Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BRONCHITIS KRONIS

Oleh :

KELOMPOK III
1. I MADE SUMBER ARTAWAN (0702115024)
2. PUTU WIDIASTUTI (0702115009)
3. LUH GEDE ARIE ASTUTI (0702115010)
4. NI WAYAN SUPERNI (0702115012)
5. NI NYOMAN SUARDANI (0702115025)
6. PUTU MAY INDRAYANI (0702115026)
7. N.L.P. S. YUDHAWATI (0702115030)
8. I WAYAN TERUS (0702115031)
9. I GDE M. ADDY S. (0702115035)
10. NI MADE SARIASIH (0702115037)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN B


UNIVERSITAS UDAYANA
2008
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BRONCHITIS KRONIS

A. KONSEP DASAR TEORI

1. PENGERTIAN
 Bronchitis adalah hipertropi kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi
sel2 radang dan edema mukosa bronchus ( Price,1998)
 Bronchitis Kronis adalah radang bronchus yang bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan
sputum selama 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.
2. EPIDEMIOLOGI
Bronchitis kronis umumnya ditemukan pada penderita PPOM.Insidens pada pria dua kali lebih banyak
(60%) daripada wanita (20%) diperkirakan karena jumlah pria yang merokok lebih banyak dari wanita dan
merupakan penyebab kematian tersering keempat setelah Ca Paru ( www.wikipedia.com)
3. ETIOLOGI
 Merokok
 Predisposisi : Polusi udara (virus, bacteri,mikroplasma),alergen
4. PATOFISIOLOGI
WOC sbb :
BRONCHITIS KRONIS

Merokok Polusi udara,asap,debu,alergen

(virus,bacteri,mikroplasma)

Ggn pola tidur Iritasi saluran nafas

batuk Hipersekresi mukus retensi inflamasi bronkus Risiko infeksi


sputum
retraksi otot difusi jumlah sel goblet
dada media kuman dan kelenjar pensekresi mukus
fungsi silia
Nyeri akut

Penyempitan & penyumbatan brochiolus Kerusakan Pertukaran


Gas
Bersihan Jalan Nafas
Takefektif Fibrosis alveoli

Fungsi makrofag alveolar

Infeksi pernafasan lain

Perubahan irreversibel paru

Emfisema Bronkiektasis

PPOM
Penjelasan :
Asap rokok,polusi udara,asap,debu, dan alergen lain ( virus,bacteri,microplasma ) yang terus menerus memapar
tubuh,akan mengiritasi saluran nafas.Akibatnya terjadi hipersekresi mukus dan inflamasi pada bronchus.Akibat hipersekresi
mukus maka akan terjadi penurunan difusi,dan penurunan difusi menyebabkan penurunan fungsi silia.Disamping itu
hipersekresi mukus dapat menyebabkan retensi sputum yang bila tidak dapat dikeluarkan ini dapat merupakan salah satu
media perkembangbiakan kuman.Sedang inflamasi pada bronchus akan menyebabkan peningkatan jumlah sel goblet dan
kelenjar pensekresi mukus.Penurunan fungsi silia dan peningkatan jumlah sel goblet dan kelenjar pensekresi mukus akan
menyebabkan penyempitan dan penyumbatan bronchiolus.Akibatnya alveoli rusak dan mengalami fibrosis sehingga fungsi
makrofag alveolar mengalami penurunan.Penurunan fungsi makrofag ini menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi
pernafasan lain.Infeksi terus- menerus mengakibatkan perubahan fungsi paru yang bersifat irreversibel,terjadi Emfisema
dan Bronkiektasis sebagai satu kesatuan dari PPOM.Inflamasi bronchus dan retensi sputum yang merupakan media
perkembangbiakan kuman memunculkan masalah Risiko Infeksi ,sedang hipersekresi mukus merangsang batuk yang
memunculkan masalah Ggn Pola Tidur .Batuk mengakibatkan retraksi otot dada yang memunculkan masalah Nyeri
Akut .Hipersekresi mukus dan penyempitan serta penyumbatan brochiolus memunculkan masalah Bersihan Jalan Nafas
Takefektif . Penurunan difusi,kerusakan alveoli serta penyempitan dan penyumbatan bronchiolus memunculkan masalah
Kerusakan Pertukaran Gas .

5. GEJALA KLINIS
 Batuk produktif
 Sputum mukoid atau mukopurulen
 Hilang dorongan bernafas
 Hipoventilasi ( hipoksia,hiperkapnea)
 Cyanosis
 Dyspnea
 akikardia
 Polisitemia
 Kor pulmonal

6. PEMERIKSAAN FISIK :
Meliputi pengkajian riwayat kesehatan ( pernafasan dan aktivitas ),riwayat pekerjaan (bekerja di pabrik atau
industri2 besar lain),kebiasaan2 (merokok)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium : Pemeriksaan DL,AGD,sputum kultur
 Radiologi : Thorax Foto
 Pemeriksaan Bronchoscopi
 Tes Fungsi paru ( Spirometri )
 EKG
8. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila terjadi batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut
– turut,peningkatan tanda bronchovaskuler pada thorax foto, peningkatan TLC dan volume residu,pembesaran
ductus mukosa pada bronchogram,peninggian gelombang P lead II,III,AVP pd EKG
9. THERAPI
 Therapi antibiotika atas dasar kultur sensitiviti test
 Ekspektoran dan bronchodilator
 Fisiotherapi dengan perkusi/Claping dan Fibrasing lanjutkan dengan cultural drainase
 Terapi cairan untuk hidrasi shg sputum dapat encer
 Therapi kortikosteroid bila perlu
 Berhenti Merokok

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Data Subjektif : Klien mengatakan batuk dalam waktu lama, sering muncul pagi
hari,dahak banyak dan kadang berwarna kuning atau hijau, badan
terasa lemah, sulit tidur,nyeri saat menarik nafas dan batuk, dulu
perokok aktif
Data Objektif : Klien tampak batuk,sputum mukoid atau mukopurulen,tampak
lemah,meringis saat bernafas,pucat,riwayat merokok dan terpapar
polusi udara,takikardia, peningkatan PaCO2 pada px AGD dan peningkatan Hgb
dan Ht pada px DL.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari data subjektif dan objektif yang didapat melalui pengkajian dilakukan analisa data hingga menemukan 5
rumusan masalah sbb :
1. Risiko terhadap Infeksi
2. Gangguan Pola Tidur
3. Nyeri Akut
4. Bersihan Jalan Nafas Takefektif
5. Kerusakan Pertukaran Gas

Rumusan masalah tsb kemudian dianalisa dalam analisa masalah sehingga


memunculkan diagnosa keperawatan sbb ( Carpenito L.J, 2000 ,Doenges M.E 1999) :

1. Risiko terhadap Infeksi b.d tidak adekuatnya imunitas sekunder terhadap kerusakan jaringan
2. Gangguan Pola Tidur b.d sering terbangun sekunder terhadap gangguan pernafasan d.d klien
mengatakan sulit tidur,badan lemah,tampak pucat,tampak sering batuk
3. Nyeri Akut b.d reflek spasme otot sekunder terhadap: adanya batuk d.d klien mengeluh nyeri saat
batuk dan bernafas , klien tampak meringis saat batuk dan bernafas.
4. Bersihan Jalan Nafas Takefektif b.d peningkatan produksi mukus dan bronchospasme d.d klien
mengatakan batuk dalam waktu lama,dahak banyak dan tampak mukoid atau mukopurulen klien
mengatakan nyeri saat bernafas.
5. Kerusakan Pertukaran Gas b.d gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli d.d klien mengatakan
badan lemah, tampak tanda2 hipoventilasi( hipoksia dan hiperkapnea),cyanosis,takikardi,peningkatan
PaCO2 pada pemeriksaan AGD
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah adalah :
1. Bersihan Jalan Nafas Takefektif b.d peningkatan produksi mukus dan bronchospasme d.d klien
mengatakan batuk dalam waktu lama,dahak banyak dan tampak mukoid atau mukopurulen
klien mengatakan nyeri saat bernafas.
2. Kerusakan Pertukaran Gas b.d gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli d.d klien
mengatakan badan lemah, tampak tanda2 hipoventilasi( hipoksia dan
hiperkapnea),cyanosis,takikardi,peningkatan PaCO2 pada pemeriksaan AGD
3. Nyeri Akut b.d reflek spasme otot sekunder terhadap: adanya batuk d.d klien mengeluh nyeri
saat batuk dan bernafas , klien tampak meringis saat batuk dan bernafas
4. Risiko terhadap Infeksi b.d tidak adekuatnya imunitas sekunder terhadap kerusakan jaringan
5. Gangguan Pola Tidur b.d sering terbangun sekunder terhadap gangguan pernafasan d.d klien
mengatakan sulit tidur,badan lemah,tampak pucat,tampak sering batuk

Rencana perawatan ( Carpenito L.J, 2000 ,Doenges M.E 1999) sbb :

1. Bersihan Jalan Nafas Takefektif b.d peningkatan produksi mukus dan bronchospasme d.d klien
mengatakan batuk dalam waktu lama,dahak banyak dan tampak mukoid atau
mukopurulen,klien mengatakan nyeri saat bernafas.
Tujuan : menunjukan tanda2 bersihan jalan nafas efektif
Intervensi :
 Berikan therapi hidrasi untuk cairan shg sputum dapat encer
Rasional : membantu mengencerkan sputum dan melonggarkan jalan nafas
 Catat frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
Rasional : mendeteksi tanda2 perubahan pola nafas,ada takipnea,dan
hiperventilasi.
 Auskultasi bunyi nafas catat bila ada bunyi abnormal
Rasional : mengetahui penyebab perubahan pola nafas,bila ada atelektasis
bunyi nafas menurun,ronchi dan whezing bila ada obstruksi jalan
 Ajarkan latihan nafas dan batuk efektif
Rasional : membantu melegakan salnaf terutama bila ada retensi sputum
 Delegatif dalam pemberian ekspektoran dan bronchodilator
Rasional : membantu meredakan spasme otot polos shg sputum mudah
dikeluarkan
 Kolaborasi dengan fisioterapis untuk memberikan chest fisiotherapi
Rasional : Chest fisiotherapi dapat membantu melunakkan sputum
sehingga lebih mudah dikeluarkan

2. Kerusakan Pertukaran Gas b.d gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli d.d klien
mengatakan badan lemah, tampak adanya tanda2 hipoventilasi( hipoksia dan
hiperkapnea),cyanosis,takikardi, peningkatan PaCO2 pada pemeriksaan AGD
Tujuan : menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
adekuat
Intervensi :
 Catat frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
Rasional : mendeteksi tanda2 perubahan pola nafas,ada takipnea,dan
hiperventilasi.
 Beri posisi yang memudahkan pasien untuk bernafas misal posisi semi fowler
Rasional : memperbaiki sirkulasi oksigen
 Auskultasi bunyi nafas catat bila ada bunyi abnormal
Rasional : mengetahui penyebab perubahan pola nafas,bila ada atelektasis
bunyi nafas menurun,ronchi dan whezing bila ada obstruksi jalan
 Ajarkan latihan nafas
Rasional : membantu menurunkan kolaps jalan nafas,dyspnea,dan kerja nafas
 Awasi ttv dan irama jantung
Rasional : takikardia,disritmia,dan perubahan TD merupakan indikator efek
hipoksemia sistemik pada fungsi jantung
 Pantau AGD dan nadi oksimetri
Rasional : mengawasi tanda2 hipoksia yang merupakan indikasi gagal nafas melalui
PaCO2 dan saturasi O2
 Berikan oksigen sesuai indikasi AGD dan toleransi pasien
Rasional : mencegah memburuknya hipoksia
 Delegatif dalam pemberian kortikosteroid
Rasional : mengontrol dan mencegah hipoksia dan eksaserbasi dyspnea

3. Nyeri Akut b.d reflek spasme otot sekunder terhadap: adanya batuk d.d
klien mengeluh nyeri saat batuk dan bernafas , klien tampak meringis saat batuk dan bernafas.
Tujuan : menunjukan tanda nyeri berkurang bahkan hilang
Intervensi :
 Cari lokasi,lamanya intensitas ( skala 0-10) dan penyebaran,perhatikan tanda2
nonverbal seperti peningkatan TD,HR,gelisah,merintih
Rasional : membantu mengevaluasi sumber dan lokasi stimulus
 Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kepada perawat terhadap
perubahan dan karakteristik nyeri
Rasional : membantu meningkatkan penanganan terhadap nyeri serta
komplikasinya
 Berikan tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pijatan pada punggung
Rasional : membantu vasodilatasi,memberikan relaksasi,menurunkan
ketegangan otot dan meningkatkan koping
 Motivasi melakukan tehnik distraksi dan penggunaan nafas dalam
Rasional : mengalihkan perhatian dari nyeri dan membantu relaksasi otot
 Delegatif dalam pemberian ekspektoran dan bronchodilator
Rasional : membantu menurunkan reflek spasme shg mengurangi nyeri

4. Risiko terhadap Infeksi b.d tidak adekuatnya imunitas sekunder terhadap


kerusakan jaringan
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Intervensi :
 Observasi tanda vital tiap 6 jam
Rasional : mengetahui keadaan umum klien terutama tanda vital sehingga
dapat segera dilakukan tindakan bila terdapat tanda2 infeksi
 Kaji pentingnya latihan nafas,batuk efektif,danperubahan posisi
Rasional : aktivitas ini meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran mukus shg
menurunkan risiko infeksi
 Tunjukan cara pembuangan tisu, sputum dan pentingnya menggunakan sarung
tangan serta mencuci tangan
Rasional : mencegah penyebaran patogen melalui droplet dan cairan
 Awasi pengunjung,berikan masker sesuai indikasi
Rasional : menurunkan potensi terjadi infeksi salnaf lain
 Delegatif dalam pemberian antibiotik dan kortikosteroid
Rasional : untuk mencegah infeksi berlanjut

5. Gangguan Pola Tidur b.d sering terbangun sekunder terhadap gangguan pernafasan d.d klien
mengatakan sulit tidur,badan lemah,tampak pucat,tampak sering batuk
Tujuan : Istirahat tidur terpenuhi secara adekuat

Intervensi :
 Beri posisi yang nyaman untuk klien
Rasional : membantu memulai tidur
 Anjurkan minum minuman hangat sebelum tidur
Rasional : membantu mengencerkan sekret shg mudah dikeluarkan
 Latih tehnik batuk efektif
Rasional : membantu mengeluarkan sekret
 Delegatif dalam pemberian ekspektoran dan bronchodilator
Rasional : membantu meredakan spsme otot polos shg sputum mudah dikeluarkan
3. EVALUASI
Evaluasi perkembangan klien dapat dilihat dari pencapaian tujuan dari rencana tindakan yang ditetapkan.Dalam
kasus klien dengan Bronchitis Kronis ,evaluasinya sbb :
1. Klien menunjukan tanda2 bersihan jalan nafas efektif
2. Klien menunjukan tanda2 perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
3. Klien menunjukan tanda nyeri berkurang bahkan hilang
4. Infeksi tidak terjadi
5. Istirahat tidur terpenuhi secara adekuat

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L. J. ( 2000 ) Diagnosa Keperawatan ,Edisi 6. Jakarta : EGC

Carpenito L. J. ( 2007 ) Buku Saku Diagnosa Keperawatan ,Edisi 10 . Jakarta : EGC

Doenges M. E. ( 1999 ) Rencana Asuhan Keperawatan ,Edisi 3. Jakarta : EGC

Price A.S. (1998) Patofisiologi, Edisi 2. Jakarta : EGC

Smeltzer S. C. (2002 ) Keperawatan Medikal – Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai