Disusun oleh:
Cita Kalaning Redja (191610101171)
Isrofatullaily (191610101172)
Khanun Nailufaf (191610101173)
M. Fernando Akbarsyah (191610101174)
Manta Fany (191610101175)
Nabila Fauziyah Dewanto (191610101176)
Afriz Yuda Purnama N (191610101177)
Agung Erdiyanto A.D.S (191610101178)
M. Firman Hidayat (191610101179)
Dhara Ananda Karyudi (191610101180)
Puji Syukur penulis hanturkan ke-hadirat Tuhan YME, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah, laporan tutorial ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya.
1. Tuhan Yang Maha Esa atau segala berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan
tutorial pertama blok 16 dengan judul “Perawatan Fase II Bedah Periodontal
Sederhana” ini dapat selesai.
2. Dosen Pembimbing tutorial, drg. Leni Rokhma Dewi, Sp.PM yang telah
memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah
didaptkan.
3. Teman-teman satu kelompok yang telah berpartisipasi dalam pembelajaran
dan penyusunan laporan.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1. Skenario....................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................54
PENUTUP...............................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................54
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1. Skenario
Seorang wanita usia 42 tahun datang ke klinik Periodonsia RSGM
Unej dengan keluhan bau mulut dan giginya kotor. Pasien merasakan bau
mulut dan permukaan giginya kasar 5 bulan yang lalu, pasien juga
mengeluhkan gusinya mudah berdarah saat menggosok gigi 2 bulan yang
lalu, belum pernah dipriksakan kedokter gigi. Keadaan sekarang tidak
sakit. Pasien pernah melakukan penambalan gigi bagian belakang kanan
bawah dan menyikat gigi sehari satu kali. Pasien tidak mempunyai
penyakit sistemik. Pemeriksaan IO di rahang bawah gigi anterior bagian
bukal terdapat kalkulus subgingiva dan gigi posterior bagian lingual
terdapat kalkulus supragingiva, margin gingival merah kebiruan, BOP (+),
kontur membulat, tekstur halus, konsistensi lunak, pada gigi 42, 32 PD 4
mm dan 41, 31 PD 5 mm, resesi gingival 1 mm. Sedangkan pada gigi 12,
11, 21,22 bagian bukal interdentalnya membesar, keras dan PD 3 mm.
Pemeriksaan radiologi pada gigi anterior bawah terdapat resorbsi tulang
alveolar kurang dari setengah panjang akar dengan pola horizontal.
Dokter akan melakukan perawatan periodontal Fase I etiotropik dan Fase
II bedah periodontal sederhana .
Tujuan kuretase:
untuk mengurangi kehilangan perlekatan dengan tumbuhnya
perlekatan jaringan ikat yang baru
untuk memotong dinding gingiva pada poker periodontal
untuk meghilangkan jaringan granulasi yang terinflamasi kronis
b. Gingivektomi Mengeksisi gingiva dengan menghilangkan
dinding poket. eksesi gingiva yang enlargement, tujuannya
menciptakan lingkungan yang baik.
c. Operkulektomi Pemotongan opeculum, biasanya pada gigi
molar 3. Prosedur bedah untuk menghilangkan upperculum,
disebabkan adanya trauma jaringan yang disebabkan gigi
antagonis, disebabkan gigi yang baru erupsi terinflamasi.
operulectomy adalah prosedur bedah untuk menghilangkan
operkulum, atau lipatan gusi yang menutupi gigi
5. Alat apa saja yang digunakan pada fase I dan I perawatan
periodontal ?
- Fase I : kaca mulut, probe, sonde, sickle scaler untuk scaling pada
kalkulus supragingival, kuret universal untuk scalling supra
gingiva dan subgingiva, kuret gracey untuk kalkulus sub gingiva,
hoe scaler, untuk meratakn dan menghaluskan permukaan akar
gigi dan menghilangkan kalkulus, chisel untuk root planning,
scaler ultrasonic untuk scaling kalkulus supragingival dan
subgingiva, powder polishing untuk menghilangkan stain dan
deposit yang halus
- Fase II : kaca mulut, pinset, sonde halfmoon, semen spatula,
probe, kutet gracey 1 – 4 anterior 5-6 anterior dan premolar, 11-12
posterior mesial, 13-14 posterior distal, glass plate, cotton pellet,
tampon, instrument eksisi dan insisi ada gingivektomi knife.
Alat Pulas scaling dan root planning:
a. Rubber cusp
Rubber cusp digunakan di handpiece dengan spesial profilaxis
angle yang setelah digunakan harus disterilisasi. Penggunaan
rubber cusp dengan bahan abrasive memungkinkan untuk
menghilangkan lapisan sementum yang tipis di area servikal
gigi
b. Bristle Brushes
Benda ini ada yang berbentuk wheel dan cup, karena bahannya
yang kaku maka hanya digunakan untuk membersihkan
mahkota dan dihindarkan untuk polish sementum dan gingiva
karena dapat menimbulkan injuri
c. Air Powder polishing
Alat ini efektif untuk menghilangkan stain dan deposit yang
halus
a. Operkulektomi
Operkulektomi merupakan prosedur bedah untuk
menghilangkan gingival flap (operculum) yang menutupi gigi
yang erupsi sebagian, khususnya molar ketiga yang lebih rendah.
Pada gigi yang mulai erupsi, gingival yang menutupi terdorong ke
dalam rongga mulut sampai permukaan insisal atau oklusal.
Tetapi, pada beberapa pasien, penonjolan gingival pada molar
ketiga menunjukkan bahwa area tersebut terus menerus
mengalami tekanan karena gigitan dan mengalami trauma saat
beroklusi dengan gigi antagonisnya, dan menyebabkan rasaa sakit
dan inflamasi pada beberapa kasus (Hollins, 2013: 550).
Pada daerah yang mengalami rasa sakit, pasien biasanya
mengurangi pembersihan rongga mulut pada area tersebut, yang
kemudian akan menyebabkan penumpukan plak dan debris, dan
infeksi akan berkembang. Keadaan ini disebut perikoronitis. Pada
kasus yang berat, pasien mengalami trismus dan tidak dapat
membuka mulut dengan lebar. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan
operkulektomi untuk menghilangkan gejala yang terjadi (Hollins,
2013: 550).
b. Kuretase
Prosedur kuretase dilakukan untuk menghilangkan jaringan
granulasi terinflamasi kronis yang terbentuk pada lateral dari poket
periodontal. Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan
normal, jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat poket
periodontal selain fibroblastic dan proliferasi angioblastic, juga
mengandung daerah-daerah terinflamasi kronis dan memiliki
partikel-partikel kalkulus dan koloni bakteri. Adanya koloni
bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran patologis dari
jaringan dan menghalangi proses penyembuhan. Jaringan graulasi
yang terinflamasi dilapisi oleh epitel dan bagian epitel berpenetrasi
sampai ke jaringan. Epitel ini akan menghambat perlekatan dari
serat-serat periodontal yang baru ke permukaan sementum pada
daerah tersebut. Jaringan granulasi ini sebaiknya dihilangkan
dengan prosedur kuretase agar kalkulus dan koloni bakteri yang
bersifat patologis dapat dieliminasi, terjadu reduksi poket, dan
serabut- serabut periodontal dapat melekat kembali (Newman and
Caranza. 2019).
c. Gingivektomi
Gingivektomi adalah prosedur mengeksisi gingiva dengan
menghilangkan dinding poket. Gingivektomi dilakukan untuk
menghilangkan poket supraboni dimana apabila konsistensi dari
dinding poket tersebut fibrous. Dengan dihilangkannya dinding
poket maka akan menyediakan pandangan dan aksesibilitas yang
memadai untuk mengilangkan kalkulus dan menghaluskan
permukaan akar serta menciptakan lingkungan yang baik untuk
penyembuhan gingival dan perbaikan kontur gingiva secara
fisiologis. Selain itu gingivektomi juga dilakukan untuk
mengeliminasi adanya gingiva enlargement, yaitu adanya
pembengkakan gingiva yang menetap dimana poket yang
sesungguhnya dangkal namun terlihat adanya pembesaran dan
deformasi gingiva yang cukup besar. Gingivektomi juga
digunakan untuk mengeliminasi abses periodontal yang berada
pada dinding poket. (Takei & Carranza, 2012).
Indikasi :
- Erupsi sempurna (bagian dari gigi terletak pada ketinggian yang
sama pada garis oklusal)
- Adanya ruang yang cukup untuk ditempati koronal dan adanya
ruangan yang cukup antara ramus dan sisi distal M2
- Inklinasi yang tegak
- Adanya antagonis dengan keselarasaoklusi yang baik
- Pertimbangan prostetik: persyaratan molar ketiga sebagai
penyangga untuk prostesis cekat
Kontraindikasi :
Gambar.1. (A) Pisau Kirkland, (B) Pisau Orland, (C) Pocket Marker, (D)
Electrosurgery Instrument, (E) Periodontal Dressing
.
Gambar Hiperplasi pada daerah free gingiva dan Hiperplasi pada daerah
free gingiva dan attached gingiva
c. Prosedur perawatan Operculektomi
Prosedur perawatan Operculektomi :
a. Komunikasi dengan pasien terkait tindakan apa yang akan
dilakukan.
b. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Alat Standar
(Handle Blade, Blade no.12, Pinset chirugis, Gunting bedah).
Bahan (Alkohol 70%, Povidone Iodine, Cotton pelet, Cotton
roll, Tampon, Pehacain, Spuit, Aquadres, Pack periodontal)
c. Menghilangkan debris dan eksudat yang terdapat pada
permukaan operkulum
d. Irigasi pada permukaan operkulum
e. Asepsis area operculektomi dan area anastesi dengan
menggunakan tampon yang diberi povidon iodine sebelumnya
f. Lakukan anastesi infiltrasi pada sekitar area operasi dan tunggu
hingga parastesi, cek menggunakan sonde.
g. Lakukan bliding point pada daerah operculum dengan sonde
sebagai panduan kerja.
h. Lakukan insisi menggunakan blade No. 12 yang dimulai dari
daerah anterior sampai ke perbatasan anterior ramus dan
kebawah lalu ke depan, kemudian ke permukaan distal
mahkota sedekat mungkit ke tingkat CEJ.
i. Setelah diinsisi lakukan irigasi dengan menggunakan aquades,
lalu keringkan menggunakan tampon hingga benar-benar
kering.
j. Setelah kering aplikasikan pack periodontal, base dan
katalis1:1 diaduk hingga homogen diaduk diatas glass lab
dengan menggunakan semen spatel dan letakkan pada
permukaan yang telah dilakukan operkulektomi.
k. Pastikan permukaan kerja kering sehingga pack melekat
dengan baik
l. Setelah pack melekat pasien diinstruksikan menggigit tampon
kurang lebih 5 menit.
m. Edukasi pasien untuk tidak mengunyah didaerah yang ditutupi
pack periodontal, pasien juga tidak boleh sering berkumur agar
pack tidak lepas.
n. Berikan antibiotik, analgetik, dan vitamin kepada pasien.
o. Setelah lebih kurang 1 minggu lakukan kontrol pasien untuk
melihat hasil dari operkulektomi
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan
respon jaringan setelah dilakukan perawatan bedah periodontal
Terapi periodontal bisa efektif hasilnya karena adanya kemampuan
penyembuhan yang baik dari jaringan periodonsium . Dengan terapi
periodontal gingiva yang terinflamasi kronis dapat diperbaiki, sehingga
secara klinis dan struktur hampir mirip dengan gingiva yang sehat.
Keempat jaringan periodonsium memberikan respon terhadap
perawatan periodontal yang adekuat berupa:
PENUTUP
Kesimpulan
Bedah periodontal merupakan salah satu komponen perawatan periodontal
yang umumnya dilakukan sebagai perawatan fase II. Bedah periodontal harus
didahului dengan perawatan fase I, perawatan ini tidak sering dilakukan dan tidak
dilakukan secara radikal, perdarahan harus minimal, hasilnya secara morfologis
harus baik, dan menghilangkan jaringan harus seminimal mungkin. Perawatan ini
harus mempunyai indikasi yang tepat, prognosa baik, dan memerlukan kontrol
dan recall yang teratur. Bedah periodontal antara lain bertujuan untuk mengurangi
poket periodontal.
Operkulektomi merupakan prosedur bedah untuk menghilangkan gingival
flap (operculum) yang menutupi gigi yang erupsi sebagian, khususnya molar
ketiga yang lebih rendah. Pada gigi yang mulai erupsi, gingival yang menutupi
terdorong ke dalam rongga mulut sampai permukaan insisal atau oklusal.
Prosedur kuretase dilakukan untuk menghilangkan jaringan granulasi
terinflamasi kronis yang terbentuk pada lateral dari poket periodontal. Kelemahan
kuretase antara lain prosedur sulit secara teknis, membutuhkan waktu yang lama,
penyembuhan hampir sama dengan insisi/bedah, dan hasilnya tidak signifikan
dibandingkan dengan scaling dan root planning saja. Gambaran klinis gingiva
segera setelah kuretase, gingiva tampak perdarahan dan berwarna merah terang.
Setelah 1 minggu terjadi pengkerutan gingiva. Setelah 2 minggu, dengan oral
hygiene yang tepat dari pasien, warna gingiva normal, konsistensi, tekstur
permukaan dan kontur gingiva kembali normal, dan margin gingiva beradaptasi
dengan baik pada gigi.
Gingivektomi adalah prosedur mengeksisi gingiva dengan menghilangkan
dinding poket. Gingivektomi dilakukan untuk menghilangkan poket supraboni
dimana apabila konsistensi dari dinding poket tersebut fibrous. Gingivektomi
artinya eksisi gingiva yang enlargement. Tujuannya untuk mengeliminasi poket
akibat enlargement gingiva jenis poket false, sehingga tercapai visiabilitas dan
aksessibilitas untuk pengambilan kalkulus subgingiva dan root planning,
menciptakan lingkungan yang baik untuk penyembuhan gingiva dan perbaikan
kontur gingiva secara fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Azouni, K. G., & Tarakji, B. (2014). The trimeric model: A new model of
periodontal treatment planning. Journal of clinical and diagnostic research:
JCDR, 8(7), ZE17.
Bm, Shivaprasad & M.P., Rakesh & Prabhu, Sandeep. (2015). Esthetic Correction
of Gummy Smile by Gingivectomy using Diode Laser. Journal of Health Sciences
& Research. 6. 17-21. 10.5005/jp-journals-10042-1013.
Carranza, F.A., Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R., 2002, Carranza’s
Clinical Periodontology 9th Edition, W.B Saunders Elseveir Company,
Philadelphia, h. 965-975.
Caranza, F.A., Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R., 2012, Carranza’s
Clinical Periodontology, 11th ed, Saunders Elsevier, China.
Carranza FA dan Henry HT. 2002. Gingival curettage, in: Carranza FA Jr &
Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 9th edition. USA: WB Saunders Co.
Carolina, D. N., Hendiani, I., Susanto, A., & Rusminah, N. 2019. Perawatan
bedah regeneratif periodontal pada kasus periodontitis. MKGK (Majalah
Kedokteran Gigi Klinik)(Clinical Dental Journal) UGM, 5(3), 66-69.
Dinyati, M., & Adam, A. M. (2016). Kuretase gingiva sebagai perawatan poket
periodontal. Makassar Dental Journal, 5(2).
Dr. Maharshi Malakar and Dr. Shatabdy Das. 2018. Gingivectomy: A Review
Article. International Journal of Scientific Research Volume 7, Issue-5, May-
2018, ISSN No 2277 – 8179
Fedi, P.F., Vernino A.R., Gray, J.L., 2005, Silabus Periodonti, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, h. 135-173.
Healthwise Staff. (2020, Oktober 27). Gingivectomy for Gum Disease. Diambil
kembali dari UNIVERSITY OF MIGHIGAN HEALTH, MICHIGAN
MEDICINE: https://www.uofmhealth.org/health-library/hw146210
Hollins, Carole. 2013. Levison’s Textbook for Dental Nurses 11th Ed. UK: John
Wiley & Sons Inc
Ismail, A.K., 2015, Penatalaksanaan Ekstrusi Gigi Incisivus Lateral Pada Kasus
Pathologic Tooth Migration Periodontitis Kronis Dengan Menggunakan Splint
Fixed Appliance, Odonto Dental Jurnal , 2(2): 22-24.
Kumar, Praveen & Rattan, Vidya & Rai, Sachin. (2015). Comparative evaluation
of healing after gingivectomy with electrocautery and laser. Journal of Oral
Biology and Craniofacial Research. 5. 10.1016/j.jobcr.2015.04.005.
Manson, J.D., Eley, B.M., 2013, Buku Ajar Periodonti, Penerbit Hipokrates,
Jakarta, h. 176-198.
Manson J.D. dan B.M. Eley. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta:
Hipokrates
Takei, H. H., Carranza, F. A., & Shin, K. (2015, Januari 15). Gingival Surgical
Techniques. Diambil kembali dari Pocket Dentistry:
https://pocketdentistry.com/56-gingival-surgical-techniques/