Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan rahang bawah yang menyimpang dari
bentuk standar yang diterima sebagai bentuk yang normal. Dalam menetapkan ada tidaknya
maloklusi, diagnosa dalam bidang ortodontik penting sebagai suatu studi dan interpretasi data.
Untuk menentukan diagnosis diperlukan beberapa analisis yaitu : analisis umum, analisis lokal,
analisis fungsional, analisis model, dan analisis sefalometri (Rahardjo, 2014)

Maloklusi menurut Angle diklasifikasikan menjadi 3, dikarakteristikkan dengan adanya


hubungan normal antar-lengkung rahang, yaitu Klas 1, Klas 2, dan Klas 3. (Bhalajhi ,2006)

Maloklusi dapat disebabkan karena tidak adanya keseimbangan dento-fasial, yang


kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : keturunan, kebiasaan
buruk, pertumbuhan dan perkembangan, konstitusional, fungsional, dan keadaan patologis.
Kebiasaan buruk seperti : menghisap ibu jari dan jari, mendorong –dorong lidah, lip sucking dan
menggit bibir, posture, menggit kuku dapat mengakibatkan maloklusi tergantung durasi,
frekuensi, dan intensitas. Hal ini terjadi karena ketika mengigit ibu jari secara terus menerus
dapat mendorong gigi, mempengaruhi keseimbangan tekanan lidah, dan merubah posisi gigi
(Bhalajhi ,2006).

2. Saran

Untuk menegakkan diagnosa maloklusi dibutuhkan banyak tahapan analisis seperti analisis
umum analisis lokal analisis fungsional dll, sehingga diperluka ketelitian dan ketepatan dokter
gigi agar diagnosa maloklusi tepat dan dapat segera dibuat rencana perawatannya. Karena
maloklusi bisa juga disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti contohnya menghisap ibu jari, maka
dokter gigi perlu mengedukasi pasien untuk menghilangkan kebiasaan tersebut buruk tersebut.

Daftar pustaka

Bhalajhi Sundaresa Iyyer. 2006. Orthodontics the Art and Science. 3rd Ed. New Delhi : Arya
(MEDI) Publishing House.

Rahardjo. 2014. Diagnosa Ortodontik. Surabaya : Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai