Anda di halaman 1dari 2

a.

Lestopirosis
 Kasus Suspek
Demam akut dengan atau tanpa sakit kepala disertai :
‐ Nyeri otot
‐ Lemah (Malaise) dengan atau tanpa,
‐ Conjungtivalsuffusion (mata merah tanpa eksudat)
Kasus suspek dengan minimal 2 gejala/tanda klinis dibawah ini:
• Nyeri betis • Ikterus • Oliguria/anuria • Manifestasi perdarahan • Sesak nafas • Aritmia
jantung • Batuk dengan atau tanpa hemoptisis • Ruam kulit
‐ Kasus suspek dengan RDT (untuk mendeteksi IgM anti Leptospira) positif, atau
‐ Kasus suspek dengan 3 dari gambaran laboratorium dibawah ini:
• Trombositopenia 80% • Kenaikan bilirubin total > 2gr%, atau amilase atau CPK •
Pemeriksaan urine proteinuria dan/atau hematuria
 Upaya pencegahan terhadap penyakit Leptospirosis dengan cara sebagai berikut :
(kemenkes: 2018;50)
a) Melakukan kebersihan individu dan sanitasi lingkungan antara lain mencuci kaki, tangan
dan bagian tubuh lainnya setelah bekerja disawah.
b) Pembersihan tempat penyimpanan air dan kolam renang.
c) Pendidikan kesehatan tentang bahaya, cara penularan penyakit dengan melindungi
pekerja beresiko tinggi dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan, vaksinasi
terhadap hewan peliharaan dan hewan ternak.
d) Pemeliharaan hewan yang baik untuk menghindari urine hewan-hewan tersebut
terhadapmasyarakat.
e) Sanitasi lingkungan dengan membersihkan tempat-tempat habitat sarang tikus.
f) Pemberantasan rodent bila kondisi memungkinkan
b. Diare
 Pencegahan
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan melalui
lima langkah tuntaskan diare ( LINTAS Diare).
2. Meningkatkan tata laksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar.
3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare.
4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi. (buletin, kemenkes RI)
https://www.google.com/search?q=pencegAHAn+diAre&oq=pencegAHAn+diAre&aqs=chr
ome..69i57j35i39j0l4.7915j1j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#
c. Kolera
 Seseorang dicurigai kolera apabila : Seseorang dicurigai kolera apabila :
Penderita berumur >5 tahun menjadi dehidrasi berat karena diare akut secara tiba-tiba
(biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian beras, tanpa rasa sakit
perut (mulas); atau 2) Setiap penderita diare akut berumur >2 tahun di daerah yang
terjangkit KLB Kolera. 3) Kasus kolera ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium
 Upaya pencegahan dilakukan sesuai dengan hasil penyelidikan terhadap populasi berisiko
dan faktor risikonya. Secara umum, pada KLB kolera pemberian antibiotika pada penderita
dapat memutus mata rantai penularan, bersama dengan distribusi air bersih, memasak air
sebelum diminum, pemberian kaporit dan pengamanan makanan. (kemenkes: 2018;149)
d. Hepatitis A
Telah dilakukan penapisan daerah sejak tahun 1992, imunisasi yang sudah masuk dalam
program nasional, menghindari faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penularan.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hepatitis.pdf
e. Hepatitis E
Lakukan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat,
serta kebersihan lingkungan. (kemenkes: 2018;149) Menjaga kebersihan lingkungan,
terutama kebersihan makanan dan minuman (infodatin:2014; 2)
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hepatitis.pdf
f. disentri
Mengenai cara mencegah penyakit disentri sudah cukup karena mengatakan mencuci tangan
sebelum memegang makanan, mencuci tangan dengan menggunakan sabun, mencuci tangan
setelah bab dan buang air kecil.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1113/1721

Anda mungkin juga menyukai