Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian Falsafah Keperawatan

Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab
, azas-azas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ata
upun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu.

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi kepe
rawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Kep


erawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-
psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dal
am arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada kli
en serta menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.

Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia
, warna kulit, etik, agama, alin an politik, dan status sosial ekonomi. Falsafah keperawata
n mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari reali. tas, serta keingintahuan
tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda e
mpiris.

Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar,
yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsl ata
u asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau panda
ngan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan
dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya
serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseor
ang berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal
maupun informal. agam dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan.
Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta fals
afah pada institusl pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman mama dalam pemb
erian asuhan keperawatan. Implementasl peran perawat sebagai pelaksana asuhan keper
awatan. pendidik. pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keper
awatan melalui pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat
-sakit. kesehatan. penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan.

Keperawatan mempakan pengetahuan tentang perilaku den kesehatan manusia sepanjan


g daur kehidupan manusia beriandaskan falsafah keperawatan yang meyakini manusai s
ebagal individu yang unik dan holistik. Falsafah keperawatan. paradigma keperawatan, m
odel konseptual dapat melandasi perkembangan suatu teori keperawatan yang merupak
an komponen disiplin keilmuan keperawatan yang kemudian dapat lebih memperluas su
atu pengetahuan keperawatan. Keterkaitan dari setiap komponen ini menghasilkan suatu
pengayaan dan pengembangan ilmu keperawatan melalui suatu penggunaan metoda il
miah yang dapat menganalisis dan mensintesis ilmu keperawatan dari berbagai disiplin i
lmu lain.

Pelayanan keperawatan juga merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yan
g bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepad
a individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit
dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas diduk
ung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa
penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berd
ampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai
pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawata
n serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktik profe
si keperawatan.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari philosophy theory
, grand theory, middle range the ory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifika
sikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari philosophy theory sebagai yang
paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Model konseptual kep
erawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi ker
angka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka
konsep dalam memberikan askep dalam praktik keperawatan.

B. Pengertian Teori dan Teori dalam Keperawatan

Teori merupakan kumpulan konsep, defmisi dan usulan yang memproyeksikan sebuah p
andangan sistematis tentang suatu fenomena atau kejadian dengan merancang hubunga
n khusus antar-konsep yang berguna untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi
atau mengendalikan fenomena yang ada. Cakupan suatu teori bisa luas, sempit, atau te
rbatas, bergantung pada fokus yang menjadi ruang lingkupnya. Grand theory memiliki c
akupan yang luas dan kompleks serta memuat banyak konsep. Oleh karena itu, grand t
heory spesifikasi teoritis yang diturunkan hingga tingkat middle range theory dan microt
heory. Tujuannya agar pernyataan yang termasuk dalam grand theory dapat diuji dan d
ibuktikan kebenarannya.

Teori didefinisikan sebagai satu atau lebih konsep secara relatif, konkrit dan spesifik yan
g diperoleh dari model konseptual. Teori adalah kumpulan konsep-konsep, definisi dan
usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis atas fenomena dengan mera
ncang hubungan-hubungan khusus diantara konsep-konsep untuk keperluan penggamba
ran, penjelasan, perkiraan dan atau mengendalikan fenomena. Teori keperawatan merup
akan pernyataan yang terorganisir dan sistematik dan berhubungan dengan pertanyaan
di dalam disiplin keperawatan. Teori keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan,
menggambarkan atau memprediksi hubungan antar konsep yang sistematik dan terorga
nisir tentang beberapa fenomena. Ada tiga tingkatan dalam teori;
grand theory, middle range theory, and practice theory/micro theory/situation specific th
eory.

Teori bukan sekedar pernyataan atau asumsi untuk dihafal. Kita sering kali mendengar “
Ah ini kan Cuma teori, kenyataannya kan berbeda”. lni merupakan pandangan orang-or
ang yang berpikiran negatif terhadap keilmuan karena kesalahan mereka sendiri dalam
memahami konsep teori. Pada dasarnya, teori dibentuk sebagai sebuah landasan bagi ki
ta dalam membuat sesuatu. Teori sendiri dibentuk melalui proses metodologi ilmiah.

Secara umum teori dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu kumpulan dalil (s
et of laws), aksiomatik, dan proses sebab-akibat (causal laws). Keperawatan sebagai suat
u ilmu pengetahuan tentunya harus didukung oleh teori-teori keperawatan.

Teori keperawatan di sini sangat penting maknanya bagi pengembangan profesionalisme


keperawatan. Teori tersebut membedakan ilmu keperawatan dengan disiplin ilmu yang
lain dan berfungsi menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, serta mengontrol hasil
asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh karena itu, salah satu manfaat teori keperaw
atan adalah membantu menyampaikan pengetahuan dalam rangka memperbaiki praktik
keperawatan melalui upaya penggambaran, penjelasan, prediksi dan pengendalian fenom
ena dalam ranah keperawatan.

Tujuan pengembangan teori keperawatan sendiri adalah untuk menumbuhkan serta men
gembangkan pengetahuan yang diharapkan mampu membantu serta mengembangkan
praktik keperawatan. lni penting, mengingat pengetahuan teoritis keperawatan akan ber
dampak pada kemampuan perawat dalam melakukan analisis serta berpikir secara logis,
sistematis, dan analitis agar dapat meningkatkan profesionalisme keperawatan. Ada tiga
pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu:
1. Meminjam teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan keperawatan dan
mengintegrasikannya ke dalam ilmu keperawatan.

2. Menganalisis situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaita
n dengan praktik keperawatan.

3. Menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keper


awatan.

Untuk memudahkan alur berpikir mengenai hubungan dan pengaruh logis antar-konsep
serta merealisasikan teori keperawatan ke dalam praktik, diperlukan suatu model kepera
watan. Model tersebut digunakan untuk melihat rancangan infrastruktur yang berisi kons
ep-konsep yang saling terkait dan terorganisasi guna melihat hubungan dan pengaruh l
ogis antar-konsep. Model digunakan dan diwujudkan ke dalam praktik keperawatan yan
g konkret. Oleh sebab itu, keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus didukung oleh t
eori dan model ,konseptual keperawatan agar layanan keperawatan yang di berikan se
makin profesional.

C. Hubungan Paradigma dengan Teori Keperawatan

Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau menera
ngkan suatu proses. Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu
pengetahuan dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar

permasalahan yang rasional dilakukan berdasarkan asumsi metodologis dan metafisik un


tuk memahami bagaimana bagian-bagian dari alam semesta melakukan kegiatan dan ba
gaimana cara mempelajari hal tersebut. Paradigma memiliki arti pengetahuan umum di
mana di dalamnya terdapat proses ilmiah umum yang secara historis mencerminkan ber
bagai keberhasilan dalam suatu disiplin ilmu.
Para ilmuwan di bidang sosial menganggap pendapat Kuhn terlalu sempit untuk diaplik
asikan ke dalam pengetahuan sosial. Para ilmuwan ini berpendapat bahwa paradigma m
enyajikan kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu disiplin tentang konsep atau
beberapa konsep yang akan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin
tersebut. Paradigma memiliki dimensi penting dan memperlihatkan citra keilmuan merek
a sebagai agen scientific.

Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi p
aradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep y
ang bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki
definisi umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat ko
mponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta kompon
en keperawatan.

Teori merupakan serangkaian konsep, definisi dan proposisi yang menunjukkan gambara
n fenomena yang sistematik dan yang bertujuan menyebutkan, menjelaskan, dan mempr
ediksikan suatu fenomena. Teori adalah serangkaian konsep yang saling terkait yang me
nspesifikasi hubungan antar variabel. Dengan demikian, teori keperawatan adalah serang
kaian pernyataan tentang fenomena yang saling terkait yang amat berguna untuk meny
ebutkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan suatu fenomena keperawatan.

Teori terdiri dari set, postulate, definisi dan hipotesa. Set adalah sekumpulan obyek atau
elemen. Tetapi fakta, prinsip, dan hukum tidak merupakan suatu teori. Meskipun demik
ian, apabila seorang ilmuwan memilih fakta, prinsip, dan hukum tertentu dari rangkaian
universal karena keterhubungan dan relevansi dari masalah yang diteliti, maka ilmuwan t
ersebut telah memenuhi persyaratan set yang diperlukan untuk pengembangan suatu te
ori. Akan tetapi ketika seorang ilmuwan ingin mengembangkan suatu teori baru, selayak
nya ia juga mengkaji apa tujuan dan inti dari teori ini serta bagaimana penjelasannya.
Titik sentral suatu teori terdiri dari beberapa postulat dan merupakan suatu pernyataan
kebenaran umum yang memberikan janji (harapan) penting tentang apa yang sedang di
teliti. Postulat biasanya dinyatakan sebagai generalisasi yang konsisten dengan bukti-buk
ti ilmiah dari suatu masalah penelitian. Sebagai contoh, teori Roger mengembangkan te
ori tentang manusia dimana teori ini terdiri dari empat postulat yang membahas tentan
g keutuhan seorang individu, fluiditas, sense pola dan organisasi dan kalimat.

Definisi dari suatu teori merupakan cara berkomunikasi yang penting bagi semua ilmuw
an. Definisi konsep-konsep yang membentuk teori perlu dijabarkan secara jelas dan me
ncerminkan operasionalisasi dari teori itu sendiri. Ada tiga jenis definisi teori yaitu primit
if, teoritis dan kunci. Definisi primitif adalah definisi yang tidak dapat dioperasionalisasika
n, dan hanya dapat diinterpretasikan bila seseorang yang akan menerapkan teori ini per
nah mengalami atau secara intuitif memahami latar belakangnya. Definisi teoritis adalah
definisi yang juga tidak dapat dioperasionalisasikan secara independen, tetapi hanya aka
n dapat dioperasionalisasikan apabila dikaitkan dengan konsep atau terminologi lain. Def
misi kunci merupakan definisi yang dapat dioperasionalisasikan sehingga hipotesis yang
sedang diteliti dapat diujikan. DeHnisi kunci hampir sama artinya dengan definisi operasi
onal suatu riset dimana melalui penggunaan instrumen yang valid dan reliable, hipotesa
dapat diuji.

Hipotesis merupakan perkiraan atau prediksi yang berasal dari serangkaian postulat, yan
g menyebutkan hubungan antar dua atau lebih variabel. Melalui hubungan ini maka var
iabel dapat diobservasi dan diuji. Pengujian ini penting untuk menjembatani teori dan p
engetahuan. Berdasarkan keempat denominator suatu teori, maka definisi teori adalah s
erangkaian pernyataan yang berhubungan yang berasal dari data ilmiah, dimana dari ha
] tersebut hipotesis dapat disusun, diuji, dan diverifikasi.

Teori keperawatan yang berkembang dan berasal dari aspekaspek dan berbagai dimensi
kemanusiaan telah dibuktikan banyak menimbulkan dampak terhadap praktik keperawat
an, dimana teori menghasilkan suatu situasi yang diharapkan. Sebaliknya, situasi yang di
hasilkan oleh suatu teori dapat menolong seorang ilmuwan untuk menyusun, menguji,
merevisi atau menghaluskan serta menggunakan teori keperawatan. Kegiatan praktik kep
erawatan bertujuan untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan kesehatan dan kesejahte
raan seorang klien. Kegiatan ini seharusanya berlandaskan teori dan hasil riset karena m
elalui hasil uji suatu hipotesa maka kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmia
h.

Perbedaan model konseptual dan teori keperawatan harus diawali dengan penjelasan ka
rakteristik dari masing-masing model konseptual dan teori. Model konseptual termasuk
asumsinya merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori, dimana ditekankan
tentang konsep-konsep, definisi, dan proposisi dari teori tersebut. Sedangkan teori adal
ah serangkaian konsep yang saling berhubungan yang menggambarkan tentang sesuatu
situasi yang diharapkan. Teori disusun secara induktif, deduktif ataupun retroduktif. Car
a apapun yang ditempuh untuk menciptakan suatu teori, maka untuk mencapai akhir d
ari sebuah teori (menggunakan teori)

perlu suatu imaginasi, pengetahuan tentang materi/substansi teori dan pemikiran logis.
Selain itu, menyusun teori bukan pekerjaan yang lurus dan mudah karena tidak banyak
model konseptual yang tersedia bagi pengembangan suatu teori tertentu. Oleh karena i
tu, perbedaan model konseptual dan teori keperawatan terletak pada lingkar abstraksi,
dimana model konseptual lebih abstrak dan teori, dan teori mengandung konsep, defini
si, dan proposisi yang lebih konkrit serta memberikan spesifikasi fenomena yang Iebih b
esar dan penjelasan hubungan postulat yang Iebih rinci.

1. Teori Self-Care

Self-care (perawatan diri) merupakan suatu kontribusi berkelanjutan orang dewasa bagi
eksistensinya, kesehatannya, dan kesejahteraannya. Self-care ini menggambar. kan dan
menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesej
ahteraannya. Jika dilakukan secara efektif, upaya perawatan diri dapat memberi konstrib
usi bagi integritas struktural fungsi dan perkembangan manusia.

Dorothea Orem (1914-2007)

Lahir pada tahun 1914 di Baltimore,

Kebutuhan perawatan diri, menurut Orem, meliputi pemeliharaan udara, air/cairan, maka
nan, proses eliminasi normal, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, keseimbangan
antara solitude dan interaksi sosial, pencegahan bahaya bagi kehidupan, fungsi, dan kes
ejahteraan manusia, serta upaya meningkatkan fungsi dan perkembangan individu dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi, keterbatasan, dan keinginan untuk normal. Keb
utuhan perawatan diri ini sifatnya umum bagi setiap manusia,

berkaitan dengan proses kehidupan dan pemeliharaan integritas struktur dan fungsi ma
nusia.

Kemampuan inidividu untuk melakukan perawatan diri (self-care agency) merupakan kek
uatan atau kemampuan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial oper
asi produksi untuk perawatan diri. Self-care agency ini dipengaruhi oleh usia, status per
kembangan, pengalaman hidup, orientasi sosial-budaya, kesehatan, dan sumber daya ya
ng tersedia.

Di dalam teori self-care disebutkan pula mengenai therapeutic self-care demand, yaitu t
otalitas aktivitas perawatan diri yang dilakukan untuk jangka waktu tertentu guna meme
nuhi kebutuhan perawatan diri dengan menggunakan metode yang valid. Perawatan diri
sendiri memiliki beberapa prinsip. Pertama, perawatan diri dilakukan secara holistic, me
ncakup delapan komponen kebutuhan perawatan diri di atas. Kedua, perawatan diri dila
kukan sesuai dengan tahap tumbuh-kembang manusia. Ketiga, perawatan diri dilakukan
karena adanya masalah kesehatan atau penyakit dengan tujuan mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan.
2. Teori Self-Care Deficit

Teori self-care deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang menggambar
kan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu keperawatan serta k
apan keperawatan diperlukan. Deficit perawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak da
pat memelihara diri mereka sendiri.

Asuhan keperawatan diberikan pada saat kemampuan seseorang lebih kecil daripada ke
butuhannya atau pada saat kemampuan seseorang setara dengan kebutuhannya tetapi
kemungkinan akan terjadi penurunan kemampuan di kemudian hari yang tidak setara d
engan peningkatan kebutuhan. Peran perawat dalam hal ini dibutuhkan ketika seseorang
memerlukan asuhan keperawatan karena ketidakmampuannya merawat diri.

Bantuan yang diberikan perawat dapat dilakukan me~ lalui beberapa metode. Ada lima
metode bantuan menu~ rut Orem, yaitu bertindak atau melakukan suatu tindakan untu
k orang lain (klien, membimbing, memberi dukungan fisik maupun psikis, mencipatakan
lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan personal dalam memenuhi kebutuh
an saat ini dan yang akan datang, dan terakhir mengajarkan). Oleh karena itu untuk da
pat memberikan bantuan perawatan, diperlukan sebuah nursing agency. Nursing agency
merupakan kemampuan khusus yang dimiliki perawat dalam memberikan perawatan pad
a klien.

Menurut Orem, cara kerja atau aktivitas perawat dalam menjalankan praktik keperawata
n mencakup lima area, yaitu membina dan memelihara hubungan terapeutik antara per
awat dan klien, baik individu, keluarga, maupun kelompok sampai klien mampu merawa
t dirinya, menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau dapat dibantu, me
merhatikan dan merespons permintaan, keinginan kebutuhan klien untuk mendapatkan
bantuan perawat, dan mengkordinasikan serta mengintegrasikan perawatan bersama klie
n terkait dengan aktivitas sehari-hari, kehidupan sosial dan pendidikan.

3. Teori Nursing System

Sistem keperawatan dibentuk ketika perawat menggunakan kemampuan mereka untuk


menetapkan, merancang, dan memberi perawatan kepada klien, baik individu maupun k
elompok, melalui berbagai aksi. Teori nursing system (sistem keperawatan) membahas b
agaimana kebutuhan perawatan diri klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien, atau kedu
anya. Sistem keperawatan ini ditentukan atau disusun berdasarkan kebutuhan perawatan
diri dan kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.

Perawatan diri dilakukan dengan memerhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan


serta kemapuan klien. Oleh karena itu, ada tiga klasiflkasi sistem keperawatan dalam per
awatan diri. Pertama, wholly compensatory nursing system; perawat memberi bantuan k
epada klien karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi. Kedua, partly compensator
y nursing system; perawat dan klien saling melakukan kerjasama dalam melakukan tinda
kan keperawatan. Dalam hal ini, peran perawat tidak total tetapi sebagian. Ketiga, supp
ortiue-educatiue nursing system; klien melakukan perawatan diri dengan bantuan peraw
at (supportive dan educative) saat klien sudah mampu melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai