Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 1


PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 2
1. Investasi Pada Entitas Lain .................................................................................................................. 2
a. Perkembangan struktur usaha yang kompleks ............................................................................... 2
b. Entitas menjalankan usaha lintas negara ........................................................................................ 2
c. Sistem hukum dan resiko yang beredar .......................................................................................... 2
d. Kompleksitas transaksi usaha dan instrumen keuangan yang beragam ........................................ 2
2. Perluasan Usaha & Bentuk Struktur Organisasi .................................................................................. 2
a. Marger / konsolidasi / akuisisi ......................................................................................................... 2
b. Kepemilikan kendali ( controling ownwership) ............................................................................... 3
c. Kepemilikan minoritas (minority interest)....................................................................................... 3
d. Kepemilkan menguntungkan lainnya (other beneficial interst)...................................................... 3
3. Masalah Dalam Penggabungan Badan Usaha ..................................................................................... 4
a. Penentuan dan pembagian modal .................................................................................................. 4
b. Akuntansi pengabungan badan usaha ............................................................................................ 5
1. Pooling of interests (penyatuan kepentingan) ............................................................................ 5
2. By purchase (pembelian) ............................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN

1. Investasi Pada Entitas Lain

a. Perkembangan struktur usaha yang kompleks

Lingkungan usaha saat ini cukup kompleks. Kompleksitas tersebut muncul dari adanya
transaksi usaha lintas kota maupun Negara , dimana tiap daerah memiliki risiko dan hukum
yang berbeda, aturan pajak yang khusus , dan factor lainnya . bentuk usaha yang sederhana
dimana sebuh perusahaan memiliki dua atau tiga pabrik kemudiaan menghasilkan produk
untuk pasar regional atau local saja sudah banyak berkurang disbanding beberapa decade lalu ,
semakin berkembangnya ukuran perusahaan dan sebagiaan respons atas lingkungan usaha
yang kompleks perusahaan lalu mengembangkan struktur organisasi dan struktur kepemilikan
yang kompleks.

b. Entitas menjalankan usaha lintas negar

c. Sistem hukum dan resiko yang bereda

d. Kompleksitas transaksi usaha dan instrumen keuangan yang beragam

2. Perluasan Usaha & Bentuk Struktur Organisasi

Ketika Perusahaan meluaskan usaha nya atau mengubah struktur organisasinya dengan
mengakuisisi perusahaan lain atau melalui divisi internal, struktur baru harus diteliti untku
menentukan prosedur pelaporan akta yg sesuai.
Bebarapa pendekatan yg dpt diterapkan, tergantung pada kondisi yang ada:

a. Marger / konsolidasi / akuisisi

 Merger
Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain
yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaan nya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hokum lagi dan yang
mempunyai status hokum adalah perusahaan yang membelinya.
 Konsolidasi
Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi, jika dalam proses penggabungan itu
dibentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli (mengambil alih)
harta milik dan mengakui utang-utang dari dua atau lebih perusahaan yang telah ada.
Biasanya perusahaan baru yang dibentuk akan mengeluarkan modal saham (surat
berharga) sebagai alat pembayaran atas kekayaan ber¬sih yang diserahkan oleh
perusahaan-perusahaan lain.
 Akuisisi
Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
Akuisisi terjadi jika suatu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan
lain dan kedua perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroprasi sebagai dua entitas
yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi)

b. Kepemilikan kendali ( controling ownwership)

Kepemilikan Kendali (controlling ownership), penggabungan usaha, dimana perusahaan yang


diakuisi tetap sebagai entitas legal terpisah dg mayoritas kepemilikan saham nya dimiliki oleh
perusahaan pengakuisisi menimbulkan hubungan induk –anak perusahaan.

c. Kepemilikan minoritas (minority interest)

Kepemilikan Minoritas (minority interest) atau kepemilikan non pengendali, pembelian


kepemilikan kurang dari 50% di perusahaan lain tidak mengakibatkan timbulnya
penggabungan usaha atau situasi pengendalian.

d. Kepemilkan menguntungkan lainnya (other beneficial interst)

Kepemilikan menguntungkan lainnya(other beneficial interest), perusahaan dapat memiliki


kepemilikan pada entitas lain walaupun tanpa ada kepemilikan langsung pada entitas tersebut.
Kepemilikan tersebut mungkin timbul karena adanya perjanjian yang dibuat oleh entitas
tersebut atau melalui perjanjian operasi atau keuangan.

Contoh
Allen Company membentuk anak perusahaan, Blaine Company dan mentransfer aktiva berikut
pada Blaine untuk memperoleh 100.000 lbr saham Blaine dengan nilai nominal Rp.2.000

Jurnal yang dicatat oleh Allen:

Investasi pada Saham Biasa Blaine Co 435.000.000


Akumulasi Penyusutan 110.000.000 *
Kas 70.000.000
Persediaan 50.000.000
Tanah 75.000.000
Bangunan 100.000.000
Peralatan 250.000.000

*110.000.000 = (Rp.100.000.000 - 80.000.000) + (250.000.000 - 160.000.000)

Jurnal yg dicatat oleh Blaine:


Kas 70.000.000
Persediaan 50.000.000
Tanah 75.000.000
Bangunan 100.000.000
Peralatan 250.000.000
Akumulasi Penyusutan 110.000.000
Saham Biasa, nominal Rp2.000 200.000.000
Tambahan Modal Disetor 235.000.000

Asumsikan Allen menginvestasikan aktiva yg sama spt pada kasus perusahaan terbuka di atas
dan perusahaan yg tidak ada hubungannya Chaney Corp, menginvestasikan kas sbsr $65.000
utk 10% kepemilikan pd laba rugi Blaine, dimana Allen menjealankan operasi dan memegang
kendali di persekutuan.
Jurnal yg dicatat oleh Blaine

Kas 135.000
Persediaan 50.000
Tanah 75.000
Bangunan 100.000
Peralatan 250.000
AkumulasiPenyusutan 110.000
Modal, Allen Comp 435.000
Modal, Chaney Corp 65.000

3. Masalah Dalam Penggabungan Badan Usaha

a. Penentuan dan pembagian modal

Untuk menentukan jenis modal saham yang akan diterbitkan sebaiknya memperhatikan
tingkat keuntungan masing-masing perusahaan yang melakukan pengabungan badan usaha.
Tingkat keuntungan masing-masing perusahaan ini ada 2 kemungkinan:
 Tingkat keuntungan relatif sama
Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan sama maka sebaiknya diterbitkan 1
jenis saham saja
 Tingkat keuntungan relatif berbeda
Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan berbeda maka sebaiknya diterbitkan
lebih dari 1 jenis saham

b. Akuntansi pengabungan badan usaha

1. Pooling of interests (penyatuan kepentingan)

Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk
penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan.
Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-
perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah
pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-
perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang
bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya
tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Apabila suatu penggabungan usaha dianggap sebagai suatu pooling ofinterest maka badan
usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua badan usaha yang bergabung,
baik dalam bentuk suatu badan usaha yang tunggal maupun sebagai induk perusahaan
dengan satu atau beberapa anak perusahaan. Penggabungan badan usaha merupakan
penyatuan pemilikan (modal) dari dua perusahaan atau lebih, berarti ada kesinambungan
hak pemilikan semula. Yang perlu diperhatikan :
a. Aktiva, utang dan modal tetap dicatat sebesar nilai bukunya.
b. Saldo modal saham dari perusahaan pembentuk dijumlahkan untuk menentukan saldo
modal saham dari unit gabungan, termasuk laba ditahan atau defisit laba. Jika modal
saham berubah (bertambah atau berkurang) :
 bertambah, maka pertambahannya diambil dari agio saham, kalau masih kurang
diambil dari laba ditahan
 berkurang, maka kekurangannya ditambahkan pada agio saham
c. Semua biaya yang terjadi dalam penerbitan saham untuk
melaksanakan penggabungan dianggap sebagai beban periode
berjalan.

2. By purchase (pembelian)

Penggabungan badan usaha dikatakan atas dasar pembelian apabila penggabungan badan
usaha tersebut berakibat para pemilik perusahaan yang bergabung tidak ikut berpartisipasi
secara substansial di dalam perusahaan tunggal yang dibentuk.
Selanjutnya apabila suatu kombinasi usaha dianggap suatu “pembelian” maka harta
kekayaan yang diperoleh dalam transaksi penggabungan harus dicatat dalam buku-buku
usaha yang memperolehnya atas dasar harga perolehan yang diukur dengan uang
Singkatnya metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi dimana suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung.
Penggabungan BU dianggap sebagai pembelian perusahaan yang terdiri atas sekelompok
aktiva dan utang.
Ada dasar baru untuk membukukan dan mempertanggungjawabkan aktiva yang diperoleh.
Yang perlu diperhatikan :
a. Aktiva, utang dan modal dicatat berdasarkan harga perolehan, yang mencerminkan nilai
wajar pada saat itu.
b. Bila jumlah yg dibayarkan (nilai pasar modal saham yg diserahkan) nilai wajar atas
aktiva bersih, maka kelebihannya diperlakukan sebagai GOODWILL dan harus
diamortisasi elama periode manfaatnya yg tidak boleh lebih dari 40 tahun.
c. Bila nilai pasar MS yang diserahkan nilai pasar aktiva bersih, maka selisihnya
dialokasikan kepada seluruh aktiva non kas atau diperlakukan sebagai goodwill negatif.
d. Bila nilai pasar MS melebihi nilai nominalnya, kelebihan tersebut dicatat sebagai Agio
saham. Bila sebaliknya maka dicatat sebagai disagio saham.
e. Alat tukar untuk mengambil alih perusahaan bisa berupa uang, aktiva lain atau surat
berharga.
DAFTAR PUSTAKA

Ratnaningsih, Dewi. (2015), “Akuntansi Keuangan Lanjutan I (Buku Satu)”, Yogyakarta : Cahaya Atma
Pusaka
Arifin, Pokok-Pokok Akuntansi Lanjutan, Edisi Pertama: Liberty-Yogyakarta.1990

Darmadji, SH. Tan, Yuliawati. Akuntansi Lanjutan Sebuah Perspektif Lanjutan. 2005. Bayu Media
Publising- Semarang

Hadori Yunus Hartanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I, Cetakan Pertama BPFE, Yogyakarta,
1981

R.Drebin Allan, ADVANCED ACCOUNTING (Akuntansi Keuangan Lanjutan versi terjemahan). Jakarta :
PT. Gelora Aksar Pratama, 2013

Anda mungkin juga menyukai