Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN SPIRITUALITAS PADA PASIEN SKIZOFRENIA

(Spirituality Nursing among Patients with Schizophrenia)

Sri Padma Sari*, Diyan Yuli Wijayanti*


* Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
E-mail: ners_45@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Spiritual memiliki manfaat bagi kesembuhan dan kualitas hidup bagi pasien gangguan jiwa termasuk
pasien skizofrenia. Spiritual juga dapat menjadi strategi koping bagi pasien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi pentingnya spiritualitas pada pasien skizofrenia. Metode: Design penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah 9 partisipan, 7 partisipan adalah partisipan yang didiagnosa
dengan skizofrenia dan 2 partisipan adalah pengasuh para rehabilitan. Data dianalisa dengan analisis deskriptif dan melalui
proses interpretasi fenomenologi hermeneutic. Hasil: Dua tema dihasilkan dari penelitian ini yaitu: 1) pengertian spiritual
yaitu dekat dengan Allah dan aktifitas ibadah yang bertambah rutin, dan 2) manfaat dari spiritual yaitu kesembuhan dari
penyakit jiwa, manajemen symptoms, perubahan perilaku, perubahan emosi dan perhatian pada masa depan. Diskusi:
Spiritual memiliki peran yang penting bagi pasien skizofrenia termasuk dalam membantu kesembuhan dan peningkatan
harapan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kebutuhan spiritual pada pasien skizofrenia
sehingga perawat dapat menggunakan agama dan atau kegiatan spiritual dalam intervensi keperawatan.

Kata kunci: skizofrenia, spiritual, kesembuhan

ABSTRACT
Introduction: Spirituality has been reported to have benefits for recovery and quality of life for people with mental
disorders including patients with schizophrenia. Spiritual can also be a coping strategy for patients with schizophrenia.
This study aims to explore the importance of spirituality among patients with schizophrenia. Method: This study uses
descriptive phenomenological approach. There are 9 participants in this study, 7 participants are patients who diagnosed
of schizophrenia and 2 participants are the caregivers. The data were analyzed by phenomenological hermeneutic
approach. Results: Two main themes emerge from this study are 1) the meaning of spirituality is closed with Allah
and the improvement of the spiritual practice and 2) the benefits of spirituality is recovery from the illness, symptoms
management, behavioral change, emotional change and hope. Discussion: Spirituality has an important role for patients
with schizophrenia including helping the recovery process and hope. The results of this study are expected to give an
overview of the spiritual need among patients with schizophrenia so that the nurses can give religion and or spiritual
activity in the nursing intervension.

Key words: schizophrenia, spirituality, recovery

PENDAHULUAN mengalami gejala positif dan gejala negatif.


Gejala positif meliputi halusinasi, delusi, dan
Skizofrenia dialami oleh banyak
bicara dan perilaku yang tidak teratur. Mereka
orang di dunia. Ada sekitar 24 juta orang
juga mengalami gejala negatif, misalnya, afek
yang menderita skizofrenia di seluruh dunia
datar, apatis dan penarikan social. Kondisi
(World Health Organization [WHO], 2011).
yang demikian menyebabkan gangguan fungsi
Di Indonesia sendiri, ada sekitar 1-2 % pasien
di berbagai segi.
skizofrenia berdasarkan Badan Pusat Statistik
Skizofrenia berdampak terhadap
pada tahun 2010 (Sidakaton, 2011).
individu yang bersangkutan. Pasien dengan
Skizofrenia adalah penyakit kronis
skizofrenia memiliki beberapa gejala yang
berupa gangguan mental yang serius yang
dapat menyebabkan disfungsi sosial dan
ditandai dengan gangguan dalam proses
pekerjaan seperti gangguan dalam pekerjaan
pemikiran yang mempengaruhi perilaku
at au kegiat an, k u rang nya hubu ngan
(Thorson, Matson, Rojahn, dan Dixon, 2008).
inter personal, penur unan kemampuan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
perawatan diri dan juga kematian atau
Domininguez et al. (2009), pasien skizofrenia
kesakitan (Moller, 2009). Individu yang

126
Keperawatan Spiritualitas pada Pasien Skizofrenia (Sri Padma Sari dan Diyan Yuli Wijayanti)

menderita penyakit ini juga memiliki penyakit tenaga kesehatan professional untuk menilai
kedua dari reaksi lingkungan sosial dan stigma dan menyikapi spiritual dari pasien dengan
yang terkait dengan beberapa gangguan. baik (Monod et al., 2011).
Dampak dari stigmatisasi akan menyebabkan Penelitian yang dilakukan oleh Shah
pasien skizofrenia mengalami isolasi sosial, et al. (2011) menunjukkan bahwa “religious
kurangnya kesempatan hidup seperti pekerjaan practices” dan kepercayaan personal
dan juga diskriminasi sosial (Horrison dan merupakan predictor dari kualitas hidup
Gill, 2010). Kesemuanya dapat mengurangi pasien skizofrenia. Penelitian menunjukkan
kualitas hidup dari pasien skizofrenia. bahwa selain manajemen farmakologis dan
Aga ma d ala m a r t i lu a s d apat non farmakologis, perlunya tenaga kesehatan
didefinisikan sebagai spiritualitas (yang professional untuk meningkatkan praktek
berkaitan dengan hubungan transeden religious dan kepercayaan personal dari pasien.
berupa makna dari kehidupan) dan religious Dengan demikian, tidaklah mengherankan
(perilaku tertentu, social, doktrin) (Huguelet bahwa banyak orang dengan penyakit mental
et al., 2006). Akan tetapi masih jarang yang menggunakan agama sebagai alat untuk
mempertimbangkan bahwa agama memiliki mengatasi kondisi akibat penyakit mereka.
peran yang penting sebagai faktor yang dapat Spiritual bahkan mungkin dapat memegang
mempengaruhi outcome pasien skizofrenia. peranan kunci dalam pemulihan psikologis dari
Kebanyakan penelitian pada skizofrenia gangguan mental berat seperti skizofrenia.
masih berfokus pada waham dan halusinasi Di Indonesia, mayoritas penduduknya
agama yang menghubungkan agama dengan adalah muslim (88.1%) (Badan Pusat Statistik,
psikopatologi dari penyakit skizofrenia (Mohr 2010). Sehingga Islam memiliki pengaruh
et al., 2011). yang besar dalam kehidupan masyarakat
Spiritualitas dikonseptualisasikan dan pondok pesantren merupakan salah satu
sebagai “Esensi dari orang”, dan meskipun tempat untuk menempa ilmu agama Islam. Ada
tidak ada konsensus yang ada, banyak teori sekitar kurang lebih 27.218 pondok pesantren
percaya bahwa spiritualitas memahami makna yang tersebar di seluruh Indonesia (Statistik
pribadi. Selain itu, spiritualitas secara pribadi Pendidikan Islam 2010).
maupun komunitas didefinisikan berdasarkan Peneliti memahami bahwa agama dan
pada nilai-nilai keyakinan, pengalaman, dan atau spiritual sangat penting bagi pasien
praktek yang muncul dari budaya individu, skizofrenia terutama untuk memberikan
keluarga dan juga komunitas keagamaan. Kata dampak yang positif bagi kualitas hidupnya.
agama dan atau spiritual banyak digunakan Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah
untuk merujuk pada kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan gambaran tentang
(Smith dan Suto, 2012). pentingnya spiritualitas pada pasien skizofrenia
Beberapa penelitian menunjukkan yang tinggal di pondok pesantren.
bahwa agama dan atau spiritual sangat
penting bagi pasien penyakit kronis, termasuk
BAHAN DAN METODE
diantaranya bagi pasien skizofrenia. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa agama Penelitian ini merupakan penelitian
memiliki hubungan dengan peningkatan deskriptif fenomenologis. Dengan metode ini
kesejahteraan. Penelitian di Swiss terhadap 115 peneliti dapat mengerti tentang kebutuhan
pasien dengan skizofrenia menemukan bahwa spiritual pada pasien skizofrenia yang tinggal
45% dari pasien menganggap bahwa agama di pondok pesantren. Peneliti menggunakan
merupakan elemen yang paling penting dalam metode Giorgi sebagai panduan.
kehidupan mereka, dan agama dapat memberi Partisipan dalam penelitian ini terdiri
efek positif (misalnya, harapan, makna, dan atas partisipan utama dan partisipan umum.
tujuan) dan juga negatif efek (misalnya, Kriteria inklusi untuk partisipan utama
keputusasaan dan penderitaan) (Huguelet et adalah (1) memiliki diagnosis skizofrenia, (2)
al., 2011). Hal ini menyebabkan pentingnya berumur 18 tahun ke atas, (3) sudah tinggal di

127
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 126–132

ponpes selama minimal 6 bulan, (4) memiliki Dekat dengan Allah dideskripsikan
kesadaran yang baik, (5) dapat berkomunikasi dengan sejak tinggal di ponpes, partisipan
dengan baik, (6) bersedia untuk berpartisipasi merasa bertambah keimanannya, lebih dekat
dalam penelitian. Sedangkan kriteria inklusi dengan Allah dan merasakan kekhusyukan
dari partisipan utama adalah (1) tinggal dalam melakukan kegiatan beribadah. Hal
di dalam ponpes, (2) peduli/ mengetahui ini seperti perkataan dari partisipan sebagai
informasi tentang kegiatan para rehabilitan, (3) berikut:
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
“…tinggal di ponpes spiritual bertambah,
Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive
lebih dekat dengan Allah…”(P1).
sampling, dengan jumlah partisipan sebanyak
9 orang, 7 orang partisipan utama dan 2 “…ketenangan batin, lebih khusyuk dalam
partisipan umum. Penelitian dilakukan selama beribadah.. merasa tenang bila ikut
4 bulan, Juli-Oktober 2013. pengajian…” (P2).
Pengumpulan data dilakukan dengan Aktifitas beribadah yang bertambah
wawancara dengan panduan wawancara dan rutin juga diungkapkan oleh partisipan.
direkam dengan audio recorder. Inform consent Aktifitas beribadah seperti sholat, mengaji
diberikan pada partisipan untuk mendapatkan dan wirid menjadi kebiasaan dalam kegiatan
persetujuan dimana partisipan mendapatkan sehari-hari. yang bertambah rutin. Di bawah
informasi mengenai penelitian, hak untuk ini beberapa contoh aktifitas beribadah yang
berpartisipasi dan juga kerahasiaan yang dilakukan partisipan yang menjadi lebih rutin
dijamin oleh peneliti termasuk anonymity. daripada sebelum mereka tinggal di pondok
Analisis data dilakukan berdasarkan pesantren.
metode Giorgi sebagai panduan. Metode ini
memiliki 6 tahapan (Oglesby, 2011) seperti “…dulu tidak pernah sholat karena sakit,
mencari makna secara keseluruhan, membuat sekarang lebih teratur. Yang tidak pernah
arti dari setiap unit, mentranformasikan setiap sholat sunah jadi sholat sunah, sholat
arti unit ke dalam ekspresi psikologis, membuat berjammah, mengaji, baca quran…”(P1).
struktur, memvalidasi data, dan mendapatkan …mendorong kita untuk beribadah rutin:
deskripsi yang penting dimana peneliti ibadah, mengaji Qu’an, membaca surah-surah
menanyakan kembali makna keseluruhan agar sembuh, sholat dhuha, doa nariyah…
pengalaman hidup mereka. (P5).
Tema kedua adalah manfaat dari
HASIL spiritual. Manfaat dari spiritual diidentifikasi
dari 5 subtema yaitu kesembuhan dari penyakit
Partisipan dalam penelitian ini sejumlah
jiwa, manajemen symptoms, perubahan
9 partisipan, yang terdiri dari 6 perempuan
perilaku, perubahan emosi dan perhatian pada
dan 3 laki-laki. Usia partisipan bervariasi dari
masa depan.
usia 23 sampai 51 tahun. Tingkat pendidikan
Kesembuhan dari penyakit jiwa
rata-rata partisipan adalah SLTP sejumlah 5
dideskripsikan partisipan bahwa spiritual
orang dan sisanya berpendidikan SMU. Lama
dapat membantu kesembuhan dari penyakit
tinggal di pondol pesantren juga bervariasi
jiwa yaitu berkurangnya gejala-gejala
mulai dari 1 sampai 8 tahun. Setelah data
sakit jiwa selain dengan cara minum obat.
dianalisa, dihasilkan 2 tema utama dan 7 sub
Selain itu sebagai makhluk Allah, mereka
tema dalam penelitian ini.
meminta kesembuhan kepada sang maha
Tema yang pertama adalah pengertian
pencipta dengan berdoa karena mereka yakin
spir it ual. Tema penger tian spir it ual
bahwa sakitnya juga dari Allah seperti yang
diidentifikasi melalui subtema dekat dengan
diungkapkan oleh partisipan berikut ini:
Allah dan aktifitas ibadah yang bertambah
rutin. Dekat dengan Allah “…bisa membantu penyembuhan selain non
medis karena dengan doa pikiran menjadi

128
Keperawatan Spiritualitas pada Pasien Skizofrenia (Sri Padma Sari dan Diyan Yuli Wijayanti)

terbuka, tidak sempit, tadinya takut jadi Hal senada juga diperkuat oleh pengasuh
tidak…” (P2). seperti berikut ini:
“…bisa sembuh karena sholawatnya banyak,… “…dulu gak sopan, menjadi sopan, contone
biar sembuh: control tiap bulan, kumpul mbak…dulu kalau duduk nyuwun sewu
dengan teman, sholawat bersama…” (P5). mekangkang, ada orang tidak ada orang,
Alhamdulillah sekarang sudah tidak lagi.”
Hal ini juga diperkuat oleh pengasuh
(P8).
di pondok pesantren bahwa segala penyakit
itu datangnya dari Allah, seperti ungkapan Perubahan emosi menjadi lebih tenang
berikut ini: dirasakan oleh partisipan yang tinggal di
pondok pesantren seperti contoh dari informan
“Spiritual sangat penting, kadang ilang gusti
berikut:
Allahe, asalkan ingat pangeran, kalo ingat
penyakit dari Allah, kalo yang menyembuhkan “…tinggal disini puas, tambah seneng…
juga dari Allah…seperti membaca asmaul berkurang marahnya…” (P4).
husna karena banyak teman jadi lebih
“…dulu emosi tidak stabil,, sekarang tidak
mudah…” (P9).
pernah marah…” (P7).
Subtema selanjutnya adalah manajemen
Perhatian pada masa depan (hope)
symptoms. Par tisipan mengaku dapat
dideskripsikan dengan perhatian ketika
mengontrol symptomsnya seperti paranoid dan
mereka meninggal dunia, dengan harapan
kecemasan yang berkurang dengan kegiatan
masuk surge, seperti ungkapan salah satu
spiritual yaitu dengan berdoa kepada Allah,
partisipan berikut ini:
dzikir dan sholat seperti yang diungkapkan
oleh partisipan berikut ini: “Spiritual penting,…di RSJ dulu, sholat
ato tidak dibiarin…sholat sangat penting
“…tadinya pernah kabur, sekarang betah,
buat hidup, meski sakit tidak wajib sholat,
semoga cepat sembuh, gak ada halusinasi,
sholat buat sangu hidup, sangu buat bekal di
gak takut mau dibunuh orang. Kalo denger
akhirat.” (P7).
bisik-bisik malah takut, biasanya malam hari.
Sekarang sudah tahu caranya: berdoa, istigfar
yang banyak supaya tidak mengganggu lagi PEMBAHASAN
setannya…” (P7).
Pembahasan mencakup hasil secara
“…kegiatan agama enak marai inget (Allah): umum dari penelitian. Tema pertam yang
sholat. Mumet kalo dibawa sholat jadi teridentifi kasi dari penelitian ini adalah 1)
enak..dipaksa aja…kalo curiga dipaksa pengertian spiritual dan 2) manfaat spiritual
sholat aja untuk inget sehingga curiganya bagi pasien skizofrenia. Selanjutnya akan
berkurang.”(P6). dibahas secara rinci masing-masing tema yang
Perubahan perilaku juga dilaporkan teridentifikasi dalam penelitian ini.
oleh partisipan sebagai manfaat dari spiritual. Pengertian spiritual yang didapatkan
Perubahan perilaku tidak hanya sebagai dalam penelitian ini yaitu dekat dengan Allah
peningkatan aktifitas beribadah tetapi juga dan aktifitas ibadah yang bertambah rutin.
perbaikan akhlak dari mulai berpakaian Pengertian spiritual di identifikasi dengan
muslimah bagi perempuan sampai lebih bertambah dekat dengan sesuatu di luar dirinya
mengerti sopan santun. Seperti diungkapkan (Allah), dimana seseorang merasa yakin dengan
oleh partisipan berikut ini: sesuatu di luar kendalinya. Selain itu, spiritual
juga didefinisikan dengan bertambahnya
“…dulu pake jeans, pake kaos pendek, kayak
keimanan, dan kegiatan beribadah sehari-
kurang beriman…sekarang sudah pake jilbab,
hari yang meningkat dan lebih khusyuk dari
pake pakaian…” (P3).
sebelumnya seperti sholat, dzikir dan mengaji.

129
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 126–132

Ini menunjukkan bahwa pasien skizofrenia kehidupan meskipun memiliki keterbatasan


masih merasa bahwa mereka dapat merasakan dikarenakan oleh kondisi penyakitnya.
kedekatan dengan Allah melalui kegiatan Selai n it u , pa sie n sk i zof re n ia
spiritual yang dilakukan seperti kewajiban mengungkapkan bahwa spiritual dan atau
dan ibadah yang dilaksanakan umat Islam agama penting bagi penderita gangguan
pada umumnya. jiwa. Hal yang sesuai dengan penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan sebelumnya yang dilakukan oleh Rosmarin
penelitian sebelumnya yang dilakukan et al. (2013), bahwa dari 47 responden yang
Smith dan Suto (2012), bahwa spiritualitas diteliti, mayoritas (29 responden) menyatakan
merupakan pengalaman langsung oleh bahwa agama penting bagi mereka. Umumnya
yang bersangkutan dengan kesadaran yang pasien skizofrenia mengetahui bahwa faktor
lebih tinggi dalam diri seseorang, yaitu yang mempengaruhi kesembuhan mereka
ruang internal (Tuhan) dan spiritual dapat tidak hanya dengan minum obat saja tetapi
mendekatkan diri seseorang terhadap kekuatan juga berkaitan dengan faktor lain seperti
di luar dirinya (Tuhan). Selain itu, beberapa spiritual (dalam hal ini dengan berdoa dan
partisipan juga merasakan hal yang berbeda- membaca sholawat) dan juga sosialisasi dengan
beda seperti merasakan kedekatan dengan orang lain. Tinggal di pondok pesantren
Allah, mendapatkan ketenangan batin sampai memungkinkan pasien untuk kontak dengan
dengan ibadah yang bertambah khusyuk. Hal pasien lain ataupun para santri. Hal ini sama
ini sesuai dengan pengertian dari Verghese dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa
(2008) yang menggambarkan bahwa spiritual pengalaman spiritual membantu individu
bersifat personal, yaitu pengalaman yang unik untuk meningkatkan hubungan sosial
untuk setiap orang. (Mamani, Tuchman dan Duarte, 2010).
Manfaat spiritual sebagai tema kedua Spiritual koping juga dilaporkan dapat
terdeskripsikan melalui lima sub tema yaitu menjadi koping untuk symptom management
kesembuhan dari penyakit jiwa, manajemen pada pasien skizofrenia seperti halusinasi dan
symptoms, perubahan perilaku, perubahan paranoid. Hal ini sesuai dengan penelitian
emosi dan perhatian pada masa depan. sebelumnya oleh Mohr et al. (2011), bahwa
Kesembuhan dari penyakit jiwa banyak pasien skizofrenia yang menggunakan
(recovery) tergambar dari berkurangnya gejala- agama dan atau spiritualnya sebagai alat
gejala dari penyakit jiwa seperti berkurangnya koping. Hasil penelitian ini ditemukan berdoa,
gejala paranoid. Hal ini sesuai dengan istigfar dan sholat dapat mengurangi gejala
penelitian yang dilakukan Manami, Tuchman yang dialami pasien skizofrenia.
dan Duarte (2010) bahwa bentuk positif dari Dalam penelitian ini kebanyakan pasien
spiritual dapat bermanfaat bagi individu mengungkapkan adanya pengaruh spiritual
dengan penyakit jiwa termasuk skizofrenia dalam kehidupan mereka seperti emosi yang
khususnya dapat mengurangi gejala dan lebih stabil. Hal ini senada dengan penelitian
berkontribusi dalam kualitas hidup dari segi sebelumnya bahwa individu dengan spiritual
psikologis (psychological well being). Dalam yang tinggi memiliki rasa marah “anger” yang
penelitian ini tergambar bahwa kesembuhan lebih rendah (Labbe dan Fobes, 2010).
menurut partisipan adalah gejala yang Spiritual juga berhubungan dengan
berkurang atau tidak ada, yang masih berfokus harapan dalam hidup dan harapan setelah
pada kesembuhan fisik. Hal yang tentunya kematian yang baik. Spiritual juga dapat
berbeda dengan penelitian lain oleh Slade, memunculkan harapan (hope) seperti terdapat
Amering, dan Oades (2008), tentang personal dari hasil penelitian ini yang sesuai dengan
recovery yang berasal dari individu yang penelitian sebelumnya oleh Huguelet et
mengalami gangguan jiwa mengemukakan al. (2007), yang meneliti hubungan antara
bahwa recovery berfokus bahwa individu agama dan keinginan bunuh diri pada pasien
merasa puas dengan kehidupannya, memiliki skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan
harapan (hope) dan memiliki kontribusi dalam bahwa pasien yang tidak memiliki keinginan

130
Keperawatan Spiritualitas pada Pasien Skizofrenia (Sri Padma Sari dan Diyan Yuli Wijayanti)

bunuh diri (20 pasien dari total 30 pasien), aspek Saran


agama memiliki peran yang penting sebagai
Hasil dari penelitian ini
alat proteksi untuk melawan penderitaan dan
merekomendasikan bahwa perawat dan atau
menekan keinginan bunuh diri serta adanya
rumah sakit jiwa sebaiknya menyediakan
harapan di masa depan terutama menemukan
fasilitas bagi peningkatan spiritual pasien
kesenangan untuk hidup dalam cinta Tuhan
skizofrenia. Selain itu, perawat baik di
(hidup yang lebih baik setelah kematian).
rumah sakit ataupun komunitas perlu untuk
Selanjutnya spiritual yang baik,
memberikan dukungan bagi mereka untuk
peningkatan aktifitas keagamaan atau religious
tetap melakukan kegiatan spiritual seperti
practices dalam kehidupan sehari-hari dapat
biasa dan atau lebih meningkatkan spiritualitas
berdampak pada pasien skizofrenia, di mana
mereka sebelum dirawat di rumah sakit. Selain
agama dan atau spiritual membuat hidup
itu, perawat dapat menggunakan agama
menjadi lebih bermakna dan meningkatkan
dan atau kegiatan spiritual dalam praktek
kualitas hidup pasien skizofrenia. Hal ini
keperawatan baik saat melakukan intervensi di
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
rumah sakit maupun kegiatan pendampingan
dari Mohr et al. (2011).
di komunitas. Intervensi tidak hanya berupa
pengajian tetapi juga pendampingan /
SIMPULAN DAN SARAN pemberian dukungan untuk kegiatan spiritual
bagi pasien skizofrenia.
Simpulan
Pent i ng nya spi r it u alit a s d ala m
Penelitian ini merefleksikan gambaran penelitian ini adalah pandangan dari pasien
pengalaman hidup spiritual bagi pasien skizofrenia itu sendiri yang tinggal di pondok
skizofrenia. Ada dua tema dihasilkan dari pesantren (Islam). Oleh karena itu, penelitian
penelitian ini yaitu: 1) pengertian spiritual selanjutnya dapat mengeksplore pentingnya
yaitu dekat dengan Allah dan aktifitas ibadah spiritualitas dari sudut pandang keluarga dan
yang bertambah rutin, dan 2) manfaat dari juga keluarga ataupun dengan agama yang
spiritual yaitu kesembuhan dari penyakit jiwa, berbeda. Selain karena pasien skizofrenia
manajemen symptoms, perubahan perilaku, memiliki keterbatasan bicara yang merupakan
perubahan emosi dan perhatian pada masa salah satu gejala, penelitian selanjutnya dapat
depan. menggunakan metode pengumpulan data
Penelitian ini memiliki beberapa yang berbeda seperti focus group discussion
keterbatasan seperti informan utama yang (FGD).
memiliki keterbatasan untuk mengungkapkan
atau mengeksplorasi apa yang dialami sebagai
salah satu symptoms pasien skizorenia yaitu DAFTAR PUSTAKA
keterbatasan bicara. Meskipun peneliti juga Badan Pusat Statistik, 2010. Hasil sensus
mendapat informasi tambahan dari informan penduduk 2010, (Online), (http://www.
kunci akan tetapi subjek utama adalah bps.go.id/, diakses tanggal 23 Juni 2012,
rehabilitan untuk mendapatkan tentang jam 10.00 WIB).
pentingnya spiritualitas bagi pasien skizofrenia. Domininguez, M. et al., 2009. Are psychotic
Selain itu, semua responden tinggal di satu psychopathology and neurocognition
pondok pesantren, dimana setiap pondok orthogonal? A systematic review of
pesantren ataupun masyarakat kemungkinan their association. Psychology Bulletin.
memiliki fasilitas yang berbeda-beda dalam 135, 157-171.
Harrison, J., dan Gill, A., 2010. The experience
aktifitas keagamaan. Oleh karena itu, dengan
and consequences of people with mental
mengambil data dari beberapa rehabilitan di
health problems, the impact of stigma
beberapa tempat yang berbeda seperti rumah
upon people with schizophrenia: A way
sakit jiwa dan komunitas mungkin dapat forward. Journal of Psychiatric and
memberikan hasil yang berbeda dan hasil Mental Health Nursing, 17, 242–250.
yang lebih akurat.

131
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 126–132

Huguelet, P. et al., 2006. Spirituality and Rosmarin, D. et al., 2013. Religious coping
religious practices among outpatients among psychotic patients: Relevance
with schizophrenia and their Clinicians. to suicidality and treatment outcomes.
Psychiatric Services, 57(3), 366-372. Psychiatry Research, 210, 182–187.
Huguelet, P. et al., 2007. Effect of religion Shah R. et al., 2011. Relationship between
on suicide attempts in outpatients spirituality/religiousness and coping in
with schizophrenia or schizo-affective patients with residual schizophrenia.
disorders compared with inpatients Quality of Life Research, 20(7), 1053-
with non-psychotic disorders. European 60. doi: 10.1007/s11136-010-9839-6.
Psychiatry, 22, 188-194. Sidakaton, S., 2011. KPSI, untuk kita yang
Huguelet, P. et al., 2011. A randomized trial of ped uli schizophrenia (O n li ne),
spiritual assessment of outpatients with (http://www.tnol.co.id/id/community/
schizophrenia: Patients’ and clinicians’ club/8469-kpsi-untuk-kita-yang-peduli-
experience. Psychiatric Services, 62(1), skizofrenia.html, diakses tanggal 10
79-86. April 2012, jam 13.00 WIB).
Labbe, E. E., dan Fobes, A., 2010. Evaluating Slade, M., Amering, M., dan Oades., 2008.
the interplay between spirituality, Recovery: an international perspective.
personality, and stress. Applied Epidemiologia e Psichiatria Sociale,
Psychophysiology and Biofeedback, 17(2), 128-137.
35, 141-146. Smith, S., dan Suto, M. J., 2012. Religious and/
Mamani, A. G., Tuchman, N., dan Duarte, or spiritual practices: extending spiritual
E. A., 2010. Incorporating religion/ freedom to people with schizophrenia.
Spir it ualit y Into Treat ment for Canada Journal Occupational Therapy,
Serious Mental Illness. Cognitive and 79(2), 77-85.
Behavioral Practice, 17, 348–357. Statistik Pendidikan Islam., 2010. Analisis
Mohr, S. et al., 2011. Spirituality and d e s k r i p t i f Po n d o k Pe s a n t r e n ,
religiousness as predictive factors Pendidikan Diniyah, dan TPQ tahun
of outcome in schizophrenia and pelajaran 2010-2011, (Online), (http://
schizo-affective disorders. Psychiatry pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/
Research, 186, 177–182. databooklet03a.pdf/., diakses tanggal
Moller, M. D., 2009. Neurobiological responses 11 April 2013, jam 13.00 WIB).
and schizophrenia and psychotic Thorson, R., T, Matson, J., L., Rojahn, J.,
disorders. In G. W. Stuart, & M. T. dan Dixon, D., R., 2008. Behavior
Laraia (Eds.), Principles and practice problems in institutionalized people
of psychiatric nursing (8th ed., pp. 386- with intellect ual disabilit y and
422). Philadelphia, PA: Mosby. schizophrenia spectrum disorders.
Monod, S. et al., 2011. Instruments Measuring Journal of Intellectual & Developmental
Spirituality in Clinical Research: A Disability, 33, 316–322.
Systematic Review. Journal of General Verghese, A., 2008. Spirituality and mental
Internal Medicine, 26(11), 1345-1357. health. Indian Journal of Psychiatry,
Oglesby, R. A., 2011. The lived experience 50,233–237.
of multiple sclerosis in women of World Health Organization., 2011. Mental
childbearing years: An existential health: Schizophrenia, (Online),
phenomenological study, (Online), (http://www.who.int/mental_health/
(http://search.proquest.com/docview/ management/schizophrenia/en/., diakses
1033832796?accountid=28431, diakses tanggal 10 April 2012, jam 13.00
tanggal 10 April 2012, jam 14.00 WIB. WIB).

132

Anda mungkin juga menyukai