Anda di halaman 1dari 25

https://chem.libretexts.

org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Supple
mental_Modules_(Analytical_Chemistry)/Analytical_Sciences_Digita
l_Library/JASDL/Courseware/Analytical_Electrochemistry%3A_Pot
entiometry/03_Potentiometric_Theory/04_Reference_Electrodes

Elektroda referensi Calomel terdiri dari merkuri yang bersentuhan


dengan larutan yang ada jenuh dengan merkuri (I) klorida (calomel)
dan itu juga mengandung konsentrasi yang diketahui potasium
klorida. Setengah sel Calomel dapat direpresentasikan sebagai
berikut: di mana x mewakili konsentrasi molar kalium klorida dalam
larutan. Potensi elektroda untuk setengah sel ini ditentukan oleh
reaksi dan tergantung pada konsentrasi klorida. Jadi, konsentrasi KCl
harus ditentukan dalam menggambarkan elektroda. "jenuh" dalam
jenuh elektroda calomel mengacu pada Konsentrasi KCl dan tidak
konsentrasi kalomel. Semua elektroda calomel jenuh dengan Hg2Cl2
(calomel).
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karuani-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Pemicu II Potensiometri
Kimia Analitik ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas PBL Kimia Analitik dan juga sebagai media pembelajaran yang mandiri untuk dapat
lebih memahami topik mengenai Potensiometri beserta isu-isu yang biasa kami hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam proses penulisan makalah ini, kami menemui banyak kesulitan. Namun, berkat
bantuan dan bimbingan berbagai pihak, makalah ini akhirnya dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan kepada:

1. Dr. Dianursanti, S.T., M.T. selaku fasilitator dan pembimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman kelompok 11 yang selalu kompak walaupun dihadapkan oleh
situasi yang sesulit apapun itu.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu
Selain itu, kami juga menyadari bahwa baik dalam segi sistematika penyusunan
maupun materi yang dipaparkan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
berharap agar adanya kritik dan saran yang sekiranya dapat membantu kami untuk perbaikan
di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Depok, 15 Oktober 2013

Kelompok 11
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................1

DAFTAR GAMBAR, TABEL DAN GRAFIK...............................................................................1

BAB I: PENDAHULUAN ...............................................................................................................2

BAB II: JAWABAN PEMICU ........................................................................................................4

BAB III: KESIMPULAN ..............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................20

DAFTAR GAMBAR, TABEL DAN GRAFIK

Gambar 1. Arsen .............................................................................................................................4


Gambar 2. Merkuri...........................................................................................................................4

Gambar 3. Timbal ............................................................................................................................5

Gambar 4. Kadmium ........................................................................................................................5


Gambar 5. Kromium ........................................................................................................................5
Gambar 6. ISE dan pengukur tegangan sel ......................................................................................6
Gambar 7. Beberapa jenis ISE dan struktur membrannya ...............................................................7
Gambar 8. Potensiometri .................................................................................................................8

Tabel 1. Data Topik 6 ....................................................................................................................15

Grafik 1. Kurva Kalibrasi (logV vs Tegangan sel) ........................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Costume Jewelry atau perhiasan palsu adalah pengganti perhiasan asli untuk
wanita yang berharga murah. Costume Jewelry tidak hanya digemari oleh wanita saja,
tetapi juga oleh anak anak kecil terutama balita, pasalnya ukuran perhiasan yang besar
dan tak kalah berkilau dibandingkan perhiasan bahan asli membuat anak anak
semakin tertarik untuk memainkannya dan memasukkannya ke mulut.

Akan tetapi, Costume Jewelry ini ternyata mengandung logam-logam


berbahaya untuk tubuh balita seperti kromium (Cr), cadmium (Cd), dsb. yang
melebihi dari batas kandungan dalam perhiasan tersebut. Tentunya walaupun jumlah
logam berbahaya yang terkandung didalamnya masih dalam jumlah sedikit, pasti
logam berbahaya tersebut akan memberikan efek negatif terhadap tubuh walaupun
dalam konsentrasi yang kecil.

Untuk mendeteksi keberadaan logam berbahaya pada perhiasan, tentunya


dengan metode analisis sederhana seperti titimetri tidak valid untuk digunakan karena
sensitivitasnya terhadap konsentrasi zat kecil. Akan tetapi dengan metode analisis
elektrokimia, terutama metode potensiometri, keberadaan logam berbahaya dapat
terdeteksi dengan akurat walaupun konsentrasi logam sangat kecil, bahkan metode ini
dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ion logam berbahaya ketika sudah
termakan dan mengalir kedalam darah kita.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dasar teori dan cara kerja dari metode analisis elektrokimiawi,
terutama potensiometri.

2. Mengetahui fungsi dari elektroda camomel dan ISE pada metode


potensiometri

3. Mengetahui cara mengolah data hasil eksperimen potensiometrik dan


mengukur respons dari elektrodanya.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode analisis elektrokimiawi,
terutama potensiometri, untuk menganalisis kandungan zat tertentu

5. Mengetahui fungsi penambahan TISAB dalam potensiometri.

C. Rumusan Masalah

1. Mengetahui kegunaan dan cara kerja metode analisis potensiometri dengan


menggunakan ISE untuk mengetahui kandungan ion logam berbahaya pada darah.

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode potensiometri untuk mengetahui


kandungan ion logam berbahaya.
BAB II

JAWABAN PEMICU

1. Menurut anda mengapa penggunaan perhiasan murah diatas memiliki potensi


bahaya, jika ditinjau dari sisi jenis bahan yang digunakan?
Penggunaan perhiasan murah diatas memiliki potensi bahaya, karena perhiasan
tersebut mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi
maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan, air minum, udara bahkan melalui kontaminasi dari costume jewerly. Logam
berat seperti tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu
kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi
dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya ketika mengalami sistem
bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh mahluk hidup.
Yang termasuk logam berat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb (Am.geol. Inst., 1976). Lalu
apa bahaya dari masing-masing logam berat tersebut?

Arsen
Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah suatu zat kimia
yang ditemukan sekitar abad-13. Sebagian besar arsen di
alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa
substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air

Gambar 1. Arsen atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut
http://www.lookchem.com/Period
ic-Table/Arsenic/ National Institute for Occupational Safety and Health (1975),
arsen inorganik bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan kesehatan kronis,
terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat
bagi tubuh.
Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara
alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu
kamar berwujud cair. Logam murninya berwarna keperakan,

Gambar 2. Merkuri cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan sampai
http://www.lookchem.com/Periodic
-Table/Mercury/ suhu 3570C, Hg akan menguap. Selain untuk kegiatan
penambangan emas, logam Hg juga digunakan dalam
produksi gas klor dan soda kaustik, termometer, bahan tambal gigi dan baterai. Hg dapat
meracuni manusia dan merusak sistem saraf otak, serta menyebabkan cacat bawaan
seperti yang terjadi pada kasus Teluk Minamata, Jepang (bila dalam proporsi yang
besar).
Timbal
Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan
banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya Pb yang digunakan di industri nonpangan dan paling
banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Bahaya

Gambar 3. Timbal dari timbal ialah dapat merusak sistem saraf, mengganggu
http://www.washingtonpost.co
m/blogs/wonkblog/files/2013/0 sistem peredaran darah, ginjal dan perkembangan otak anak.
4/lead.jpg

Kadmium (Cd)

Penggunaan kadmium di perhiasan imitasi murah adalah sebagai


pengkilap, agar kuat dan dapat ditempa dalam temperatur
rendah. Harga kadmium ini sangat murah sehingga kadar
kadmium di perhiasan bisa mencapai 89-91%, dari pembatasan
yang seharusnya, yaitu 0,1%. Bahaya dari kadmium adalah
karsinogen. Dan bila dalam jangka panjang, kadmium akan

Gambar 4. Kadmium terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid yang dapat
http://images-of- menyebabkan hipertensi.
elements.com/cadmium-4.jpg
Kromium (Cr)

Kromium digunakan untuk pembuatan baja, batu bata,


pewarna dan pigmen untuk meningkatkan ketahanan logam dan
krom. Efek racun dari kromium akan timbul, jika menghirup
udara tempat kerja yang terkontaminasi, misalnya dalam
pengelasan stainless steel, pelapisan krom dan penyimakan
kulit.Bahaya yang ditimbulkan oleh krom ialah dapat merusak

Gambar 5. Kromium dan mengiritasi hidung, paru-paru lambung dan usus.


http://www.hobart.k12.in.us/k
sms/PeriodicTable/About%20
Graphics/chromium.jpg

2. Laboratorium di tempat anda memiliki sebuah PH


meter/voltemeter, titrator, dan sebuah elektroda standar kalomel jenuh serta elektroda
indikator untuk analisis zat besi. Dapatkah anda menjelaskan usulan tentang metoda
analisis elektrokimiawi untuk menentukan kandungan ion logan Cr (sebagai salah
satu logam yang sering digunakan untuk bahan baku perhiasan) pada sampel
perhiasan yang diuji. Bagaimana anda menjelaskan kepada tim yang lain, bahwa zat
krom dapat dianalisis dengan teknik analisis tersebut. Apa alasan anda memilih
teknik analisis ini dibandingkan teknik lain untuk menganalisis darah atau serum?
Metode analitis elektrokimiawi merupakan metode yang cocok untuk mendeteksi
kandungan kromium adalah metode yang cocok dibandingkan dengan metode analitis
yang lain. Metode analisis elektrokimiawi memiliki kelebihan yaitu:

a. Memiliki sensitivitas yang tinggi bahkan pada jumlah zat pada sampel dan
konsenterasi analit (ion target) yang kecil. Jika dibandingkan dengan metode
Titimetri, metode analitis elektrokimiawi memiliki sensitivitas pada konsenterasi zat
yang jauh lebih besar.
b. Alatnya relatif tidak terlalu mahal. Jika dibandingkan dengan spektroskopi, metode
analisis elektrokimiawi membutuhkan alat yang harganya lebih murah, akurasi dan
presisi dari data yang didapat pun sebanding dengan jika kita menggunakan metode
spektroskopi.
c. Mempunyai selektivitas yang tinggi, dengan metode analitis lain seperti titimetri,
respons yang didapat tidak spesifik untuk suatu zat. Lain halnya dengan metode
analisis elektrokimiawi yang memiliki selektivitas yang tinggi, respons yang
dihasilkan pasti akan menunjukan adanya ion Cr karena potensial yang diukur (jika
menggunakan metode potensiometri dengan ISE), karena membrane ion selektif dari
ISE dapat menahan ion ion lain dan membiarkan ion Cr untuk bereaksi, sehingga data
yang dihasilkan hanyalah respons dari ISE terhadap keberadaan ion Cr, bukan ion
lain.
d. Dapat dilaksanakan dengan langsung dan cepat, tidak seperti metode titimetri yang
prosesnya cenderung lama.

Gambar 6. ISE dan pengukur tegangan sel,


Metode analisis elektrokimiawi diambil
juga dari
memungkinkan kita untuk menganalisis
http://www.hach.com/SmartProbes
konsenterasi dan aktivitas dari ion-ion yang terdapat pada zat biologis, termasuk darah dan
serum nya. Dengan menggunakan ISE membran cair, ion Cr yang terkandung pada darah
dapat diketahui walaupun jika konsenterasi ion Cr sangat rendah.

Jenis ISE membrane cair yang digunakan adalah neutral-carriers electrode. Yaitu
elektroda yang menggunakan carrier netral seperti polyester siklik yang dapat menyerap ion
target secara lebih efektif dan tentunya dapat digunakan pada sampel zat biologis seperti
darah. Carrier netral yang digunakan juga tentunya berbeda untuk setiap ion target. Untuk
mendeteksi ion lithium, digunakan 14-crown-4-ether sebagai carrier netral, dan untuk
mendeteksi ion natrium, digunakan monensin sebagai carrier netral. Tentunya hal tersebut
membuktikan tingginya selektivitas dari metode ISE

Dengan menggunakan ISE, dapat dihasilkan data yang lebih akurat daripada
menggunakan metode titimetri atau penambahan reagen (seperti pendeteksi keberadaan
protein pada makanan dengan penambahan biuret) karena memiliki sensitivitas pada
konsentrasi zat yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode tersebut.
Gambar 7: Beberapa jenis ISE dan struktur membrannya, diambil dari:
http://mmadou.eng.uci.edu/classes/biomems/Biomems%204.Ion%20Selective%20Electrode.ppt

3. Bagaimana anda menjelaskan rancangan analisis ion krom dengan metode


potensiometri langsung? Lengkapi dengan informasi yang cukup jelas baik dari segi
instrumentasi maupun prinsip dasar teoritis tentang metoda analisis ini
Potensiometri merupakan salah satu metode analisis elektrokimia. Metode
tersebut dibagi ada yang berdasarkan konsentrasi ion, pH larutan, maupun aktivitas anion
dan kation. Salah satu teknik potensiometri adalah direct potentiometry atau
potensiometri langsung yang didalamnya membandingkan perbedaan potensial yang
terjadi di dalam sel.

Dari persamaan Nerst dan hasil pengukuran kedua potensial, kita dapat
menentukan konsentrasi spesi kimia dalam larutan uji dengan melihat adanya aktivitas
atau perubahan yang terjadi. Metode analisis potensiometri langsung memiliki kelebihan
diantara metode lainnya, antara lain teknik ini hanya memerlukan pengukuran potensial
sebuah indikator elektron ketika dicelupkan dalam larutan yang mengandung konsentrasi
yang tidak diketahui & diketahui dari sebuah analit, selain itu metoda ini juga tidak
merusak komposisi larutan uji. Hanya saja, untuk mendapatkan potensial yang stabil
sangat sulit apabila dilakukan pengukuran menggunakan voltmeter.

Untuk melakukan metode analisis potensiometri langsung diperlukan adanya


elektroda standar sebagai elektroda acuan, elektroda indikator sebagai elektroda
pembanding, serta voltmeter. Berikut penjelasan singkat dari ketiganya:

 Elektroda acuan
Elektroda acuan adalah elektroda yang potensial standarnya diketahui dan bernilai
konstan pada temperatur konstan selama pengukuran berlangsung. Jenis-jenis elektroda
acuan dapat berupa elektroda Ag / AgCl, elektroda kalomel jenuh, dan elektroda
hidrogen standar.
 Elektroda indikator
Elektroda indicator adalah elektroda yang potensialnya ikut berubah seiring adanya
perubahan aktivitas dalam larutan uji atau potensial dari elektroda indikator ikut
merespon setiap adanya perubahan. Elektroda indikator terbagi atas elektroda logam
(elektroda jenis pertama, elektroda jenis kedua, elektroda jenis ketiga), elektroda inert,
serta elektroda membran (elektroda kaca)
 Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur potensial listrik

Gambar 8. Potensiometri

http://www.lookchem.com/Potentiometer

Untuk rancangan analisis ion krom dengan metode potensiometri langsung,


pertama ambil sampel perhiasan yang diuji. Pada perhiasan tidak hanya mengandung ion
logam Cr. Ion tersebut hanya sebagai salah satu logam yang sering digunakan untuk
bahan baku perhiasan. Perhiasan yang akan diuji hanya dapat diambil dalam jumlah
kecil. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat menentukan instrumen yang sesuai untuk
melakukan metode potensiometri langsung. Elektroda indikator selalu dianggap sebagai
katoda dan elektroda referensi sebagai anoda.

Untuk elektroda referensi (yang akan digunakan), kita dapat menggunakan tiga
jenis elektroda yang telah disebutkan sebelumnya, namun masing-masing dari ketiga
elektroda tersebut pasti mempunyai kelebihan maupun kekurangan dalam
penggunaannya. Kita harus menyesuaikan hal tersebut dengan kebutuhan atau pilih yang
paling cocok untuk menganalisis ion logam Cr ini.

Elektroda hidrogen standar sebaiknya digunakan pada skala yang besar dan
jumlah sampel yang banyak karena elektroda ini membutuhkan tangki gas yang berat,
bertekanan tinggi dan kaku untuk beroperasi. Apabila kita menganalisis menggunakan
elektroda ini maka ada kemungkinan terbentuknya senyawa yang eksplosif (mudah
meledak) dalam proses penggunaan. Dengan demikian, elektroda hidrogen standar tidak
sesuai untuk digunakan sebagai instrumen analisis ion logam Cr.

Biasanya yang umum digunakan untuk analisis kimia skala laboratorium yaitu
elektroda kalomel dan elektroda Ag / AgCl. Namun keduanya tentu memiliki perbedaan.
Elektroda Ag/AgCl biasanya digunakan pada kisaran suhu yang lebih tinggi
dibandingkan elektroda kalomel jenuh. Untuk menganalisis ion logam Cr tidak
membutuhkan suhu tinggi. Jadi lebih baik menggunakan elektroda kalomel jenuh.
Elektroda ini memiliki beragam konsentrasi. Namun, yang biasa dijual di pasaran
menggunakan larutan KCl. Instrumen yang digunakan untuk analisis ion logam Cr ini
adalah elektroda kalomel jenuh dengan larutan KCl berada pada keadaan jenuh.
Walaupun dengan konsentrasi jenuh, elektroda jenis ini menjadi lebih peka terhadap
perubahan suhu. Elektroda kalomel jenuh juga jauh lebih mudah untuk dirangkai.
Sampel perhiasan akan dianalisis dalam laboratorium yang suhunya cenderung konstan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilihan elektroda kalomel jenuh sebagai elektroda
acuan telah sesuai dengan yang dibutuhkan.

Selanjutnya, dalam pemilihan elektroda indikator juga harus sesuai untuk metode
analisis ion logam Cr ini. Berdasarkan ke-kompleks-an komposisi larutan dalam uji
sampel perhiasan ini, tidak dianjurkan menggunakan elektroda logam jenis pertama,
elektroda jenis kedua, elektroda jenis ketiga maupun elektroda inert sebagai elektroda
indikator. Hal ini diakibatkan karena sifat keempat elektroda tersebut yang kurang
selektif. Elektroda indikator yang dibutuhkan yaitu elektroda yang tidak hanya
mereduksi kation namun juga mereduksi atau menseleksi ion-ion yang hanya
dibutuhkan. Hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi keakuratan dalam pengukuran.
Dalam hal ini, elektroda indikator yang lebih dianjurkan adalah elektroda membran
selektif ion (ISE). Pada elektroda membran, tidak ada elektron yang diberikan oleh atau
kepada membran tersebut. Sebagai gantinya, suatu membran membiarkan ion-ion jenis
tertentu menembusnya, namun melarang ion-ion lain untuk menembusnya juga.

Jadi, untuk analisis ion logam Cr dengan menggunakan metode potensiometri


langsung digunakan elektroda kalomel jenuh sebagai elektroda referensi dan elektroda
membran (ion selektif) sebagai elektroda indikator.

4. Bagaimana anda menjelaskan tentang yang anda baca di beberapa literatur bahwa
menggunakan teknik potensiometri langsung perlu penambahan senyawa penjaga
kekuatan ion dalam larutan atau TISAB (Total Ionic Strength Adjusment Buffer)
kapan tidak diperlukan TISAB dan untuk apa dilakukan teknik penambahan larutan
standar atau larutan sampel tak diketahui (standard addition atau sample addition
method)?
Larutan TISAB merupakan senyawa buffer (penjaga) yang memiliki kekuatan ion
dalam larutan untuk tingkat yang relatif tinggi, biasanya mempunyai nilai pH yang tetap,
dan pada saat yang sama dapat menghilangkan ion-ion pengganggu dari larutan sampel.

Tujuan ditambahkan TISAB pada sampel ketika dilakukan metode potensiometri


langsung adalah untuk menghilangkan perbedaan antara nilai aktivitas yang terukur
dengan konsentrasi sampel yang sebenarnya. Efek dari penambahan TISAB adalah pada
semua bagian larutan sampel akan memiliki koefisien aktivitas ion yang sama. Hal ini
disebabkan karena TISAB memiliki koefisien aktivitas ion yang sama akan tetapi
memiliki aktivitas ion yang lebih tinggi sehingga aktivitas ion sampel akan terabaikan.
Ion-ion yang berada dalam larutan TISAB tidak akan mengganggu sama sekali
proses analisis. Dengan kata lain, ion-ion yang ada merupakan ion-ion asing yang tidak
akan terukur potensial selnya sehingga TISAB dapat menghilangkan perbedaan kekuatan
ion dari 2 larutan. Perlu diingat bahwa selama kedua larutan mendapatkan perlakuan
yang sama dalam hal penambahan TISAB, konsentrasi larutan standar yang baru tidak
perlu dihitung kembali.

𝒂=𝒇×𝒄

Dengan

a = aktivitas ion sampel

f = koefisien aktivitas

c = konsentrasi ion sampel

Berdasarkan persamaan diatas, kita dapat melihat hubungan antara nilai


aktivitas ion dengan konsentrasi ion. Pada metode potensiometri, nilai yang diukur
sebenarnya adalah nilai aktivitas ion. Akan tetapi, kita lebih sering membutuhkan data
konsentrasi ion. Dengan adanya penambahan TISAB, maka nilai konsentrasi ion dapat
dianggap sama dengan nilai aktivitasnya. Penambahan TISAB dapat meningkatkan
kekuatan ionik dari larutan untuk menstabilkan kekuatan ionik. Sehingga, kita dapat
membuat korelasi linier antara logaritma dari konsentrasi yang dianalisis dengan
tegangan yang diukur sehingga meningkatkan akurasi pengukuran larutan.

Penambahan TISAB tidak selalu dibutuhkan. Kondisi-kondisi di mana tidak


diperlukan penambahan TISAB, yaitu :

a. pH tidak ekstrim. pH larutan berada antara 2-10


b. Kekuatan ion tidak terlalu tinggi, yaitu kurang dari 2 atau 3.
c. Tidak ada mobilitasi ion tertentu
d. Tidak ada suspensi bermuatan dari partikel-partikel berukuran makro atau koloid.
e. Kedua larutan sampel dan standar tidak memiliki aktivitas ion yang terlalu kecil atau
besar

Selanjutnya, untuk mencari perubahan nilai potensial yang terjadi ketika


larutan tertentu ditambahkan ke dalam larutan yang lain, kita dapat melakukannya
dengan penambahan sampel (adisi sampel) maupun dengan penambahan larutan standar
(adisi standar). Perbedaan keduanya adalah :
 Pada metode adisi standar, yang ditambahkan adalah larutan standar. Sampel berada
dalam volume yang banyak
 Pada metode adisi sampel, yang ditambahkan adalah larutan sampel (larutan yang
ingin diketahui konsentrasinya). Sehingga, larutan sampel diperlukan hanya dalam
volume kecil.

5. Bila anda menggunakan metoda sample addition pada teknik potensiometri


bagaimana anda menjelaskan cara penentuan konsentrasi besi pada sampel? Anda
membaca suatu rumus hasil penurunan untuk menentukan konsentrasi suatu ion
dengan metode sample addition adalah sebagai berikut:

𝑬𝟐 −𝑬𝟏 𝑪𝒖. 𝑽𝒖
(𝑽𝒖 + 𝑽𝒔) × 𝟏𝟎 𝒔 = 𝑽𝒔 +
𝑪𝒔

dengan

𝒂𝟐
𝑬𝒔𝒆𝒍 = 𝑺 𝒍𝒐𝒈
𝒂𝟏

dengan

Cu = konsentrasi sampel yang tidak diketahui (unknown)

Cs = konsentrasi ion dalam larutan standar

Vu = volume larutan sampel yang digunakan

Vs = volume larutan standar yang digunakan

E1 = potensial sel terukur tanpa ada larutan sampel

E2 = potensial sel terukur setelah ada tambahan larutan sampel

S = slop elektroda (yang diukur dengan menggunakan larutan standar)

a1 dan a2 = keaktifan ion yang sama dengan konsentrasinya

Bagaimana anda mendapatkan persamaan di atas?


Dalam metode adisi sampel, dilakukan penambahan larutan dengan sampel yang
akan dicari nilai konsentrasinya ke dalam larutan standar. Volume larutan standar (Vs)
lebih besar daripada volume larutan sampel (Vu).
Hubungan antara konsentrasi ion dalam larutan standar, konsentrasi ion dalam
campuran, dan potensial sel masing-masing dihubungkan sebagai berikut.

Rumus umumnya adalah :


𝒂𝟐
𝑬𝒔𝒆𝒍 = 𝑺 𝐥𝐨𝐠
𝒂𝟏
yang diubah menjadi :
𝑬𝒔𝒆𝒍 𝒂𝟐
= 𝒍𝒐𝒈
𝑺 𝒂𝟏
Sebelum pencampuran, nilai keaktifan larutan adalah a1. Setelah
pencampuran, nilai keaktifan larutan menjadi a2. Karena nilai keaktifan larutan sama
dengan konsentrasinya, maka :
𝒂𝟏 = 𝑪𝒔
sementara itu, a2 merupakan konsentrasi campuran.
𝒂𝟐 = 𝑪𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓𝒂𝒏

𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 + 𝑛𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
=
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

di mana : 𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 = 𝑪𝒔 . 𝑽𝒔

𝑛𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 = 𝐶𝑢 . 𝑉𝑢
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 + 𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑢

𝑪𝒔.𝑽𝒔+𝑪𝒖.𝑽𝒖
sehingga: 𝒂𝟐 = 𝑽𝒔+𝑽𝒖

Nilai Esel merupakan nilai perubahan potensial yang terjadi setelah dan
sebelum pencampuran, sehingga :
𝑬𝒔𝒆𝒍 = 𝑬𝟐 − 𝑬𝟏
Dengan nilai aktifitas yang sudah diketahui dari masing-masing larutan, yaitu
nilai a1 dan a2 serta nilai Esel, maka dapat disubtitusikan ke persamaan (14) sehingga
menjadi :
𝑪𝒔. 𝑽𝒔 + 𝑪𝒖. 𝑽𝒖
𝑬𝟐 − 𝑬𝟏 𝑽𝒔 + 𝑽𝒖
= 𝐥𝐨𝐠 ( )
𝑺 𝑪𝒔

𝑬𝟐 − 𝑬𝟏 𝑪𝒔. 𝑽𝒔 + 𝑪𝒖. 𝑽𝒖
= 𝐥𝐨𝐠
𝑺 (𝑽𝒔 + 𝑽𝒖)𝑪𝒔

Lalu, log pada ruas kanan dihilangkan menjadi :

𝑬𝟐 −𝑬𝟏 𝑪𝒔. 𝑽𝒔 + 𝑪𝒖. 𝑽𝒖


𝟏𝟎 𝑺 =
(𝑽𝒔 + 𝑽𝒖)𝑪𝒔
𝑬𝟐 −𝑬𝟏 𝑪𝒔. 𝑽𝒔 + 𝑪𝒖. 𝑽𝒖
(𝑽𝒔 + 𝑽𝒖). 𝟏𝟎 𝑺 =
𝑪𝒔
Kemudian ruas kanan dibagi dengan Cs, sehingga persamaannya menjadi:

𝐄𝟐 −𝐄𝟏 𝐂𝐮. 𝐕𝐮
(𝐕𝐬 + 𝐕𝐮). 𝟏𝟎 𝐒 = 𝐕𝐬 +
𝐂𝐬

Persamaan di atas terbukti.

6. Bagaimana menentukan kemiringan dari kurva kalibrasi yang merupakan ukuran


respons elektroda ion selektif yang digunakan.

Pada metode potensiometri, hubungan antara konsenterasi larutan standar dapat


dijelaskan dengan persamaan Nernst. Persamaan Nernst menyatakan bahwa berbanding
secara dengan nilai logaritmik (basis 10) dari konsenterasi larutan.

𝑹𝑻
𝑬 = 𝑬𝒐 − 𝟐. 𝟑𝟎𝟑 𝐥𝐨𝐠 𝑪
𝒏𝑭
(Persamaan Nernst)

Dengan membandingkan persamaan garis lurus dasar, 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 , nilai log C


(nilai logaritmik dari konsenterasi larutan standar) adalah x (variable bebas) , E (bacaan
pada pengukur tegangan) adalah y adalah Eo adalah sebagai konstanta c, sedangkan nilai
𝑅𝑇
−2.303 adalah nilai m, yang bisa juga disebut kemiringan atau slope dari kurva
𝑛𝐹
analitikal,dalam kasus ini yaitu kurva kalibrasi.

Dengan nilai n=1 (konstanta electron yang terlibat adalah 1 buah seperti (Na+)
nilai m adalah -59.16. Karena S hanya dipengaruhi oleh nilai R, T, n, dan F yang
merupakan konstan, akurasi dari suatu elektroda potensiometri, termasuk ISE (ION-
SELECTIVE ELECTRODES), dapat diukur dengan cara mengitung kemiringannya Pada
kasus ini, penambahan nilai logaritmik dari volume akan mengasilkan nilai slope yang
sama.. Jika nilai dari S mendekati nilai standar, maka ISE dalam kondisi yang baik dan
kurang terpengaruh oleh ion yang tidak terlibat (intervensi ion minim).

Pada kasus ini, kation pada larutan standar yang digunakan adalah Cr. Adapun
data dari penambahan volume (dalam mL), dan bacaan tegangan (dalam mV) adalah
sebagai berikut:

Volume yang ditambahkan Log V (sebanding dengan Bacaan Tegangan (mV)


(mL) Log C)
200 2.30103 -35.6
100 2 -17.8
50 1.69897 0.4
25 1.39794 16.8
12.5 1.09691 34.9
6.25 0.79588 52.8
3.125 0.49485 70.4
1.563 0.193959 89.3
0.781 -0.10735 107.1
0.391 -0.40782 125.5
0.195 -0.70997 142.9
Tabel 1: Data Topik 6

Dan grafik hubungan antara nilai logaritmik dari volume dan tegangan yang
dihasilkan dapat didapatkan persamaan Nernst dari data tersebut dengan metode regresi
linear. Dengan metode tersebut, dapat diketahui slope dari kurva kalibrasi dan akurasi
dari ISE, berikut ini adalah grafiknya:
KURVA KALIBRASI
200

150
TEGANGAN (MV)
y = -59.377x + 100.59
R² = 0.9999
100

50

0
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-50
LOG V (SEBANDING DENGAN LOG C)

Grafik 1: Kurva Kalibrasi (logV v.s. tegangan sel)

Nilai S pada ISE adalah -59.377, dengan nilai R2 adalah 0.9999 Dengan
mengansumsikan nilai n pada kasus ini adalah 1, maka presisi dari ISE pada kasus ini
mendekati sempurna karena nilai dari slope mendekati -59.16, dan pernyataan ini
didukung dengan nilai R2 yang mendekati 1, yang berarti penyimpangan yang terjadi
pada data sangat kecil.

7. Bila Anda memiliki sampel dengan konsentrasi yang relatif tinggi, metode
penambahan mana yang Anda gunakan? Standard addition atau sample addition?
Jelaskan argumentasi Anda.
Menurut kami bila sample memiliki konsentrasi relatif tinggi, maka metode yang
paling tepat untuk digunakan adalah sample addition. Alasan utama pemilihan sample
addition disbanding standard additiom pada kondisi sample berkonsentrasi tinggi adalah
keuntungan sample addition dalam segi efektifitas dan efisensinya. Pada standard
adition, engan konsentrasi larutan sampel yang tinggi, mengakibatkan penambahan
larutan standar yang lebih sedikit hanya akan berjalan efektif (mengakibatkan perubahan
potensial sel yang signifikan) apabila larutan standar memiliki konsentrasi yang relatif
tinggi juga. Penggunaan larutan standar dengan konsentrasi yang tinggi akan menambah
biaya. Sedangkan pada sample addition, karena larutan sampel memiliki kekuataan ion
yang tinggi (karena konsentrasinya yang tinggi), maka larutan tersebut akan dengan
mudah mengubah potensial sel secara signifikan. Agar kekuatan ion larutan standar tidak
berubah, maka hanya diperlukan larutan standar dengan konsentrasi yang lebih rendah.
Dengan demikian, akan menghemat biaya dan lebih efisien.
Kekurangan Standard Addition Method
Pada standard addition, langkah pertama adalah menyiapkan larutan sampel,
kemudian ditambahkan dengan larutan standar. Larutan sampel yang dibutuhkan
pada metode ini relatif lebih banyak daripada larutan sampel yang dibutuhkan pada
sample addition method. Sehingga lebih efektif dan efisien untuk menggunakan
sample addition method, karena kebutuhan akan sample yang lebih sedikit.

Kelebihan Sample Addition Method

a. Karena telah diketahui larutan sampel memiliki konsentrasi tinggi, maka hanya
diperlukan dalam jumlah sedikti. Hal ini bersesuaian dengan prosedur sample
addition method yang memang hanya memerlukan larutan sampel yang lebih sedikit
daripada larutan standar.
b. Konsentrasi sampel yang tinggi mengakibatkan hanya diperlukan penggunaan sampel
dalam jumlah rendah, sehingga dimungkinkan pengulangan sample addition mehod
berulang kali bila memiliki sampel dalam jumlah yang cukup.
c. Memungkinkan analisis lain untuk sampel, karena sampel yang digunakan sedikit,
darah dapat digunakan kembali untuk analisis lain, misalnya analisis kandungan ion
fluorin, karbon dioksida, dan sebagainya.
d. Bila dibandingkan dengan metode lainnya, pada metode adisi tidak dilakukan
penyucian elektroda. Penggantian elektroda untuk mengukur potensial sel pada
larutan standar dan sampel menghasilkan kesalahan kalibrasi yang akhirnya
menyebabkan nilai Ej tidak konstan.

Bila sampel yang ada memiliki konsentrasi yang relatif tinggi, metode
penambahan yang digunakan adalah metode adisi sampel (sample addition). Hal ini
dapat dibuktikan melalui sebuah contoh kasus. Jika kita mengambil sebuah kasus
maka akan terbukti bahwa nilai ∆E pada sample addition lebih besar dari pada nilai
∆E pada standard addition. Semakin besar perubahan nilai potensialnya, maka hasil
perhitungan yang didapatkan semakin akurat.
Penggunaan metode adisi sampel akan membuat proses berlangsung lebih
efektif dan efisien karena :
 Penggunaan sedikit sampel dapat merubah potensial sel secara signifikan.
Berbeda dengan metode standard addition, pada metode ini larutan standar
dimasukkan terlebih dahulu. Asalkan larutan standar yang dimasukkan memiliki
konsentrasi yang tidak terlalu besar, penambahan sedikit sampel dapat merubah
potensial sel secara signifikan dengan tetap mempertahankan kekuatan ion
larutan. Seperti yang telah disebutkan, larutan standar dengan konsentrasi rendah
lebih mudah diperoleh.
 Memungkinkan dilakukannya multiple sample addition. Jika digunakan metode
sample addition, penambahan sedikit sampel dapat merubah potensial sel.
Akibatnya, penambahan sampel berulang kali mungkin dilakukan. Jika hal ini
dilakukan, variasi hubungan konsentrasi larutan dan potensial sel yang
didapatkan lebih besar dan dapat diperoleh data yang lebih baik.
 Memungkinkan dilakukannya analisis lain pada sampel. Karena pada metode ini
hanya digunakan sedikit sampel, maka sampel dapat digunakan untuk analisis
lainnya yang mungkin diperlukan.

Sebaliknya, jika kita menggunakan metode adisi standar:

 Penambahan larutan standar tidak memberikan perubahan potensial sel yang


signifikan. Karena larutan sampel yang digunakan memiliki konsentrasi yang
tinggi, penambahan sedikit larutan standar hanya akan merubah sedikit potensial
sel. Perubahan yang kecil ini sulit terbaca oleh voltmeter sehingga mempersulit
analisis. Jika ingin menghasilkan perubahan potensial sel yang signifikan,
dibutuhkan konsentrasi larutan standar yang tinggi. Padahal, larutan standar
dengan konsentrasi rendah lebih murah dan mudah diperoleh.
 Dibutuhkan sampel dalam jumlah besar. Pada metode standard addition, larutan
sampel yang dimasukkan terlebih dahulu harus memiliki volume lebih besar dari
larutan standar yang ditambahkan. Biasanya, lebih mudah memperoleh larutan
standar dalam jumlah besar dibandingkan larutan sampel dalam jumlah besar.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kandungan logam kromium, kadmium, timbal, hingga arsenik pada carbon metal
tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, melalui beraneka ragam akibatnya
pada sistem di tubuh.
2. Konsentrasi dari suatu larutan dapat diketahui dengan teknik potensiometri, dengan
mempelajari perubahan potensial dari elektroda dan membandingkannya dengan
larutan yang sudah diketahui potensialnya.
3. Jenis ISE membrane adalah neutral-carriers electrode yang menggunakan carrier
netral seperti polyester siklik yang dapat menyerap ion target secara lebih efektif dan
tentunya dapat digunakan pada sampel zat biologis seperti darah.
4. Larutan TISAB merupakan senyawa buffer (penjaga) yang dapat menghilangkan ion-
ion pengganggu dari larutan sampel. Penambahan larutan TISAB pada teknik
potensiometri langsung digunakan untuk meningkatkan kekuatan ionik dari larutan
agar mencapai tingkat yang stabil.
5. Penambahan TISAB ini tidak dibutuhkan yaitu saat pH tidak ekstrim, kekuatan ion
tidak terlalu tinggi yaitu kurang dari 2 atau 3, tak ada ion bermobilitas tertentu,
suspensi bermuatan dari partikel-partikel berukuran makro atau koloid tidak ada, dan
kedua larutan sampel dan standar tidak memiliki aktifitas ion yang terlalu kecil atau
besar.
6. Konsentrasi suatu ion dapat ditentukan dengan metode sample addition, dengan
rumus
𝑬𝟐 −𝑬𝟏 𝑪 𝒖 𝑽𝒖
(𝑽𝒖 + 𝑽𝒔 )𝟏𝟎 𝑺 = 𝑽𝒔 +
𝑪𝒔
7. Metode yang lebih tepat untuk sample yang memiliki konsentrasi tinggi adalah
metode sample addition, karena ∆E pada sample addition lebih besar dari pada ∆E
pada standard addition, dan semakin besar nilai potensialnya maka data yang
didapatkan semakin akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://www.nico2000.net/datasheets/How%20ISEs%20Work.htm. Diakses pada


tanggal 13 Oktober 2013 pukul 22.30
Indrykick. Potensiometri. http://indralesman.blogspot.com/2011/06/laporan-
potensiometri.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2013 pukul 22.30.
Lesmana, Indra. Laporan Potensiometri. http://indralesman.blogspot.com/2011/06/laporan-
potensiometri.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2013 pukul 22.30.
Murphy, David. 1998. Biomedical Instrumentation..
http://www.med.mun.ca/tedhoekman/biomedel/pages/Electrod.htm#Porous%20membr
ane%20electrode. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2013 pukul 22.30.

Skoog, Douglas A., Donald M. West, dan F. James Holler. 1996. Fundamentals of Analytical
Chemistry 8th edition. Philadelphia: Saunders College Publishing.
Underwood, A.L. and R.A. Day, Jr. 1987. Quantitative Analysis 6th ed. New Jersey : Prentice
Hall.
Anonim. http://mmadou.eng.uci.edu/classes/biomems/Biomems%204.Ion%20Selective%-
20Electrode.ppt. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013 pukul 22.30
Anonim. http://www72.homepage.villanova.edu/frederick.vogt/ppt/2008/Intro_to_El-
ectroanalytical_Chemistry.ppt Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013 pukul 22.30

Anonim. http://faculty.clayton.edu/Portals/95/Imported/a-
s.clayton.edu/aagyeman/ELECTROCHEMISTRY/chapter5-4700E-Potentiometry.ppt
Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013 pukul 22.30
http://www.hach.com/SmartProbes

Anda mungkin juga menyukai