Kegiatan ini bernama Koferensi Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Babat, dan
disingkat dengan “KONPICAB” Pra Musycab IPM , diselenggarakan di Gedung Dakwah
Muhammadiyah Babat pada tanggal 18 Agustus 2019 M.
Pasal 2 – Tema
Pasal 3 – Landasan
Pasal 5 – Anggota
1. Peserta
a. Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum PC IPM
Babat.
b. Ketua Umum Pimpinan Ranting atau yang mewakili dan dua orang utusan
Pimpinan Ranting IPM se-Cabang Babat.
2. Peninjau
a. Pimpinan Cabang yang tidak menjadi peserta Musyawarah Cabang.
b. Mereka yang diundang Pimpinan Cabang.
Pasal 5 – Quorum
Konpicab dinyatakan sah apabila dihadiri oleh peserta Konpicab dengan tidak memandang
jumlah yang hadir, asalkan undangan sudah disampaikan secara sah kepada yang
bersangkutan.
Pasal 7 – Persidangan
Seluruh persidangan dalam Musycab ini dipimpin oleh seorang ketua didampingi oleh
sekretaris dan anggota yang ditentukan oleh PC IPM Babat.
Pasal 8 – Keputusan
Ketua, SEkretaris,
Kegiatan ini bernama Musyawarah Cabang Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Babat, dan disingkat dengan MUSYCAB PC IPM Babat, diselenggarakan pada tanggal 25
Agustus 2019, bertempat di SMP Muhammadiyah 1 Babat.
Pasal 2 – Tema
Pasal 3 – Landasan
Pasal 4 – Anggota
3. Peserta
c. Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum PC IPM
Babat.
d. Ketua Umum Pimpinan Ranting atau yang mewakili dan dua orang utusan
Pimpinan Ranting IPM se-Cabang Babat.
4. Peninjau
c. Pimpinan Cabang yang tidak menjadi peserta Musyawarah Cabang.
d. Mereka yang diundang Pimpinan Cabang.
Pasal 5 – Quorum
Musycab dinyatakan sah apabila dihadiri oleh peserta Musycab dengan tidak memandang
jumlah yang hadir, asalkan undangan sudah disampaikan secara sah kepada yang
bersangkutan.
Pasal 7 – Persidangan
1. Seluruh persidangan dalam Musycab ini dipimpin oleh seorang ketua didampingi oleh
sekretaris dan anggota
2. Persidangan dalam Musycab terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Sidang Pleno adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota Musycab
b. Sidang Komisi adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota Musycab
dengan pembagian:
Komisi A : Gerakan Jihad Literasi dan Ekologi
Komisi B : Gerakan Pendampingan Teman SEbaya
Komisi C : Gerakan Kemandirian Pelajar
c. Sidang Formatur adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota formatur.
Pasal 8 – Keputusan
Ditetapkan di : Babat
Pada Tanggal : 25 Agustus 2019
Ketua, SEkretaris,
Pasal 3 – Calon
Calon adalah kader-kader yang dicalonkan menjadi Personalia PC IPM Babat Periode Musycab
oleh personalia Pimpinan Ranting se-Cabang Babat.
Calon sementara adalah calon yang dipilih oleh Pimpinan Ranting yang dianggap mampu,
sebagaiman kriteria calon PC IPM Babat Periode Musycab oleh Panlihcab dan telah
menyatakan kesediaannya secara tertulis atau lisan, sekurang-kurangnya 15 orang.
Calon tetap adalah calon yang telah diusulkan oleh Pimpinan Ranting yang telah ditetapkan
Pimpinan Cabang.
Sistem pemilihan terdiri dari satu tahap, yaitu pemilihan formatur PC IPM Babat.
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini atau jika dalam kondisi terdesak akan
diatur kemudian oleh Panlihcab dengan memperhatikan usul peserta Musycab
Ditetapkan di : Babat
Pada Tanggal : 25 Agustus 2019
Presidium Utama, Presidium Dua, Notulensi Sidang,
Pasal 1 – Ideologi
1. Taat mengamalkan ajaran yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah al Maqbullah
didasari dengan kemurnian aqidah.
2. Taat dan patuh pada tujuan dan keputusan organisasi IPM. Kepatuhan itu dilandasi
dan dijiwai oleh pemahaman terhadap ideologi gerakan IPM (Khittah Perjuangan IPM,
Muqaddimah IPM dan Janji Pelajar Muhammadiyah).
3. Taat pada garis kebijaksanaan pimpinan IPM diatasnya atau PC IPM Babat.
4. Taat pada garis kebijaksanaan PC Muhammadiyah Babat.
Pasal 2 – Keilmuan
1. Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi IPM, Muhammadiyah, umat, dan
bangsa sebagai wujud menjalankan misi dakwah.
2. Mengutamakan misi dan kepentingan IPM di atas lainnya dengan niat ikhlas dan
berkhidmat.
3. Memiliki visi kepemimpinan di tingkat Cabang Babat dan berpengalaman dalam
kepemimpinan di IPM minimal 1 (satu) tahun.
4. Mempunyai jaringan yang luas dan kemampuan melakukan relasi sosial (membangun
jaringan) dan kemampuan membangun team work dalam organisasi.
5. Tidak pernah terlibat dalam tindakan pidana dan perdata.
Pasal 4 – Administrasi
1. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Ranting minimal satu periode dibuktikan dengan
SK atau Surat Keterangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. Telah mengikuti perkaderan minimal Taruna Melati I atau Latihan Dasar Pimpinan
Ranting (LDPR) IPM dibuktikan dengan syahadah atau surat keterangan dari
penyelenggara.
3. Pada saat berlangsung Muscab yang bersangkutan berusia maksimal 20 tahun
dibuktikan dengan foto copy akte kelahiran atau Kartu Tanda Penduduk.
4. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik baik pada saat dipilih maupun
sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM.
5. Tidak merangkap kepengurusan di OKP yang bidang garapnya sama dengan IPM.
6. Telah menjadi anggota IPM minimal 1 (satu) tahun yang dibuktikan dengan surat Kartu
Tanda Anggota IPM atau Surat Keterangan IPM.
7. Melampirkan foto dengan ukuran 3x4.
Pasal 1 – Ideologi
1. Taat mengamalkan ajaran yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah al Maqbullah
didasari dengan kemurnian aqidah.
2. Taat dan patuh pada tujuan dan keputusan organisasi IPM. Kepatuhan itu dilandasi
dan dijiwai oleh pemahaman terhadap ideologi gerakan IPM (Khittah Perjuangan IPM,
Muqaddimah IPM dan Janji Pelajar Muhammadiyah).
3. Taat pada garis kebijaksanaan pimpinan IPM diatasnya atau PC IPM Babat.
4. Taat pada garis kebijaksanaan PC Muhammadiyah Babat.
Pasal 2 – Keilmuan
1. Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi IPM, Muhammadiyah, umat, dan
bangsa sebagai wujud menjalankan misi dakwah.
2. Mengutamakan misi dan kepentingan IPM di atas lainnya dengan niat ikhlas dan
berkhidmat.
3. Memiliki visi kepemimpinan di tingkat Cabang Babat dan berpengalaman dalam
kepemimpinan di IPM minimal 1 (satu) tahun.
4. Mempunyai jaringan yang luas dan kemampuan melakukan relasi sosial (membangun
jaringan) dan kemampuan membangun team work dalam organisasi.
5. Tidak pernah terlibat dalam tindakan pidana dan perdata.
Pasal 4 – Administrasi
1. Pernah menjabat sebagai Pimpinan Ranting minimal satu periode dibuktikan dengan
SK atau Surat Keterangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. Telah mengikuti perkaderan minimal Taruna Melati I atau Latihan Dasar Pimpinan
Ranting (LDPR) IPM dibuktikan dengan syahadah atau surat keterangan dari
penyelenggara.
3. Pada saat berlangsung Musycab yang bersangkutan berusia maksimal 20 tahun
dibuktikan dengan foto copy akte kelahiran atau Kartu Tanda Penduduk.
4. Tidak merangkap kepengurusan di partai politik baik pada saat dipilih maupun
sesudah dipilih hingga akhir jabatan di IPM.
5. Tidak merangkap kepenurusan di OKP yang bidang garapnya sama dengan IPM.
6. Telah menjadi anggota IPM minimal 1 (satu) tahun yang dibuktikan dengan surat Kartu
Tanda Anggota IPM atau Surat Keterangan IPM.
7. Melampirkan foto dengan ukuran 3x4.
1. BIDANG KEPEMIMPINAN
A. Muqoddimah
Setiap kita adalah pemimpin , dan akang dimintai pertanggung jawaban kelak di
akhirat.
Manusia sudah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi ini
haruslah benar - benar sadar akan fungsinya diciptakan. Seperti yang di jelaskan dalam
firman Alllah yang artinya “Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia
dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan (QS.Shaad:
26) ” khilafah yang sering kita sebut sebagai pemimpin yang merupakan amanah besar
yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah kelak diahirat
6. Penutup
Akhirnya dengan mengucapkan permohonan maaf yang sebesar - besarnya
kepada musyawirin karena keterbatasan kemampuan kami dan keilmuan yang
kami miliki sehingga membuat Organisasi IPM belom bisa menjadi yang terbaik.
Sehingga kritik, saran dan masukan dari musyawirin sangatlah kami butuhkan
untuk memperbaiki kami secara pribadi dan untuk Ikatan ini secara kedepan IPM
Babat menjadi yang lebih baik lagi
Nuun walqalami wamaa yasthurun
Ketua Umum
Muizzuddin Nur Afifi
2. BIDANG ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
A. Muqoddimah
ٌصفًّا َكأَنَّ ُه ْم بُ ْنيَانٌ َم ْرصُوص َ ب الَّ ِذينَ يُقَا ِتلُونَ فِي
َ س ِبي ِل ِه َّ َّإن
ُّ َّللاَ يُ ِح
Sesungguhnya Allah Menyukai orang-orang yang berperang di jalannya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.” (QS. As- Saff Ayat 4)
Peranan yag diambil oleh administrasi kesekretariatan adalah bagian
sektor organisasi, bahkan di ibaratkan sebagai jantungnya organisasi, oleh karena
itu harus di iringi dengan kestabilan seluruh komponen yang menjadi inti maupun
pendukung dalam sektor ini.
D. Penutup
Permohonan Maaf yang sangat banyak kami ucapkan kepada seluruh
personalia IPM se-Cabang Babat yang telah membantu penertiban administrasi di
organisasi, meskipun masih ada berbagai hambatan yang menerpa perjalanan
kita, Semoga itu menambah kokoh barisan kita yang InsyaAllah teratur ini.
Nuun Wal Qolami Wamaa Yasthuruun. Fastabiqul Khoirot..
Sekretaris Umum
Muh. Luqman Afandi
3. BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN
A. Muqoddimah
Keberhasilan organisasi bukan karena AKU atau Kamu tetapi keberhasilan
organisasi karena AKU dan KAMU yaitu KITA.
“ Hai orang-orang yang beriman , janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfaal:27).
D. Penutup
“Berusahalah menjadi orang Islam yang berani menunjukan identitas yang
sebenarnya, bukan malah ingin menyembunyikannya. ” (KH. Ahmad Dahlan).
Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah yang kita lalui, apa yang kita pilih
itulah yang kita pertanggung jawabkan. Semoga apa yang kami lakukan dapat
menjadi alasan kuat untuk menumbuhkan semangat dalam Ikatan Pelajar
Muhammadiyah yang kita cintai dengan hati Ikhlas karena Allah.
Bendahara Umum
Klarista Mayang Sari
4. BIDANG PERKADERAN
A. Muqoddimah
Organisasi merupakan sebuah rumah yang kompleks untuk setiap anggotanya
dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Jalannya roda kepemimpinan dalam
organisasi juga melibatkan peran aktif anggotanya sendiri untuk mempertahankan
supaya organisasinya tetap bisa eksis. Namun perlu diketaahui, bahwa sejatinya
rumah bukanlah sekedar tempat tinggal, melainkan tempat berlangsungnya proses
kehidupan. Rumah ini juga menjadi tempat terbaik untuk berbagi kecemasan,
kebahagiaan, dan harapan. Tempat untuk pengambilan keputusan yang bermanfaat
untuk anggota keluarganya. Dari situlah rumah sangat berperan penting bagi
kehidupan organisasi yang mana menjadi kebutuhan primer atau utama mereka
dalam mengenali proses kedewasaan yang sedang ia tempuh. Untuk itu diperlukan
sebuah proses aktif dan berkelanjutan sebagai sarana memenuhi kebutuhan untuk
kejiwaan sebuah organisasi agar diakui keberadaannya melalui hal-hal positif seperti
pencapaian prestasi. Posisinya di puncak piramida kebutuhan menandakan bahwa
kebutuhan untuk diakui menjadi kebutuhan psikologis yang sangat penting dan akan
tercapai jika empat kebutuhan dasar lainnya juga mendukung, yaitu kebutuhan fisik,
keamanan, sosial, dan agama telah terpenuhi.
Untuk mewujudkan hal diatas pastinya tidaklah mudah. Pastinya selalu ada
kendala yang selalu hadir dalam lika-liku perjalanan sebuah organisasi. Apa yang
sebenarnya menjadi kendala dalam setiap organisasi untuk terus berkembang?
Mungkin sebuah pertanyaan yang cukup sederhana, tapi dapat menimbulkan banyak
pendapat dan argument yang berbeda pula. Masalah klasik yang sering timbul dan
menjadi kekhawatiran dalam setiap organisasi pada umumnya adalah ketidak
sepahamannya alur kerja dalam organisasi tersebut baik alur kerja yang bersifat
personalia maupun alur kerja antar jenjang pimpinan sehingga hal semacam itu akan
sangat mengganggu pola kerja sebuah organisasi.
Keterbukaan diri dan mau mengevaluasi diri sendiri juga menjadi sebuah factor
penentu jika ingin maju dan berkembang, terutama dalam pengelolaan soft skill yang
dimiliki, jika sudah begini maka tidak akan sulit untuk mempersiapkan regenerasi yang
akan meneruskan jalannya roda kepemimpinan. Keharusan yg mendesak; hal sangat
penting. Dua hal tersebut adalah yang akan kita temui dalam Kamus Bahasa Indonesia
jika ingin mengetahui makna daripada kata ‘Urgensi’. Kata urgensi menjadi sangat
penting sekali keberadaan dalam penyusunan laporan ini, dengan berbagai
kekhawatiran diatas itulah kemudian bidang Perkaderan Pimpinan Cabang Ikatan
Pelajar Muhammadiyah Babat perlu melalukan evaluasi serta refleksi diri untuk
menentukan proyeksinya untuk setengah periode kedepan.
Pada forum Konferensi Pimpinan Cabang adalah sebuah momen yang pas
dalam melaporan hasil kerja kami selama paruh periode, kami menyusun laporan ini
dilandasi oleh tanggungjawab kami sebagai pemegang amanah organisasi. Walaupun
kami menyadari sepenuhnya bahwa amanah organisasi merupakan tanggungjawab
yang berat yang kami lalui dengan berbagai dinamika juga persoalan yang
menghadang selama menjalankan amanah yang sangat mempengaruhi dalam
menjalankan roda organisasi selama ini, laporan ini dimaksudkan sebagai arah
keseriusan kami dalam menjalankan amanah organisasi.
Berbagai catatan yang ada dalam laporan pertanggung jawaban ini dapat
digunakan sabagai barometer organisasi kedepan yang tentunya sebagai upaya untuk
menjadikan PC IPM Babat menjadi lebih baik dan dapat digunakan sebagai sumbu
yang dapat membakar semangat teman-teman untuk selalu memberi yang terbaik
untuk kemajuan sebuah organisasi, dalam hal ini organisasi yang kami maksud adalah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
PROGRAM KERJA
Nama
Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati 1
Program
Kegiatan ini merupakan proses perkaderan dasar dari IPM. Yang
menekankan pada tiga aspek, 1) terjadinya proes transformasi nilai kader
Deskripsi dalam meweujdkan islam dalam kehidupan sehari-hari. 2) Terbentuknya
Program pola pikir kader dalam melihat kehidupan dengan positif, optimis dan
berkemajuan. 3) Penanaman ideology dasar IPM dan Muhammadiyah
D. Penutup
Demikian laporan ini kami buat, kami semua sadar atas segala sesuatu yang
kami buat ini masih jauh dari apa yang diharapkan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik, saran serta masukan yang baik demi kesuksesan amanah
yang kami emban selanjutnya khusunya, serta menjadikan IPM Babat kearah yang
lebih baik pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu meridhoi dan melindungi
setiap langkah kami semua dalam menjalankan amanah. Amin.
Nuun, Wal qalami wamaa yasthuruun
Bidang Perkaderan
Kukuh Amantubillah Zaen (Ketua Bidang)
M. Fasih Al-Abror (Sekretaris Bidang)
Rifqy Ihza Fahrizal, M. Mustofa Baihaqi (Anggota Bidang)
5. BIDANG APRESIASI SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA
A. Muqoddimah
Syukur Alhamdulillah atas segala nikmat dan karunia Allah SWT yang tiada
henti-hentinya menyertai langkah ini. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang selalu mengispirasi perjuangan dakwah
ini. Semoga kita senantiasa mampu menjaga serta menggunakannya dengan sebaik
mungkin sehingga kelak Allah mengumpulkan kita pada hamba-hambanya yang
senantiasa bersyukur serta mampu istiqomah terhadap ajaran agama islam.
IPM, disinilah bermula suatu langkah. Seperti seorang musafir yang kemudian
menemukan tempat tujuannya. Hanya inilah yang bisa kami lakukan, mencoba
menelusuri jalan menuju tujuan yang diinginkan. Namun, banyakya kendala yang
kita alami baik waktu dan juga kesadaran yang belum bisa mengantarkan kita
ketempat tujuan yang kita tuju. Dalam kepengurusan setengah periode ini belum
banyak yang dapat kami lakukan. Semoga setengah periode kedepan Bidang ASBO
dapat berbicara banyak melalui kegiatan-kegiatan yang dapat bermanfaat.
Dari 4 program kerja yang telah kita rencanakan kami baru merealisasikan
program FUTSAL SILATURAHMI adapun JOGING AHAD PAGI masih belum
sempurna karena ada beberapa kendala yang harus di benahi,begitupun dengan
FUTSAL LEAGUE DAN REKREASI/OUT BOND kami masih mencari waktu yang tepat
agar kedua program tersebut segera terealisasikan,karena masih padat nya jadwal
kegiatan PC IPM BABAT ,kami berusaha memaksimalkan waktu yang tepat agar
program tersebut bisa terealisasi dengan lancar dan rapi,karena kedua program
tersebut cocok di realisasikan pada waktu libur panjang saja,karena mengingat
sasaran peserta yaitu kalangan pelajar yang saat ini mungkin kebanyakan sekolang
mengunakan system full day school,sehingga kami akan mencari waktu yang tepat
untuk program tersebut sehingga tidak mengangu kegiatan sekolah.semoga
setengah periode kedepan kita bias memaksimalkan waktu yang ada untuk
melaksanakan program kerja yang telah kita rencanakan.
E. Penutup
Sesungguhnya segala kebenaran dan kekuatan hanyalah milik Allah.
Seberapa benar dan kuatnya manusia itu tiada berarti bila dibandingkan dengan
kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi. Perjuangan ini layaknya upaya jual
beli yang Insya Allah tak kan pernah merugi dan telah dijanjikan kado terbaik dari-
Nya, yaitu jannah yang selalu dirindukan setiap insan. ”Karena usaha tidak akan
menghianati hasil,usaha terbaik akan mendapat hasil yang terbaik dengan ihlas
dan sabar sebagai kuncinya”
D. Penutup
Demikian Laporan setengah periode sebagai pertanggung jawaban kami
setengah periode, segala kritik dan saran akan kami terima karena sesungguhnya
manusia tidak luput dari salah dan dosa. Akhirnya hanya kepda Allah SWT kami
serahkan semuanya dan memohon ampunan atas segala yang telah kami lakukan
selama memegang amanah ini.
E. Penutup
Demikianlah laporan kami atas perjalanan bidang PIP PC IPM Babat dari awal
Muyscab di desa Kebalandono hingga terlaksananya Konpicab di Moropelang pada
hari ini. Dalam perjalanan selanjutnya kami bertekad untuk merealisasikan program
kerja dari bidang kami, Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan mempermudah
setiap langkah kami dalam mengemban amanah.
- Program Pokok
Buka Bersama Anak Yatim Piatu
Dengan target Menumbuhkan dan meningkatkan rasa saling peduli terhadap anak
yatim piatu
Dengan sasaran anak yatim se-cabang Babat
Dilaksanakan pada minggu ketiga Bulan Ramadhan
Dilaksanakan di tempat Gedung Dakwah Babat
Kuota Per PR IPM Se Cab Babat 5 Anak
Anggaran dana Rp 5 juta
D. Penutup
Demikian laporan ini kami sampaikan, segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun, kami terima dengan lapang hati karena kami sadar, bahwa kami hanya
manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan
Bidang Advokasi
Abdul Kholiq Effendi (Ketua Bidang)
Zulia Sab’atin N. (Sekretaris Bidang)
Daikichi Alif N, Masfufatul I. (Anggota Bidang)
8. BIDANG IPMAWATI
A. Muqoddimah
Syukur alhamdulillah marilh kita ucapkan puji syukur kepada Allah SWT,
dengan rahmat, nikmat dan karunianya kita dapat melangsungkan gerak langkah
dalam rangka membentuk pelajar muslim yang berakhlak mulia juga menegakkan dan
menjunjung tinggi nilai ajaran islam sehingga terwujud masyarakat utama yang adil
dan makmur yang in syaa Allah di ridhoi Allh SWT. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tetap terlimpah atas teladan hidup kita, yakni nabi Muhammad SAW.
4. Kritis Sandang
Kegiatan ini diadakan khusus untuk perempuan, dan hal hal yang di bahas
meliputi aurat wanita, juga hal hal yang sangat sensitiv meliputi perempuan. Di sini
kami juga menjadikan grup WA Diskusi Ipmawati sebagai salah satu tempat untuk
merealisasikan progam kerja ini.
E. Penutup
Demikian laporan ini kami sampaikan, segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun, kami terima dengan lapang hati karena kami sadar, bahwa kami hanya
manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Kami berharap dapat menjalankan roda
organisasi untuk kedepannya lebih baik lagi khusunya di bidang ipmawati ini.
Hanya ini yang dapat kami laporkan selama perjalanan setengah periode
perjalanan kami. Kami sadar masih banyak yang perlu dibenahi dan diperbaiki lagi. Dan
mudah-mudahan bisa diambil manfaat untuk perbaikan kepemimpinan dalam roda
organisasi untuk perjalanan PC IPM Babat khususunya. Nuun, walqolami wamaa
yasturun.
Bidang Ipmawati
Dianda Arbi Prameswari (Ketua Bidang)
Silvi Pramudita Maghfiroh (Sekretaris Bidang)
Ika Dewi Aisyah, Vebriyanti Pratiwi (Anggota Bidang)
9. BIDANG PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN KEWIRAUSAHAAN
A.Muqoddimah
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan ridhonya serta Sholawat dan
salam dari Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuknya sehingga Kami
dari “BIDANG PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN KEWIRAUSAHAAN” PC IPM Cabang
Babat telah melaksanakan program setengah periode. Pada dasarnya Kewirausahaan
adalah proses mengidentifikasi,mengembangkan,dan membawa visi kedalam
kehidupan. Visi tersebut berupa ide inovatif, peluang,dan cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu.
D. Penutup
Demikian laporan petanggung jawaban selama setengah periode ini kami buat,
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan progam yang haus kami
jalankan, dan semoga kami dapat mengemban amanah serta melaksanakan
progam – pogam yang belum kami laksanakan hingga akhi preode nantinya.
Nunn wal qolami wa ma yasthuun
Bidang Kewirausahaan
Ariya Putra Sundava (Ketua Bidang)
Faradita Diniyatuz (Seketaris Bidang)
Fahri ali F., Risma Nur H., Emiliza Della Y. (Anggota Bidang)
SEKAPUR SIRIH
Membumikan Gerakan IPM
Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, tentu kiprah IPM selalu dinanti oleh keluarga
besar Muhammadiyah. Muhammadiyah berharap besar perkaderan IPM dapat menjadi
pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan dakwahnya. Bapak Abdul Mu’ti (Sekretaris
Umum PP Muhammadiyah) dalam sebuah kesempatan tidak ragu menyatakan bahwa IPM
adalah investasi Muhammadiyah masa depan.
Kiprah 58 tahun IPM secara nyata terbukti. Presiden Jokowi pun mengakui kiprah IPM yang
telah melahirkan banyak tokoh dan sangat berkontribusi besar bagi masyarakat, Pak Jokowi
menyebutkan ada Bapak Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Bapak Busyro
Moqoddas (pernah jadi Ketua Komisi Yudisial dan Ketua KPK), Bapak Hajriyanto Thohari
(Dubes RI di Lebanon) juga ada tokoh-tokoh yang aktif sekarang ini di partai politik, ada Raja
Juli Antoni, Bapak Anis Matta, serta Bapak Budiman Sudjatmiko.
Sebagai organisasi pelajar, banyak sekali isu yang diangkat IPM untuk diselesaikan
permasalahannya sebagai bentuk pengabdiannya kepada umat dan bangsa. Isu yang menjadi
ciri khas IPM yang paling menonjol yang hendak dibumikan sebagai “Dakwah”nya adalah isu
“Literasi”.
“Dakwah” ini penting untuk dicatat, karena kata “dakwah” secara umum memiliki makna yang
sangat luas. Jihad Literasi dari masa ke masa menjadi salah satu bentuk dakwah IPM yang
selalu digaungkan dimanapun berada, mengingat semboyan IPM adalah surat Al-Qolam ayat
1.
Selain dua isu di atas, IPM dengan segenap komitmennya juga mencoba menginisiasi banyak
isu yang lain, seperti: ekologi, advokasi pelajar, kewirausahaan, dan lain-lain. Semua
permasalahan diatas akan menjadi kebanggaan bagi kader-kader IPM di seluruh Indonesia
jika berhasil diselesaikan dengan baik, atau minimal ada perubahan pasca persentuhan IPM
dengan isu tersebut diatas.
Isu diatas yang akhir-akhir ini selalu diusung dan disuarakan dalam forum-forum sehingga
menjadi keputusan resmi di Muktamar, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah, dan lain-
lain. Namun hal ini juga sekaligus menjadi beban berat bagi kader IPM mengingat banyaknya
kompetensi yang harus dimiliki dalam menyikapi berbagai isu.
Alfa Rezky Ramadhan dalam awal tulisannya yang berjudul “Memahami Pola Gerakan IPM di
era Progressif” menyampaikan _”Saat dulu saya menjabat di Pimpinan Cabang, saya sering
diminta untuk mengisi materi ke-IPM-an di beberapa Pimpinan Ranting. Di situ pula saya
mengetahui bahwa sebenarnya anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di tingkatan
ranting memiliki suatu masalah, yaitu kebingungan dalam memahami pola gerakan IPM.
Bahkan kesulitan dalam memahami IPM itu sendiri padahal setiap dua tahun sekali
permusyawaratan diadakan dan kemungkinan terjadi perubahan fokus terhadap isu sangat
besar karena memang IPM sekarang berada dalam era progresif. Hal ini lah yang
menyebabkan agenda aksi dalam IPM tidak berjalan secara massif bahkan berjalan secara
dangkal. Sehingga saya berusaha untuk menguraikan dengan cara-cara sederhana untuk
mengatasi masalah tersebut. Pimpinan Ranting merupakan hakikat dari IPM itu sendiri
sebagai organisasi. IPM tidak akan bisa bergerak tanpa Pimpinan Ranting. Karena Pimpinan
Ranting adalah basis massa dan tubuh dari IPM itu sendiri. Sesungguhnya berapapun
penghargaan yang diberikan kepada Pimpinan Pusat IPM tidak ada gunanya apabila
rantingnya mati atau tidak bergerak sesuai karakter gerakan yang ada di tingkatan pusat atau
tingkatan elit pimpinan di atasnya seperti cabang, daerah dan wilayah. Apabila itu terjadi
maka gerakan IPM adalah semu. Oleh sebab itu Pimpinan Ranting merupakan bagian yang
sangat penting dalam IPM dan seharusnya menjadi prioritas utama.”_
Ungkapan diatas merupakan tugas yang harus diperhatikan oleh Pimpinan Cabang kedepan.
Mengingat Cabang posisinya langsung bersentuhan dengan Ranting. Pimpinan Cabang harus
selalu mendukung dan memfasilitasi semangat serta potensi kader-kader di Ranting yang
tentu tidak bisa kita diragukan keikhlasannya yang berjuang tanpa mengharap imbalan
merupakan keistimewaan tersendiri. Pimpinan Cabang dengan kemampuannya, harus
mampu mengoneksikan pola gerakan IPM secara merata, janganlah sibuk dengan urusanmu
sendiri. Dalam IPM tersebut ada setidak-tidaknya 4 agenda aksi yang diangkat oleh IPM, yaitu
ekologi (pelestarian lingkungan), gerakan prndampingan teman sebaya, wirausaha, dan yang
paling utama yaitu gerakan literasi.
Ada ungkapan begini _”IPM itu singkatan dari Ikatan Pertemuan Melulu.”_ mungkin
terdengar lucu namun bisa saja menjadi kritik secara internal pada organisasi kita. Hal itu
terjadi apabila IPM mengalami “bias identitas”. Yang dimaksud dengan “bias identitas” itu
adalah sulitnya untuk mendefinisikan apa yang 32erakan IPM, atau sulit mengatakan IPM
32erakan dengan apa. Jika IPM diidentikkan dengan literasi, maka itu adalah 32erakan
simbolis, Cuma dipakai sebagai jargon saja, kurang dipraktekkan. Sama juga ketika IPM
diidentikkan dengan ekologi dan lain sebagainya.
Yusuf Rohmat Yanuri dalam tulisannya yang berjudul “Keluar dari 32erakan32eke Realisme”
menyatakan pentingnya Pimpinan IPM memilih salah satu atau salah dua dari opsi-opsi yang
ada untuk dijadikan sebagai “brand” utama yang diusung IPM.
Yusuf Rochmat Yanuri mencontohkan PD IPM Sukoharjo mengambil isu ekologi untuk menjadi
isu se kabupaten yang akan diselesaikan dalam satu periode (2 tahun) 32erakan seluruh
cabang ranting yang ada. Misalnya, spesifikasi isu yang difokuskan dari ekologi adalah isu
sampah 32erakan.
Ini akan menjadi 33erakan nyata dan berdampak secara nyata ke pelajar secara umum dan
masyarakat luas. Jadi, tugas suatu kepemimpinan dalam satu periode dapat diukur dengan
jelas, yaitu melalui target yang ingin dicapai di akhir periode sebagai tujuan utama. Sehingga,
program kerja tidak disusun secara sembarangan dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan periode
sebelumnya (proker warisan) yang dapat menimbulkan mandek dan tidak jelasnya 33erakan
IPM.
Contoh diatas bisa dijadikan pelajaran PC IPM Babat dalam membentuk 33erakan, sehingga
identitas IPM dapat terbentuk. Maka, Jika ada pelajar / masyarakat yang mendengar kata
“IPM”, maka dia akan langsung teringat dengan gerakannya, seperti literasi, ekologi atau
yang menjadi ciri khas IPM. Sehingga manfaat dari keberadaan dapat dirasakan secara nyata.
Sehingga identitas IPM menjadi menguat.
“Contoh yang lain, Dalam mengambil isu literasi sebagai pekerjaan utama kepemimpinan
selama satu periode misalnya. Tugas utama kepemimpinan tersebut adalah memastikan
setiap pimpinan (setiap 33erakan harus dimulai dari yang menggerakkan terlebih dahulu)
melek literasi.”
“Misalkan dengan parameter setiap pimpinan memiliki 5 kader di cabang ranting yang dikader
secara serius, khususnya dalam hal literasi. Pola yang diterapkan bisa sama dengan pola yang
internal, atau dibuat pola khusus kader. Jika ada 10 pimpinan lama yang sudah melek literasi
masing-masing mengkader 5 orang dari cabang ranting, maka dalam satu periode akan
muncul 50 kader yang melek literasi yang siap melanjutkan kepemimpinan di tingkat yang
lebih tinggi.”
“Jika hanya 50% dari kader yang menetas, maka sekurang-kurangnya muncul 25 orang yang
melek literasi. Dan ini adalah jumlah yang fantastis jika melihat realita literasi di Indonesia
seperti hari ini. Jika pola perkaderan ini terus berlanjut hingga 3, 4, bahkan 5 periode, sedikit
banyak hal ini akan mempengaruhi tingkat literasi nasional, dan akan membawa dampak
perubahan positif ke negara Indonesia.”
“Hal ini akan menjadi perwujudan “karya nyata” berbentuk konkret maupun abstrak. Konkret
berupa tulisan, buku, video, film, merchandise, seni, dan aneka produk lain. Abstrak bisa
berbentuk manfaat yang dirasakan, misalnya berupa berkurangnya intensitas banjir,
terselamatkannya pelajar dari amoral, munculnya kewirausahaan pelajar yang professional,
pengawalan kebijakan 34eraka yang pro terhadap pelajar, dan lain-lain tergantung isu yang
diangkat.”
Untuk itu, kegiatan-kegiatan yang bersifat formal, ikut-ikutan, dan warisan yang masih
mendominasi kegiatan di IPM harus mulai segera ditinggalkan. Kemudian digantikan dengan
kegiatan yang bersifat 34erakan yang lebih memberikan dampak positif kepada pelajar
maupun masyarakat luas. Gerakan yang diangkat bisa bermacam-macam, tergantung tingkat
bahaya isu di masing-masing tempat dan kemampuan kader-kader IPM.
Isu yang ada di agenda aksi tanfidz Muktamar, musywil, musyda sangat cukup untuk menjadi
rujukan, tinggal bagaimana 34erakan ini lebih 34erak dan lebih 34eraka. Mengingat sejauh
fakta yang ada, kegiatan-kegiatan di IPM masih kering makna, formal, dan yang paling parah
adalah selalu mengikuti pola kegiatan di periode sebelumnya.Tentu, kegiatan berbasis
34erakan akan lebih baik daripada kegiatan berbasis pelatihan yang hanya dijadikan formal
namun kering makna dan miskin follow up.
BEDAH TEMA
Kata liberal memiliki eksistensi konotasi yang terbilang negatif di masyarakat. Dahulu paham
liberalisme biasa disangkutpautkan dengan aspek ekonomi namun dengan perkembangan
pemikiran saat ini, kata liberal dipakai untuk mendiskripsikan sebuah paham keagamaan yang
terkesan sekuler. Bahkan kata liberal dipakai untuk mendiskripsikan segala aspek seperti
budaya, politik, dan lain sebagainya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Liberal berarti bersifat bebas atau berpandangan
bebas (luas dan terbuka). Dalam bentuk kata lain, kata liberal berubah menjadi liberasi yang
berarti proses membebaskan seseorang dari kontrol dan kendali orang lain. Dari pengertian
tersebut, liberasi mengandung makna proses menerapkan suatu paham yang memandang
sesuatu secara bebas atau bisa dimaknai sebagai proses memerdekakan manusia dari segala
hal yang menghalanginya untuk mengekspresikan dirinya.
Merujuk kepada konteks IPM maka akan timbul pertanyaan, siapa yang harus dimerdekakan?
Manusia manakah yang harus dibebaskan dari belenggu? Jawabannya tentu adalah para
kader IPM. Para anggota yang mempunyai militansi yang tinggi terhadap ikatannya. Para
anggota utama yang berjuang secara sungguh-sungguh dalam bingkai keilmuan. Lalu timbul
pertanyaan lagi, dari segi manakah pembebasan subjek IPM tersebut? Jawabannya adalah
kreativitas.
Kreativitas merupakan sebuah produk dari daya berpikir seseorang. Menurut kamus besar
bahsa Indonesia, kreatif adalah memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk
menciptakan atau bersifat (mengandung) daya cipta. Menurut Ummu Hanny A. Dalam
jurnalnya menguraikan bahwa kreativitas merupakan suatu proses berpikir yang lancar,
lentur, dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, orisinal,
baru, indah, efisien, dan bermakna, serta membawa seseorang berusaha menemukan
metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah.
Semua kader IPM memiliki potensi daya kreatif, namun tidak semua kader mampu untuk
mengeluarkan daya-daya kreatifitas yang ada dalam benaknya. Seolah-olah ada sesuatu yang
menutupinya dan menghalanginya untuk keluar. Daya kreatif tersebut seperti terpenjara
dalam suatu ruangan yang tertutup bahkan cahaya pun tak dapat masuk kedalamnya. Oleh
sebab itu, daya kreatif harus dibebaskan sehingga dapat keluar dan menghirup udara segar.
Hal ini lah yang disebut liberalisasi kreatifitas kader IPM.
Buku "Demi Pena" karya Azaki Khoirudin yang menjelaskan Sejarah dan Dinamika IPM 1961-
2016 menyatakan bahwa gerak langkah, karakter bahkan ideologi IPM dipengaruhi oleh
"rezim intelektual" yang memiliki kewenangan dalam perumusan materi permusyawaratan.
Adanya elit intelektual ini lebih baik dibandingkan elit politik di IPM. Namun impian
sebenarnya adalah IPM harus memiliki "elit politik yang ber intelektual". Semua anggota IPM
memiliki potensi politik, karena tanpa potensi tersebut mustahil bisa menduduki kursi
kepemimpinan. Agar impian tersebut tercapai dibutuhkan sebuah forum musyawarah yang
berkualitas. Sebuah forum yang diramaikan oleh kritik yang membangun untuk perbaikan
pimpinan.
Kreativitas Kader harus menjadi pondasi kader IPM dalam memainkan forum
permusyawaratan. Kreativitas yang didukung dengan wawasan yang luas dan rasional akan
mengurangi tekanan psikologis (seperti kebosanan, kebingungan) dalam forum sehingga
tercipta forum yang mencerdaskan.
Membahas terkait isi materi yang diusung dalam Musycab IPM Babat ini, tidak afdhol apabila
tidak melihat kebijakan IPM (PP, PW, PD) dalam membangun karater pergerakannya. IPM
Babat harus konsisten dalam mengawal agenda aksi yang diputuskan dalam Muktamar,
Tanwir, Musywil IPM Jawa Timur dan Musyda IPM Lamongan sehingga menciptakan gerakan
IPM yang kuat dan berkesinambungan dari tingkat pusat sampai ranting, yang disesuaikan
dengan potensi yang dimiliki oleh kader IPM Babat. IPM Babat harus memiliki wawasan
kedepan dalam membangun gerakan yang kreatif yang berpengaruh terhadap lingkungan
sekitar sebagai penerus perjuangan Muhammadiyah
Diharapkan Tema Musycab bisa menjadi semangat yang diusung oleh para kader. Sehingga
gerakan politik IPM Babat akan bernuansa berkeilmuan yang dibuktikan dengan karya nyata.
Seperti inilah seharusnya wujud IPM Babat selanjutnya, wujud yang bermartabat dan
menjunjung tinggi keilmuan serta progressif dalam gerakannya kedepan.
Alur logika materi Msycab IPM Babat dibuat untuk memfasilitasi diskursus bagi
periode kepemimpinan IPM 2019 – 2021. Alur logika materi Muktamar XXI IPM
dengan demikian tidak saja menyangkut dengan kepentingan Musycab, melainkan
juga berkaitan dengan keseluruhan rancangan besar arah kebijakan PC IPM Babat
selama 2018 – 2020. Segala yang tergambar pada bagan alur logika materi
merupakan dasar dari pembahasan materi secara keseluruhan. Cara membaca alur
logika materi adalah sebagai berikut:
- Ideologi Muhammadiyah
Sistem Perkaderan IPM, Pedoman Terpadu Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang
memuat hal ideologis samapi dengan hal-hal teknis, memuat bangunan utuh Ikatan
Pelajar Muhammadiyah. Dalam panduan ini IPM memberikan arahan dari Idelogi
dasar IPM Yaitu Tauhid samai dengan Implementasi dari nilainilai Ketauhidan..Selain
itu Ideologi Muhammadiyah juga diarahkan daalam setiap jenang Perkaderan Formal
IPM yaitu Taruna Melati, mulai dari Ideologi dasar Muhammadiyah sampai dengan
Implementasi dari Manhaj Gerakan IPM. Ini membuktikan yang selama ini berjalan di
IPM adalah kekuatan Internal dibidang Ideologi.
- Administrasi tertata
Administrasi IPM cenderung lebih tertata, dibuktikan dengan adanya pedoman
Adminstrasi Ikatan Pelajar Muhammadiah, maka bentuk pembukuan kegiatan IPM
baik itu bersifat persuratan mapun dokumendokuman lainnya tertata secara rapih dan
bersifat periodik.
Seiring dengan era yang semuanya serba canggih, perkembangan ilmu dan teknologi
terutama teknologi informasi turut bertambah cepat. Teknologi informasi melesat jauh
melebihi bidang lainnya. Faktor penentunya antara lain globalisasi informasi, yaitu
penyebaran akses dan produksi informasi ke seluruh dunia. Informasi sekarang dapat
diakses oleh siapa saja dan di mana saja. Saat ini, hampir semua lapisan masyarakat
mulai dari orang tua, anak muda, hingga anak SD sudah tidak asing lagi dengan
keberadaan internet. Keberadaan internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan
dalam kehidupan masyarakat bahkan cenderung menjadi gaya hidup bagi sebagian
orang. Hal tersebut turut menjadi salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
melihat simbiosis antara pemuda dan teknologi informasi berupa internet.
B. DREAM (mimpi apa yang dibangun oleh IPM Babat untuk periode 2019 –
2021) :
DREAM berkaitan dengan apa yang diimpikan oleh organisasi. Dream adalah visi dan
atau misi yang ditentukan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu. berdasarkan
pada tahapan kebijakan, mimpi utama IPM Babat pada periode 2019 –2021 tidak akan
terlepas pada VISI besar IPM 2024 yaitu “membumikan Gerakan Pelajar
Berkemajuan dengan Menjadikan IPM sebagai Rumah Minat dan bakat Pelajar
Indonesia disertai nilai – nilai ajaran Islam sebagai komponen Masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya”.
Berkaitan dengan strategi apa yang dibutuhkan agar destiny mampu berjalan maksimal.
Delivery juga berkaitan dengan upaya mendampingi proses penerapan rancangan strategi,
hingga mengevaluasinya demi menciptakan gerakan IPM yang kuat dan berkesinambungan
dari tingkat pusat sampai ranting, yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh kader
IPM Babat. Sehingga gerakan IPM Babat akan bernuansa berkeilmuan yang dibuktikan dengan
karya nyata. Seperti inilah seharusnya wujud IPM Babat selanjutnya, wujud yang bermartabat
dan menjunjung tinggi keilmuan serta progressif dalam gerakannya kedepan.
a, Penguatan Jaringan
Dengan tumbuhnya gerakan IPM, pengembangan media, serta besarnya potensi
jaringan internal IPM dan Muhammadiyah dapat dijadikan sebagai jalur utama IPM
dalam menjalin hubungan – hubungan kerjasama dengan berbagai pihak baik itu
didalam Muhammadiyah maupun organisasi, komunitas pelajar lain, serta
pemerintahan.
b, Pendampingan Gerakan
IPM harus mendampingi proses untuk mewujudkan visi gerakan ilmu melalui program-
program yang telah dirancang dan sedang digerakkan. PC IPM Babat wajib mendampingi
perkembangan Gerakan secara internal juga di Pimpinan Ranting
AGENDA AKSI
Agenda Aksi yang ditawarkan disini merupakan bentuk interpretasi aplikatif di tataran cabang
maupun ranting untuk mengawal dan menyukseskan tujuan dan Gerakan IPM. Agenda Aksi
coba disusun dengan melihat cita-cita gerakan (idea), kondisi basis massa atau kajian
sosiologis (realitas), dan arah dari strategi gerakan yang direncanakan. Agenda Aksi secara
detail akan diuraikan sebagai berikut:
• Tujuan
- Melakukan upaya pencerdasan bagi kader IPM khususnya dan pelajar umumnya.
- Mengenalkan dan membumikan tradisi literasi dalam ikatan.
- Mewujudkan tradisi baca tulis di kalangan pelajar.
- Membentuk pelajar yang berwawasan luas dan berkemajuan.
• Pengorganisasian Aksi
- Perpustakaan Keliling
Pengadaan ruang baca baik di tempat strategis atau di tempat berkumpul kader IPM sebagai
upaya mendekatkan buku dengan pembaca yang diawali dengan pembacaan ayat suci
alquran sebanyak satu halaman. Sehingga dari aktivitas tersebut dapat meningkatkan minat
baca pelajar.
- Literasi Modern
Sederhanya program ini diarahkan untuk fokus dalam aktivitas-aktivitas literasi yang
mengikuti perkembangan zaman, Literasi zaman now. Pelajar Muhammadiyah pada
khususnya mampu mengekspresikan kemampuan literasinya di era milenial kali ini.
Aktivitas yang dapat dilaksanakan dalam program Literasi Modern antara lain :
1. Diskusi online media sosial
2. Aktivasi blog dan youtube channel IPM Babat
3. Buletin online tiap bulan
4. Poster Dakwah Online (kampanye isu literasi, ekologi, pendampingan teman sebaya,
kemandirian pelajar)
• Konsep Dasar
Membangun aktivitas kewirausahaan di IPM yang bukan hanya berorientasi pada “self
profit”, tetapi juga memberdayakan lingkungan sekitar dan memberi dampak sosial yang
baik dari aktivitas kewirausahaan tersebut.
Tujuan
- Melakukan upaya pemberdayaan bagi kader IPM khususnya dan pelajar umumnya.
- Membangun kemandirian ikatan khususnya dan pelajar umumnya.
- Mengupayakan aktivitas yang memiliki dampak sosial yang positif melalui
kewirausahaan.
• Pengorganisasian Aksi
b. Advokasi Media
Dewasa ini sering terjadi berbagai tragedi-tragedi yang mengusik sisi kemanusiaan, dimana
banyak pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Bullying, intoleransi, pelecehan sexual dan
berbagai tragedi lainnya menjadi suatu hal yang harus dibela, begitu juga oleh para Pelajar.
Nalar kritis pelajar harus peka dengan berbagai tragedi tersebut, namun aksi pembelaan yang
dilakukan harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki pelajar, bukan hanya suatu aksi
reaksioner semata yang tidak berpengaruh apapun. Pembelaan dapat dilakukan dengan
program edukasi melalui media sosial.
e. IPM Mengajar
Upaya memberikan pembelajaran bagi lingkungan sekitar sebagai model pembedayaan
pelajar. Misal mengajar TPQ, memberikan pelatihan kerajinan kepada siswa SD / MI dan lain
sebagainya.
• Tujuan
• Pengorganisasian Aksi
a. Menyelenggarakan Kajian rutin bertemakan Lingkungan hidup
b. Kampanye peduli lingkungan kepada jejaring yang dimiliki serta melalui social media
IPM
c. Menyelenggarakan kegatan beriorientasi ramah lingkungan, memilimalisir sampah
plastic dalam kegiatan IPM
d. Untuk tahap seperti ranting diadakan kegatan bersih-bersih desa / sekolah, pengelolaan
Limbah botol, kertas sisa yang sudah tidak terpakai atau koran bekas, kain perca, daun-
daun serta lainnya sebagainya, serta penaman bibit di lingkungan sekolah dan desa.
Meminjam definisi kesadaran dari Paulo freire yang membagi kesadaran menjadi tiga bagian
yaitu; kesadaran magis (magical consciousness), kesadaran naif (naival consciousness) dan
kesadaran kritis (critical consciousness). Kesadaran magis lebih diartikan sebagai sebuah
kesadaran tanpa daya analisis atas suatu realitas. Sedangkan kesadaran naif merupakan
kesadaran yang lebih bersifat manusiawi sebagai akar penyebab akar permasalahan di
masyarakat. Sedangkan kesadaran kritislebih melihat struktur dan sistem sebagai sumber
masalah.
Berbicara mengenai kesadaran yang dimiliki oleh Ikatan pelajar Muhammadiyah, memang
IPM sudah memiliki kesadaran kritis yang luar biasa dalam menangkap berbagai realitas yang
ada. Namun hal itu hanya berlaku bagi para elit intelektual saja. Secara komunal, basis masa
IPM yang notabene merupakan siswa sekolah menengah perlu pendidikan terkait kesadaran
kritis karena basis masa IPM sering terjebak oleh kesadaran magis dan kesadaran naif yang
mengekang pola pikir pelajar Muhammadiyah.
Sering kali kita sebagai pelajar Muhammadiyah tidak sadar akan pentingnya
multikulturalisme. Tidak sadar bahwa kita hidup di atas keragaman suku, ras, bangsadan
agama. Sehingga kesadaran multikulturalistik sangat diperlukan untuk menyokong persatuan
dan kesatuan sebagai sesama manusia.
Berawal dari kesadaran bahwa selayaknya IPM mulai merambah dunia global, menjadi
sebuah spirit untuk menggali ulang makna paradigma IPM. Paradigma Gerakan Pelajar
Berkemajuan yang terilhami dari pandangan Islam Berkemajuan Muhammadiyah yang
diuraikan sebagai berikut:
Selain itu, gagasan kosmopolitanisme IPM ini perlu dipahami, dikembangkan dan
dikampanyekan guna menyiapkan modal untuk tujuan pada Musyawarah Wilayah IPM Jawa
Timur selanjutnya. Isu Global yang menjadi pekerjaan rumah di musyawarah dua tahun
mendatang harus dipersiapkan dari sekarang. Singkatnya masa menjabat yang menjadi realita
pimpinan IPM harus dibarengi dengan pergerakan dan kinerja IPM yang progresif dan cepat.
PC IPM BABAT
B. Hirarki Kebijakan
1. PP IPM
a. Penentu kebijakan organisasi secara nasional.
b. Melakukan kordinasi dengan PW IPM se-Indonesia.
c. Melakukan kerja-kerja dalam lingkup menggagas nilai-nilai baru dan
penguatan kapasitas kader IPM secara Nasional.
2. PW IPM
a. Menerjemahkan kebijakan-kebijakan Muktamar atau kebijakan yang telah
diputuskan oleh PP IPM di tingkat wilayahnya.
b. Menyosialisasikan keputusan-keputusan PP IPM atau keputusan bersama di
tingkat wilayah.
c. Mengatur kebijakan-kebijakan strategis dalam lingkup wilayahnya.
d. Melakukan kordinasi dengan PP IPM dan konsolidasi dengan PD IPM.
3. PD IPM
4. PC IPM
a. Melakukan aksi-aksi rill yang telah menjadi keputusan Muktamar dan
keputusan Musyawarah di atasnya.
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung tertuju dan bermanfaat bagi
kalangan pelajar.
5. PR IPM
a. Mengkaji dan Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan musyawarah diatasnya.
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan konkrit ditingkat ranting.
C. Kebijakan Bidang-Bidang
Bidang ini diarahkan kepada minat dan bakat pelajar serta sebagai bentukapresiasi
terhadap seni dan budaya yang tentunya masih dalam syariat islam. Arah
programnya meliputi:
a. Mengapresiasi dan mengangkat potensi seni, budaya, dan olahraga pelajar
agar mampu bersaing di kancah yang lebih luas
b. Pemanfaatan seni budaya lokal sebagai media dakwah kultural
c. Membuat kegiatan kesenian, kebudayaan dan olahraga yang bertemakan
ekologi, literasi, kewirausahaan dan pendampingan teman sebaya
8. Bidang Advokasi
Bidang ini diarahkan sebagai pembelaan, pendampinga, penyadaran dan
pemberdayaan terhadap hak-hak dan kewajiban pelajar. Program bidang ini dapat
diarahkan pada: