sakit kepala, iritasi dan gangguan pendengaran terkadang
sebagian atau penuh. Sebuah penutup telinga atau steker telinga digunakan pada kapal
yang mengimbangi suara yang bisa di dengar oleh manusia dengan aman.
7. Safety harness : operasi kapal rutin mencakup perbaikan dan pengecatan permukaan
yang tinggi yang memerlukan anggota kru untuk menjangkau daerah-daerah yang
tidak mudah diakses. Untuk menghindari jatuh dari daerah tinggi seperti itu, maka
menggunakan Safety harness. Safety harness yaitu di gunakan oleh operator di satu
8. Face mask : Baik yang Bekerja di permukaan insulasi, pengecetan atau membersihkan
karbon yang melibatkan partikel berbahaya dan minor yang berbahaya untuk tubuh
manusia jika dihirup langsung. Untuk menghindari hal ini, masker wajah diberikan
9. Chemical suit : Penggunaan bahan kimia diatas kapal sangat sering dan beberapa
bahan kimia yang sangat berbahaya apabila berkontak langsung dengan kulit manusia.
10. Welding perisai : Welding yaitu kegiatan yang sangat umum diatas kapal untuk
perbaikan struktural. Juru las yang diperlengkapi dengan perisai las atau topeng yang
melindungi mata dari kontak langsung dengan sinar ultraviolet dari percikan las, hal
Ini Harus Diperhatikan dan sebaiknya penggunaan Welding shield sangat di haruskan
Sebagian prosedur yang bisa dipakai untuk membantu memastikan keselamatan dan
kesehatan kerja pada galangan kapal antara lain yaitu :
1Medical Qualifications
Mengambil keputusan prosedur dan inspeksi keselamatan yang didesain untuk memastikan
personel atau karyawan secara fisik sebagai kriteria pada karyawan dengan beragam
perlindungan dari beragam paparan bahaya di daerah galangan kapal. Cara kontrol ini
mencakup kontrol catatan tenaga medis. Pemeriksa harus menentukan apakah evaluasi medis
periodik telah dilakukan dengan benar, Lalu memberi pengarahan sepenuhnya pada bahaya
kesehatan yang terkait dengan bebrapa tugas mereka.
2Worksite Safety
Dalam galangan kapal, terdapat banyak lingkungan kerja beresiko yang bisa karyawan
hadapi. Inspeksi keselamatan harus memastikan apakah karyawan dilatih mengenai bahaya
khusus yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Bahaya itu antara lain yaitu bekerja di
ketinggian, bahaya jatuh, bahaya lingkungan dan bahaya menggunakan alat. Pemeriksa harus
melalui prosedur catatan pelatihan, memastikan jika pekerja memiliki masalah keamanan,
dan kontrol onsite komplit dari website kerja. Prosedur ini di pastikan harus sesuai dengan
peraturan k3 yang telah diberlakukan.
3Hazard Elimination
Inspeksi protokol harus mengecek prosedur mitigasi tentang bahaya galangan. Galangan
kapal harus memiliki prosedur yang jelas untuk mengidentifikasi pekerja pada berbagai
bahaya yang ada, dan bagaimana bahaya itu ditanggulangi dan dikendalikan. Pengendalian
bahaya itu lewat rencana resmi dan prosedur mitigasi atau penghapusan keadaan berbahaya.
Karyawan mesti benar-benar dilatih tentang prosedur pelaporan keselamatan bahaya resmi.
4Subcontractors
Prosedur ini dibutuhkan untuk memastikan subkontraktor yang bekerja di galangan kapal bisa
memenuhi kriteria keselamatan yang sama. Karyawan Subkontraktor harus dilatih dan
memiliki pemahaman tentang bahaya yang berkaitan dengan tempat kerja. Walau tak
dipekerjakan oleh galangan kapal, subkontraktor juga mempunyai hak yang sama pada
pemahaman bahaya keselamatan dan kesehatan kerja pada lingkup galangan kapal seperti
karyawan resmi yang lain. Prosedur ini harus meyakinkan subkontraktor telah memiliki
catatan tertulis pada standar keselamatan kesehatan kerja pada galangan itu. Dokumentasi
yang dibutuhkan meliputi pelatihan keamanan karyawan, catatan medis dan, dan penggunaan
alat pelindung diri.