Fakta Ilmiah Hujan Es Di Dalam Al Qur'an
Fakta Ilmiah Hujan Es Di Dalam Al Qur'an
DISUSUN OLEH :
RAMADZAN DEFITRI PRATAMA (K7619063)
PENDIDIKAN EKONOMI
َ ْ َ ِّ ُ َ َ َ ِّ َ َ ى ر ْ َ ْ َ َ َ ُّ َ ْ ْ َ َى َ َ َ ى َُ َ ر ْ َ ى ر َ ُر ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ر
ش ٍء ش ِهيد
اق و ِ يف أنف ِس ِهم حّت يتب ّي لهم أنه الحق أولم يك ِف ِبربك أنه عَل كل ي ِ س ِني ِهم آيا ِتنا ِ يف اْلف
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup
bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fushshilat, 53)
PENDAHULUAN
Arus udara mendorong awan-awan tersebar ke arah atas. Untuk membentuk es ukuran kecil, diperlukan
arus udara dengan kecepatan 45km/jam, ukuran sedang 88km/jam dan ukuran besar 160km/jam. Awan-
awan tersebut berharmoni, menumpuk satu sama lainnya hingga membentuk seperti gunung (disebut
sebagai awan kumulus) yang tingginya mencapai beberapa kilometer di atmosfer, membentuk tetesan-
tetesan air.
Benih-benih air yang terkumpul membeku seiring dengan cuaca yang semakin dingin, turun di bawah 0
derajat. Para ilmuwan mengatakan bahwa proses terbentuknya satu butir es kecil memerlukan waktu
sekitar 10-5menit. Dan 1butiran es merupakan perpaduan dari ratusan juta benih air. Terkadang,
diameter butiran es itu mencapai 15cm. Butiran es itu ada yang jatuh sampai ke bumi atau lebur oleh arus
udara di awan sebelum sampai ke bumi. Para ilmuwan menyatakan bahwa butiran yang larut dalam udara
sekitar 40%-70%.
Belakangan, para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa arus udara ke atas tidak hanya berfungsi membentuk
dingin, tapi juga mendorong puncak tumpukan awan ke lapisan yang troposfer. Itu kemudian
menciptakan kondisi yang bepotensi terjadinya petir.
Fakta Ilmiah dari Al-Qur’an
Ayat yang menjelaskan tentang terjadinya hujan es adalah surat An Nuur, ayat 43.
ِف بَ ْينَهُ ث ُ َّم يَجْ عَلُهُ ُركَا ًما فَت ََرى ْال َودْقَ يَ ْخ ُر ُج مِ ْن خِ ََل ِل ِه
ُ س َحابًا ث ُ َّم ي َُؤل َّ أَلَ ْم ت ََر أ َ َّن
َ َّللاَ ي ُْز ِجي
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-
bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan
awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-
hampir menghilangkan penglihatan. ”(QS. An Nuur:43)
“Tidakkah kalian melihat bahwa Allah mengarak awan ”-> isyarat adanya arus udara yang mendorong
dan menggiring awak ke arah yang tinggi.
“kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya ”-> isyarat tentang dikumpulkannya awan hingga
membentuk agregasi awan yang besar.
“maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya -> isyarat terjadinya butiran air hujan dan
keluar dari celah-celah awan.
“dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan
seperti) gunung-gunung -> sebuah indikasi terbentuknya awan kumulus dan isyarat tentang adanya
sejumlah tempat pertemuan dingin di sejumlah lokasi-lokasi tertentu dari awan, tidak seluruhnya.
“Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipallingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya -> sebuah tanda tentang sampainya sebagian es ke permukaan bumi dan
sebagian lainnya lebur di udara.
“kilauan kilat itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan ”-> ini pertanda terjadinya petir dalam
kondisi terbentuknya butiran es di awan tadi.
Al-Qur’an telah menjelaskan tentang proses hujan es lebih dari 14abad yang lalu, jauh sebelum para
ilmuwan mengungkapkannya secara ilmiah. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukanlah buatan manusia
(beberapa menyatakan buatan Rasululloh Muhammad SAW) tapi murni dari Allah SWT.