Anda di halaman 1dari 65

BOTANI

UMMU KALSUM

UNIVERSITAS GUNADARMA
Referensi
MORFOLOGI BUNGA
ALAT PERKEMBANGBIAKAN
(organum reproductivum)
 Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat
tumbuh menjadi individu baru  alat
perkembangbiakan
 Alat perkembangbiakan dibagi menjadi:
 Vegetative atau aseksual  tidak didahului
peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan
dan betina)
 Generative atau seksual  didahului peristiwa
perkawinan
Alat perkembangbiakan vegetatif

a. Alat vegetative alami  terjadi menurut sifat


pembawaan tumbuhan itu sendiri, misal:
 Umbi batang  kentang, ketela rambat
 Umbi lapis  liliaceae, Allium cepa L,
bakung
 Rimpang  bunga tasbih dsb
 Geragih  arbei, pegagan
 Anakan  pisang, lili paris
b. Alat vegetative buatan  hanya terjadi
karena perbuatan sengaja oleh manusia,
misal:
 Setek atau turus  suatu bagian alat hara
yang dipotong (dipisahkan dari induknya)
dan kemudian dapat tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Setek dibedakan menjadi:
 Setek batang: sepotong batang tua atau muda,
misal ubi kayu
 Setek akar  misal sukun dan cemara
 Setek daun  misal cocor bebek
 Cangkokan  seperti setek batang tetapi
mulanya dibuat luka melingkar dengan
mengelupas kulit batang, kemudian ditutup
dengan tanah dan selalu dibasahi, hingga
keluar akar dari bagian tersebut, baru
batang itu dipotong dibawah tempat
keluarnya akar
Perkembangbiakan vegetative diterapkan
dengan tujuan:
 Karena tumbuhan itu hanya mungkin
dikembangbiakkan dengan jalan vegetative saja
(ex: pisang)

 Supaya tumbuhan baru lekas berbuah

 Tidak perlu menunggu terlalu lama, sudah dapat


memperbanyak tumbuhan (tidak perlu menunggu
sampai tumbuhan berbuah biji)

 Untuk mendapatkan tumbuhan yang mempunyai


sifat yang sama seperti induknya
ALAT PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF
BUNGA (FLOS)
 Pada bunga terjadi persarian (penyerbukan) dan
pembuahan yang akhirnya menjadi buah dan
terkandung biji  tumbuhan baru
 Berdasarkan letak dan susunannya, bagian bunga
dibedakan:
a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun
menurut garis spiral (acyclis), misal bunga
cempaka (Michelia champaka L.)
b. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun
dalam lingkaran (cyclis), misal bunga
terong, bunga bakung

c. Bunga yang sebagian bagian-bagiannya


duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain
terpencar atau menurut garis spiral
(hemicyclis), misal bunga sirsak
Sifat-sifat yang menarik dari bunga:

 Bentuk bunga seluruhnya atau bentuk


bagian-bagiannya

 Warnanya

 Bau/aromanya

 Ada dan tidak adanya nectar ataupun zat


lainnya
Jumlah bunga dan tata letaknya
pada suatu tumbuhan

 Tumbuhan menghasilkan 1 bunga saja


(planta uniflora)  tumbuhan berbunga
tunggal

 Tumbuhan berbunga banyak (planta


multiflora) > 1 bunga
Menurut tempat bunga pada tumbuhan:
 Bunga pada ujung batang (flos terminalis) 
bunga kakao dan kembang merak
 Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos
axilaris)  kembang sepatu
Pada tumbuhan terkadang terdapat bunga yang
dalam jumlah banyak, kemungkinan letaknya:
 Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi)  kembang

sepatu

 Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan

beranekaragam  disebut pula ‘bunga majemuk’


Bunga Majemuk (Anthotaxis, inflorescentia)
Bagian-bagian bunga majemuk:
A. Bagian yang bersifat seperti batang atau cabang:
 Ibu tangkai bunga (pedunculus atau rhachis) 
bagian yang merupakan terusan batang atau
cabang yang mendukung bunga majemuk tadi
 Tangkai bunga (pedicellus)  cabang ibu tangkai
yang mendukung bunga
 Dasar bunga (receptaculum)  ujung tangkai
bunga yang mendukung bagian-bagian bunga
lainnya
B. Bagian yang bersifat seperti daun:
 Daun-daun pelindung (bractea)  bagian
serupa daun yang dari ketiaknya muncul
cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai
bunganya
 Daun tangkai (bracteole)  1 atau 2 daun
kecil yang terdapat pada tangkai bunga
 Seludang bunga (spatha)  daun
pelindung yang seringkali menyelubungi
seluruh bunga majemuk saat belum mekar
 Daun-daun pembalut (bractea involuclaris, involucrum) 
sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu
lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Ex: bunga matahari

 Kelopak tambahan (epicalyx)  bagian-bagian serupa daun


yang berwarna hijau, tersusun dalam lingkaran dan terdapat
dibawah kelopak. Ex: kembang sepatu

 Daun-daun kelopak (sepale)

 Daun-daun mahkota (petale)

 Daun-daun tenda bunga (tepale), jika kelopak dan mahkota


sama bentuk dan warnanya

 Benang sari (stamina) dan putik (pistil)


Sifat-sifat bunga majemuk:
 Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia
racemosa/centripala)  kembang merak, mangga

 Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa / centrifuge


/ definitia)  ujung tangkai bunga selalu ditutup dengan
suatu bunga, yakni:

 monochasial  ibu tangkai hanya mempunyai 1 cabang.


Ex: monokotil dan kapas

 dichasial  ibu tangkai keluar 2 cabang yang


berhadapan
 pleiochasial  ibu tangkai keluar > 2 cabang
pada suatu tempat yang sama tingginya pada
ibu tangkai tadi. Ex: oleander

 Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) 


bunga majemuk yang memperlihatkan kombinasi
sifat majemuk tak berbatas dan berbatas
Bunga majemuk tak berbatas
 Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga
bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya
• Tandan (racemus atau mendukung bunga yang
botrys)  bunga berkelamin tunggal dan
bertangkai nyata dan runtuh seluruhnya, bunga
duduk pada ibu yang betina menjadi buah.
tangkainya. Ex: kembang Ex: sirih
merak • Tongkol (spandix) 
• Bulir (spica)  seperti seperti bulir, tetapi ibu
tandan tetapi bunga tidak tangkai besar, tebal dan
bertangkai sering berdaging. Ex:
• Untai  seperti bulir tetapi bunga betina pada jagung
ibu tangkai hanya
 Bunga payung (umbrella)

 Bunga cawan (corymbus atau anthodium)

 Bunga pita  bunga mandul terdapat sepanjang


tepi cawan

 Bunga tabung  bunga yang terdapat diatas


cawannya sendiri

 Bunga bongkol (capitulum)  lamtoro, petai, putri malu

 Bunga periuk (hypanthodium) Ujung ibu tangkai


menebal, berdaging, seluruh bagian menebal sehingga
tercapai bentuk bulat dan silinder. Ex: nangka
 Ibu tangkai bercabang-cabang dan
cabangnya bercabang lagi
 Malai (panicula)

 Malai rata  cabang ibu tangkai terlihat seperti


bidang datar atau agak melengkung. Ex: bunga
soka

 Bunga payung majemuk  bunga payung


bersusun. Ex: wortel

 Bunga tongkol majemuk  kelapa dan palma

 Bulir majemuk  jagung


Bunga majemuk berbatas
 Anak payung menggarpu (dichasium)  ujung ibu
tangkai terdapat 1 bunga, dibawahnya terdapat 2
cabang yang sama panjangnya, masing-masing
mendukung 1 bunga di ujungnya. Ex: bunga melati
(Jasminum sambac Ait)
 Bunga tangga atau bercabang seling (cincinnus) 
suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya
bercabang dan cabangnya bercabang lagi tetapi
setiap kali bercabang hanya terbentuk 1 cabang saja
yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Ex:
suku Euphorbiaceae
 Bunga sekerup (bostryx)  ibu tangkai bercabang, setiap
bercabang hanya terbentuk ke kiri dan ke kanan dan
cabang yang 1 berturut-turut membentuk sudut 90˚. Ex:
bunga kenari

 Bunga sabit (drepanium)  seperto bunga sekerup tetapi


semua percabangan terletak pada 1 bidang, sehingga
bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit

 Bunga kipas (rhipidium)  seperti bunga bercabang seling,


semua percabangan terletak pada 1 bidang dan cabang
tidak sama panjang, sehingga semua bunga tersebut
terdapat pada tempat yang sama tinggi
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) 
bunga soka (malai rata tetapi bagian-bagiannya
berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari
(susunan seperti malai tetapi ujungnya berupa
sekerup)

Tipe lain bunga majemuk


 Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster)  seperti ibu
tangkainya berbuku-buku dan buku-bukunya terdapat sejumlah
bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi),
sesungguhnya pada tempat ibu tangkai yang sama tinggi ada
beberapa cabang yang merupakan suatu anak payung. Ex: suku
Labiatae

 Lembing (anthela)  cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah


bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai
 Tukal (glomerulus)  bunga majemuk berbatas
yang terdiri atas kelompokan bunga kecil tidak
bertangkai, yang tersusun rapat pada cabang-
cabang bunga majemuknya

 Berkas (fasciculus)  bunga majemuk berbatas


dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih
besar daripada bunga tukal, mempunyai tangkai
yang tidak sama panjang
Bagian-bagian bunga
 Tangkai bunga (pedicellus)  bagian bunga
yang masih bersifat seperti batang, seringkali
terdapat daun peralihan

 Dasar bunga (receptaculum)  ujung tangkai


yang sering melebar dengan ruas amat pendek
sehingga daun mengalami metamorphosis
yang posisinya rapat satu sama lain terkadang
dalam 1 lingkaran
 Hiasan bunga (perianthium)  jelmaan daun
yang masih berbentuk lembaran, umumnya
tersusun dalam 2 lingkaran:

 Kelopak (kalyx)  hiasan bunga yang berada


pada lingkaran luar, biasanya warna hijau dan
menyelubungi kuncup bunga. Kelopak daun
terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala)
 Mahkota (corolla)  hiasan bunga yang terdapat
di lingkaran dalam, umumnya tdak berwarna hijau,
terdiri atas daun mahkota (petala)
Bunga yang tidak ada hiasan bunga  bunga telanjang (flos
nudus). Ex: Euphorbia
Bunga yang kelopak dan mahkotanya sama  tenda bunga
(perigonum), terdiri atas daun tenda bunga (tepala). Ex:
kembang sungsang dan lili

 Alat kelamin jantan (androecium)  metamorphosis


daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium
terdiri atas sejumlah benang sari (stamen)

 Alat kelamin betina (gynaecium)  metamorphosis


daun  daun buah (carpella). Alat kelamin betina
disebut putik (pistillum)
Berdasarkan kelengkapannya, bunga dibedakan
menjadi:
 Bunga lengkap atau sempurna (flos completes)  terdiri atas 1
lingkaran daun kelopak, 1 lingkaran daun mahkota, 1 atau 2
lingkaran benangsari dan 1 lingkaran putik. Jika terdiri dari 4
lingkaran  disebut bunga tetrasiklik, dst
 Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos incompletus) 
salah satu bagian bunga atau alat kelaminnya tidak ada.
 Berdasar alat kelamin:
 Bunga banci atau berkelamin 2 (hermaphroditus)  terong
 Bunga berkelamin tunggal (unisexual)
 Bunga mandul atau tidak berkelamin  bunga matahari
Berdasarkan letak/tempat alat kelamin:
 Berumah 1 (monoeceus)  mempunyai bunga
jantan dan betina pada 1 individu. Ex: jagung,
mentimun, jarak
 Berumah 2 (dioceus)  bunga jantan dan
bunga betina terpisah tempatnya (beda
individu). Ex: salak
 Poligami (polygamous)  1 tumbuhan terdapat
bunga jantan, bunga betina dan bunga banci
bersama-sama. Ex: pepaya
Keadaan bagian bunga:
 Pelipatan (vernation) daun-daun kelopak dan mahkota
 Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap
sesamanya (aestivatio)
Susunannya:
 Terbuka (aperta)  kelopak dan mahkota tidak bersentuhan
 Berkatup (valvata)  tepi kelopak atau mahkota saling
bertemu tapi tidak berlekatan
 Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
 Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa)
 Menyirap  tepi saling menutupi seperti susunan
genting/sirap (imbricata)
Bentuk dasar bunga
 Rata  semua bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar
bunga. Ex: bunga manggis

 Menyerupai kerucut  putik yang berada ditengah-tengah


duduknya paling tinggi

 Seperti cawan daun-daun kelopak dan mahkota bunga


duduknya seakan-akan seperti cawan, putik yang dibagian
tengah lebih rendah daripada kelopak dan mahkota

 Bentuk mangkok  kelopak dan mahkota bunga letaknya


lebih tinggi daripada putik, bakal buah terletak di bagian dasar
dan sebagian berlekatan dengan pinggir dasar bunga
Sifat letak hiasan bunga dibanding duduknya bakal
buah:

 Hipogin  hiasan bunga lebih rendah dari tempat


duduknya putik.

 Perigin  hiasan bunga sama tinggi atau lebih tinggi


sedikit daripada putik (bunga yang seperti cawan).
Ex: bungur

 Epigin  dasar bunga berbentuk mangkok atau


piala dengan bakal buah tenggelam, seakan-akan
hiasan bunga diatas bakal buah tadi. Ex: pegagan
Hipogin (hypogynus) 
bunga johar

Perigin (perigynus) 
bungur
Epigin (epigynus)  kaki
kuda / pegagan
Just …
Break time
Thinking about your
favourite flower

And explain it …
 Ranunculus
Kelopak (calyx)
 Berada pada lingkaran bunga, biasanya berwarna
hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan
bunga yang sebelah dalam.
 Kegunaan: pelindung bunga, terutama bunga masih
kuncup. Jika bunga sedang mengalami pembuahan,
kelopak akan runtuh sampai terbentuk buah (jarang
sekali bertahan). Yang bertahan  ciplukan dan
terong
 Kelompok Malvaceae mempunyai daun yang
menyerupai kelopak  kelopak tambahan (epicalyx).
Ex: kapas, kembang sepatu
Epicalyx

Walaupun kebanyakan kelopak berwarna hijau,


namun terdapat kelopak yang berwarna seperti bunga
rosela
Sifat daun-daun kelopak (sepala), yakni:

 Berlekatan (gamosepalus)  biasanya hanya bagian


bawahnya saja yang berlekatan, seperti:

 Berbagi (partitus)  jika hanya bagian kecil saja yang


berlekatan

 Bercangap (fissus)  jika bagian yang berlekatan ±


separoh panjangnya kelopak

 Berlekuk (lobatus)  jika bagian yang berlekatan > ½


panjang kelopak
 Lepas atau bebas  jika daun kelopak yang satu dengan
lainnya benar-benar terpisah, seperti:
 Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus) 
jika kelopak dengan beberapa cara dapat dibagi
menjadi 2 bagian yang setangkup (simetris), umumnya
kelopak tersebut berbentuk bintang, tabung, terompet,
mangkok, piala, corong, lonceng, dsb.
 Setangkup tunggal atau zigomorf  kelopak yang bersifat
demikian biasanya pada kelopak yang:
 Bertaji (calcaratus)  seperti bunga pacar air
 Berbibir (labiatus)  kelopak yang bagian bawahnya berlekatan
berbentuk tabung atau buluh, bagian atasnya berbelah 2 seperti
bibir atas dan bawah. Ex: bunga salvia
Bertaji  seperti taji kaki
ayam

Berbibir
Tajuk atau mahkota bunga (corolla)
 Merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam
kelopak, umumnya lebih besar, warna yang indah, menarik,
dengan susunan yang bagus dan terkadang beraroma
harum atau sedap terkadang tidak beraroma
 Hal menarik dari mahkota bunga adalah untuk menarik
binatang yang membantu penyerbukan. Setelah terjadi
penyerbukan  mahkota layu dan gugur beserta benangsari
dan kelopak bunga
 Selain sebagai alat yang mempunyai daya tarik, mahkota
juga berfungsi melindungi alat persarian (benang sari dan
putik)
Sifat petala (daun-daun mahkota):
 Berlekatan  pada keadaan demikian, bagian mahkota
bunga dibedakan:
 Tabung mahkota
 Pinggiran mahkota
 Leher mahkota
 Lepas atau bebas  dibedakan menjadi:
 Kuku daun mahkota (unguis)  bagian bawah daun
mahkota yang tidak lebar dan seringkali lebih tebal
daripada bagian lainnya
 Helaian daun mahkota (lamina)  bagian yang lebar
dan biasanya tipis
 Petala tidak ada atau sangat kecil sehingga
sama sekali tidak menarik perhatian. Bunga
tanpa mahkota bunga (apetalus) seringkali
dinamakan bunga telanjang (flos nudus)
Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga
dibedakan menjadi:
 Beraturan  polisimetris  Setangkup tunggal
 Mahkota yang beraturan, (zigomorphus)
bentuk-bentuknya menjadi:
 Bertaji (calcaratus) 
 Bintang (rotatus / stellatus) 
bunga Lombok  Berbibir (labiatus)  kemangi
 Tabung (tubulosus)  bunga
 Seperti kupu-kupu
matahari
(papilionaces)  bagian
 Terompet
(hypocrateriformis) papaya yang sempit disebut lunas
 Mangkok atau buyung (carina), sedangkan yang
(urceolatus) 
lebar disebut bendera
 Corong (infundibuliformis) 
(vexillum). Ex: kacang tanah,
bunga kecubung
kedelai
 Lonceng (campanulatus) 
ketela rambat
 Bertopeng atau berkedok (personatus)  mahkota bunga
mempunyai 2 bibir tetapi bibir bawah melengkung ke atas
menutupi lubang mahkota

 Berbentuk pita (ligulatus)  bagian bawah tajuk ini


berlekatan merupakan tabung kecil, bagian atasnya
berbentuk pita. Ex: bunga matahari
Tenda bunga (Perigonum)
 adalah bagian bunga yang mana kelopak dan mahkota
bunga sulit dibedakan, biasanya bentuk dan warnanya sama.
Daun-daun tenda bunga disebut tepala.

 Menurut bentuk dan warna, tenda bunga:

 Serupa kelopak (calycinus)  jika warnanya hijau seperti


daun kelopak. Ex: jenis palma

 Serupa mahkota (corollinus)  warna bermacam-macam.


Ex: anggrek (orchidaceae), liliaceae
 Bagian-bagian tenda bunga:
 Kuku (unguis)

 Helaiannya (lamina)

 Alat tambahan, seperti sisik atau rambut

 Sifat bagian-bagian tenda bunga:


 Berlekatan (gamophyllus)

 Lepas atau bebas (pleiophyllus)

 Berdasarkan simetrisnya, tenda bunga sama


dengan tajuk/mahkota bunga
Benang sari (STAMEN)
3 bagian benang sari:
 Tangkai sari (filamentum)

 Kepala sari (anther)  di dalamnya terdapat


ruang sari (theca) yang mana di dalam theca
terdapat ruang kecil (loculus atau loculumentum)

Di dalam ruang sari terdapat serbuk/tepung sari


 pollen

 Penghubung ruang sari (connectivum)


Duduknya benang sari:
 Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
(Thalamiflorae)  beberapa jeruk

 Benang sari tampak seperti duduk di atas


kelopak (Calyciflorae)  mawar

 Benang sari tampak duduk di atas tajuk


bunga (Corolliflorae), dsb
3 golongan mengenai jumlah benang sari:
 Benang sari banyak  misal jambu-jambuan (Myrtaceae)
 Jumlah benang sari 2x lipat jumlah daun mahkota, dengan
kemungkinan:
 Diplostemonus  benang sari berada pada lingkaran luar duduk
berseling dengan daun mahkota. Ex: kembang merak
 Obdiplostemonus  benang sari berada pada lingkaran dalam
yang duduknya berseling dengan daun-daun mahkota
 Benang sari sama banyak dengan daun mahkota atau kurang,
umumnya duduk benang sari:
 Episepal  berhadapan dengan daun-daun kelopak, sehingga
berseling dengan daun mahkota
 Epipetal  berhadapan dengan daun-daun mahkota, sehingga
berseling dengan daun kelopak
Tangkai Sari (Filamentum)
Berdasarkan jumlah berkas (perlekatan) benang sari:

 Benang sari berberkas atau bertukal 1 (monodelphus)  jika


semua tangkai sari berlekatan menjadi 1 pada bagian pangkal
tangkai. Ex: kembang sepatu

 Benang sari berberkas atau bertukal 2 (diadelphus)  benang


sari terbagi menjadi 2 kelompok dengan tangkai yang
berlekatan dalam masing-masing kelompok. Ex: pada tanaman
berbunga kupu-kupu

 Benang sari berberkas atau bertukal banyak  bunga


mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun
menjadi beberapa kelompok atau berkas. Ex: bunga kapuk
Kepala sari (anthera)
 Adalah bagian benang sari yang terdapat pada
ujung tangkai sari, dengan bentuk bermacam-
macam (bulat, jorong, bulat telur dsb).
 Macam duduknya kepala sari pada tangkainya:
 Tegak (innatus atau basifixus)  jelas antara tangkai sari
dan sambungan kepala sari
 Menempel (adnatus)  ruang sari menempel di ujung
tangkai
 Bergoyang (versatilis)  kepala sari melekat pada suatu
titik pada ujung tangkai sari sehingga kepala sari dapat
digerakkan/bergoyang
Putik (Pistillum)
 Merupakan …
 Daun-daun penyusun putik disebut ‘daun buah
(carpellum)’.
 Bagian putik yang mengandung sel telur disebut bakal biji
(ovulum)  biji (semen)
 Bagian putik yang didalamnya terdapat bakal buah
(ovarium)  buah (fructus)
 Menurut banyaknya daun buah penyusun putik, maka:
 Putik tunggal (simplex)  hanya tersusun 1 helai daun buah
saja. Ex: kacang-kacangan
 Putik majemuk (compositus)  kapas
Bagian putik:

 Bakal buah (ovarium)  bagian putik yang


kelihatan membesar dan duduk pada dasar
bunga
 Tangkai kepala putik (stylus)  bagian putik
yang sempit dan terdapat diatas bakal buah,
biasanya berbentuk benang
 Kepala putik (stigma)  bagian putik paling
atas yang terletak pada ujung tangkai kepala
putik
Bakal buah (ovarium)
Menurut letaknya:

 Bakal buah menumpang (superus)  jika bakal buah duduk


di atas dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah
tidak berlekatan dengan dasar bunga.

 Bakal buah ½ tenggelam (hemi inferus)  jika bakal buah


duduk pada dasar bunga yang cekung, sebagian dinding
bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang
berbentuk mangkok atau piala

 Bakal buah tenggelam (inferus)  seperti b, tetapi seluruh


bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar
bunga yang berbentuk seperti mangkuk atau piala tersebut
Tembuni (Placenta)
 Merupakan bagian bakal buah yang menjadi pendukung atau
tempat duduknya bakal biji.

 Menurut letaknya, plasenta:


 Marginal  letaknya pada tepi daun buah

 Laminal  letaknya pada helaian daun buah

 Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas 1 ruang:


 Parietal  pada dinding bakal buah (dinding tepi daun atau dinding
helaian daun)

 Sentral (axilis)  di pusat/poros tengah-tengah rongga bakal buah

 Aksilar  di sudut tengah terdapat dalam sudut pertemuan daun buah


yang melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat bakal buah, bila bakal
buah beruang > 2
Bakal biji (ovulum)
 Kulit bakal biji (integumentum)

 Badan bakal biji atau nuselus

 Kandung lembaga (saccus embryonalis)  sel dalam


nuselus yang mengandung sel telur

 Liang bakal biji (micropyle)  jalan inti kelamin jantan


yang nanti akan melebur dengan sel telur

 Tali pusar (funiculus)  pendukung bakal biji yang


menghubungkan bakal biji dengan plasenta/tembuni
Tangkai kepala putik (Stylus)
 Tangkai kepala putik berbentuk benang atau buluh
berongga, mempunyai saluran (canalis stylinus)
atau tidak

Kepala putik (stigma)


 Merupakan bagian paling atas dari putik yang
berfungsi menangkap serbuk sari.
 Bentuk putik:
 Seperti benang  jagung
 Seperti bulu ayam  padi
 Seperti bulu-bulu  kecipir
 Bulat  bunga jeruk besar, dsb
Kelenjar Madu (Nectarium)
 Madu di dalam bunga  nectar

 Nektar bunga dihasilkan oleh kelenjar madu,


berdasarkan asalnya:
 Kelenjar madu yang merupakan bagian khusus pada
bunga

 Kelenjar madu yang terjadi dari salah suatu bagian


bunga yang telah bermetamorfosis

 Kelenjar madu merupakan metamorphosis dari daun


mahkota, benang sari dan bagian bunga lainnya
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai