Oleh :
KRISTIANTO 10617059
JUWITA ELNOVIANTI 10617055
I GEDE DIMAS SATRIA DARMAWAN 10617047
I GUSTI AGUNG AYU DYAH P. 10617048
I PUTU VISNU GANGGA W.A 10617049
IDA AYU MAS HARINAM A. 10617050
IGRESIA MAWARDIKA 10617051
ILMA NASSANIA 10617052
ISNAINI VINA FIRDAUSI 10617053
JONATHAN FERGIE 10617054
KARTIKA CANDRASARI 10617056
KELVIN YUSUF SETIAWAN 10617057
KHAERUNNISA RUSWANDIANY P. 10617058
LAILY NUR HARIADI 10617060
1
KATA PENGANTAR
Pertama tama penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas segala rahmat-Nyalah, taufik dan hidayahnya “Makalah
Kedokteran Gigi Klinik V Skenario 5” dapat diselesaikan tanpa satu halangan pun yang
memberatkan.
Tentunya penulis tidak dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini seorang diri.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moral
maupun bantuan material. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Dosen pembimbing tutorial drg. Nur Pradana Apreliantino yang telah banyak
membantu penulisan makalah terhadap skenario 4 yang diberikan.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kempurnaan. Oleh karena itu, merupakan bagian yang sangat berarti bagi kami apabila
terdapat penambahan saran dan kritik yang bersifat membangun, guna meningkatkan
pengetahuan dan kesempurnaan tulisan ini.
Akhirnya penulis hanya mampu berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya .
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
BAB I............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan....................................................................................................................................... 5
1.3 Manfaat..................................................................................................................................... 6
1.4 Rumusan masalah................................................................................................................... 6
BAB II.......................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 7
2.1 Cara pemeriksaan pocket periodontal................................................................................ 7
2.2 Fase Perawatan Periodontal.................................................................................................. 9
2.3 Faktor penyebab penyaakit periodontal.......................................................................... 11
2.4 Tahapan diagnosis periodontal.......................................................................................... 11
2.5 Hubungan penyakit periodontal dan penyakit sistemik................................................12
2.6 Pengaruh obat antihipertensi terhadap keadaan rongga mulut..................................13
2.7 Pengelolaan penyakit periodontal pada pasien wanita..................................................14
2.8 Perawatan penderita penyakit periodontal yang disertai penyakit sistemik............15
2.9 Prognosis................................................................................................................................. 16
BAB III...................................................................................................................................... 18
PETA KONSEP...................................................................................................................... 18
BAB IV...................................................................................................................................... 19
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 19
BAB V........................................................................................................................................ 20
PENUTUP................................................................................................................................ 20
5.1 KESIMPULAN...................................................................................................................... 20
5.2 SARAN.................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi
sehingga tidak terlepas dari soketnya. Jaringan periodontal terdiri dari gingiva,
secara umum adalah sebagai satu kesatuan yang menjaga gigi agar tetap pada
kolagen pada daerah penyangga gigi, sebagai respon dari akumulasi bakteri di
yang berkolonisasi dan melekat pada permukaan gigi. Koloni bakteri tersebut akan
menjadi plak, yang dapat menyebabkan gingivitis. Apabila keadaan itu terus
akan mengakibatkan kehilangan gigi bila tidak dirawat (Newman dkk., 2012).
4
Pemeriksaan kondisi jaringan periodontal dilakukan untuk menentukan
(BOP). Cara untuk menentukan tingkat perlekatan adalah saat margin gingiva
meliputi kenyamanan, fungsi, dan estetik. Selain itu juga untuk mengontrol
periodontal non bedah meliputi pemeliharaan kebersihan mulut, scaling dan root
1.2 Tujuan
1. Mengetahui hubungan penyakit periodontal dengan penyakit sistemik.
penyakit sistemik.
3. Mengetahui perawatan yang tepat pada pasien penyakit periodontal pada pasien
5
wanita.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu dan mengerti mengenai hubungan penyakit periodontal
2. Mahasiswa mampu dan mengerti mengenai perawatan yang tepat pada pasien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Masukkan probe kedalam sulkus atau poket dan dijaga agar tip probe senantiasa
nempel permukaan gigi. Kekuatan yang digunakan antara 20-30 gram.
7
Teknik Interproksimal
1. Step 1: area di bawah kontak area tidak bisa dilakukan probing secara
langsung karena akan terhalang dengan kontak area dengan gigi sebelahnya.
Oleh karena itu arahkan tip probe parallel dengan permukaan gigi terlebih
dahulu.
8
Pengukuran dan pencatatan kedalaman poket (probing depth)
Kedalaman poket adalah jarak antara dasar sulkus sampai margin gingiva yang
diukur dengan probe yang terkalibrasi. Setelah itu dimasukkan ke dalam rekam medis
periodontal. Pencatatan kedalaman poket ini dapat dilakukan dengan 3 aturan:
1. Enam sisi per gigi (Six site). Sisi yang dicatat adalah distofacial, facial,
mesiofacial, distolingual, lingual, dan mesiolingual.
2. One reading per site. Jika dalam satu sisi yang diukur terdapat beberapa
kedalaman poket maka dicatat yang paling dalam saja
9
melakukan control plak. Fase ini juga disebut fase etiotropik karena bertujuan
untuk menghilangkan faktor etiologic penyakit periodontal. Beberapa
prosedur :
Membro pendidikan pada pasien tentang control plak.
Eliminasi kalkulus supragingiva dan subgingiva.
Perawatan karies dan lesi endodontic.
Analisa diet dan evaluasimya.
2. Fase II (surgical phase)
Disebut juga fase tearapi korektif, termasuk korksi terhadap deformitas
anatomical. Beberapa prosedur :
Bedah periodontal
Prosedur flap periodontal
Rekonturing tulang
Prosedur regenerasi periodontal (bone and tissue graft)
Penetapan implant
3. Fase III (restorative phase)
Tahan pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang
hilang, serta evaluasi respon terhadap terapi fase III dengan pemeriksaan
periodontal.
4. Fase IV (maintenance phase)
Dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal
ehingga perlu dilakukan control periodontik. Beberapa prosedur :
Riwayat medis dan riwayat gigi pasien.
Reevaluasi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat skor
plak
Ada tidaknya inflamasi gingiva kedalaman poket dan mobilitas gigi
Melakukan raiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan
tulang alveolar tiap ¾ tahun sekali
Scalling dan polishing tiap 6 bulan sekali (Irawaty,2016).
10
2.3 Faktor penyebab penyaakit periodontal.
a. Faktor utama
Plak
Kalkulus
Faktor genetic
Usia
b. Faktor sistemik
Kebiasaan
2. Pemeriksaan Objektif
11
a) Ekstra Oral
1) Inspeksi
2) Adanya kelainan atau tidak
3) Palpasi
4) Suhu
b) Intra Oral
1) Jaringan mukosa rongga mulut, antara lain : bibir, pipi, lidah, palatum,
tonsil, gingiva, pemeriksaan jaringan priodonsium
2) Jaringan keras gigi atau pulpa , dengan cara : Inspeksi, probing / sondasi,
tes vital, perkusi, tes mobilitas, palpasi, tes druk, pemeriksaan keadaan
gigi (anatomi dan bentuk gigi)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan ialah rontgen foto (Mitchell, 2014)
kumpulan gejala yang terjadi karena tubuh mengalami gangguan metabolism selama
dalam control gula darah sehingga menimbulkan komplikasi di rongga mulut karena
bakteri dan produksinya memiliki peran aktif dalam merangsang inflamasi sehingga
menghasilkan mediator inflamasi yang merangsang produksi dan aktivasi enzim yang
disebabkan oleh penyumbatan pembuluh arteri yang dapat mengurangi pasokan darah
untuk memenuhi pasokan oksigen. Hal ini dapat mengakibatkan keadaan patologik
12
karena inflamasi dinding pembuluh darah dan penimbunan lemak merupakan faktor yang
paling banyak menyebabkan sumbatan yang mungkin dapat dikaitkan dengan penyakit
Pembesaran akibat obat-obatan dapat terjadi pada rongga mulut dengan plak yang
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, dan tidak terlihat pada rongga mulut dengan
deposit plak yang menumpuk. Pembesaran gingiva akibat penggunaan obat terdiri atas
hiperplasia jaringan ikat dan epitel yang menonjol. Terjadi akantosis epitel dan rete pegs
yang memanjang meluas jauh ke dalam jaringan ikat, yang tampak memadat menyusun
rangkaian kolagen disertai peningkatan jumlah fibroblas dan pembuluh darah baru. Zat
dasar amorfik yang melimpah juga terlihat. Perubahan struktural pada permukan sel
epitel bagian luar dilaporkan pada pembesaran yang disebabkan oleh cyclosporine
(Carranza,2011).
13
oleh sel sel fibroblast gingiva, sehingga mengakibatkan terstimulasinya proliferasi dan
sintesis kolagen oleh sel sel fibroblast gingiva (Srivastava,2010).
14
2.8 Perawatan penderita penyakit periodontal yang disertai penyakit sistemik
Penderita penyakit sistemik dapat dilakukan terapi pencegahan apabila kondisi
sistemik terkontrol, dan apabila kondisi sistemik tidak terkontrol dapat dirujuk atau
konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam (Carranza. 2012) .
Langkah awal dalam prosedur laser gingivektomi, yaitu : mengukur jarak dari
papilla ke tepi insisal dengan menggunakan graphite pencil, memberi tanda pada
15
interdental papilla pada bagian kanan dan kiri pada permukaan bukal gigi. Prosedur
bedah dilakukan dengan lase CO2 (Sharplan 20C, Tel Aviv, Israel), panjang gelombang λ
10.600 nm, daya rata-rata 5W, focus 2 mm, dan arus searah (Gama, 2012).
2.9 Prognosis
1. Excellent prognosis
Tidak ada kehilangan tulang (bone loss), kondisi gingival yang sangat baik, pasien
sangat kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan.
2. Good prognosis
Satu atau lebih mengikuti hal-hal sebagai berikut: dukungan tulang yang adequat,
kemungkinan kontrol faktor etiologi dan pemeliharaan gigi yang adequat, pasien
kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan, (jika ada) faktor sistemik tersebut
terkontrol.
3. Fair prognosis
Satu atau lebih mengikuti hal-hal sebagai berikut: dukungan tulang yang sedikit
adequat, beberapa gigi goyang, furcation involvolment grade I, kemungkinan
pemeliharaan yang adequat, kerja sama pasien diterima, terdapat faktor sistemik/
lingkungan yang terbatas
4. Poor prognosis
Satu atau lebih mengikuti hal-hal sebagai berikut: kehilangan tulang yang moderat-
cepat, terdapat kegoyangan gigi, furcation involvolment grade I dan II, kesulitan
dalam pemeliharaan dan atau kerja sama pasien yang ragu-ragu, terdapat faktor
sistemik/ lingkungan.
5. Questionable prognosis
Satu atau lebih mengikuti hal-hal sebagai berikut: Kehilangan tulang yang cepat,
furcation involvolment grade II dan III, kegoyangan gigi, daerahnya sulit dijangkau,
terdapat faktor sistemik/ lingkungan.
16
6. Hopeless prognosis
Satu atau lebih mengikuti hal-hal sebagai berikut: kehilangan tulang yang cepat,
daerahnya tidak dapat dilaukan pemeliharaan, indikai pencabutan, terdapat faktor
sistemik/ lingkungan yang tidak terkontrol (Caranza, 2012)
17
BAB III
PETA KONSEP
Obat Antihipertensi
Dihydropyridine Nondihydropyridine
Menurunkan Pengatur
Tekanan Darah Denyut Jantung
Efek Sinergis
Xerostomia
Pembesaran Gingiva
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Obat anti hipertensi merupakan obat – obatan yang biasa diresepkan oleh dokter
untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi pada seorang pasien. Obat anti hipertensi
terdiri dari 2 jenis, yakni dihydropyridine yang memiliki fungsi untuk menurunka tekanan
Keduanya merupakan golongan calcium channel blocker (CCB). Obat CCB biasanya
bekerja pada syaraf otonom, ditambah dengan efek sinergis dimana nantinya pada rongga
dimana rongga mulut daram keadaan kurang terlubrifikasi atau kurangnya saliva dalam
rongga mulut. Serostomia bisa menjadi salah satu faktor penyebab penyakit pada rongga
mulut. Karena ketika terjadi xerostomia otomatis mempengaruhi oral hygiene pasien
yang ikut memburuk, dan juga karena keadaan mulut yang kering sehingga kontrol plak
ikut memburuk. Kejadian – kejadian tersebut bisa menjadi salah satu faktor penyebab
19
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan
berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering
terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar dari jaringan
periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi faktor estetik.
Salah satu penyakit gingiva yang sangat menggangu estetik dan fungsional gigi adalah
terjadinya pembesaran gingiva. Kelainan ini menyebabkan perubahan bentuk gingiva
yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal.
Pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh karena adanya
peningkatan jumlah sel penyusunnya. Secara klinis hiperplasia gingiva tampak sebagai
suatu pembesaran gingiva yang biasanya dimulai dari papila interdental menyebar ke
daerah sekitarnya. Kelainan ini tidak menimbulkan rasa sakit, dapat mengganggu oklusi
dan estetik serta dapat mempersulit pasien dalam melakukan kontrol plak.
5.2 SARAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantara lain bagi
pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait
dengan penyakit periodontal seperti pembesaran gingiva serta faktor-faktor etiologi yang
mempengaruhinya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Carranza FA, Camargo PM, Takei HH. 2011. Gingival Enlargement.In: Dolan J,
th
editor. Carranza’s Clinical Periodontology. 11 Ed. China: Saunders Elsevier: 84-9. 556-
57.
Carranza, F.A., Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R. 2012. Carranza’s
Clinical Periodontology. Philadelphia, : W.B Saunders Elseveir Company.
21
Newman, M. G., Takei, H., Klokkevold, P. R., & Carranza, F. A. 2018. Newman
and Carranza's Clinical Periodontology E-Book. Elsevier Health Sciences
Penyakit Jantung Koroner pada Pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Manado: e-journal Vol 4 No. 2
Plemons, J. M., Eden, B. D., 2004. Nonsurgical Therapy. In Rose, L. F., Mealey,
B. L.,
Sari, Herawati dan Wardani. 2017. Prevalensi Periodontitis Pada Pasien Diabetes
Melitus . Majalah Kedokteran Gigi Indonesia
Vernino A. R., Jonathan, L. G., Elizabeth, A. H., 2004. The Periodontics Syllabus.
22