Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT

LANSIA DI KOMUNITAS

Disusun oleh kelompok 2 :

1. NAZLI OKI SAHA (A1C219065)


2. DIAN KURNIAH SARI (A1C219109)
3. SYAHRIN (A1C219069)
4. NURDIYANTI ( A1C219016)
5. LILIS SAWALIA (A1C219046)
6. HERIANI (A1C219060)
7. ERNI (A1C219144)
8. SRI WAHYUNI (A1C219044)
9. DESY ARISANTI (A1C219122)
10. MUNAWAR (A1C219040)
11. MELANI (A1C219130)
12. EKA DULIA ALHANUN (A1C219082)
13. APRILIA MARSHA AGATHA (A1C219011)
 
A. PENGERTIAN LANSIA

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan
penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek
yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara
biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut
usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan
bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai
beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban
keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
B.BATASAN USIA LANSIA

Menurut Nugroho (2008), tidak ada batasan yang pasti tentang pembagian usia pada lansia. Menurut pendapat beberapa ahli batasan usia
dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) ada empat tahap, antara lain:
 Usia pertengahan (middle age) (45-59 tahun)

 Lanjut usia (elderly) (60-74 tahun)

 Lanjut usia tua (old) (75-90 tahun)

 Usia sangat tua (very old) (di atas 90 tahun)

2 .menuruttt Masdani (Tanpa Tahun), lanjut usia merupakan kelanjutan usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
 Fase iuventus, antara usia 25-40 tahun

 Fase verilitas, antara usia 40-50 tahun

 Fase prasenium, antara usia 55-65 tahun

 Fase senium, antara usia 65 tahun hingga tutup usia


LANJUTAN
Menurut Burnside (1979), ada empat tahap lansia, antara lain:
1. Young old (usia 60-69 tahun
2. Middlee age old (usia 70-79 tahun
3. dOld-old (usia 80-89 tahun
4. eryry old-old (usia 90 tahun ke atas)
C. TEORI-TEORI PROSES PENUAAN

 Teori-Teori Proses Penuaan


Menurut Nugroho (2008), proses menua bersifat individual, yaitu tahap proses
menua terjadi pada seseorang dengan usia yang berbeda, setiap lansia
memiliki kebiasaan yang berbeda dan tidak ada satu faktor pun yang
ditemukan dapat mencegah proses menua. Menurut Potter dan Perry (2005),
teori-teori yang menjelaskan tentang proses menua biasanya dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan teori psikososial.
D. PERUBAHAN PADA LANSIA

Semakin bertambahnya usia manusia, pasti akan mengalami proses penuaan secara degeneratif
yang akan berdampak pada perubahan pada diri manusia. Perubahan yang terjadi meliputi
perubahan fisiologis, kognitif, psikososial dan spiritual (Azizah, 2011).
E.KONSEP HIPERTENSI

1. Pengertian hippertensi
 Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui
oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui Hipertensi adalah dengan mengukur tekanan
darah kita secara teratur.
2.Penyebab hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
 Hipertensi esensial atau primer
 Hipertensi sekunder
LANJUTAN

3. Tanda dan Gejala


 Gejala-gejala Hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala,
keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-
lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh Hipertensi adalah kerusakan
ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya
pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
 
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DI KOMUNITAS

A.Pengkajian berdasarkan Anderson Mc.Farlen:


Inti Komunitas
1. Sejarah
Desa Pondokrejo merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Desa
Pondokrejo merupakan wilayah yang terdiri dari pemukiman, persawahan, perkebunan, kuburan, pekarangan, taman,
perkantoran dan prasarana umum lainnya. Desa Pondokrejo dibagi menjadi empat dusun yaitu Dusun Sumberjo,
Dusun Pondokmiri, Dusun Glantangan dan Dusun Kombongan. dan Terdapat 227 warga usia lansia yang berusia > 56
tahun tahun di Desa Pondokrejo. Dari Hasil distribusi lansia berdasarkan kebiasaan merokok didapatkan bahwa
sebagian besar orang dewasa memiliki kebiasaan merokok, yaitu sebanyak 64 orang (38,1%) dan lansia sebanyak104
orang(61,9%) tidak memiliki kebiasaan merokok. Hasil distribusi lansia berdasarkan alasan lansia tidak merokok
didapatkan bahwa untuk menjaga kesehatan, yaitu sebanyak 76 orang (45,2%), karena pemborosan sebanyak 3 orang
(1,80%) dan karena lain-lain 24 orang (14,3%).
Hasil distribusi lansia berdasarkan diagnosa media didapatkan bahwa sebagian besar lansia diagnosa
medisnya pusing, yaitu sebanyak 18 orang (10,7%)
2 Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 504 KK yang dikaji yang terdiri dari1697 penduduk.
Perbandingan sex ratiodari jumlah penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis kelamin
perempuan sebanyak 825 orang (48.62%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 872 orang (51.38%). Hal ini
menggambarkan pertumbuhan penduduk perempuan lebih tinggi. komposisi jumlah penduduk berdasar rentang usia
dari 1697 penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk yang dikaji terdiri dari kelompok usia
dewasa sebanyak 931 penduduk (54.9%) dan sebagian kecil terdiri dari kelompok bayi, batita, balita sejumlah 164
penduduk (9.7%). Data tersebut menjelaskan kelompok usia produktif menempati urutan jumlah tertinggi sehingga
angka ketergantungan semakin kecil.
3. Etnisitas
Suku di Desa Pondokrejo mayoritas adalah suku Madura. Beberapa tokoh masyarakat mengatakan bahwa sebagian
besar masyarakat mengkonsumsi makanan yang asin-asin karena faktor budaya

4 Nilaii dan Keyakinan


Penduduk di desa Pondokrejo mayoritas beragama Islam. Banyak berdiri masjid dan musholla di sekitar perumahan
warga. Para kader posyandu mengatakan bahwa diadakan posyandu lansia tapi tidak semuanya posyandu
diselenggarakan.dan pada umum nya lansi laki di desa tempurejo memiliki kebiasaan merokok .dan banyak lansia
yang mengalami hipertensi .

Subsistem perkebunan
1. Lingkungan
Desa Pondokrejo memiliki luas wilayah 1.601.053,62 ha merupakan wilayah yang terdiri dari pemukiman 43.835 ha,
persawahan 12,50 ha, perkebunan 1.600.017 ha, kuburan 3,50 ha, pekarangan 42,835 ha, taman 20 ha, perkantoran
2,70 ha dan prasarana umum lainnya 10,25 ha. Desa Pondokrejo merupakan wilayah dengan dataran rendah dengan
sebagian besar wilayahnya digunakan untuk pemukiman dan perkebunan
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke Puskesmas sebanyak 261warga (42,86%). Kebiasaan
keluarga untuk minta tolong bila sakit ke dokter praktik sebanyak 64warga (12,70%). Kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit ke perawat sebanyak 101warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
bidan sebanyak 107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke ke fasilitas lain sebanyak 9
warga (1,79%).Beberapa tokoh masyarakat mengatakan bahwa sebagian besar lansia terutama laki-laki memiliki
kebiasaan merokok.dan juga tokoh masyarakat mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat mengkonsumsi
makanan yang asin-asin karena faktor budaya.di desa pondok rejo sudah memiliki posyandu namun tdak semua
posyandu terdapat posyadu lansia .dan para lansia di pondok rejo mengatakn tidak ada kegiatan rutin untuk
kesehatan lansia di masyarakat .

3.Ekonomii
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh tani sebanyak 807 orang dan karyawan sebesar 654 orang.
4. Transportasi dan Keamanan
Transportasi di Kecamatan tempurejo desa pondok rejo mayoritas menggunakan kendaraan roda dua. Sebagian
penduduk juga ada yang menggunakan kendaraan roda empat dalam melakukan mobilisasi, dan ada juga yang hanya
berjalan kaki dalam mengakses pelayanan kesehatan.

5 Politikk dan Pemerintahan


Untuk meminimalisir terjadinya hipertensi pada lansia,pemeritahan desa tempurojo mengadakan posyandu lansia
.walaupun tidak semua posyandu terdapat posyandu lansia namun hal tersebut dapat membantu mengendalikan
hipertensi pada lansia. Dan juga banyak dilaksanakan program pendidikan kesehatan mengenai hipiertensi,dan juga
kerja sama dengan dinas pendidikan sehingga desa tempurejo di jadikan tempat untuk mahasiswa PSIK untuk
melakukan praktik profesi ners,yang di harapkan mampu menambah pengetahuan warga tentang kesehatan .sehingga
derajat kesehatan desa pempurojo menjadi lebih baik.khususnya pada masalah hipertensi yang di alami oleh lansia .
6. Komunikasi
Kecamatan tempurojo desa pondok rejo tidak memiliki telepon umum, karena masyarakat sebagian besar
menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar masyarkat.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian besar adalah yang sedang sekolah yaitu
sejumlah 530 orang (76,3 %). Sedangkan penduduk yang belum TK sebesar 26 orang, penduduk TK 96
orang dan tamat S-1 43 orang
8. Rekreasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas rekreasi. Masyarakat Sukowono biasanya
pergi ke pantai, atau ke taman hiburan lain yang letaknya berada di Kecamatan lain.
B. Diagnosa
Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok lansia di Desa Pondokrejo Kecamatan
Tempurejo terkait dengan adanya masalah kesehatan seperti pusing, hipertensi, dengan
kurangnya informasi tentang kesehatan lansia di masyarakat.
D. mplementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan keterampilan yang diperlukan untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah
dibuat.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan
dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.dengan kriteria Minimal 85% peserta penyuluhan hadir dan mampu
menjelaskan tentang hipertensi.dan standart yg di gunakan adalah :
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia
Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam  Penanganan Lanjut Usia Di Daerah
Klasifikasi Hipertensi: Hipertensi ringan (sistolik 140-159 mmHg) dan (distolik 90-99 mmHg), Hipertensi sedang
(sistolik 160-179 mmHg) dan (distolik 100-109 mmHg).
 SEKIAN
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai