SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Listeria monocytogenes dari Susu Sapi Segar di Kabupaten Enrekang
Sulawesi Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Kata kunci: Listeria monocytogenes, susu segar, isolasi dan identifikasi, serotipe,
PCR.
SUMMARY
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
Listeria monocytogenes DARI SUSU SAPI SEGAR
DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Mikrobiologi Medik
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Drh Agustin Indrawati, M Biomed
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ini adalah
tentang bakteri Listeria monocytogenes, dengan judul Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Listeria monocytogenes dari Susu Sapi Segar di Kabupaten Enrekang
Sulawesi Selatan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Drh Fachriyan Hasmi
Pasaribu dan Ibu Dr Drh Ni Luh Putu Ika Mayasari selaku pembimbing dalam
penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada ketua Lab Mikrobiologi dan Ketua Lab Bioteknologi Terpadu
Fakultas Peternakan Unhas, kepada laboran Lab Divisi Mikrobiologi Medik dan
laboran Lab Pendidikan dan Layanan FKH IPB. Selanjutnya kepada seluruh staf
dosen, pegawai, dan rekan–rekan mahasiswa Prodi Mikrobiologi Medik.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, suami, ibu
mertua, serta seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
PEMBAHASAN 25
5 KESIMPULAN DAN SARAN 27
Kesimpulan 27
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 38
DAFTAR TABEL
1 Klasifikasi Listeria monocytogenes 3
2 Diferensiasi karakteristik Listeria spp. 4
3 Identifikasi spesies L. monocytogenes melalui prosedur PCR 5
4 Komposisi antigen somatik (O) dan antigen flagelar (H) pada serotipe L.
monocytogenes 9
5 Primer yang digunakan untuk identifikasi spesies L. monocytogenes 12
6 Primer yang digunakan untuk identifikasi serotipe L. monocytogenes 13
7 Lokasi dan jumlah contoh susu segar yang diambil dari 5 kecamatan di
Kabupaten Enrekang 14
8 Hasil uji biokimiawi dari isolat L. monocytogenes ATCC 7644 dan 24
isolat sampel diduga L. monocytogenes 16
9 Resume hasil identifikasi L. monocytogenes dengan metode kultur
konvensional dan PCR 20
10 Asal sampel dan jumlah isolat yang terdeteksi L. monocytogenes 22
11 Analisa kemiripan urutan oligonukleotida isolat sampel L.
monocytogenes dengan basis data GenBank 21
DAFTAR GAMBAR
1 Skema invasi intraseluler L. monocytogenes 7
2 Skema posisi primer iap dan HlyA pada Genom L. monocytogenes 12
3 Hasil kultur pada media LSA 15
4 Hasil pewarnaan Gram 16
5 Hasil elektroforesis produk PCR menggunakan primer iap 18
6 Hasil elektroforesis produk PCR menggunakan primer hlyA 19
7 Hasil elektroforesis produk PCR multipleks 21
8 Kondisi kandang tempat pengambilan sampel susu segar 23
9 Hasil persejajaran nukleotida isolat sampel dengan beberapa strain L.
monocytogenes yang terdapat pada basis data GenBank 22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil pengukuran kualitas DNA bakteri hasil ekstraksi 30
2 Hasil pengurutan oligonukleotida dari isolat kontrol positif L.
monocytogenes ATCC 7644 dan isolat sampel 18A, 18B, 20, 25A, dan
25B 31
3 Kromatogram isolat kontrol positif L. monocytogenes ATCC 7644 32
4 Kromatogram isolat sampel 18A 33
5 Kromatogram isolat sampel 18B 34
6 Kromatogram isolat sampel 20 35
7 Kromatogram isolat sampel 25A 36
8 Kromatogram isolat sampel 25B 37
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
permukaan yang spesifik, yaitu antigen somatik (O) dengan 15 subtipe dan
antigen flagelar (H) dengan 4 subtipe. Serotipe spesifik Listeria ditentukan oleh
kombinasi spesifik antara antigen O dan antigen H, menghasilkan 12 serotipe L.
monocytogenes, yaitu 1/2a, 1/2b, 1/2c, 3a, 3b, 3c, 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, dan 7
(Seeliger dan Jones 1986). Penelitian telah membuktikan bahwa hanya serotipe
1/2a, 1/2b, dan 4b yang menjadi 98% penyebab terjadinya wabah listeriosis pada
manusia (Wiedmann et al. 1996, Jacquet et al. 2002).
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
sitoplasma. Ketiga toksin tersebut juga mencegah pencernaan bakteri oleh enzim
hidrolitik yang dihasilkan oleh lisosom, (d) secara cepat bakteri berkembang biak
di dalam sitoplasma dan membentuk F-aktin, (e) bakteri akan menginvasi sel lain
dengan bantuan F-aktin, mengakibatkan kerusakan sel dan septikemia. Setelah
berhasil menginvasi sel lain, bakteri berada dalam vakuola dengan membran
ganda, dan (f) melanjutkan siklus hidupnya dengan terus menginvasi sel lain.
Lima hari hingga tiga minggu setelah tertelan, bakteri ini menyebar ke seluruh
tubuh dan mengakibatkan kerusakan pada sistem syaraf, jantung, mata, organ lain
dan fetus. Infeksi pada sistem syaraf dapat menimbulkan meningitis, ensefalitis
dan abses dengan tingkat fatalitas hingga 70%. Pada wanita hamil, bentuk ini
mengakibatkan aborsi dan kematian bayi saat dilahirkan dengan rata-rata tingkat
kematian sebesar 80% (Lovett dan Twedt 2004; Hamon et al. 2006).
Pada individu dengan kondisi respon imun sel T tidak cukup, bakteri L.
monocytogenes yang mencapai hati dan limpa akan segera bermultiplikasi di
dalam hepatosit dan sel makrofag, kemudian dibawa oleh darah menuju ke
berbagai organ termasuk otak dan uterus. Pada kedua organ tersebut, L.
monocytogenes mampu melakukan penetrasi terhadap blood-brain barrier dan
placental barrier (Doyle 1987). Beberapa kondisi individu yang dapat mengalami
gangguan respon sistem imun yaitu usia lanjut, wanita hamil, janin dan bayi baru
lahir, pasien gangguan ginjal, penderita diabetes mellitus, serta individu yang
menderita HIV-AIDS. Kemampuan L. monocytogenes untuk menimbulkan
septikemia tergantung beberapa faktor, seperti jumlah bakteri yang tertelan, status
kekebalan tubuh induk semang dan keganasan galur bakteri yang menginfeksi.
Dilaporkan bahwa tertelannya sejumlah 1000 CFU/g L. monocytogenes yang
mencemari pangan dapat mengakibatkan listeriosis (CAC 2007).
7
Tabel 4 Komposisi antigen somatik (O) dan antigen flagelar (H) pada serotipe
Listeria monocytogenesa
Serotipe Antigen O Antigen H
1/2 a I, II A, B
1/2 b I, II A, B, C
1/2 c I, II B, D
3a II, IV A, B
3b II, IV A, B, C
3c II, IV B, D
4a (V), VII, IX A, B, C
4b V, VI A, B, C
4c V, VII A, B, C
4d (V), VI, VIII A, B, C
4e V, VI, (VIII), (IX) A, B, C
7 XII, XIII A, B, C
a
Sumber: Seeliger dan Jones 1986
3 METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Maret 2016.
Pengambilan sampel susu segar dilakukan di Kabupaten Enrekang Propinsi
Sulawesi Selatan. Tahap isolasi dan identifikasi bakteri L. monocytogenes
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Bioteknologi Terpadu
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, sedangkan tahap konfirmasi spesies
L. monocytogenes dan identifikasi serotipe dilakukan di Laboratorium Divisi
Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan di Laboratorium Pendidikan dan Layanan, Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Ekstraksi DNA
DNA bakteri diekstraksi dengan menggunakan PrestoTM Mini gDNA
Bacteria Kit (Geneaid Biotech Ltd.). Sampel sebanyak 109 sel bakteri dimasukkan
ke dalam tabung mikrosentrifugasi ukuran 1.5 ml, kemudian disentrifugasi
14000–16000×g selama 1 menit dan supernatannya dibuang. Sebanyak 200 µl
Gram+ buffer (mengandung lisozim 4 mg/ml) ditambahkan ke dalam sampel
untuk meresuspensi pelet kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 30 menit.
Sebanyak 20 µl Proteinase K kemudian ditambahkan ke dalam tabung dan
diinkubasi pada suhu 60 oC selama 10 menit. Sebanyak 200 µl GB buffer
ditambahkan ke dalam tabung sampel kemudian dihomogenkan dengan vortex
selama 10 detik dan diinkubasi pada suhu 70 oC selama 10 menit untuk
memastikan lisat menjadi bening. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan Elution
buffer (sebanyak 200 µl per sampel) hingga mencapai suhu 70 oC. Sebanyak 200
µl etanol absolut ditambahkan untuk menghilangkan endapan pada tabung.
Tabung GD column ditempatkan pada tabung koleksi ukuran 2 ml, selanjutnya
campuran sampel dipindahkan ke dalam GD column dan disentrifugasi 14000–
16000×g selama 2 menit. Tabung koleksi beserta cairan yang tersisa dibuang,
kemudian GD column ditempatkan pada tabung koleksi yang baru. Proses
pencucian dilakukan dengan menambahkan 400 µl W1 buffer ke dalam GD
column, disentrifugasi 14000 –16000×g selama 30 detik, kemudian cairan yang
tersisa dibuang dan GD column ditempatkan kembali pada tabung koleksi.
Sebanyak 600 µl Wash buffer ditambahkan ke dalam GD column, disentrifugasi
14000–16000×g selama 30 detik, kemudian cairan yang tersisa dibuang dan GD
column ditempatkan kembali pada tabung koleksi. Sentrifugasi 14000–16000×g
dilakukan selama 3 menit untuk mengeringkan matriks column. GD column
ditempatkan pada tabung mikro ukuran 1.5 ml dan ditambahkan 100 µl Elution
12
Identifikasi Gen Hemolisin (hly) dan Gen Invasive Associated Protein (iap)
Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk identifikasi spesies L.
monocytogenes dilakukan menggunakan primer yang spesifik untuk gen hemolisin
(hly) dan invasive associated protein (iap) (Swetha et al. 2012). Sekuens primer
yang digunakan ditampilkan pada Tabel 5.
Gambar 2 Skema posisi primer iap dan hlyA pada genom L. monocytogenes
Analisa Data
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisa secara deskriptif.
HASIL
Contoh susu segar diambil dari 107 ekor sapi secara acak dari lokasi
pemeliharaan sapi perah pada 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Enrekang, Cendana,
Baraka, Anggeraja, dan Alla. Kelima kecamatan tersebut merupakan sentra
pemeliharaan sapi perah di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Sebanyak 107
contoh susu segar kemudian digabung menjadi 31 pool berdasarkan kandang
tempat pengambilan contoh susu yang lokasinya berdekatan. Tabel 7
menampilkan jumlah contoh susu segar yang diambil dari masing–masing
kecamatan.
Tabel 7 Lokasi dan jumlah contoh susu segar yang diambil dari 5 kecamatan di
Kabupaten Enrekang
Jumlah sampel
No. Kecamatan Jumlah pool Kode Sampel
(ekor)
1. Cendana 45 14 1–14
2. Anggeraja 24 7 15–19, 30–31
3. Baraka 11 3 20–22
4. Enrekang 21 5 23–27
5. Alla 6 2 28–29
Jumlah 107 31
15
a b
Gambar 3 Hasil kultur pada media LSA. Koloni yang diduga L. monocytogenes
membentuk halo berwarna coklat–hitam dan berukuran 1 mm. (a)
kultur isolat kontrol positif bakteri L. monocytogenes, (b) kultur isolat
sampel yang diduga L. monocytogenes
Tabel 8 Hasil uji biokimiawi dari isolat L. monocytogenes ATCC 7644 dan 24
isolat sampel diduga L. monocytogenes
No. Sifat Uji biokimiawi
No. Bentuk
isolat Gram motilitas mannitol xylosa rhamnosa KOH katalase hemolisa
Kontrol
1 + – – + – + +
+ Lm batang positif
2 2B batang positif + – – + – + –
3 4A batang positif + – – + – + +
4 4B batang positif + – – + – + –
5 5B batang positif – – – + – + –
6 7A a
batang positif – – + + – + –
7 7B batang positif – – – + – + –
8 14A batang positif + – – + – + –
9 14B batang positif + – – + – + –
10 15B a
batang positif + + – + – + –
11 16B batang positif + – – + – + –
12 17 batang positif + – – + – + –
13 18A batang positif + – – + – + +
14 18B batang positif – – – + – + +
15 19Ba batang positif – – – – – + –
16 20 batang positif – – – + – + +
17 21B batang positif + – – + – + +
18 22B batang positif + – – + – + +
19 23B batang positif – – – + – + +
20 24A batang positif + – – + – + +
21 25A batang positif + – – + – + +
22 25B batang positif + – – + – + +
23 26B batang positif + – – + – + +
24 29B batang positif + – – + – + –
25 30B batang positif + – – + – + +
sebesar 1.55, nilai tersebut mengindikasikan adanya kontaminasi oleh protein atau
fenol. Hasil pengukuran kualitas DNA bakteri hasil ekstraksi ditampilkan pada
Lampiran 1.
Primer iap didesain dari gen iap yang mengkode invasive associated
protein (p60). Gen iap terdapat pada seluruh spesies Listeria sehingga bisa
digunakan untuk membedakan masing–masing spesies Listeria. Gen tersebut
memiliki homologi sekuens antara regio 5' sampai dengan 3' dan variasi pada
regio tengah sehingga dapat digunakan untuk membedakan L. monocytogenes dari
spesies Listeria lainnya (Bubert et al. 1991). Primer hlyA didesain dari gen hly
yang mengkode Listeriolisin O (LLO). Selama proses infeksi, LLO membantu
21
Sampel susu segar pada penelitian ini diperoleh dari lima kecamatan yang
merupakan sentra pemeliharaan sapi perah di Kabupaten Enrekang. Sebanyak 107
sampel susu segar yang diperoleh kemudian digabung menjadi 31 sampel pool.
Tahap isolasi dan identifikasi dengan metode kultur konvensional dan konfirmasi
dengan PCR mendeteksi keberadaan bakteri L. monocytogenes pada 21 dari 31
isolat. Tabel 10 menampilkan asal sampel dan jumlah isolat yang terdeteksi L.
monocytogenes.
Proses pengambilan sampel susu segar untuk penelitian ini telah dilakukan
secara aseptik, yaitu dimulai dengan membersihkan ambing sebelum melakukan
pemerahan dan selanjutnya sampel susu segar langsung ditampung dalam botol
kaca steril. Keberadaan bakteri L. monocytogenes yang ditemukan pada sampel
susu segar pada penelitian ini diduga berasal dari sapi yang terinfeksi L.
monocytogenes namun tidak menunjukkan gejala klinis. Hewan ternak yang
terinfeksi L. monocytogenes dapat melepaskan bakteri tersebut melalui feses dan
susu. Pada ruminansia, infeksi L. monocytogenes diketahui dapat menyebabkan
ensefalitis dan infeksi uterus. Infeksi uterus ditandai dengan terjadinya aborsi dan
atau septikemia pada fetus. Bentuk ensefalitis pada hewan yang mengalami
listeriosis ditandai dengan gejala gangguan saraf, misalnya hipersalivasi dan
paralisis unilateral pada wajah (Low dan Donachie 1997) .
23
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Bakteri L. monocytogenes dapat diisolasi dari contoh susu sapi segar yang
diperoleh dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Isolasi dan identifikasi
yang dilakukan dengan metode kultur konvensional dan PCR menunjukkan hasil
yang sama, yaitu sebanyak 21 isolat diidentifikasi sebagai L. monocytogenes.
Hasil analisa kemiripan urutan oligonukelotida dari isolat sampel L.
monocytogenes yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan persentase nilai
kemiripan sebesar 99% dengan beberapa strain L. monocytogenes yang terdapat
pada basis data di GenBank. Identifikasi serotipe menunjukkan bahwa
keseluruhan 21 isolat tersebut termasuk dalam serotipe 1/2c dan 3c, hasil tersebut
berbeda dengan yang sudah pernah ditemukan di Indonesia.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Barbas CF, Burton DR, Scott JK, Silverman GJ. 2001. Quantification of DNA and
RNA, CSH Protocol. New York (US): Cold Spring Harbour.
Barbour AH, Rampling A, Hormaeche CE. 2001. Variation in the infectivity of
Listeria monocytogenes isolates following intragastric inoculation of mice.
Infect Immun 69(7): 4657–4660.
Bigot A, Pagniez H, Botton E et al. 2005. Role of FliF and FliI of Listeria
monocytogenes inflagellar assembly and pathogenicity. Infect Immun 73:5530–
5539.
Borucki MK, Call DR. 2003. Listeria monocytogenes serotype identification by
PCR. J Clin Microbiol 41:5537–5540.
[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2014. Kabupaten Enrekang dalam Angka.
Kabupaten Enrekang (ID): BPS Kabupaten Enrekang.
Bubert A, Kholer S, Goebel W. 1991. The homologous and heterologous regions
within the iap gene allow Genus– and Species–specific identification of
Listeria spp. by polymerase chain reaction. Appl Environ Microbiol 58: 2625–
2632.
[CAC] Codex Almentarius Commission (US). 2007. Guidelines on The
Application of General Principles of Food Hygiene to The Control of Listeria
monocytogenes in Foods [Internet]. Codex Alimentarius. [diunduh 2014
Januari 17]. Tersedia pada: http://www.codexalimentarius.org/standards/list-of-
standards/.
Dalton CB, Austin CC, Sobel J, Hayes PS, Bibb WF, Graves LM, Swaminathan B,
Proctor ME, Griffin PM. 1997. An outbreak of gastroenteritis and fever due to
Listeria monocytogenes in milk. N Engl J Med 336: 100–105.
Donnelly CW. 2001. Listeria monocytogenes. Di dalam: Hui YH, Pierson MD,
Gorham JR, editor. Foodborne Disease Handbook 2nd Edition. New York
(US): Marcel Dekker Inc. hlm 213–245.
Doumith M, Buchrieser C, Glaser P, Jacquet C, Martin P. 2004. Differentiation of
major Listeria monocytogenes serovars by multiplex PCR. J Clin Microbiol
42(8): 3819–3822.
Doumith M, Cazalet C, Simoes N, Frangeul L, Jacquet C, Kunst F, Martin P,
Cossart P, Glaser P, Buchrieser C. 2003. New aspects regarding evolution and
virulence of Listeria monocytogenes revealed by comparative genomics and
DNA arrays. Infect Immun 72(2): 1072–1083
Doyle MP, Glass KA, Bee ry JT, Garcia GA, Pollard DJ, Schultz RD. 1987.
Survival of Listeria monocytogenes in milk during high temperature, short time
pasteurization. App Enviro Microbiol 53: 1433–1438.
Farber JM, Peterkin PI. 1991. Listeria monocytogenes, a food-borne pathogen.
Microbiol Reviews 55(3): 476–511
Forsythe SJ, Hayes PS. 1998. Food Hygiene, Microbiology and HACCP3rd
Edition. Gaithersburg, Maryland (US): Aspen Publisher, Inc.
[FSAI] Food Safey Authority of Ireland (IE). 2005. The Control and Management
of Listeria monocytogenes Contamination of Food. Dublin (IE): FSAI.
Garbutt J. 1997. Essentials of Food Microbiology. Great Britain (GB): The Bath
Press.
29
LAMPIRAN
....|...
425
2161190_K_ ACGTTGCA
2161193_18 ACGTTGC-
2161195_18 ACGTTGCA
2161198_20 ACGTTGCA
2161201_25 ACGTTGC-
2161203_25 ACGTTGCA
Clustal Co *******
33
RIWAYAT HIDUP