Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan hal sangat penting, sehingga tidaklah mengherankan


bahwa banyak orang ataupun ahli yang membicarakan masalah belajar. Hampir
semua pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku manusia dibentuk, diubah dan
berkembang melalui belajar. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana dan
kapan saja, di rumah, di sekolah, di pasar, di toko, di masyarakat luas, pagi, sore,
dan malam. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa belajar merupakan masalah
bagi setiap manusia.

Dalam kegiatan sehari-hari baik secara disadari atau tidak, kita pasti
mengalami sebuah kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari
lingkungan sekitar. Belajar mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi semakin
baik. Anak-anak kecil pun belajar bagaimana cara mereka berjalan dan
berkomunikasi dengan baik. Sebagai calon pendidik, kita juga dituntut untuk
mengetahui tentang arti penting belajar. Karena belajar merupakan masalah yang
pasti dihadapi setiap orang. Oleh karena itu disini kita akan mengupas lebih dalam
dari arti kata belajar itu sendiri. Yang diharapkan nantinya akan berguna bagi kita
para calon pendidik untuk lebih memahami kegiatan belajar mengajar ini dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik kita.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan hakikat dari belajar ?


2. Apa saja jenis-jenis dan aktivitas dalam belajar ?
3. Faktor apa saja yang memengaruhi dalam belajar ?
4. Apa manfaat dari belajar ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Banyak sekali definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli tentang
masalah belajar ini, antaran lain ada 5 pengertian yaitu :

Menurut O.Whittaker, belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku


ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
a. Menurut Cronbach, belajar adalah sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
b. Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
c. Menurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
d. Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,
yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya.

Jadi dari beberapa pengertian belajar diatas maka dapat disimpulkan


bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar, jadi masalah belajar ini sangat penting dalam
kehidupan kita.

B. Hakikat Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri sendiri, baik
dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap
dan nilai yang positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadi proses
interaksi antara orang yang melakukan kegiatan yang belajar yaitu

2
siswa/mahasiswa dengan sumber belajar, baik berupa manusia yang berfungsi
sebagai fasilitator yaitu guru/dosen maupun yang berupa nonmanusia.

Hakikat belajar adalah hal yang penting dikemukakan dalam pembahasan


ini karena belajar merupakan bagian penting untuk diketahui secara pegangan
dalam memahami secara mendalam masalah belajar. Dari sejumlah pengertian
belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk dibahas pada
bagian ini, yakni kata perubahan. Ketika kata perubahan dibicarakan dan
dipermasalahkan, maka pembicaraan sudah menyangkut permasalahan mendasar
dari masalah belajar. Apa pun formasi dan kalimat yang dirangkai oleh para ahli
untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya tidak lain adalah masalah
perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar.

Para ahli mengemukakan pengertian belajar dengan persamaan dan


perbedaan pada unsur-unsur kata dan kalimat para ahli boleh jadi tidak
meletakkan kata perubahan secara nyata dalam pengertian belajar, namun
sebenarnya secara tersirat mengandung makna perubahan, perubahan yang
dimaksudkan tentu saja perubahan yang disesuaikan dengan perubahan yang
dikehendaki oleh pengertian belajar (Wahab, 2006).

C. Jenis-Jenis Belajar
Belajar selain memiliki ciri-ciri belajar di atas juga memiliki jenis-jenis
belajar, adapun jenis-jenis belajar tersebut terbagi menjadi 7 bagian yaitu :

1. Belajar Arti Kata-Kata


Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkapi arti
yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu
kata sudah dikenal. Tetapi belum tahu artinya. Setiap pelajar atau
mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahui.
Tanpa hal ini maka sukar menggunakannya. Kalaupun dapat
menggunakannya, tak urung ditemukan kesalahan penggunaannya.
Mengerti arti kata-kata merupakan dasar penting.
2. Belajar Kognitif
Dalam belajar kognitif, objek-objek yang ditanggapi tidak bersifat
materil, tetapi juga bersifat tidak materil. Bila objek materil maupun
tidak materil telah dimiliki, maka seseorang telah mempunyai alam
pikiran kognitif. Itu berarti semakin banyak pikiran dan gagasan yang
dimiliki seseorang, semakin luasnya dalam pikiran kognitif orang itu.

3
Belajar kognitif penting dalam belajar, seseorang tidak bisa
melepaskan diri dari belajar kognitif.
3. Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di
dalam ingatan, sehingga dapat memproduksikan (ingatan) kembali
secara harfiah. Sesuai dengan materi yang asli. Dalam menghafal ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan, yaitu mengenai tujuan,
pengertian, perhatian dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal
dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan
menjadi tidak terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur,
menghafal tanpa perhatian menjadi kacau, dan menghafal tanpa
ingatan sia-sia.
4. Belajar Berfikir
Belajar berfikir sangat diperlukan selama belajar di sekolah atau
perguruan tinggi. Masalah dalam belajar terkadang ada yang harus
dipecahkan sendiri, tanpa bantuan orang lain. Pemecahan atas masalah
itulah yang memerlukan pemikiran.
5. Belajar Kaidah
Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual, yang
dikemukakan oleh gagne, belajar kaidah adalah bila dua konsep atau
lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang
mempresentasikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari
suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep. Kaidah
adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah
merupakan suatu representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup
dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
6. Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah
ospek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang mempunyai
konsep mampu mengatakan abstraksi terhadap objek-objek yang
dihadapi, sehingga objek ditempatkan pada golongan tertentu. Konsep
dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan,
konsep konrket adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek
dalam lingkungan fisik. Sedangkan konsep yang didefinisikan adalah
mewakili realitas lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak
berbadan.

4
7. Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk membentuk kemampuan
menciptkan dan memperkaya keindahan dalam berbagai bidang
kesenian. Belajar ini mencakup fakta, seperti nama mosaz sebagai
pengubah musik klasik (Djamarah, 2011).

D. Aktivitas-Aktivitas Belajar
Dalam proses belajar mengajar kita akan melakukan beberapa kegiatan
atau aktivitas-aktivitasnya, yang mana aktivitas-aktivitas belajar tersebut adalah :

1. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang yang
belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang
guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau
mahasiswi diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan.
Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. Aktivitas belajar
dengan mendengarkan, seseorang dituntut untuk memerhatikan dan
mendengarkan dengan baik karena situasi ini memerikan kesempatan
kepada seseorang untuk belajar. Akan tetapi, diakui memang bahwa
aktivitas mendengarkan bukan satu-satunya aktivitas belajar yang
tepat, karena aktivitas belajar tidak hanya dilakukan dengan
mendengar saja, aktifitas belajar ini sangat terbatas golongan
tunarungu.
2. Memandang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita pandang,
akan tetapi tidak semua pandangan penglihatan kita adalah aktivitas
belajar. Memandang alam sekitar kita juga termasuk sekolah dengan
segala aktivitasnya merupakan objek-objek yang memberikan
kesempatan untuk belajar. Dalam pendidkan, aktivitas memandang
termasuk dalam kategori aktivitas belajar.
3. Meraba, Membau, dan Mencicipi atau Mengecap
Aktivitas meraba, membau, mencicipi, dan mengecap adalah indra
manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk untuk kepentingan
belajar. Artinya aktivitas meraba, membau, mengecap dapat
memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Akan tetapi,
aktivitasnya itu harus disadari oleh satu tujuan. Oleh karena itu,
aktivitas belajar di atas dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas

5
tersebut didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan
dengan menggunakan situasi tertentu untuk perubahan tingkah laku.
4. Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat
merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Akan tetapi, tidak setiap
mencatat adalah belajar. Dalam aktivitas mencatat juga tidak sekadar
mencatat, tetapi mencatat yang dapat menunjang pencapaian tujuan
belajar.
5. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan
selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar
adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan maka membaca adalah
jalan menuju pintu ilmu pengetahuan (Winataputra, 2006).

Dari aktivitas-aktivitas belajar di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas


dalam belajar itu merupakan suatu kegiatan yang kita jalani dalam proses belajar
mengajar berlangsung.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi :

A. Faktor Fisiologis
- Keadaaan tonus jasmani
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena
itu, keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar,
maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
- Keadaaan fungsi jasmani/fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada
tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama

6
pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses
belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi
yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat
mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam
aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru
maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara
preventif maupun yang bersifat kuratif, dengan menyediakan
sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
B. Faktor Psikologis
- Kecerdasan/Intelegensi Siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi
juga organ-organ tubuh yang lain. Namun, bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan organ lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai
pengendali tertingi (exevutive control) dari hampir seluruh aktivitas
manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu,
semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh
karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru,
orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang
penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan
dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap
calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat
memahami tingkat kecerdasan siswanya.
- Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,
mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.

7
Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan
dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
- Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegiatan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer
dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai
faktor internal lainya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan,
motivasi, dan kebutuhan.
- Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa
kecendrungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk
mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru
sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang
terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian
sebagai orang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada
muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya
dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan
siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri
siswa.
- Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang. Berkaitan dengan belajar, (Salvin,
1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang
dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat
adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka
bakat itu akan mendukung proses belajarnya, sehingga
kemungkinan besar ia akan berhasil (Khadijah, 2006).

8
2. Faktor-Faktor Eksternal

A. Lingkungan Sosial
- Lingkungan Sosial Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa akan kumuh,
banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi
aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat
belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
- Lingkungan Sosial Keluarga
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga, orang tua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
- Lingkungan Sosial Sekolah
Seperti gutu, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baik di sekolah. Maka para pendidik, orang tua,
dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki
oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan
mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksakan anak
untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
B. Lingkungan Nonsosial
- Lingkungan Alamiyah
Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut
merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktifitas belajar
siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung,
proses belajar siswa akan terhambat.

9
- Faktor instrumental
Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware (perangkat keras), seperti gedung sekolah, alat-
alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan lain
sebagainya. Kedua, software (perangkat lunak), seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan
lain sebagainya.

F. Manfaat Belajar
Jika kita bertanya apa saja manfaat dari belajar itu, maka jawabannya
sungguh banyak. Dengan belajar kita bisa mendapatkan sebuah ilmu. Kita tahu
bahwa ilmu itu sangat sulit didapatkan jika tidak ada kemauan dari seseorang itu
sendiri. Namun disisi lain ilmu juga mempunyai sebuah keistimewaan, apa itu ?
ketika ilmu sudah menempat dihati seseorang, ia akan membuat orang tersebut
menjadi mulia dimata manusia, membuat rendah hati bagi pemiliknya, jauh dari
sifat kesombongan, dekat dengan sifat ketaqwaan, membuat seseorang tersebut
merasa cinta dengan penciptanya. Dengan ilmu tersebut seseorang akan diangkat
derajatnya diatas segala manusia, menjadikan dia seseoarang yang berakhlaq baik
lagi mulia.

Belajar manfaatnya juga bisa mengasah kemampuan, mengangkat


kejahilan menjadi sebuah pengetahuan, membuat seseorang yang dulunya bodoh
menjadi pintar, yang dulunya malas menjadi rajin, yang dulunya sombong
menjadi rendah hati, dan masih banyak lainnya sebagaimana yang telah kita
ketahui.

10
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Belajar itu merupakan proses dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan
mengikut sertakan pancaindra mulai dari mata untuk melihat, telinga untuk
mendengar, mulut untuk berbicara, tangan untuk menulis dan otak untuk
tempat berfikir. Kehidupan menuntut seseorang agar selalu mau belajar dan
belajar agar ia bisa mengetahui sejauh mana kemampuan dan potensi dirinya.
Sehingga dengan belajar itu sendiri bisa menghasilkan suatu bakat yang baik
yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Referensi
- Makalah ini dikutip dari buku berjudul ‘PSIKOLOGI BELAJAR’
- Oleh pengarang ‘Drs. Rohmalina Wahab, M.Pd.I
- Pengambilan materinya pada halaman 17-26

11
DAFTAR PUSTAKA

Wahab, Rohmalina .2016. Psikologi Belajar. Jakarta. Rajawali Pers.

12

Anda mungkin juga menyukai