Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


PPG DALAM JABATAN TAHAP 4
SEMESTER GANJIL 2019/2020

NAMA : ROSITA YULIANA


NIM : 193156733220

LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (LP3)


PUSAT PENGEMBANGAN PENGALAMAN LAPANGAN (P4L)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, karunia, dan
hidayah-NYA sehingga Laporan Program Pengalaman Lapangan (PPL) PPG Dalam
Jabatan Tahap 4, dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini merupakan salah satu kegiatan yang wajib
ditempuh di Universitas Negeri Malang. Laporan ini disusun sebagai pelengkap Kerja
Praktik yang telah dilaksanakan kurang lebih 3 pekan, di SMK NEGERI 3 Malang.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan masukan serta saran dari
beberapa pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dra. Faizah, M.Pd., selaku Kepala SMK NEGERI 3 Malang
2. Erna Tungga Dewi, S.Pd,M.M selaku guru pamong yang telah memberikan bimbingan
penuh selama pelaksanaan KPL
3. Dr.Dra.Nunung Nurjanah, M.Kes selaku Dosen Pembimbing

4. Para Dewan Guru SMK Negeri 3 Malang

5. Rekan Mahasiswa Pelaksanaan Praktik Lapangan, PPG Dalam Jabatan Tahap 4

6. Seluruh peserta didik SMK Negeri 3 Malang

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, baik dari materi
ataupun teknik penyajian, sebab kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karenanya, kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan. Penulis berharap
agar laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Sekian
dan terimakasih.

Malang, 18 Oktober 2019


Penulis

Rosita Yuliana

iii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv
COVER................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Tujuan Lesson Study................................................................................................ 2
C. Manfaat Leson Study ................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................ 4
A. Pengertian Lesson Study............................................................................................. 4
B. Hakekat Lesson Study ................................................................................................. 4
C. Langkah-Langkah Melaksanakan Lesson Study .......................................................... 5
1. Tahapan Perencanaan (Plan)................................................................................. 6
2. Tahapan Pelaksanaan (Do) .................................................................................... 6
3. Tahapan Refleksi (Check) ..................................................................................... 7
D. Alasan Pemilihan Lesson Study ................................................................................... 8
E. PPL Berbasis Lesson Study .......................................................................................... 9
F. Jenis Lesson Study yang Dikembangkan di Indonesia ................................................. 9
BAB III IMPLEMENTASI LESSON STUDY ................................................................... 11
BAB IV REFLEKSI IMPLEMENTASI LESSON STUDY ............................................... 12
BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 17
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 18
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 20
Lesson Study (LS) II............................................................................................................ 21
JURNAL HARIAN ............................................................................................................. 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lesson study merupakan salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan
ini menarik untuk diperbincangkan. Lesson study ini sesungguhnya bukanlah program baru
sebab sesungguhnya program kerjasama meningkatan pembelajaran ini merupakan
kelanjutan dari kegiatan sebelumnya yang disebut “piloting”. Lesson study merupakan
sebuah adaptasi program peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di Jepang.
Prinsip utama lesson study adalah peningkatan kualitas pembelajaran secara bertahap
dengan cara belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Lesson study muncul sebagai salah satu alternatif yang berguna untuk mengatasi
masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Sekarang ini masih
banyak praktik pembelajaran di Indonesia yang cenderung melakukan pembelajaran secara
konvensional. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan
pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar
(student-centered), dan secara keseluruhan hasilnya tidak banyak memberikan kontribusi
bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Dalam hal ini, Lesson
Study dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan
dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) baik negeri maupun swasta
terus berlomba-lomba mencetak calon guru. LPTK selalu terus berupaya meningkatkan
mutu lulusan calon guru dengan berbagai cara. Mulai dari meningkatkan kualifikasi dosen
LPTK, memperbaiki kualitas perkuliahan melalui berbagai penelitian pendidikan dan juga
pelatihan. Keberhasilan tersebut seharusnya diindikasikan oleh semakin meningkatnya
kemampuan dan profesionalisme guru dan dosen, semakin meningkatnya kualitas proses dan
prestasi belajar siswa.
Dalam rangka mewujudkan keinginan-keinginan tersebut, khususnya upaya untuk
meningkatkan kemampuan calon guru. Universitas Negeri Malang menggagas suatu bentuk
pelaksanaan PPL yang berbasis Lesson Study bagi mahasiswanya. Dengan demikian,
penyusun melaksanakan Lesson Study di SMK Negeri 2 Malang sebagaimana ketentuan dari
Universitas.
B. Tujuan Lesson Study
Penerapan lesson study sebagai salah satu alternatif pengembangan
profesionalitas guru dalam mengajar memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama Lesson
Study yaitu untuk: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat
bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah
pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru
lainnya (Sudrajat:2008).
Selain itu, tujuan lesson study diantaranya:
1. Meningkatnya pengetahuan tentang pembelajaran.
2. Meningkatnya kemampuan mengobservasi aktivitas belajar.
3. Semakin kuatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan
tujuan jangka panjang (perbaikan mutu pembelajaran terus-menerus);
Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran (termasuk kompetensi pedagogik).
4. Meningkatnya pengetahuan tentang materi pengajaran (termasuk kompetensi
profesional).
5. Semakin meningkatnya motivasi untuk selalu berkembang (termasuk kompetensi
kepribadian).
6. Semakin kuatnya hubungan rekan sekerja (termasuk kompetensi sosial).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lesson study sangat diperlukan dalam
pembelajaran untuk dapat terus meningkatkan mutu serta kualitas dari pembelajaran
saat ini.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam lesson study ini adalah:
1. Mengetahui pelaksanaan lesson study di SMK Negeri 2 Malang pada saat
pelaksanaan lesson study PPL semester Ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
2. Mengetahui pola pembelajaran yang dilakukan guru model ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas.
3. Mengetahui hasil observasi yang dilakukan observer saat pembelajaran
berlangsung.
4. Mengetahui refleksi yang muncul untuk perbaikan lesson study di SMK Negeri 2
Malang.

C. Manfaat Lesson Study


1. Guru
a. Memperbaiki dan meningkatkan cara/model pembelajaran.
b. Terbuka atau melakukan sharing secara kolaboratif dengan koleganya.

2
c. Meningkatkan pengetahuan tentang cara mengobservasi aktivitas belajar siswa.
d. Meningkatkan motivasi untuk senantiasa berkembang.
e. Meningkatkan kualitas rencana pembelajaran.
2. Siswa
a. Meningkatkan aktivitas belajar.
b. Meningkatkan motivasi belajar.
c. Meningkatkan hasil belajar.
3. Sekolah
Dengan adanya lesson study ini dapat berpengaruh kepada semua guru untuk
memperbaiki model pembelajarannya sehingga kesulitan dan permasalahan yang
dihadapi di sekolah pada waktu kegiatan belajar mengajar dapat diatasi.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Lesson Study


Lesson Study (jugyokenyu) adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-
guru untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan keefektifan
pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, dalam Syamsuri
2010). Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru secara kolaboratif untuk
mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan
revisi rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana
pembelajaran secara bersiklus dan terus menerus. Menurut Walker dalam Syamsuri
(2010), lesson study adalah suatu metode pengembangan profesionalitas guru. Menurut
Lewis dalam Syamsuri (2010), ide yang dikandung di dalam lesson study sebenarnya
singkat dan sederhana, yakni seorang guru ingin melakukan kolaborasi dengan guru lain
untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Namun demikian dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuaian cara
melaksanakan lesson study.
Secara lebih sederhana lesson study adalah suatu kegiatan pengkajian pembelajaran
yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru guna meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Tim pengembangan lesson study yang bekerja untuk program SISTEMS
JICA di Indonesia mengartikan lesson study sebagai suatu model pembinaan profesi
pendidik melalui pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning
untuk membangun learning community (Hedrayana, dkk.2006).

B. Hakekat Lesson Study


Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi
merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan dalam
merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson
Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus-menerus yang tiada henti
dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality
Management (TQM), yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-
menerus, berdasarkan data. Lesson study merupakan kegiatan yang dapat mendorong

4
terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan
sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang lesson study sebagai salah satu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar.
Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa lesson study memiliki 4 (empat)
tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat
dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta lesson study; (3) meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah
pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru
lainnya.

C. Langkah-Langkah Melaksanakan Lesson Study


Ada beberapa cara orang melakukan lesson study. Hal ini tentunya disesuaikan
dengan kondisi dan situasi dalam praktiknya. Menurut Lewis (2002) menyarankan ada 6
tahapan dalam mengimplementasikan lesson study di sekolah antara lain:
Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study, yang antara lain berupa kegiatan merekrut
anggota kelompok, menyusun komitmen waktu khusus, menyusun jadwal
pertemuan dan menyetujui aturan kelompok.
Tahap 2: Memfokuskan lesson study dengan 3 kegiatan antara lain yakni: (a) menyepakati
tema penelitian (recearchtrime) tujuan jangka panjang bagi murid; (b) memilih
cakupan materi; (c) memilih unit pembelajaran dan tujuan yang disepakati.
Tahap 3: Merencanakan pembelajaran (recearchlessen), yang meliputi kegiatan melakukan
pengkajian pembelajaran yang telah ada, mengembangkan petunjuk
pembelajaran, meminta masukan dari ahli dalam bidang studi dari luar
(dosen/guru lain yang berpengalaman).
Tahap 4: Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi). Dalam hal
ini pembelajaran dilakukan oleh salah seorang guru anggota kelompok dan
anggota yang lain menjadi observer.Observer tidak diperkenankan melakukan
introduksi terhadap jalannya pembelajaran baik kepada guru maupun siswa.
Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran yang telah dilaksanakan. Diskusi
dan analisis sebaiknya mencakup butir-butir: Refleksi oleh instruktur, informasi

5
latar belakang anggota kelompok, presentasi dan diskusi data data dari hasil
observasi pembelajaran, diskusi umum, komentar dari ahli luar, ucapan terima
kasih.
Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya. Pada
tahap ini anggota kelompok diharapkan berpikir tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Apakah berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran
ini menjadi lebih baik?, apakah akan mengujicobakan dikelas masing-masing?,
dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan cara
kerja kelompok.
Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Mulyana (2007) dan
konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang
empat tahapan dalam penyelengggaraan lesson study:

1. Tahapan Perencanaan (Plan)


Dalam tahap perencanaan, para guru yang menjadi model dalam lesson study
menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan
diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran, seperti: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati
kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai
kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara
bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan.
Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang
benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan
yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal,
tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.

2. Tahapan Pelaksanaan (Do)


Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru model yang disepakati
atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2)
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas lesson
study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan
lainnya yang bertindak sebagai pengamat/ observer). Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:

6
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
b. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan
natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program lesson
study.
c. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan
mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru
maupun siswa.
d. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-
bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen
pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
e. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk
mengevalusi guru.
f. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk
keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
g. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat
mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi
pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman
dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.

3. Tahapan Refleksi (Check)


Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan
proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta lesson
study yang dipandu oleh guru pamong atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi
dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran,
dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses
pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang
dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang
bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh

7
bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai
pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh
peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh
karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang
berlangsung dalam diskusi.

D. Alasan Pemilihan Lesson Study


Alasan pemilihan Lesson Lesson Study sebagai pengembang profesionalitas guru
antara lain adalah:
1. Lesson Study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. a) Lesson Study dilakukan sebagai
hasil sharing pengetahuan secara profesional yang berlandaskan pada praktek dan
hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru; b) Penekanan mendasar suatuLesson
Study adalah para siswa memikiki kualitas belajar; c) Tujuan pembelajaran dijadikan
fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; d) Berdasarkan
pengalaman real dikelas Lesson Study mampu menjadi landasan bagi pengembangan
pembelajaran; dan e) Lesson Study akan menempatkan peran guru sebagai peneliti
pembelajaran. (Lewiss, dalam Syamsuri 2010).
2. Lesson Study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional
dan inovatif. Dengan melaksanakan Lesson Study para guru dapat a) Menentukan
tujuan pembelajaran, satuan pelajaran, metode pelajaran yang efektif; b) Mengkaji
dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; c) Memperdalam
pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; d) Menentukan tujuan
jangka panjang yang akan dicapai para siswa; e) Merencanakan pelajaran secara
kolaboratif; f) Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; g). Mengembangkan
pengetahuan pembelajaran yang diandalkan dan melakukan refleksi terhadap
pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya
(Lewiss, dalam Syamsuri 2010)
Jadi Lesson Study sebenarnya merupakan sarana untuk membangun komunitas
belajar (learning community) di sekolah. Komunitas belajar yang dimaksud adalah
sekelompok orang yang saling membelajarkan, dalam hal ini adalah antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah,
dan civitas sekolah dengan masyarakat.

8
E. PPL Berbasis Lesson Study
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah sentral di Lembaga
Pendidikan dan Tenaga kependidikan (LPTK) karena program ini merupakan jembatan
bagi mahasiswa LPTK sebelum menjadi guru yang sebenarnya. PPL merupakan ajang
latihan mahasiswa untuk menjadi guru dan merupakan ajang untuk mempertemukan
antara teori di perguruan tinggi dan praktik lapangan (yang terkadang tidak berjalan
harmonis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model proses pembimbingan dan evaluasi
PPL berbasis lesson study dapat meningkatkan profesionalisme calon guru baik yang
berkaitan dengan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian guru dan
kelima praktikan yang menggunakan PPL lesson study menyatakan lebih siap dibanding
dengan praktikan yang tidak menggunakan lesson study.
Aspek yang dilihat dari keaktifan mahasiswa sejak merencanakan PBM,
penyusunan Rencana Pembelajaran/skenario pembelajaran, penguasaan materi dan
kelas, penggunaan media dan ketepatan evaluasi semuanya bisa terlihat ketika plan-do-
see. Dengan kehadiran dan diskusi yang dihadiri observer dan juga guru pamong, guru
model mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil PPL sekaligus mengefektifkan
sistem evaluasi.

F. Jenis Lesson Study yang Dikembangkan di Indonesia


Pengembangan kegiatan Lesson Study di Indonesia dilakukan dalam rangka
implementasi program kerjasama teknis (Technical Assistant) dengan JICA (Japan
Internasional Cooperatioon Agency) yang disebut program SISTTEMS. Program
SISTEMS mulai dillaksanakan pada bulan Mei 2006-Oktober 2008. Program ini
dilaksanakan di tiga daerah rintisan (Piloting), yakni: Kab. Sumedang/Jabar di dampingi
oleh UPI Bandung, Kab. Bantul/Yogyakarta di dampingi oleh UNY Yogyakarta, dan
Kab Pasuruan/Jatim didampingi oleh UM Malang. Sebelum program sistem, Lesson
Study telah dicoba kembangkan dalam program IMSTEP. Tahap lanjutan, yakni tahun
2004/2005, di tiga Daerah (Malang, Yogyakarta, dan Bandung). Dua bentuk kegiatan
Lesson Study yang dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan:
a) Lesson Study berbasis MGMP, yakni Lesson Study yang dilaksanakan pada setiap
hari pertemuan MGMP yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan meliputi
Plan pada minggu pertama diikuti Do dan See pada minggu ketiga.

9
b) Lesson Study Berbasis sekolah (LSBS) atau Entire School Lesson Study (ESLS),
yakni Lesson Study yang dilakukan di suatu sekolah dengan kegiatan utama
berupa open lesson atau open class oleh setiap guru secara bergiliran pada hari
tertentu. Pada saat ada salah seorang guru “membuka kelas” (Open Class) guru-
guru yang lain di sekolah tersebut bertindak sebagai observer. Setelah itu semua
guru, baik guru model atau observer malakukan diskusi refleksi untuk membahas
berbagai hal yang terkait dengan fakta atau fenomena proses belajar siswa yang
ditemukan dalam pembelajaran tersebut.
Lesson Study yang akan dilaksanakan dalam konteks sebagai basis pelaksanaan
PPL, lebih dekat dengan LSBS. Sehingga dalam Open Class atau pelaksanaan
pembelajaran oleh calon guru di kelas dapat diobservasi oleh mahasiswa lainnya, guru
pamong maupun Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang berasal dari berbagai
bidang studi, yang saat itu bertugas atau melaksanakan kegiatan disekolah tempat PPL.

10
BAB III
IMPLEMENTASI LESSON STUDY

Dalam Bab ini berisi mengenai hasil kegiatan pembelajaran berbasis Lesson
Study yang telah dilaksanakan selama PPL di SMK Negeri 3 Malang. Hasil kegiatan
pembelajaran yang kami lakukan disajikan dalam format portofolio yang berisi jurnal
kegiatan LS, lampiran RPP, lembar observasi, lembar refleksi, dan foto kegiatan lesson
study yang terdiri atas plan, do, dan see.

Kegiatan Lesson study dilakukan hanya 2 kali selama PPL namun yang lain
dilakukan pembelajaran biasa sebanyak 3 kali.
Berikut identitas kegiatan lesson study yang telah dilakukan:
No. Nama Praktikan Kelas Lampiran Kegiatan
1 Rosita Yuliana X TBG 3 Jurnal kegiatan LS
Daftar Pengamat (observer)
Lembar Observasi
Lembar Refleksi
RPP
Foto Kegiatan Lesson Study

2 Rosita Yuliana X TBG 1 Jurnal kegiatan LS


Daftar Pengamat (observer)
Lembar Observasi
Lembar Refleksi
RPP
Foto Kegiatan Lesson Study

Berikut identitas kegiatan Pembelajaran yang telah dilakukan selama PPL:


No. Nama Praktikan Kelas Lampiran Kegiatan
1 Rosita Yuliana X TBG RPP
3 Foto Kegiatan

2 Rosita Yuliana X TBG RPP


1 Foto Kegiatan

11
BAB IV
REFLEKSI IMPLEMENTASI LESSON STUDY

Kegiatan lesson study yang dilakukan di SMK Negeri 2 Malang ini dilaksanakan
oleh tiap praktikan. Dari hasil pelaksanaan lesson study terdapat banyak pengalaman yang
didapatkan baik ketika sebagai guru model ataupun sebagai observer.

A. Hasil Lesson Study I


Berdasarkan kegiatan Lesson Study I yang dilakukan penulis pada hari Selasa, 14
Oktober 2019 di kelas X TBG 3, jam pelajaran 3 sampai 5 yaitu pukul 09.00 WIB s/d 11.45
WIB seperti tata cara yang tertera pada file dokumen yang disediakan oleh LP3. Guru
model berkonsultasi pada Guru Pamong mengenai pelaksanaan Lesson Study.
Setelah ditentukan jadwal Lesson Study, langkah selanjutnya adalah merancang
perangkat pembelajaran (Plan) mulai dari RPP, materi dan media pembelajaran yang
digunakan. Selain itu, Guru Model juga mengkonsultasikan mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan di kelas yang akan dijadikan Lesson Study yakni kelas X TBG 3
kepada Guru Pamong. Guru Model mengajukan model pembelajaran Discovery yang akan
diterapkan di kelas. Guru Pamong berperan sebagai pemberi masukan dan saran untuk
perencanaan Lesson Study.
Berikutnya, Guru model menyiapkan format-format Lesson Study, lembar observasi
untuk pembelajaran dalam kegiatan Lesson Study (mahasiswa pengamat), daftar hadir
pengamat, dan lembar berita acara pelaksanaan Lesson Study, Lesson Learned Report, serta
format observasi pembelajaran dalam kegiatan Lesson Study (untuk Guru Pamong dan
Dosen Pembimbing). Seperti yang telah diajukan kepada Guru Pamong, Guru Model
menerapkan model Discovery yang disesuaikan dengan kondisi kelas X TBG 3. Guru model
menyiapkan kelengkapan pembelajaran seperti RPP, Handout materi, tampilan power point
untuk kompetensi dasar membuat media promosi untuk menerapkan model pembelajaran
yang sudah direncanakan.
Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan Lesson Study (Do). Guru melaksanakan
Lesson Study sesuai dengan yang telah direncanakan dalam RPP. Dalam kegiatan ini,
dihadiri dosen pamong (Dr. Dra Nunung Nurjanah , M.Kes.), guru pamong (ibu Erna
Tungga Dewi, S.Pd.), Observer (Yenni, Tomi). Lesson Study ini menerapkan model
Discovery yaitu guru memberikan macam-macam contoh bahan makanan yang sudah
rusak untuk dianalisa dan dituliskan di lembar kerja peserta didik. Bahan makanan yang
telah rusak dapat dijadikan sebagai media diskusi aktif antar siswa. Hal ini juga
memudahkan siswa dalam belajar karena siswa melihat langsung bahan yang rusak.
Langkah selanjutnya adalah mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Waktu presentasi, siswa dari kelompok lain memberikan pertanyaan dan saling
12
menanggapi sehingga menjadikan kelas aktif belajar. Guru memantau, memfasilitasi dan
memberikan penguatan dari presentasi kelompok. Selama proses praktikum ada beberapa
siswa yang kurang aktif karena kondisi kelas yang luas sehingga suara tidak sampai
bangku siswa dibelakang. Mengenai hasil pengamatan para observer dapat dilihat di
lampiran.
Langkah berikutnya yakni refleksi yang diikuti oleh guru pamong, 2 observer serta
guru model. Kegiatan ini didahului dengan refleksi dari guru model, kemudian
penyampaian hasil observasi kelas oleh para observer. Secara umum, dari para observer
memberikan masukan berupa : pengelolaan serta pengendalian kelas perlu diperbaiki
(semua kelompok/siswa harusnya mendapat perhatian guru terutama untuk siswa yang
kurang aktif), saat pelaksanaan masih terdapat beberapa siswa yang melakukan kegiatan
sendiri yang berada diluar proses pembelajaran seperti ramai sendiri sehingga perlu
diperbaiki lagi.
Selanjutnya, guru pamong menyampaikan hasil observasinya terhadap Lesson
Study yang dilakukan oleh guru model. Menurut Guru Pamong, pada pelaksanaan model
pembelajaran yang berbentuk Discovery memang memerlukan pengontrolan yang cukup
besar. Sehingga pada awal penerapan model ini sedikit kurang terkendali dikarenakan
kelas yang luas dan jika ada salah satu kelompok membutuhkan bantuan guru kemudian
guru membantu kelompok tersebut maka kendali kelompok yang lain berkurang. Oleh
karena itu, guru perlu membuat mengantisipasi hal tersebut. Namun hal tersebut hanya
terjadi sesaat saja, untuk selajutnya model pembelajaran lebih terkendali. Untuk secara
umum, skenario pembelajaran pada bagian pendahuluan, inti, dan penutup telah sesuai
dengan perencanaan. Saran dari Guru Pamong yakni pengelolaan kelas agar mendapat
perhatian terutama pada kegiatan praktek. Pengelolaan kelas saat praktek tetap harus dapat
dikendalikan walau pada kegiatan itu siswa cenderung aman.

B. Hasil Lesson Study II


Berdasarkan kegiatan Lesson Study II yang dilakukan penulis pada hari Kamis, 16
Oktober 2019 di kelas X TBG 1, jam pelajaran 8 sampai 10 yaitu pukul 13.45 WIB s/d
16.00 WIB seperti juga tata cara yang tertera pada file dokumen yang disediakan oleh LP3,
Guru Model berkonsultasi pada Guru Pamong mengenai pelaksanaan Lesson Study. Pada
saat pelaksanaan Lesson Study tersebut Dosen Pembimbing memberikan arahan dan
bimbingan sebelum pelaksanaan LS yang ke 2.
Setelah ditentukan jadwal Lesson Study, langkah selanjutnya adalah merancang
perangkat pembelajaran (Plan) mulai dari RPP, materi dan media pembelajaran yang
digunakan. Selain itu, Guru Model juga mengkonsultasikan mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan di kelas yang akan dijadikan Lesson Study yakni kelas X TBG 1
kepada Guru Pamong. Guru Model mengajukan model pembelajaran Penugasan yang akan
diterapkan di kelas. Guru Pamong berperan sebagai pemberi masukan dan saran untuk

13
perencanaan Lesson Study.
Berikutnya, Guru Model menyiapkan format-format Lesson Study, Lembar
Observasi untuk Pembelajaran dalam kegiatan Lesson Study (mahasiswa pengamat), Daftar
hadir pengamat, dan lembar berita acara pelaksanaan Lesson Study, Lesson Learned
Report, serta format observasi pembelajaran dalam kegiatan Lesson Study (untuk Guru
Pamong dan Dosen Pembimbing). Seperti yang telah diajukan kepada Guru Pamong, Guru
Model menerapkan model penugasan yang disesuaikan dengan kondisi kelas X TBG 1.
Guru model menyiapkan kelengkapan pembelajaran seperti RPP, Handout materi, media
power point untuk kompetensi dasar menganalisis modal dasar pengembangan pariwisata
model pembelajaran dengan Discovery.
Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan Lesson Study (Do). guru melaksanakan
Lesson Study sesuai dengan yang telah direncanakan dalam RPP. Dalam kegiatan ini,
dihadiri dosen pembimbing yaitu ibu Dr. Dra. Nunung Nurjanah, M.Kes dan Guru Pamong
yaitu ibu Erna Tungga Dewi, S.Pd, M.M, Observer yaitu Santi Fajarwati, Sutarjo. Lesson
Study ini menggunakan model Discovery dengan alur yaitu guru Selanjutnya penulis
menyampaikan materi tentang sumber daya pengembangan industri pariwisata. Proses
selanjutnya adalah siswa membentuk kelompok belajar, kemudian guru memberikan tema
untuk diskusi dan dianalisa dan dituliskan di lembar kerja peserta didik. Contoh sumber
daya yang dapat dijadikan sebagai media diskusi aktif antar siswa. Hal ini juga
memudahkan siswa dalam belajar karena siswa melihat langsung. Langkah selanjutnya
adalah mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Waktu presentasi, siswa
dari kelompok lain memberikan pertanyaan dan saling menanggapi sehingga menjadikan
kelas aktif belajar. Guru memantau, memfasilitasi dan memberikan penguatan dari
presentasi kelompok.
Kegiatan evaluasi siswa, guru memberikan quiz domino kepada siswa. Pada proses
evaluasi ini, siswa sangat aktif menjawab karena guru memberikan sebuah reward.
Selanjutnya dalam kegiatan akhir, guru menyimpulkan pembelajaran kerusakan makanan
dan memberikan tugas rumah kepada siswa.
Langkah berikutnya yakni refleksi yang diikuti oleh Dosen pembimbing, Guru
Pamong, 2 Observer serta Guru Model. Kegiatan ini didahului dengan refleksi dari Guru
Model, kemudian penyampaian hasil Observasi kelas oleh para Observer. Secara umum,
dari para Observer memberikan masukan berupa : pengelolaan serta pengendalian kelas
perlu diperbaiki (siswa harusnya mendapat perhatian guru), saat pelaksanaan masih
terdapat beberapa siswa yang melakukan kegiatan sendiri yang berada diluar proses
pembelajaran seperti berbicara dengan teman sendiri sehingga perlu ditegur sesering
mungkin agar kembali memperhatikan pembelajaran selanjutnya, Guru Pamong
menyampaikan hasil observasinya terhadap Lesson Study yang dilakukan oleh Guru
Model. Menurut Guru Pamong, seluruh siswa telah melakukan pembelajaran dengan baik
hanya saat praktek penguasaan kelas yang kurang merata. Terlihat kelompok 1 yang masih
14
ramai sendiri. Namun guru model berusaha mendatangi siswa yang merasa kesulitan hanya
belum merata keseluruhan. pada pelaksanaan model pembelajaran telah berjalan cukup
lancar meskipun terdapat beberapa siswa yang belajar tidak efektif meskipun tidak terlalu
menonjol namun tetap perlu ditegur agar tidak mempengaruhi yang lain. Untuk secara
umum, pembelajaran telah sesuai dengan RPP. Pemberian test menjadi strategi untuk
mendapatkan menarik motivasi siswa untuk merangkum dan mendengarkan penjelasan
guru. Saran dari Guru Pamong yakni hendaknnya ada kesesuaian antara perencanaan
kegiatan pembelajaran dan sebelum pelaksanaan pembelajaran hendaknya menyusun
perencanaan pembelajaran. Sehingga sebagai guru model, dapat mengetahui bagaimana
kelebihan dan kekurangan ketika mengajar serta dapat mengetahui bagaimana kesuksesan
hasil pembelajaran yang kita lakukan.
Selain menjadi guru model beberapa kali juga menjadi observer hal yang menjadi
kekurangan kami dalam pelaksanaan atau do Lesson Study adalah proses mengamati yang
kami rasa masih kurang spesifik terhadap tingkah laku dan antusiasme siswa yang cenderung
naik turun sesuai dengan motivasi yang terbangun dalam diri siswa. Kami kadang merasa
sulit saat harus menjelaskan keadaan siswa pada saat apakah siswa dinyatakan mengalami
motivasi dan tidak termotivasi. Karena selama pengalaman kami menjadi observer motivasi
itu tampak naik turun. Pada setiap tahap siswa akan mengalami gejolak motivasi dan
keaktifan. Sehingga saat telah dicatat siswa tersebut tidak berkonsentrasi tapi ternyata
meskipun mereka diam dan tidak berdiskusi, ternyata mereka belajar. Dari mimik dan gerak-
gerik keaktifan saja menurut kami masih kurang menunjukkan bahwa siswa benar-benar
belajar. Tetapi pendekatan yang lebih mendalam mengenai karakter cara belajar siswa dan
disesuaikan dengan kegiatan belajar siswa dalam kelas maka dapat diamati lebih baik apakah
siswa dapat belajar atau tidak. Karakter belajar siswa memiliki banyak keunikan, sehingga
saat menjadi observer ini merupakan suatu pandangan kami untuk dapat menyatakan siswa
tersebut telah belajar atau belum.
Karakter kelas yang berbeda juga menjadikan standar penilaian terhadap proses
belajar siswa menjadi bersifat flekibel dan dapat berubah. Sehingga standar penilian harus
dirubah disesuaikan dengan keadaan kelas yang diamati. Selain itu keadaan siswa yang
cenderung beranekaragam, ada yang aktif dan pasif menjadikan observer harus mencatat
secara lebih baik dan tepat mengenai perubahan yang terjadi setelah proses pembelajaran.
Sebagai observer yang kami amati adalah kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru model, mengenai konsentrasi, motivasi, perhatian, tanggung
jawab, ketepatan menjawab, keaktifan meskipun tidak berani mengutarakan pada guru
setidaknya pada teman dalam kelompok.

15
Observer adalah individu yang mengamati proses pembelajaran dalam kelas yang
dilakukan oleh guru model, secara bersama-sama dengan teman sejawat. Observer
mengamati proses pembelajaran yang terjadi terutama dari segi siswa bukan dari segi guru
model. Sehingga saat kami menjadi observer yang kami amati adalah ketepatan metode
pangajaran yang telah direncanakan oleh guru model, apakah semua siswa telah dapat belajar

dengan metode yang telah dilaksanakan tersebut. Siswa yang menjadi tanggung jawab kami,
kami amati mulai dari kegiatan awal mereka menerima pembelajaran saat apersepsi.
Pengamatan ini kami lakukan pada aspek perhatian siswa saat awal pembelajaran. Kemudian
saat masuk kedalam inti pembelajaran, kami semakin mendekati kelompok yang kami amati
sehingga dengan lebih jelas kami dapat mengamati dan memahami kesulitan belajar mereka.
Semakin banyak mereka bertanya tentang sesuatu yang tidak dipahami kepada guru model,
kami semakin memahami jika mereka sebenarnya belajar dimana mereka ingin memahami
hal yang mereka kurang paham.
Selain metode yang kami amati juga adalah ketepatan media pembelajaran mereka,
apakah sudah jelas, sudah dapat membantu siswa belajar dengan baik, sudah cukup baikkah
tatanan konsep yang akan di bangun dalam otak siswa. Saat media yang digunakan tidak
sesuai maka biasanya siswa akan cenderung merasa kesulitan dan bosan, sehingga siswa
tidak dapat belajar dengan baik. Tugas berupa mengidentifikasi menurut kami sudah cukup
untuk dilakukan oleh siswa kelas X. Sehingga soal-soal yang cenderung hanya
pengembangan C1 dan C2 ini menjadi favorit siswa. Saat jawaban soal tidak ditemukan di
buku, mereka sudah merasa tidak percaya diri tidak dapat mengerjakan soal tersebut.
Sehingga saat observasi kami biasanya memberikan masukan bahwa soal jangan hanya
analisis saja atau jangan hanya C1 dan C2 saja tetapi seharusnya merupakan
penggabungan. Diharapkan agar siswa dapat belajar dengan lebih baik lagi.
Jika jumlah yang menjadi tanggung jawab kami lebih dari 1 orang kami mengalami
kesulitan untuk dapat mengamati satu per satu siswa. Karena dalam beberapa kali menjadi
observer tidak jarang kami bertanggung jawab untuk memegang satu kelas sekaligus,
sehingga proses pengamatan tidak dapat begitu detail kami

16
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Lesson study merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam satu ruangan
kelas, di mana terdapat sejumlah guru dan pakar pembelajaran. Dalam kegiatan lesson study
terdapat guru model dan observer dalam proses pembelajaran berlangsung. Terdapat 3 tahap
dalam pelaksanaan Lesson Study, yaitu perencanaan (Plan), Pelaksanaan (Do), dan
Refleksi (See).
Kesimpulan dari pelaksanaan Lesson Study yang telah dilaksanakan di SMK Negeri
3 Malang diantaranya:
1. Lesson Study yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Malang berlangsung dengan baik,
dimana guru model dan observer bisa bersama-sama belajar dan bisa memperbaiki
kegiatan pembelajaran dari hasil pengamatan para observer supaya untuk
pembelajaran yang berikutnya bisa lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru sudah baik, sehingga siswa bisa aktif
dalam kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
3. Hasil observasi yang intensif dapat mengukur tingkat pemahaman siswa, begitu juga
dengan angket yang telah disebarkan pada saat Lesson Study guru bisa memahami apa
yang diinginkan siswa pada saat proses pembelajaran.
4. Refleksi yang dilakukan pada akhir Lesson Study ini sangat membangun guru model
maupun para observer yang ikut dalam kegiatan Lesson Study, dengan adanya refleksi
ini guru bisa memperbaiki cara mengajarnya dari saran dan kritik yang disampaikan
para observer.

B. Saran
Dari uraian yang dipaparkan pada Bab I sampai Bab IV serta adanya kesimpulan di
atas, maka di sini penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Mengembangkan sosialisasi Lesson Study agar lebih dikenal oleh berbagai lembaga
pendidikan.
2. Sikap membuka diri dari peserta Lesson Study untuk diobservasi dan direfleksi,
perlu dipertahankan agar proses perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran bisa
maju dan bersaing dengan negara lain.

17
DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jenjang


Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : BSNP.

Depdiknas. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009


Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas.

Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics
Curriculum. (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/ publications/11/- Garfield.doc,
diakses tanggal 17 Nopember 2018.

Hendayana. 2006. Lesson Study Meningkatkan Profesionalisme Guru.


(Online),http://mgmppknbondowosodeskripsi.blogspot.com/2012/04/lesson-study-
meningkatkan.html, diakses 17 Nopember 2018.

Ibrohim. 2010. Paduan Pelaksanaan Lesson Study Di Kkg. Malang:Universitas Negeri


Malang.

Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change.


Philadelphia: Reseach For better School .Inc.

Mulyana. 2007. FKIP: Jurusan PMIPA Laksanakan Pembelajaran Berbasis Lesson Study.
(Online), http://keguruan.umm.ac.id/id/umm-news-1881-fkip-jurusan-pmipa-
laksanakan-pembelajaran-berbasis-lesson-study.html,diakses 17 Nopember 2018.

Rahayu. 2005. Apa Itu Lesson Study.


(Online), http://mudifalahhidha.blogspot.com/2012/10/apa-itu-lesson-study.html,
diakses 17 Nopember 2018.

Soenarto, 2000. Model Pelatihan Demand Driven: Peninkatan Kualitas Pendidikan


Berbasis Sekolah. Proceeding Seminar Nasional Pengembangan Pendidikan MIPA di
Era Globalisasi.22 Agustus 2000. Yugyakarta : FMIPA UNY

Sudrajat. 2008. Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran.
(Online),http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/ lesson-study-untuk-
meningkatkan-pembelajaran/,diakses 17 Nopember 2018.

Syamsuri, I dan Ibrohim, 2008. Studi Pembelajaran (Lesson Study): Model Pembinaan
Pendidikan Secara Kolaboratif dan Berkelanjutan, Dipetik dari Program SISTEMS
JICA di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Malang: FMIPA UM

Syamsuri, I dan Ibrohim. 2010. Workshop Leson Study untuk Mahasiswa, Guru, Dosen
FMIPA Universitas Negeri Malang Semester Genap 2010/2011 dengan Judul Lesson
Study: Sebagai Pola Alternatif untuk Meningkatkan Efektivitas Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) Mahasiswa calon Guru. Malang: FMIPA UM

UPT PPL Universitas Negeri Malang. 2012. Buku Petunjuk Pelaksanaan


PraktikPengalaman Lapangan (PPL) Keguruan Universitas Negeri Malang,
Malang: UPT PPL UM.

18
JURNAL HARIAN PESERTA PPG SELAMA PPL
MINGGU KE-1
Tanggal Deskripsi Kegiatan Produk Evaluasi Deskriptif
Senin, 30 - Hari ini Mahasiswa Jadwal mengajar - Mahasiswa PPL PPG mengikuti
September PPL PPG datang ke pengenalan lingkungan sekolah
2019 sekolah untuk SMKN 3 Malang dan mendapat
Penyerahan peserta kesempatan berinteraksi dan
PPG 2019 pihak menjalin keakraban dengan
sekolah oleh dosen civitas sekolah.
dan sekaligus - Pembagian jam mengajar dan
observasi sekolah jadwal mengajar untuk masing-
dan mengikuti masing orang berbeda,
orientasi PPL PPG menyesuaikan jadwal mengajar
di SMKN 3 Malang sekolah.
- Pulang dari sekolah - Konsultasi dengan guru pamong.
jam 15.00 WIB

Selasa, 1 - Hari ini jam 06.30 Mengumpulkan - Hari ini tidak ada kegiatan
Oktober WIB saya sudah dan membaca pembelajaran masih penyesuaian
2019 sampai di sekolah beberapa buku jadwal mengajar.
dan absen terlebih materi untuk - Konsultasi mata pelajaran
dahulu di ruang mengajar pengetahuan bahan makanan
Tata Usaha. dengan guru pengampu kelas X
- Mengikuti TBG 3.
kegiatan Upacara
Hari Kesaktian
Pancasila.
- Diskusi membuat
perangkat
pembelajaran.
- Pulang dari
sekolah jam 16.00
WIB.
Rabu, 2 - Hari ini jam 06.30 - Membuat - kegiatan piket pagi untuk
Oktober WIB saya sudah perangkat menyambut siswa di deapan
2019 sampai di sekolah pembelajaran gerbang dengan kegiatan
dan absen terlebih mata pelajaran bersalaman dengan siswa.
dahulu di ruang pengetahuan - Menurut jadwal yang saya terima
Tata Usaha. bahan makanan ruang yang akan saya gunakan
- Hari ini saya tentang topik mengajar adalah Ruang TK 1. Sa-
melaksanakan “Potongan Bahan ya mengajar dengan team teaching
jadwal piket. Makanan (Ikan & pada hari kamis tgl 3 Oktober
19
- Saya membuat Ayam) untuk 2019
perangkat persiapan - Konsultasi mata pelajaran
pembelajaran mata mengajar pada pengetahuan bahan makanan
pelajaran hari kamis dengan guru pengampu kelas X
pengetahuan tanggal 3 Oktober TBG 3 dan sesama teman.
bahan makanan 2019 di kelas X
tentang topik TBG 3.
“Potongan Bahan - Power point
Makanan (Ikan & materi yang
Ayam). diberikan kepada
- Pulang dari sekolah siswa.
jam 16.00 WIB.
Kamis, 3 - Hari ini jam 06.30 - Membuat - Miss komunikasi dengan guru
Oktober WIB saya sudah perangkat kelas, sehingga tidak jadi masuk
2019 sampai di sekolah pembelajaran kelas karena digunakan untuk
dan absen terlebih mata pelajaran Lesson Study oleh mahasiswa PKL.
dahulu di ruang keamanan - Konsultasi mata pelajaran
Tata Usaha. pangan dengan pengetahuan bahan makanan
- Tidak jadi mengajar kompetensi dengan guru pengampu kelas X
di kelas X TBG 3 dasar TBG 3.
karena kelas mengevaluasi
tersebut digunakan resiko hygiene
untuk Lesson Study. terkait
- Diskusi membuat kerusakan
perangkat makanan untuk
pembelajaran mapel persiapan
pengetahuan bahan mengajar pada
makanan hari senin
- Pulang dari sekolah tanggal 7
jam 16.00 WIB Oktober 2019.
Jumat, 4 - Hari ini jam 06.30 - Membuat - Konsultasi mata pelajaran
Oktober WIB saya sudah perangkat pengetahuan bahan makanan
2019 sampai di sekolah pembelajaran dengan guru pengampu kelas X
dan absen terlebih mata pelajaran TBG 3.
dahulu di ruang pengetahuan
Tata Usaha. bahan makanan
- Melaksanakan tentang topik
kegiatan rutin baca “Potongan Bahan
surat Yasin dan Makanan
Asmaul Husna. (Daging) untuk
- Melanjutkan diskusi persiapan
membuat perangkat mengajar pada
pembelajaran mapel hari kamis

20
pengetahuan bahan tanggal 10
makanan. Oktober 2019.
- Pulang dari sekolah
jam 16.00 WIB.
Minggu ke 2
Tanggal Deskripsi Kegiatan Produk Evaluasi Deskriptif
Senin, 7 - Hari ini jam 06.30 - Memperbaiki - Konsultasi materi dengan teman
Oktober WIB saya sudah membuat yang sudah mengajar mata
2019 sampai di sekolah perangkat pelajaran kepariwisataan.
dan absen terlebih pembelajaran - Evaluasi perangkat pembelajaran.
dahulu di ruang mata pelajara - Revisi perangkat pembelajaran.
Tata Usaha. Kepariwisataan - Konsultasi dengan teman
- Mengikuti kegiatan dengan materi sejawat,guru pamong dan guru
rutin Upacara “Modal Dasar kelas untuk membahas materi
Bendera . Pengembangan yang akan digunakan saat lesson
- Hari pertama masuk Pariwisata” study.
kelas untuk untuk persiapan - Masih belum menguasai kelas
mengajar mata mengajar pada karena baru pertama masuk kelas
pelajaran hari senin
Kepariwisataan tanggal 14
dengan materi Oktober 2019.
“Modal Dasar
Pengembangan
Pariwisata”
- Melanjutkan diskusi
membuat perangkat
pembelajaran
- Pulang dari sekolah
jam 16.00 WIB.
Selasa, 8 - Hari ini jam 06.30 - Perangkat
Oktober WIB saya sudah mengajar mulai
2019 sampai di sekolah dari KI KD,
dan absen terlebih Silabus, RPP,
dahulu di ruang Handout.
Tata Usaha. - Menggunakan
- Diskusi membuat media video dan
perangkat Powerpoint untuk
pembelajaran. memberikan
- Pulang dari sekolah materi kepada
jam 16.00 WIB. siswa.
Rabu, 9 - Hari ini jam 06.30 - Memperbaiki - Konsultasi materi dengan teman
Oktober WIB saya sudah membuat yang sudah mengajar mata
2019 sampai di sekolah perangkat pelajaran pengetahuan bahan
21
dan absen terlebih pembelajaran makanan.
dahulu di ruang mata pelajaran - Evaluasi perangkat pembelajaran.
Tata Usaha. pengetahuan - Revisi perangkat pembelajaran.
- Melanjutkan diskusi bahan makanan
membuat perangkat tentang topik
pembelajaran. daging.
- Pulang sekolah jam
16.00 WIB.
Kamis, - Hari ini jam 06.30 - Perangkat - kegiatan pembelajaran berjalan
10 saya sudah sampai mengajar mulai sesuai dengan rencanadan tepat
Oktober di sekolah dan dari KI KD, waktu.
2019 absen terlebih Silabus, RPP,
dahulu di ruang Handout.
Tata Usaha. - Menggunakan
- Hari ini saya media Power
mengajar sebagai point dan contoh
guru tunggal di beberapa
kelas X TBG 3 pada potongan bahan
jam 3-5 di ruang makanan daging
Training Kitchen 1 untuk
mata pelajaran memberikan
pengetahuan bahan materi kepada
makanan dengan siswa dan
materi potongan kegiatan
bahan makanan praktikum..
daging.
- Diskusi membuat
perangkat
pembelajaran.
- Pulang dari sekolah
jam 16.00
Jumat, - Seluruh mahasiswa
11 PPL PPG mengikuti
Oktober Conference
2019 International di
Suite Ijen Malang.

22
Minggu ke 3
Tanggal Deskripsi Kegiatan Produk Evaluasi Deskriptif
Senin, 14 - Hari ini jam - Kelengkapan - Masalah yang ditemukan ketika
Oktober 06.30WIB saya perangkat akan memulai kegiatan
2019 sudah sampai di pembelajaran dan pembelajaran mati lampu
sekolah dan absen perangkat sehingga tidak bisa
terlebih dahulu di observer. menggunakan LCD untuk
ruang Tata Usaha. kegiatan pembelajaran dan
- Mengikuti kegiatan suasan dikelas panas sehingga
rutin upacara anak-anak merasakan
bendera. panas/gerah dan kurang fokus
- Mengecek dalam pembelajaran, namun itu
perangkat mengajar semua bisa diatasi dengan
mulai dari KI KD, kegiatan diskusi yang anak bisa
Silabus, RPP, bebas menentukan posisi
Handout, kelompoknya dimana.
Powerpoint - Guru bisa mengguasai kondisi
- Hari ini Lesson kelas dengan melakukan ice
Study diruang TR breakking untuk menghidupkan
18 lantai 3 dengan suasana kelas.
guru pamong Bu - Refleksi dari guru pamong, guru
Erna Tungga Dewi, kelas, dan dari observer.
S.Pd, dosen - Siswa sangat antusias mengikuti
pembimbing Bu KBM.
Dr.Nunung
Nurjanah, M.Kes,
dan guru kelas Pak
Awan Nurzaman,
S.Pd.
Selasa, - Hari ini jam - Perangkat
15 06.30Wib saya pembelajaran
Oktober sudah sampai di kepariwisataan
2019 sekolah dan absen
terlebih dahulu di
ruang Tata Usaha.

Rabu, 16 - Hari ini jam 06.30 -


Oktober saya sudah sampai
2019 di sekolah dan
absen terlebih
dahulu di ruang
Tata Usaha.
- Hari ini saya menjadi
23
observer Lesson
Study di kelas X
TBG 4 jam 6-8 di
ruang Teori 19 pada
mata pelajaran
Kepariwisataan
dengan kompetensi
dasar modal dasar
kepariwisataan
dengan
guru model - Kelengkapan - Refleksi dari guru pamong, guru
- Pak Tomi H, S. Pd. perangkat kelas, dan dari saya sebagai
dengan Guru pembelajaran dan observer.
pamong Bu Erna perangkat - Mengikuti LS hari ini sangat
Tungga Dewi S.Pd observer. senang banyak pengalaman yang
dan Guru kelas Bu bisa saya ambil mulai dari
Awan. pembukaan, inti dan penutup.
- Mengecek - Konsultasi dengan guru kelas
perangkat mengajar dan guru pamong untuk
mulai dari KI KD, persiapan mengajar hari kamis
Silabus, RPP, tanggal 17 Oktober 2019.
Handout,
Powerpoint dengan
kompetensi.
- Pulang dari sekolah
jam 16.00.
Kamis, - Hari ini jam 06.30 - Perangkat - Siswa sangat antusias mengikuti
17 saya sudah sampai pembelajaran KBM karena menggunakan
Oktober di sekolah dan pengetahuan media nyata.
2019 absen terlebih bahan makanan.
dahulu di ruang - Media nyata
Tata Usaha. berupa contoh
- Hari keempat saya macam-macam
masuk mengajar di hidangan telur
kelas X TBG 3 mata
pelajaran
pengetahuan bahan
makanan dengan
materi “hidangan
telur”
- Pulang sekolah jam
16.30 WIB
Jumat, - Hari ini jam 06.30 - RPP culinary - Konsultasi dengan guru pamong

24
18 saya sudah sampai art dan guru kelas untuk persiapan
Oktober di sekolah dan UKIN.
2019 absen terlebih
dahulu di ruang
Tata Usaha.
- Melaksanakan
kegiatan rutin baca
surat Yasin dan
Asmaul Husna.
- Diskusi untuk
membuat perangkat
pembelajaran UKin.
- Menyicil membuat
laporan PPL.
- Masuk kelas x TBG
3 jam 5-8 untuk
mengajar mata
pelajaran culinary
art dengan topik
pudding art
- Pulang dari sekolah
jam 17.00.

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lesson Study (LS) I


Kegiatan Plan dengan sesama mahasiswa KPL dengan Pamong untuk persiapan Lesson Study 1

Kegiatan Do yang dilaksanakan dalam proses pembelajara

47
Lesson Study (LS) II

48
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
TANGGAL DESKRIPSI FOTO KEGIATAN
Senin, 30 Observasi di SMKN 3
September Malang dan pembagian jam
2019 mengajar

Selasa, 1 Upacara Hari Kesaktian


Oktober Pancasila
2019

Rabu, 2 Piket menyambut siswa di


Oktober depan gerbang dan
2019 bersalaman.

Kamis, 3 Membuat perangkat


Oktober pembelajaran
2019

Jumat, 4 Membaca surat Yasin dan


Oktober Asmaul Husna
2019 Membuat perangkat
pembelajaran

Senin, 7 - Upacara rutin Bendera


Oktober hari Senin
2019 - masuk kelas mengajar
mata pelajaran
kepariwisataan pertemuan
1 di kelas X TBG 3

49
Selasa, 8 Membuat perangkat
Oktober pembelajaran
2019

Rabu, 9 Membuat perangkat


Oktober pembelajaran
2019

Kamis, 10 Mengajar mapel


dan 14 pengetahuan bahan
Oktober makanan pertemuan 2 dan
2019 3 dikelas X TBG 3

Jumat, 11 Membaca surat Yasin dan


Oktober Asmaul Husna
2019 Kegiatan Conference
International di Suite Ijen
Malang

50
Senin, 14 Menjadi guru model
dan 16 kegiatan Lesson Study yang
Oktober pertama dan kedua pada
2019 mapel Kepariwisataan

51

Anda mungkin juga menyukai