Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASAM DAN BASA


Dosen Pengampu : , ST., MT.

Anggota Kelompok :

Ferdha Alif Pratama 193030504051


Muhammad Adi Yusuf 193030504041
Sofi Miftah Alrasyid 193030504048
Wahana Wisnu Indria 193030504046
Zainudin 193010504003

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul
“Perubahan Materi beserta persamaan dan reaksi-reaksinya”. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah “Kimia Dasar I” yang telah
banyak membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini.
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan makalah, untuk itu
kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kami dan umumnya untuk semua pihak yang membacanya.

Palangka Raya, 20 November 2019

Penulis
TEORI ASAM DAN BASA

Asam adalah suatu zat yang larutannya memiliki rasa masam. Asam jika diuji oleh
kertas lakmus, maka kertas lakmus akan berubah warna menjadi merah.
Sedangkan basa adalah zat yang larutanyya memiliki rasa pahit dan biasanya
terasa licin. Basa jika diuji oleh kertas lakmus, maka kertas lakmus akan berubah
warna menjadi biru. Ada beberapa tokoh yang menyatakan pengertian asam dan
basa, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Svante August Arrhenius adalah seorang ahli kimia asal Swedia yang pertama
kali mengemukakan teori tentang asam dan basa pada tahun 1884. Menurut
Arrhenius, di dalam air asam dan basa akan terurai menjadi ion ion penyusunnya.
Asam menurutnya adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
atau melepaskan ion H+. Asam dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+).
Contoh asam adalah asam lambung (HCl).
HA(aq) H+ -
+ A(aq) (aq)
Asam yang dalam larutan banyak menghasilkan ion H+ disebut asam kuat,
sedangkan asam yang sedikit menghasilkan ion H+ disebut asam lemah. Sifat kuat
atau lemah asam dapat diselidiki dengan alat uji elektrolit.Jumlah ion H+ yang
dilepaskan oleh satu molekul asam disebut valensi asam. Asam yang dalam
pelarut air melepaskan satu ion H+ dinamakan asam monoprotik, yang melepaskan
2 ion H+ dinamakan asam diprotik, dan yang melepaskan 3 ion H+ dinamakan
asam triprotik. Basa menurut Arrhenius adalah zat yang jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan atau melepaskan ion OH-. Jumlah ion OH- yang dilepaskan
oleh satu molekul basa disebut valensi basa. (aq) (aq)

B(aq) + H2O(aq) BH+ + OH-

2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry


Bronsted-Lowry diambil dari dua ilmuwan yaitu Johannes Nicolaus Bronsted
dan Thomas Martin Lowry. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah spesimen
yang bertindak sebagai donor (pemberi) proton, sedangkan basa adalah spesimen
yang bertindak sebagai akseptor (penerima) proton. Proton (ion H+) dalam air
tidak berdiri sendiri melainkan terikat pada molekul air karena atom O pada
molekul H2O memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk
berikatan kovalen koordinasi dengan proton membentuk ion hidronium (H3O+).
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
H O(l) + H (aq)→ H O (aq)
2
+
3
+

Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat diterapkan pada reaksi HCl dan NH3.
Dalam fase gas, HCl dan NH3 tidak terionisasi karena keduanya molekul

kovalen yang tergolong reaksi asam-basa.

Pada reaksi tersebut, molekul HCl bertindak sebagai donor proton (asam) dan
molekul NH3 bertindak sebagai akseptor proton (basa).

Menurut Bronsted-Lowry, reaksi asam-basa yang melibatkan transfer proton


membentuk keadaan kesetimbangan. Contohnya pada reaksi antara NH3 dan H2O,
arah panah menunjukkan bahwa proton menerima pasangan elektron bebas dari
NH3 sehingga ikatan N–H terbentuk. Persamaan reaksinya:

Setelah melepas satu proton, suatu asam akan membentuk spesimen yang disebut
basa konjugasi dari asam tersebut, sedangkan basa yang telah menerima proton
disebut asam konjugasi. Ini berarti, pada reaksi asam-basa Bronsted-Lowry akan
terdapat dua pasangan asam dan basa. Pasangan pertama merupakan pasangan
antara asam dengan basa konjugasinya (yang menyerap proton), dalam hal ini
ditandai dengan asam 1 dan basa 2. Pasangan kedua adalah pasangan antara basa
dengan asam konjugasinya (yang memberi proton), dalam hal ini ditandai dengan
basa 1 dan asam 2. Rumus kimia dari pasangan asam- basa konjugasi hanya
berbeda satu proton (H+ ). Beberapa contoh reaksi asam-basa adalah sebagai
berikut.
Menurut Bronsted-Lowry, kekuatan asam-basa konjugasi adalah kebalikan
dari senyawa asalnya. Jika suatu senyawa merupakan asam kuat, maka basa
konjugasinya adalah basa lemah. Kekuatan asam-basa konjugasi dapat digunakan
untuk meramalkan arah reaksi asam-basa. Suatu reaksi asam-basa akan terjadi jika
hasil reaksinya merupakan asam yang lebih lemah atau basa yang lebih lemah.
Dengan kata lain, reaksi akan terjadi ke arah pembentukan spesimen yang lebih
lemah.

Teori asam-basa menurut Bronsted-Lowry memiliki cakupan yang lebih luas


dibandingkan teori Arrhenius. Menurut model Bronsted-Lowry:

1; Basa adalah spesimen akseptor proton, misalnya ion OH –


2; Asam dan basa dapat berupa ion atau molekul;
3; Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air; dan
4; Beberapa spesimen dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada
pereaksinya.

Model Bronsted-Lowry mendefinisikan suatu spesimen sebagai asam atau basa


menurut fungsinya di dalam reaksi asam-basa (reaksi transfer proton). Oleh sebab
itu, beberapa spesimen dalam reaksi asam-basa dapat berperan sebagai asam atau
basa. Suatu spesimen yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung
pada jenis pereaksinya dinamakan ampiprotik atau amfoter. Melalui teori ini,
kita dapat memahami sifat amfoter dari beberapa asam. Contohnya asam asetat
(CH3COOH).

Reaksi di atas menunjukkan asam asetat sebagai basa. Saat bereaksi dengan air,
asam asetat akan berperan sebagai asam. Reaksinya adalah
Selain asam asetat, masih ada senyawa lain yang bersifat amfoter misalnya air
(H2O).

Teori asam-basa Bronsted-Lowry masih dianggap memiliki kekurangan


karena belum dapat menjelaskan reaksi asam-basa yang tidak melibatkan proton.
Namun, teori ini dianggap sebagai teori yang paling mudah digunakan.

Teori Asam Basa Lewis


Pada tahun 1923, G.N. Lewis seorang ahli kimia dari Amerika Serikat,
memperkenalkan teori asam dan basa yang tidak melibatkan transfer proton, tetapi
melibatkan penyerahan dan penerimaan pasangan elektron bebas. Teori ini
menyempurnakan teori asam-basa menurut Bronsted–Lowry.
Menurut pendahulunya, Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan
dalam air akan melepaskan ion H+ , sedangkan basa adalah zat yang jika
dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH- . Teori Bronsted-Lowry
menyatakan bahwa, asam merupakan spesimen donor (pemberi) proton dan basa
merupakan spesimen akseptor (penerima) proton. Menurut G.N. Lewis, basa
merupakan spesimen yang dapat memberikan pasangan elektron kepada
spesimen lain (donor pasangan elektron), sedangkan asam merupakan spesimen
yang dapat menerima pasangan elektron (akseptor pasangan elektron).
Aplikasi Asam-basa Pada Bidang Industri
1. Esterification
Asam dapat juga dinetralkan dengan senyawa selain basa untuk
menghasilkan produk, senyawa tersebut adalah alkohol sehingga
menghasilkan sintetik Ester (Aromatic, Flavor, Explosive) dialam kita jumpai
Ester sebagai hasil sintesa dari tumbuhan seperti aroma melati pada bunga
melati, rasa buah, dll. Pada kimia organic Ester dapat di sintesa dengan
mereaksikan asam pada alkohol berikut beberapa contoh Ester sintesa:

ALKOHOL ASAM ESTER WATER

Amyl Asetat Minyak pisang Air

Methil Salisilat Wintergreen Air

Ethil Butirat Rasa nanas Air

Gliserine Nitrat Nitrogliserine Air

2. Saponification
Pada contoh awal di sebutkan bahwa sabun terbentuk karena senyawa
basa mengikat lemak, tentu anda tidak akan mencobanya sebab kita tidak
mengetahui dengan jelas berapa banyak kadar lemak di kulit, akan tetapi
proses pembuatan sabun tidak berbeda jauh ketika kita reaksikan lemak
dengan basa maka sabun akan terbentuk selain gliserin sebagai hasil
sampingan berikut persamaannya.
C3H5 (C18H35O2)3 + 3NaOH 3NaC18H35O2 + C3H5 (OH) 3
Sabun yang terbentuk adalah sabun keras, sedangkan untuk sabun lembut
kita dapat mengganti natrium hidroksida dengan kalium hidroksida,
prosesnya adalah pencampuran senyawa basa dengan lemak kemudian di
panaskan dalam bejana setelah sabun terbentuk natrium klorida ditambahkan
sebagai katalis untuk memisahkan sabun dari larutannya, setelah itu proses
penambahan pewangi, pembentukan dilakukan.

3. Industri pupuk
Telah kita ketahui bahwa asam jika direaksikan dengan basa akan
menghasilkan garam, beberapa pupuk yang digunakan dalam pertanian
berasal dari proses subtitusi asam-basa guna mendapatkannya dengan
memakai kaidah Browsted Lowry dimana asam bertindak sebagai donor
sedangkan basa sebagai akseptor sehingga dapat di gambarkan seperti berikut
HX adalah asam dengan H+ adalah ion hidrogen dan X- adalah radikalnya,
YOH adalah basa dengan Y+ adalah radikal dari basa YOH dan OH- adalah
ion hidroksi, XY adalah garam yang terbentuk dan HOH adalah air

Berikut adalah beberapa pupuk yang dapat di hasilkan melalui proses


tersebut, proses ini merupakan proses exothermal jangan mencoba kecuali di
dampingi oleh pengawas:
NH 4 (OH)s + HCl l NH4Cl s + H2O l
KOH s + HCl l KCl s + H2O l
KOH s + HNO3 l KNO3 s + H2O l
NH 4 (OH) s + H3PO4 l NH3 (PO) 4 s + H2O l
Akan tetapi biaya produksi yang di keluarkan untuk memproses pupuk ini
jauh lebih mahal di bandingkan dengan pendapatan yang di dapatkan dari
pupuk tersebut sehingga proses ini hanya dilakukan pada percobaan
laboratorium
4. Industri asam
Muriatique acid adalah Nama dagang dari asam klorida yang sangat
penting untuk industri adalah persenyawaan antara gas hidrogen dengan
klorida yang selanjutnya terlarut dalam air, ada dua cara untuk
mendapatkannya
1. Dengan poses subtitusi
Dimulai dengan memanaskan garam untuk asam itu sendiri dalam hal
ini garam klorida dengan vitriol oil. Asam ini dipakai karena memiliki
keunggulan di banding yang lain yaitu: mendonorkan atom hidrogen guna
pembentukan asam, memiliki titik didih yang tinggi sehingga tidak
menguap sebelum membentuk asam yang diinginkan, harganya murah

Produk yang dihasilkan adalah gas HCl yang tidak berwarna tanpa sifat
asam namun akan segera berubah bila terlarut dalam air, catatan gas
maupun asam ini tetap dinamakan asam klorida
2NaCl + 2H2SO4 + Mn O4 Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2
2Cl2 + 2H2O 4HCl + O2
untuk membuktikan bahwa produk tersebut adalah asam klorida kita dapat
melakukan serangkaian test antara lain: oksidasi menggunakan mangan
dioksida sehingga terbentuk garam mangan klorida serta gas cloida
Mn O2 + 4HCl MnCl2 + Cl2 + 2H2O
2. Proses kontak
Proses kontak dilakukan dengan menggabungkan hidrogen panas pada
gas klorida pada bereaksi merupakan reaksi eksotermal, gas klorida sendiri
didapat dibuat melalui elektrolisis leburan natrium klorida merupakan gas
berwarna kuning kehijauan yang menyesakan nafas serta beracun, 2,5 kali
lebih ringan dari udara namun dapat di cairkan pada suhu ruangan dengan
tekanan 6 atmosfir

5. Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat adalah salah satu bahan kimia terpenting yang banyak
digunakan dalam industri kimia. Kegunaannya sebagai reagen untuk analisa
di laboratorium, regenerasi kation resin, pembuatan pupuk super pospat,
pembuatan bahan peledak dan digunakan pula dalam pemrosesan logam
(pickling)

6. Kalium Hidroksida (KOH)


Dalam bidang pertanian kalium hidroksida digunakan untuk
membetulkan pH tanah berasid. Senyawa ini juga boleh digunakan sebagai
fungisida atau juga herbisida. Kalium hidroksida adalah salah satu bahan
kimia perindustrian utama yang digunakan sebagai besi dalam berbagai
proses kimia, termasuk :
1. Penyalutan kopolimer ester akrilat
2. Agen penyahbusaan yang digunakan untuk penggilingan kertas
3. Minyak penyabunan untuk sabun cecair
4. Bahan bantu perumusan untuk makanan
5. Agen pengawal pH
6. Damar-damar polietilena
7. Pemrosesan tekstil
8. Untuk pengeluaran biodesel
Bagi orang-orang biasa kegunanaan KOH yang amat penting untuk bakteri
alkali yang menggunakan larutan KOH sebagai elektrolit. Oleh itu, kalium
hidroksida membantu membekalkan kuasa untuk lampu suluh.

Contoh Asam

Asam dapat dengan mudah kita temui dalam industri dan kehidupan sehari-hari.
Dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita.
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam
organik dan asam mineral.
Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya
bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah
jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan
asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam
seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia
dan hewan.

Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi


kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral
adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk
aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.

Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan
asam lemah. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya
melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam
air. Semakin banyak ion H+ yang dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.

 Asam asetat, terdapat pada larutan cuka


 Asam askorbat, terdapat pada jeruk, tomat, sayuran
 Asam sitrat, terdapat pada jeruk
 Asam borat, terdapat pada larutan pencuci mata
 Asam karbonat, terdapat pada minuman berkarbonasi
 Asam klorida, terdapat pada asam lambung, obat tetes mata
 Asam nitrat, terdapat pada pupuk, bahan peledak (TNT)
 Asam fosfat, terdapat pada deterjent, pupuk
 Asam sulfat, terdapat pada baterai mobil, pupuk
 Asam tatrat, terdapat pada anggur
 Asam malat, terdapat pada apel
 Asam formiat, terdapat pada sengatan lebah
 Asam laktat, terdapat pada keju
 Asam benzoat, terdapat pada bahan pengawet makanan

Contoh Basa

Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara
mudah untuk mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering
digunakan adalah:

1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai
bahan baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun
cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai
2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat
nyeri lambung (antasid)
3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan
bahan baku pupuk urea
Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion
hidroksida yang bermuatan negatif (ion OH–) ketika dilarutkan dalam air.
Semakin banyak ion OH– yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua
rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH–.

Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup
dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel
beberapa contoh basa kuat dan basa lemah:

 Aluminium hidroksida, terdapat pada sebuah deodoran, antasid


 Kalsium hidroksida, terdapat pada sebuah mortar dan plester
 Magnesium hidroksida, terdapat pada sebuah obat urus-urus, antasid
 Natrium hidroksida, terdapat pada sebuah bahan sabun mandi
CONTOH SOAL
Derajat ionisasi asam cuka 0,1 M adalah 1%. Berapa [H+] dan Ka asam cuka
tersebut?
Jawab
[H+] = Ca x α
= 0,1 x 0,01 = 10-3 M
Ka = Ca x α2
= 0,1 x (0,01)2 = 10–5 M

Anda mungkin juga menyukai