Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

“POST PARTUM ”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners
Pada Stase Keperawatan Maternitas

Oleh :
IMAS NURJANAH
191FK04024

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
“POST PARTUM ”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners
Pada Stase Keperawatan Maternitas

Oleh :
ASRI RAHAYU MUSLIM
191FK04007

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2019
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Post partum adalah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk
memulihkan alat kandunganya ke dalam semula dari melahirkan bayi
sampai persalinan setelah 2 jam pertama persalinan yang berlangsung
antara 6 minggu (42 hari). Masa post partum merupakan masa kritis
dimana masa post partum akan menimbulkan berbagai komplikasi
diantaranya yaitu pendarahan, infeksi, puerperalis, endometritis, mastitis,
tromboplebitis, dan thrombosis, emboli, post partum depresi.
1. Urterus
a. Proses involusi
Proses involusi Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada
akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-
kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar
pada promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira
sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-
kira sebesar grapefruit (beratnya kira-kira 1000 g. Dalam waktu 12
jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus,
dalam beberapa hari kemudian perubahan involusi berlangsung
dengan cepat, fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam,
pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di
pertegahan antara umbilikus dan simfisis pubis urterus tidak bisa
dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascapartum
Uterus yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat
sebelum hamil berinvolusi menjadi kira-kira 500 g 1 minggu setelah
melahirkan dan 350 g (11 sampai 12) 2 minggu setelah lahir.
Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati
lagi, pada minggu keenam bertanya menjadi 50 sampai 60 g.
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung
jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama masa hamil.
Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada
hiperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot, dan hipertrofi,
pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa pascapartum
penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya
autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang
berlebihan. sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil
menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah
hamil. Subinvolusi ialah kegagalan uterus untuk kembali pada
keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering ialah
tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara ber-makna
segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respons terhadap
penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Hemostasis
pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah
intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pemben-
tukan bekuan. hormon oksigen yang dilepas dan kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengompresi pembuluh darah, dan membantu hemostasis.
Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi
uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. karena penting
sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini,
biasanya suntikan oksitosin (Pitosin) secara intravena atau
intramuskular diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan
bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada
payudara merangsang pelepasan oksitosin.
c. Tempat Plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, konstriksi
vaskular dan trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu
area yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan
endometrium ke atas menyebabkan pelepasan jaringan nekrotik
dan mencegah pembentukan jaringan parut yang menjadi
karakteristik penyembuhan luka. Proses penyembuhan yang unik
ini memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti
biasa dan memungkinkan implantasi dan plasentasi untuk
kehamilan di masa yang akan datang. Regenerasi endometrium
selesai pada akhir minggu ketiga masa pascapartum, kecuali
pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat ini
biasanya tidak selesai sampai enam minggu setelah melahirkan.
2. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. (18)
jam pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya
menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. serviks
setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh
selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. Ektoserviks bagian
serviks yang menonjol ke vagina terlihat memar dan ada sedikit
laserasi kecil-kondisi yang optimal untuk perkembangan
infeksi. :uara serviks, yang berdila-tasi 10 cm sewaktu
melahirkan, menutup secara bertahap. Dua jari mungkin masih
dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4 sampai
ke-6 pascapartum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat
dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna
tidak akan berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan,
tetapi terlihat memanjang seperti suatu celah, sering disebut
seperti mulut ikan. Laktasi menunda produksi estrogen yang
mempengaruhi mukus dan mukosa. Karena robekan kecil-kecil
yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali
keadaan sebelum hamil (nulipara) yang berupa lubang kecil
seperti mata jarum serviks hanya kembali pada keadaan tidak-
hamil yang berupa lubang yang sudah sembuh, tertutup
tapi berbentuk celah. Dengan demikian, os servisis wanita yang
sudah pernah melahirkan merupakan salah satu tanda yang
menunjukkan riwayat kelahiran bayi lewat vagina.
3. Vulva Dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selamaproses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan
vagina kembali kepada keadaan tidak-hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara
labia menjadi lebih menonjol. Himen mengalami ruptur pada saat
melahirkan bayi per vaginam dan yang ter-sisa hanya sisa-sisa
kulit yang disebut karunkulae mirtiformis.
4. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada keadaan sebelum melahirkan (nulipara) Relaksasi dasar
panggul dan otot-otot abdomen juga dapat bertahan.
5. Topangan Otot Panggul
Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera
sewaktu melahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul di
kemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek
atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai
enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi
panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya
topangan permukaan struktur panggul. struktur ini terdiri atas
uterus, dinding vagina posterior atas, uretra, kandung kemih, dan
rektum. walaupun relaksasi dapat terjadi pada setiap wanita,
tetapi biasanya merupakan komplikasi langsung yang timbul
terlambat akibat melahirkan.

B. Tahapan-Tahapan Masa Post Partum


a. Peurperium dini (immediate puerperium): waktu 0-24 jam post
partum, yaitu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intemedical (early puerperium): waktu 1-7 hari post
partum, yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ
reproduksi selama kurang lebih 6-8 minggu
c. Remote Puerperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu post
partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dalam keadaan sempurna terutama ibu apabila ibu selama hamil
atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

C. Adaptasi Fisiologi Post Partum


a. Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengetahuan uterus merupakan suatu
proses kembalinya uterus ke dalam sebelum hamil.
b. Tempat Plasenta
Segera setelah plasenta dan kebutuhan di keluarkan kontruksi
vascular dan thrombosis menurunkan tempat plasenta kesuatu
area yang meninggi dan bermodul tidak teratur.
c. Serviks (mulut rahim)
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan 18 jam
setelah pascapartum serviks memendek dan konsistennya
menjadi padat dan kembali ke bentuk semula
d. Pada awal masa nifas, peluruhan jaringan desibua
menyebabkan keluarnya discharge vagina dalam jumlah
bervariasi, secara mikrokopis, lochea terdiri atas eritrosit,
serpihan desidua sel-sel epitel dan bakteri. Mikroorganisme
ditemukan pada lokia yang menumpuk divagina dan pada
sebagian besar kasus juga di temukan bahkan bila discharge
diambil dari rongga uterus. Pengeluaran lochea dapat dibagi
berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya:
1) Lochea rubra atau merah (kruenta)
Lochea rubra mengandung darah dan debris desidua serta
debris trofoblastik. Aliran menyebur menjadi merah muda
atau coklat setelah 3-4 hari
2) Lochea Serosa
Lochea serosa ini muncul sekitar 10 hari setelah bayi lahir
mengandung darah lama (old blood), serum, leukosit, dan
debris jaringan. Warna cairan ini menjadi kuning sampai
putih.
3) Lochea Alba
Lochea alba muncul setelah 10 hari masa nifas post partum
akibat campuran leukosit dan berkurangnya kandungan
cairan, lokia mejadi berwarna putih atau putih kekuningan.
e. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak
hamil dalam tempo 2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10
hari pertama setelah melahirkan peningkatan factor pembekuan
yang terjadi selama kehamilan masih menetap namun
diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.
f. Sistem Reproduksi
1) Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)
2) Involusi tempat plasenta
3) Pengeluaran lochea
4) Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina
g. Sistem Pencernaan
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali
dalam 1 jam atau 2 jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat
terjadi pada masa nifas awal dikarenakan kekurangan bahan
makanan selama persalinan dan pengendalian pada fase
defekasi.
h. Sistem Endokrin
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta
laktogen (hpl) dan chorionia gonadotropin (HCG), turun
dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah tidak terdeteksi lagi.
Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun dengan
cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita
menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.
i. Sistem Muskuloskletal
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah
menghilang dengan sempurna. Dinding abdomen melunak
setelah melahirkan karena meregang setelah kehamilan. Perut
menggantung sering dijumpai pada multipara.

D. Perubahan Psikologi Post Partum


1. Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada fase ini
ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri, ibu akan berulang
kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai
akhir.
2. Fase taking hold merupakan suatu periode yang berlangsung antara 3-
10 hari setelah melahirkan, pada fase ini ibu timbul rasa khwatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung
dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi
dengan diri ibu, bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan
kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan
pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas
3. Fase letting go merupakan periode menerima tanggung jawab akan
peran barunya, fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan, ibu
sudah mulai menyesuaikan diri ketergangtungan bayinya, ibu
memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya, 12 keinginan untuk merawat diri dan
bayinya sudah meningkat pada fase ini, ibu akan percaya diri dalam
menjalaini peran barunya

E. Post Partum Blues


Post partum blues adalah keadaan depresi ringan dan sepintas
umunya terjadi dalam minggu pertama atau lebih sesudah melahirkan,
mendefinisikan bahawa post partum adalah “Kesedihan” post partum
perubahan suasana hati yang mana lebih sering terjadi pada anak pertama
dan bersifat sementara pada minggu pertama dan kedua. Dapat juga
diartikan keadaan depresi secara fisik maupun psikis pada minggu pertama
dan kedua. Dapat juga diartikan keadan depresi secara fisik maupum psikis
pada ibu yang dapat terjadi setelah beberapa hari kelahiran sampai kira-
kira sebulan kemudian.
1. Tanda dan Gejala
 Kesediahan sementara
 Sering menangis karena tidak bisa memberi ASI
 Frustasi anak tidak mau tidur
 Mudah tersinggung
 Kehilangan minat terhadap bayi
 Hilangnya nafsu makan
2. Waktu
 Post partum blues berlangsung 2 minggu
3. Etiologi
 Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar
ekstrogen, progesterone, prolactin dan estradiol
 Faktor demografi umur dan paritas
 Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan
 Latar belakang psikososial ibu
 Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya

F. Depresi Post Partum


Depresi post partum atau depresi melahirkan adalah depresi yang
dialami setelah melahirkan, berbeda dengan baby blues yang dialami oleh
70%-80% ibu muda. Depresi post partum terjadi hingga beberapa bulan
setelah melahirkan, depresi saat hamil menambah resiko mengalami deprsi
post partum.
1. Waktu
Depresi post partum bisa terjadi berminggu-minggu hingga
berbulan-bulan dan bila tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial.
2. Tanda dan Gelaja
 Depresi atau mood swing yang serius
 Kesulitan terhubung dengan bayi
 Terisolasi dari keluarga dan teman-teman
 Kehilangan nafsu makan dan kelainan makan
 Kelainan tidur
 Menangis berlebihan
 Kelelahan yang berlebih atau hilangnya tenaga
 Berkurangnya semangat dan ketertarikan pada aktivitas yang
biasanya disukai
 Sangat mudah marah
G. Adaptasi Keluarga
Transisi menjadi orang tua adalah proses pembangunan yang dinamis
yang diawali dengan pengetahuan tentang kehamilan selama periode post
partum sebagai pasangan yang baru akan menjadi peran ibu dan ayah.

H. Ciri-Ciri Family Centre Maternity Care


Konsep keperawatan maternitas yang mengungkapkan masalah
menyusui dini adalah famly centered maternity care merupakan pemberian
asuhan kepada wanita dan keluarganya pada saat kehamilan, kelahiran,
post partum dan perawatan bayi yang dimasukan ke dalam siklus
kehidupan keluarga sebagai peristiwa normal dan sehat

I. Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun mempertahankan
derajat kesehatan sampai pasien merasa siap untuk kelingkungannya

J. Home Care
Mengidentifikasi bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga,
di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian
dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.

K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Post Partum
a. Identitas diri
Terdiri dari nama, ttl, umur, suku, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, alamat, no register, tanggal pengkajian.
b. Identitas penanggung jawan
Terdiri dari, nama, umur, suku, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, alamat
c. Keluhan utama
Keluhan biasanya mules, pendarahan, nyeri dibagian bawah
abdomen/punggung/ ulu hati, sakit kepala, mual, lemah
d. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji biasanya mules, pendarahan, nyeri dibagian bawah
abdomen/punggung/ ulu hati, sakit kepala, mual, lemah
e. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji metode kehamilan berapa, metode persalinan, riwayat
penyakit seperti hipertensi, riwayat penyulit dahulu.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Mempunyai penyakit hiv, hipertensi, asma, DM dll
g. Riwayat persalinan dan nifas yang dulu
Kaji partus, jenis persalinan, indikasi, penolong salinan, jenis
kelamin bayi, bb, pj, tempat , penyulit. Anak ke, tempat rawat, dan
lamanya
h. Riwayat kontrasepsi
Jenis : IUD, pil kb, suntik kb, implant, vasektomi, tubektomi
i. Aktivitas sehari-hari
Kaji nutrisi kehilangan nafsu makan, eliminasi adanya dieuresis,
istirahat dan tidur terjadi insomnia, kebersihan diri.
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran umum : composmentis, apatis ,somnolen, spoor
2) Ttv biasanya rendah
3) Kaji kepala, muka, leher
4) Dada/ payudara : produksi kolustorum 48 jam bertama
5) Uterus : konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran
6) Insisi SC : balutan dan insisi, drainase, edema, dan
perubahan warna
7) Perkemihan : jumlah distensi
8) Abdomen : pergerakan usus, hemoroid dan bising usus
9) Lochea : tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan
10) Perineum :episiotomy, laserasi dan hemoroid, memar,
hematoma, edema, discharge, kemerahan dan infeksi.
11) Ektermitas : edema
k. Pemeriksanaan penunjang
Adanya hasil USG, HB, BIOPSI, LEUKOSIT, X-Ray, EKG dll
2. Masalah keperawatan
a) Nyeri b.d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomy)
b) Risiko infeksi b.d episotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan
lahir
c) Gangguan pemenuhan ADL b.d kelemahan fisik

No Dx Tujuan NOC Intervensi NIC Rasional


keperawatan
1 Nyeri b.d Setelah dilakukan 1. kaji ulang skala 1.mengidentifikasi
agen injuri asuhan nyeri kebutuhan dan
fisik (trauma keperawatan intervensi yang
jalan lahir, selama 3x24 jam tepat
episiotomy) nyeri teratasi 2.anjurkan ibu 2.untuk
dengan kiteria menggunakan mengalihkan ibu
hasil : tehnik relaksasi dan rasa nyeri yang
-skala nyeri 0-10 dan distraksi dirasakan
-tidak merasa 3.motivasi untuk 3.mempelancar
nyeri saat mobilisasi sesuai pengeluaran
mobilisasi indikasi lochea,
-ttv batas normal mempercepat
S : 27 involusi dan
N : 80 mengurangi nyeri
R : 16-24 secara bertahap
TD : 120/80 4.berikan kompres 4.meningkatkan
hangat sirkulasi pada
perineum
5.pemberian 5.melonggarkan
analgetik sistem saraf perifer
sehingga rasa nyeri
berkurang
2 Risiko Setelah dilakukan 1. kaji lochea 1. untuk dapat
infeksi b.d asuhan (warna, bau, dan mendeteksi tanda
episotomi, keperawatan jumlah) kontraksi infeksi lebih dini
laserasi jalan selama 3x24 jam uterus dan kondisi dan mengintervensi
lahir, risiko infeksi jahitan episiotomy dengan tepat
bantuan teratasi dengan
pertolongan kiteria hasil : 2. sarankan pada 2. pembalut yang
lahir -tidak tada tanda- ibu agar lembab dan banyak
tanda infeksi mengganti darah merupakan
- pembalut tiap 4 media yang
mendemostrasikan jam menjadi tempat
tehnik untuk berkembang
menurunkan biaknya kuman
resiko infeksi 3. pantau TTV 3. peningkatan
suhu >38
menandakan
infeksi
4. lakukan rendam 4. mempelancar
bokong sirkulasi ke
perineum dan
mengurangi edema
5.membantu
5. sarankan ibu mencegah
membersihkan kontaminasi rektal
perineal dari melalui vaginal
depan kebelakang
3 Gangguan Setelah dilakukan 1.kaji 1.mengetahui
pemenuhan asuhan kempampuanklien kemampuan klien
ADL b.d keperawatan dalam memenuhi dalam memenuhi
kelemahan selama 3x24 jam kebutuhan sehari- kebutuhannya
fisik pemenuhan ADL hari
teratasi dengan 2.bantu klien 2.bantu dan latihan
kiteria hasil : dalam pemenuhan yang teratur
kebutuhan sehari- membiasakan klien
hari melakukan
aktivitas sehari-
hari
3.Keluarga dapat
3. Anjurkan membantu dan
keluarga untuk bekerja sama
kooperatif dalam memenuhi
keperawatan kebutuhan klien
dan mempercepat
proses
penyembuhan

Daftar pustaka

Bobak , 2004. Buku ajar keperawatan maternitas,edisi 4. Jakarta : EGC

Farer, H. 2001. Perawatan maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta

Hadijono, Soerjo, 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

Nanda. (2018). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2018 Edisi 11


editor. T Hearther

Herddman, Shigemi Kamitsuru . Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep Gadar 1
    Askep Gadar 1
    Dokumen14 halaman
    Askep Gadar 1
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • BAB I Anemia
    BAB I Anemia
    Dokumen25 halaman
    BAB I Anemia
    aji10
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar, Daftar Isi
    Kata Pengantar, Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar, Daftar Isi
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Bab I Ii
    Bab I Ii
    Dokumen40 halaman
    Bab I Ii
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Absen Profesi
    Absen Profesi
    Dokumen2 halaman
    Absen Profesi
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Rekam Medis Lansia
    Rekam Medis Lansia
    Dokumen12 halaman
    Rekam Medis Lansia
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Diet Makanan
    Diet Makanan
    Dokumen4 halaman
    Diet Makanan
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Absen Profesi
    Absen Profesi
    Dokumen2 halaman
    Absen Profesi
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Alamanda
    Alamanda
    Dokumen12 halaman
    Alamanda
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Laporan ABK1
    Laporan ABK1
    Dokumen16 halaman
    Laporan ABK1
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • 146-Article Text-461-1-10-20190418
    146-Article Text-461-1-10-20190418
    Dokumen9 halaman
    146-Article Text-461-1-10-20190418
    Ulfah Niawaty
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • LP Jiwa Fix-1
    LP Jiwa Fix-1
    Dokumen92 halaman
    LP Jiwa Fix-1
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • CBT
    CBT
    Dokumen11 halaman
    CBT
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Sap Vulva Hygine2
    Sap Vulva Hygine2
    Dokumen12 halaman
    Sap Vulva Hygine2
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen39 halaman
    Makalah
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Proposal Nurshing Enterpreneurship 2k18
    Proposal Nurshing Enterpreneurship 2k18
    Dokumen19 halaman
    Proposal Nurshing Enterpreneurship 2k18
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Biopori
    Biopori
    Dokumen4 halaman
    Biopori
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen33 halaman
    Bab Ii
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen52 halaman
    Bab I
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Dan Fisiologi
    Anatomi Dan Fisiologi
    Dokumen26 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi
    Rosela Hibiscus Sabdariffa
    Belum ada peringkat
  • FG 2
    FG 2
    Dokumen28 halaman
    FG 2
    ZackyAhmad
    Belum ada peringkat
  • FG 2
    FG 2
    Dokumen28 halaman
    FG 2
    ZackyAhmad
    Belum ada peringkat