Anda di halaman 1dari 8

Selain terkenal karena keindahan alam, Lombok juga memiliki kerajinan tradisional yang sangat

indah. Kain sesek namanya. Kain khas suku asli Lombok ini telah menjadi kebanggaan masyarakat sejak
ratusan tahun lalu.

Biasa digunakan sebagai baju adat atau hiasan, pembuatan kain sesek masih menggunakan cara tradisional.
Benang katun, sutra, marcis, emas, dan perak menjadi bahan dasar pembuatan kain ini. Proses
pembuatannya juga terbilang lama. Setidaknya dibutuhkan satu bulan untuk menyelesaikan sehelai kain
sesek. Motif yang rumit menjadi alasan utama lamanya proses pembuatan.

Pembuatan kain biasa dimulai dengan istilah tetumpuk atau pemintalan. Benang yang terbuat dari kapas
diproses dengan cara dipanjangkan. Selanjutnya, proses tegulung atau menggulung benang. Setelah benang
terbentuk, dimulailah proses tepina (memindahkan motif dengan benang nilon).

Motif yang digunakan pada kain sesek bisa berupa rumah tradisional suku Sasak, lumbung padi, aneka
biota laut, atau hewan ternak. Motif-motif tersebut dipilih karena dekat dengan keseharian Suku Sasak.

Kain sesek hanya dibuat oleh kaum wanita Suku Sasak. Bahkan, ada mitos bila lelaki yang membuat kain,
perilaku si pembuat kain akan berubah menjadi seperti wanita. Keahlian membuat kain dilestarikan secara
turun-temurun. Sejak usia belia, para ibu mengajarkan cara membuat kain kepada anak-anaknya.
 Teknik membuat kain tradisional ada empat macam, yaitu:
 Kain tenun pelekat. Adalah kain sarung tenun dan mempunyai motif
loreng /bertapak catur. Cara membuatnya dengan mencelup
benang lungsin yang disusun secara sejajar dan benang pakan yang
disematkan melintang ke benang lungsin, ke dalam warna sehingga
membuat corak rias yang memberikan warna beraneka warna dengan
bentuk kotak-kotak besar dan kecil. Dan di Suku Sasak dikenal
dengan beberut.
 Kain tenun songket adalah kain yang punya hiasan timbul yang terbuat
dari benang katun, benang emas atau benang perak.
 Kain tenun sulam adalah teknik menjahitkan benang berwarna di
permukaan kain berdasarkan pola dan corak tertentu.
 Kain tenun ikat. Dalam pembentukan motif dilakukan dengan cara
mengikat bagian tertentu pada benang sehingga bagian tersebut tak terkena
warna saat benang dicelup dalam zat warna. Diikat sedemikian rupa
sehingga akan membentuk bentukan dan keharmonisan warna sesuai motif
yang ditentukan sebelumnya.
 Motif Tenun
Beberapa jenis motif (reragian) kain tenun ternyata memiliki kandungan makna serta
nilai estetika yang tinggi. Kain tenun Lombok dipercaya memiliki nilai yang sakral dan
tidak sembarang orang bisa mengenakannya. Motif dan makna sangat disesuaikan
dengan kondisi si pemakainya. Di Lombok penerapan motif kain tenun biasanya
disesuaikan dengan fungsinya. Kain tenun yang dibuat khusus untuk tujuan kelengkapan
upacara, ragam hiasannya akan berbeda dengan kain tenun yang dibuat dengan tujuan
untuk menghias diri semata. Khusus kain tenun yang dibuat untuk kelengkapan upacara,
biasanya motif dan warnanya memiliki arti lambang simbolis tertentu. Karena
diharapkan tuahnya mampu mendatangkan kebaikan-kebaikan tersendiri bagi
pemakainya.
 Motif Subhanale
Konon dulu ada seorang penenun yang merasa puas dengan hasil tenunannya, kemudian
mengucapkan kalimat “Subhanallah“ yang artinya Maha Suci Allah. Dari sanalah lahir nama
Subhanale untuk motif kain tenun, sebagai bentuk mengagungkan asma Allah.
Motif subhanale mempunyai makna keikhlasan dan kesabaran, serta bentuk berserah diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada mulanya yang dinamakan motif Subhanale adalah motif
geometris segi enam, didalamnya diberi isian atu dekorasi berbagai bentuk bunga seperti
bunga remawa, kenanga atau tanjung. Warna dasar kain merah atau hitam yang bergaris-garis
geometris berwarna kuning. Motif Subhanale sendiri banyak ragamnya. Kain tenun motif
Subhanale biasanya digunakan oleh kaum pria dan wanita untuk pakaian acara pesta atau
upacara adat.
 Motif Serat Penginang
Dalam bahasa Sasak “Serat Penginang“ artinya tempat
menginang (makan sirih). Ciri motif corak ini
berbentuk kotak-kotak segi empat dan diberi hiasan
motif binatang, tepak dara atau garis silang menyilang.
Motif Serat Penginang bisa digunakan oleh pria atau
wanita saat melakukan upacara adat. Motif ini
bermakna manusia harus memiliki sikap kebersamaan
dan rukun terhadap sesamanya.
 Motif Ragi Genep
Ragi dalam ungkapan bahasa Sasak berarti syarat. Tata
cara “Genep“ berarti cukup. Makna ungkapan ini
adalah orang yang hendak berpergian sebaiknya
berpakaian yang memenuhi syarat, sesuai dengan tata
cara/norma yang berlaku di masyarakat
tersebut. Biasanya dipakai sarung dan dapat digunakan
untuk kegiatan sehari-hari, baik oleh pria ataupun
wanita. Pria untuk dodot sementara Wanita sebagai
Selendang.
 Motif Bintang Empat
Ciri khas motif bintang empat ini menggunakan corak kotak-
kotak warna merah dan hijau muda, atau garis-garis mendatar
dengan warna merah dan hitam. Penggambaran bentuk bintang
empat ini menyerupai bunga ceplok. Istilah bintang empat
berhubungan dengan arah mata angin, yang diambil sebagai
inpirasi keluarnya bintang timur pada pagi hari. Sebagai pertanda
bahwa fajar segera tiba. Motif bintang empat juga menceritakan
tentang penanggalan zaman nenek moyang untuk mengetahui
musim hujan dengan musim panas.
Yang perlu diketahui, kain tenun bermotif bintang empat dan ragi
genep merupakan pasangan kain yang harus dipersiapkan,
khususnya bagi seorang perempuan yang mau menikah.
Tujuannya untuk dibawa sebagai hadiah bagi sang calon suami.

Anda mungkin juga menyukai