Anda di halaman 1dari 84

bu, 21 Oktober 2009

MOTIF SONGKET PALEMBANG

Teknik dan jenis serta kualitas kain yang ditenun mempunyai istilah tersendiri,
yaitu dikenal sebagai songket limar dan lepus.

Yang dimaksud dengan lepus adalah kain songket yang kainnya sepenuhnya
adalah cukitan (sulaman) benang emas. Benang emasnya dengan kualitas tinggi
didatangkan dari China. Kadangkala benang emas ini diambil dari kain songket
yang sudah sangat tua (ratusan tahun) karena kainnya menjadi rapuh, benang
emas disulam kembali kekain yang baru. Kualitas jenis songket lepus merupakan
kualitas yang tertinggi dan termahal harganya.

Limar adalah kain sonket yang menurut sejarawan dan budayawan inggris R.O
Windstedt yang menekuni kehidupan di nusantara pada zaman kolonial, yaitu: its
colours are rich blend of reds ,yellows ,and greens .the shape of the pattern. If
closely inspected, bearing a distinct resemblance to the “lime “ (limau) from
which it has acquired its name.

Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul karena banyak nya bulatan 2
kecil dan percikan yang membentuk sebuah motif yang menyerupai tetesan air
jeruk yang diperas. Menurut Mubin Sheppard: that kain limar is often in correctly
spelt limau, with which it has no connexion. Sedangkan di Palembang limar itu
lebih diartikan sebagai suatu teknik, is known as a process of dyeing threads.

Tumpal atau kepala kain, merupakan bagian pada kain yang berada di tengah
bentangan kain, bagian kain yang lain disebut badan kain. Sedangkan pada
selendang, tumpal berada dibentang kan kanan dan kiri badan kain .Tumpal biasa
nya berukuran ¼ bagian dari bentangan kain songket. Motif sulaman pada tumpal
adalah pucuk rebung.

Rumpak ( bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak
penuh seperti pada songket untuk wanita ,kepala kain atau tumpal pada rumpak
disaat pemakaiannya berada di belakang badan ( pinggul ke bawah sampai
dibawah dengkul: kalau sipemakai telah kawin). Kebalikannya dengan wanita,
dimana tumpal berada didepan yaitu dari pinggul sampai mata kaki .rumpak jika
di pakai oleh pemuda (belum kawin), maka kain tersebut menggantung sampai di
atas lututnya.

Tanjak adalah kain songket persegi empat yang dibuat khusus untuk menutup
kepala laki-laki sepasang dengan kain rumpak. Biasanya kain ini dibuat sepasang
dengan kain rumpak, yaitu warna dan motifnya adalah sama satu sama lain. Pada
awalnya tanjak dibuat dari kain batik, bukan dari songket.

Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini dimana kreasi-kreasi baru
para pengrajin sangat imaginatif. Akan tetapi motif utama songket adalah:
• Bunga intan
• Tretes minder
• Janda beraes
• Bunga cina
• Bunga paciek

Sumber lain mengatakan bahwa Motif hias songket biasanya berbentuk geometris
atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti
perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati
dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki
dan segala kebaikan

Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
LEPUS, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket TABUR. Pada
tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut
motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat
dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.

Kain tiga negeri. Kain ini dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga
tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai.

Kekayaan alam Palembang sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan


pola-pola yang mengagumkan. Sekali pun ragam hiasnya tercipta dari alat yang
sederhana, namun tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya.
Jadi, songket bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk
seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya. Motif-motif ragam
songket Palembang pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: motif tumbuh-
tumbuhan (terutama bentuk stilisasi bunga-bungaan), motif geometris dan motif
campuran antara tumbuh-tumbuhan dan geometris.

Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun-


temurun, sehingga polanya tidak berubah, karena cara memola motif itu sendiri
hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, dan tidak setiap penenun dapat
membuat motif sendiri. Orang yang menenun tinggal melaksanakan pola yang
telah ditentukan. Jadi, kerajinan menenun merupakan suatu pekerjaan yang
sifatnya kolektif. Sebagai catatan, para penenun di Palembang seluruhnya
dilakukan oleh kaum perempuan baik tua maupun muda. Keahlian menenun
tersebut pada umumnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke
generasi lainnya.

Beberapa nama ragam hias atau motif tenun songket Palembang antara lain
adalah: lepus piham, lepus polos, lepus puler lurus, lepus puler ombak-ombak,
lepus bintang, lepus naga besaung, lepus bungo jatuh, lepus berantai, lepus lemas
kandang, tetes meder, bungo cino, bungo melati, bungo inten, bungo pacik, bungo
suku hijau, bungo bertabur, bungo mawar, biji pare, jando berhias, limas berantai,
dasar limai, pucuk rebung, tigo negeri dan emas jantung. Untuk lebih jelasnya,
lihat contoh-contoh di bawah ini.

Selain sebagai sesuatu yang berfungsi memperindah tenunan (songket), ragam


hias juga mempunyai makna. Salah satu contohnya adalah bentuk ragam hias
yang tekenal yaitu “naga besaung” (naga bertarung). Dalam hal ini naga dianggap
sebagai binatang yang melambangkan kemakmuran dan kejayaan. Orang yang
memakai tenun songket motif nago besaung tentulah mengharapkan akan
mendapatkan kemakmuran dan kejayaan dalam hidupnya. Motif ini diambil dari
salah satu unsur kebudayaan Cina yang menganggap naga sebagai suatu hewan
mitologi yang dapat mendatangkan kemakmuran dan kajayaan.

Sebagai catatan, pada zaman dahulu kerajaan Sriwijaya banyak didatangi orang-
orang asing dari Cina, India dan lain sebagainya untuk berdagang. Contoh yang
lain adalah motif pucuk rebung dan bunga-bungaan (cengkeh, tanjung, melati, dan
mawar). Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil dapat digunakan
untuk bahan sayuran. Ketika telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih
tetap berguna, yaitu sebagai bahan bangunan dan lain sebagainya. Orang yang
memakai motif ini tentulah diharapkan akan berguna pula bagi masyarakatnya
(seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia). Sedangkan, bunga-bungaan
melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan kebaikan.
http://chandra-songket.blogspot.com/2009/10/motif-songket-palembang-teknik-
dan.html

新聞中心 關於我們 常見問題 書籤 添加反饋意見 投資者關係 聯繫我們

立即註冊 會員登錄
會員热吗博客照片影視音樂團體分類廣告活動聊天遊戲問答邀請朋友和贏錢
ichan05
查看會員檔案 照片畫廊 影視畫廊 音樂畫廊 博客 會員朋友
會員
所有成員 在線 搜索 热吗
热吗
博客
所有博客 最佳博客 最佳發布
照片
所有照片 最佳照片
影視
所有影視 最佳影視
音樂
所有音樂 最佳音樂
團體
所有團體 搜索
分類廣告
所有分類廣告 搜索
活動
所有活動 日曆 搜索
聊天
遊戲
問答
邀請朋友和贏錢
在 Frienster 邀請朋友 在 Yahoo/Hotmail 邀請朋友

Top of Form
delete_post
Bottom of Form
Top of Form
delete_category
Bottom of Form
Top of Form
edit_post
Bottom of Form
Top of Form
delete_blog
Bottom of Form
發布
Songket Palembang
December 20, 2009 0 評語 Uncategorized
MOTIF SONGKET PALEMBANG

Teknik dan jenis serta kualitas kain yang ditenun mempunyai istilah tersendiri,
yaitu dikenal sebagai songket limar dan lepus.

Yang dimaksud dengan lepus adalah kain songket yang kainnya sepenuhnya
adalah cukitan (sulaman) benang emas. Benang emasnya dengan kualitas tinggi
didatangkan dari China. Kadangkala benang emas ini diambil dari kain songket
yang sudah sangat tua (ratusan tahun) karena kainnya menjadi rapuh, benang
emas disulam kembali kekain yang baru. Kualitas jenis songket lehpus merupakan
kualitas yang tertinggi dan termahal harganya.

Limar adalah kain sonket yang menurut sejarawan dan budayawan inggris R.O
Windstedt yang menekuni kehidupan di nusantara pada zaman kolonial, yaitu: its
colours are rich blend of reds ,yellows ,and greens .the shape of the pattern. If
closely inspected, bearing a distinct resemblance to the “lime “ (limau) from
which it has acquired its name.

Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul karena banyak nya bulatan 2
kecil dan percikan yang membentuk sebuah motif yang menyerupai tetesan air
jeruk yang diperas. Menurut Mubin Sheppard: that kain limar is often in correctly
spelt limau, with which it has no connexion. Sedangkan di Palembang limar itu
lebih diartikan sebagai suatu teknik, is known as a process of dyeing threads.

Tumpal atau kepala kain, merupakan bagian pada kain yang berada di tengah
bentangan kain, bagian kain yang lain disebut badan kain. Sedangkan pada
selendang, tumpal berada dibentang kan kanan dan kiri badan kain .Tumpal biasa
nya berukuran ¼ bagian dari bentangan kain songket. Motif sulaman pada tumpal
adalah pucuk rebung.

Rumpak ( bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak
penuh seperti pada songket untuk wanita ,kepala kain atau tumpal pada rumpak
disaat pemakaiannya berada di belakang badan ( pinggul ke bawah sampai
dibawah dengkul: kalau sipemakai telah kawin). Kebalikannya dengan wanita,
dimana tumpal berada didepan yaitu dari pinggul sampai mata kaki .rumpak jika
di pakai oleh pemuda (belum kawin), maka kain tersebut menggantung sampai di
atas lututnya.

Tanjak adalah kain songket persegi empat yang dibuat khusus untuk menutup
kepala laki-laki sepasang dengan kain rumpak. Biasanya kain ini dibuat sepasang
dengan kain rumpak, yaitu warna dan motifnya adalah sama satu sama lain. Pada
awalnya tanjak dibuat dari kain batik, bukan dari songket.

Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini dimana kreasi-kreasi baru
para pengrajin sangat imaginatif. Akan tetapi motif utama songket adalah:
• Bunga intan
• Tretes minder
• Janda beraes
• Bunga cina
• Bunga paciek

Sumber lain mengatakan bahwa Motif hias songket biasanya berbentuk geometris
atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti
perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati
dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki
dan segala kebaikan

Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
LEPUS, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket TABUR. Pada
tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut
motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat
dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.

Kain tiga negeri. Kain ini dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga
tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai.

Kekayaan alam Palembang sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan


pola-pola yang mengagumkan. Sekali pun ragam hiasnya tercipta dari alat yang
sederhana, namun tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya.
Jadi, songket bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk
seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya. Motif-motif ragam
songket Palembang pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: motif tumbuh-
tumbuhan (terutama bentuk stilisasi bunga-bungaan), motif geometris dan motif
campuran antara tumbuh-tumbuhan dan geometris.

Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun-


temurun, sehingga polanya tidak berubah, karena cara memola motif itu sendiri
hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, dan tidak setiap penenun dapat
membuat motif sendiri. Orang yang menenun tinggal melaksanakan pola yang
telah ditentukan. Jadi, kerajinan menenun merupakan suatu pekerjaan yang
sifatnya kolektif. Sebagai catatan, para penenun di Palembang seluruhnya
dilakukan oleh kaum perempuan baik tua maupun muda. Keahlian menenun
tersebut pada umumnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke
generasi lainnya.

Beberapa nama ragam hias atau motif tenun songket Palembang antara lain
adalah: lepus piham, lepus polos, lepus puler lurus, lepus puler ombak-ombak,
lepus bintang, lepus naga besaung, lepus bungo jatuh, lepus berantai, lepus lemas
kandang, tetes meder, bungo cino, bungo melati, bungo inten, bungo pacik, bungo
suku hijau, bungo bertabur, bungo mawar, biji pare, jando berhias, limas berantai,
dasar limai, pucuk rebung, tigo negeri dan emas jantung. Untuk lebih jelasnya,
lihat contoh-contoh di bawah ini.

Selain sebagai sesuatu yang berfungsi memperindah tenunan (songket), ragam


hias juga mempunyai makna. Salah satu contohnya adalah bentuk ragam hias
yang tekenal yaitu “naga besaung” (naga bertarung). Dalam hal ini naga dianggap
sebagai binatang yang melambangkan kemakmuran dan kejayaan. Orang yang
memakai tenun songket motif nago besaung tentulah mengharapkan akan
mendapatkan kemakmuran dan kejayaan dalam hidupnya. Motif ini diambil dari
salah satu unsur kebudayaan Cina yang menganggap naga sebagai suatu hewan
mitologi yang dapat mendatangkan kemakmuran dan kajayaan.

Sebagai catatan, pada zaman dahulu kerajaan Sriwijaya banyak didatangi orang-
orang asing dari Cina, India dan lain sebagainya untuk berdagang. Contoh yang
lain adalah motif pucuk rebung dan bunga-bungaan (cengkeh, tanjung, melati, dan
mawar). Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil dapat digunakan
untuk bahan sayuran. Ketika telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih
tetap berguna, yaitu sebagai bahan bangunan dan lain sebagainya. Orang yang
memakai motif ini tentulah diharapkan akan berguna pula bagi masyarakatnya
(seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia). Sedangkan, bunga-bungaan
melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan kebaikan.
標籤:
說明
ichan05
Posts: 1
Comments: 0

Sehelai kain tenun songket dari Palembang, mempunyai banyak makna, dan mempunyai nilai
sejarah. Kain ini mungkin sebagai peninggalan nenek moyang si pemilik yang ditenun selama satu
tahun, mungkin sebagai mahar, mungkin
Top of Form
<div
align="cent
Palembang
ini mungkin
selama sat
edit_blog

適用變化
Bottom of Form
分類
Uncategorized (1)
標籤

新聞中心 聯繫我們 關於我們 隱私保護 使用條款 常見問題 添加反饋意見


邀請朋友 書籤
版權所有© 2010 你的公司
*FrensZone is in Beta stage

http://www.frenszone.com/blogs.php?
new_sLanguage=Chinese_traditional&action=show_member_blog&ownerID=69
914
Sweet Lolita
Posted in Lolita Fashion on March 23, 2008 by gothicloli
Gaya berpakaian Sweet Lolita (atau Amaloli) biasanya identik dengan hampir
keseluruhan bagian baju/gaun berhiaskan renda atau jumbai-jumbai, panjang rok
selutut, dan terpusat pada penekanan tampilan yang sweet dan se-cute mungkin.
Warna yang digunakan biasanya warna pink pastel dan biru, ataupun warna krem
dan merah. Warna hitam pun juga cocok digunakan bila dipadukan dengan tepat.
Berbagai macam model cetakan gambar seperti bunga, buah, dan makanan berasa
manis (permen) dapat juga digunakan sebagai motif pakaian Sweet Lolita.
Aksesoris lain sebagai pelengkap fashion Sweet Lolita dapat berupa boneka atau
baju beruang Teddy.
Salah satu contoh adalah gaya berpakaian Momoko dalam film Shimotsuma
Monogatari (Kamikaze Girls) yang berarti Shimotsuma story atau A Tale of
Shimotsuma. ”Kamikaze Girls” dipublikasikandalam bentuk novel ringan, manga,
dan film.

http://gothicloli.wordpress.com/category/lolita-fashion/page/2/

Senin, 22 Maret 2010


Diposkan oleh Chandra di 00.46 0 komentar
Senin, 15 Maret 2010
joint me on mylikes

Diposkan oleh Chandra di 03.41 0 komentar


Sabtu, 06 Maret 2010
Socints

Diposkan oleh Chandra di 04.03 0 komentar


Minggu, 24 Januari 2010
Survey dapet duit

Diposkan oleh Chandra di 11.51 0 komentar


Rabu, 21 Oktober 2009

MOTIF SONGKET PALEMBANG

Teknik dan jenis serta kualitas kain yang ditenun mempunyai istilah tersendiri,
yaitu dikenal sebagai songket limar dan lepus.

Yang dimaksud dengan lepus adalah kain songket yang kainnya sepenuhnya
adalah cukitan (sulaman) benang emas. Benang emasnya dengan kualitas tinggi
didatangkan dari China. Kadangkala benang emas ini diambil dari kain songket
yang sudah sangat tua (ratusan tahun) karena kainnya menjadi rapuh, benang
emas disulam kembali kekain yang baru. Kualitas jenis songket lepus merupakan
kualitas yang tertinggi dan termahal harganya.

Limar adalah kain sonket yang menurut sejarawan dan budayawan inggris R.O
Windstedt yang menekuni kehidupan di nusantara pada zaman kolonial, yaitu: its
colours are rich blend of reds ,yellows ,and greens .the shape of the pattern. If
closely inspected, bearing a distinct resemblance to the “lime “ (limau) from
which it has acquired its name.

Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul karena banyak nya bulatan 2
kecil dan percikan yang membentuk sebuah motif yang menyerupai tetesan air
jeruk yang diperas. Menurut Mubin Sheppard: that kain limar is often in correctly
spelt limau, with which it has no connexion. Sedangkan di Palembang limar itu
lebih diartikan sebagai suatu teknik, is known as a process of dyeing threads.

Tumpal atau kepala kain, merupakan bagian pada kain yang berada di tengah
bentangan kain, bagian kain yang lain disebut badan kain. Sedangkan pada
selendang, tumpal berada dibentang kan kanan dan kiri badan kain .Tumpal biasa
nya berukuran ¼ bagian dari bentangan kain songket. Motif sulaman pada tumpal
adalah pucuk rebung.

Rumpak ( bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak
penuh seperti pada songket untuk wanita ,kepala kain atau tumpal pada rumpak
disaat pemakaiannya berada di belakang badan ( pinggul ke bawah sampai
dibawah dengkul: kalau sipemakai telah kawin). Kebalikannya dengan wanita,
dimana tumpal berada didepan yaitu dari pinggul sampai mata kaki .rumpak jika
di pakai oleh pemuda (belum kawin), maka kain tersebut menggantung sampai di
atas lututnya.

Tanjak adalah kain songket persegi empat yang dibuat khusus untuk menutup
kepala laki-laki sepasang dengan kain rumpak. Biasanya kain ini dibuat sepasang
dengan kain rumpak, yaitu warna dan motifnya adalah sama satu sama lain. Pada
awalnya tanjak dibuat dari kain batik, bukan dari songket.

Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini dimana kreasi-kreasi baru
para pengrajin sangat imaginatif. Akan tetapi motif utama songket adalah:
• Bunga intan
• Tretes minder
• Janda beraes
• Bunga cina
• Bunga paciek

Sumber lain mengatakan bahwa Motif hias songket biasanya berbentuk geometris
atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti
perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati
dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki
dan segala kebaikan

Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
LEPUS, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket TABUR. Pada
tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut
motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat
dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.

Kain tiga negeri. Kain ini dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga
tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai.

Kekayaan alam Palembang sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan


pola-pola yang mengagumkan. Sekali pun ragam hiasnya tercipta dari alat yang
sederhana, namun tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya.
Jadi, songket bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk
seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya. Motif-motif ragam
songket Palembang pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: motif tumbuh-
tumbuhan (terutama bentuk stilisasi bunga-bungaan), motif geometris dan motif
campuran antara tumbuh-tumbuhan dan geometris.

Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun-


temurun, sehingga polanya tidak berubah, karena cara memola motif itu sendiri
hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, dan tidak setiap penenun dapat
membuat motif sendiri. Orang yang menenun tinggal melaksanakan pola yang
telah ditentukan. Jadi, kerajinan menenun merupakan suatu pekerjaan yang
sifatnya kolektif. Sebagai catatan, para penenun di Palembang seluruhnya
dilakukan oleh kaum perempuan baik tua maupun muda. Keahlian menenun
tersebut pada umumnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke
generasi lainnya.

Beberapa nama ragam hias atau motif tenun songket Palembang antara lain
adalah: lepus piham, lepus polos, lepus puler lurus, lepus puler ombak-ombak,
lepus bintang, lepus naga besaung, lepus bungo jatuh, lepus berantai, lepus lemas
kandang, tetes meder, bungo cino, bungo melati, bungo inten, bungo pacik, bungo
suku hijau, bungo bertabur, bungo mawar, biji pare, jando berhias, limas berantai,
dasar limai, pucuk rebung, tigo negeri dan emas jantung. Untuk lebih jelasnya,
lihat contoh-contoh di bawah ini.

Selain sebagai sesuatu yang berfungsi memperindah tenunan (songket), ragam


hias juga mempunyai makna. Salah satu contohnya adalah bentuk ragam hias
yang tekenal yaitu “naga besaung” (naga bertarung). Dalam hal ini naga dianggap
sebagai binatang yang melambangkan kemakmuran dan kejayaan. Orang yang
memakai tenun songket motif nago besaung tentulah mengharapkan akan
mendapatkan kemakmuran dan kejayaan dalam hidupnya. Motif ini diambil dari
salah satu unsur kebudayaan Cina yang menganggap naga sebagai suatu hewan
mitologi yang dapat mendatangkan kemakmuran dan kajayaan.

Sebagai catatan, pada zaman dahulu kerajaan Sriwijaya banyak didatangi orang-
orang asing dari Cina, India dan lain sebagainya untuk berdagang. Contoh yang
lain adalah motif pucuk rebung dan bunga-bungaan (cengkeh, tanjung, melati, dan
mawar). Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil dapat digunakan
untuk bahan sayuran. Ketika telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih
tetap berguna, yaitu sebagai bahan bangunan dan lain sebagainya. Orang yang
memakai motif ini tentulah diharapkan akan berguna pula bagi masyarakatnya
(seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia). Sedangkan, bunga-bungaan
melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan kebaikan.

Produk Smart
Produk SMART Telecom
Diposkan oleh Chandra di 18.00 0 komentar
Selasa, 20 Oktober 2009
Teknik Pembuatan Songket Palembang
Kain songket merupakan mahkota seni penenunan yang bernilai tinggi. Teknik
pembuatannya memerlukan kecermatan tinggi. Benang lungsi sutera dimasukkan
melalui sisir tenun dan hendle utama pada rangkaian kain yang membentuk pola
simetris dan diisi oleh benang sutra dan benang emas.

Bahan baku kain songket Palembang ini adalah berbagai jenis benang, seperti
benang kapas atau dari bahan benang sutera. Untuk membuat kain songket yang
bagus digunakan bahan baku benang sutera berwarna putih yang diimpor dari
India, Cina atau Thailand. Sebelum ditenun, bahan baku diberi warna dengan
jalan dicelup dengan warna yang dikehendaki. Warna dominan dari tenun songket
Palembang ini, merah. Namun, saat ini penenun dari Palembang sudah
menggunakan berbagai warna, yaitu warna yang biasa digunakan untuk tekstil.

Dahulu, kain songket tradisional dicelup dengan warna - warna yang didapat dari
alam. Teknik ini diteruskan ke anak cucu secara turun temurun. Biasanya warna
merah, didapat dari pengolahan kayu sepang dengan jalan mengambil inti
kayunya dan direbus, dan mengkudu, yang didapat dari akarnya. Warna biru
didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit. Untuk mendapatkan
warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan percampuran cat dari
warna primer merah,biru dan kuning. Sedangkan untuk mencegah agar warna
tidak luntur atau pudar pada waktu pencelupan ditambahkan tawas.

Setelah benang diberi warna, lalu ditenun dengan alat yang sederhana.
Penempatan benang-benang telah dihitung dengan teliti. Benang yang memanjang
atau vertikal disebut lungsi, benang yang ditempatkan melebar atau horizontal
disebut benang pakan. Hasil persilangan kedua jenis benang ini terangkai menjadi
kain. Karena rumitnya proses bertenun ini, sehelai kain dapat diselesaikan dalam
waktu ber bulan - bulan. Apalagi di masa lalu, menenun dikerjakan oleh para ibu
pada waktu senggang ketika pekerjaan mengurus rumah tangga atau bertani telah
selesai.
Tenun songket biasanya diberi motif berwarna emas. Benang emas yang dipakai
ada tiga jenis, yaitu benang emas cabutan, benang emas Sartibi dan benang emas
Bangkok. Untuk mendapatkan motif songket berbenang emas, ditambahkan
benang emas yang sudah dihitung kemudian ditenunkan di antara benang tadi.
Benang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang sebagian kainnya
sudah rusak, yang diurai kembali. Benang emas cabutan masih kuat karena dibuat
dari benang katun yang dicelupkan ke dalam cairan emas 24 karat. Pengerjaaan
yang rumit dengan mengurai kembali benang yang sudah ditenun ini
menghasilkan kain songket yang baru yang berkesan antik. Dengan pembuatan
dan pengerjaan yang harus sangat telaten ini wajarlah harga kain songket bisa
berlipat ganda.
Jenis yang kedua, benang emas Sartibi. yaitu benang emas sintetis dari pabrik
benang di Jepang. Benang ini halus, dan tidak mengkilap, hasil tenunannya lebih
halus dan ringan. Jenis benang emas yang ketiga yaitu benang Bangkok yang
mengkilap dan memang didatangkan dari Bangkok.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat songket, antara lain seperti alat
tenun, rungsen, benang emas, benang merah, baliro, lidi, buluh, pleting dan lain
sebagainya. Dalam pembuatan songket diperlukan ketekunan, keuletan, dan
kesabaran. Kalau dilakukan terburu-buru hasilnya tidak bagus. Waktu yang
dibutuhkan untuk menenun satu songket biasanya paling cepat setengah bulan dan
paling lama satu bulan. Waktu tersebut belum termasuk membuat motif. Sehingga
untuk membuat satu songket waktu diperlukan bisa satu bulan setengah.
Proses pembuatan melalui beberapa tahapan, pertama yaitu pencelupan, Benang
Sutera yang masih putih dicelup sesuai warna yang dikehendaki, setelah itu
dijemur dengan bambu panjang di terik matahari untuk membuat kain dan
selendang (ukuran lebar kain 90 cm untuk selendang 60 cm, sedangkan
panjangnya 165 hingga 170). Setelah benang kering maka akan dilakukan proses
desain (pencukitan) dengan menggunakan lidi sesuai dengan motif yang
dikehendaki.
Setelah proses pencukitan selesai maka akan dilakukan proses penenunan yang
memerlukan waktu mulai 2 hingga 3 bulan. Didalam proses penenunan ini benang
lungsi sutera dimasukkan kealat tenun melalui sisir tenun dan henddle utama pada
rangkaian kain yang membentuk pola simetris dan diisi oleh benang sutra dan
benang emas tambahan. Alat yang digunakan untuk proses penenunan ini selain 1
(satu) set alat tenun, digunakan juga baliro yang digunakan untuk menyentak
benang di lungsi dengan benang pakan. Benang pakan dimasukkan dengan
menggunakan alat yang bernama peleting. Sedangkan untuk mempermudah
benang pakan yang ada di peleting masuk ke lungsi teropong didorong melewati
benang lungsi. Setelah benang di peleting lewat, baik benang sutera maupun
benang emas ataupun benang limar, maka dilakukan penenunan dengan
menyentak benang dengan beliro yang dibantu dengan sisir tenun. Proses
penenunan dimulai dari ujung kain, dilanjutkan sesuai dengan motif kain. Setiap
songket mempunyai tumpal kain. Tumpal kain biasanya diletakkan di bagian
depan ketika kain dipakai.

Selain songket yang dibuat dengan benang emas baru, songket juga dibuat dengan
benang emas cabutan. Benang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang
sebagian kainnya sudah rusak, yang diurai kembali. Proses cabutan adalah proses
pemisahan benang Emas dari songket lama. Satu persatu benang emas dipilih dan
dipisahkan dari kain pakan dan lungsen lama yang akan diganti. Proses ini harus
dilakukan dengan hati-hati, karena benang emas yang sudah berumur tersebut bisa
mengalami pengelupasan (rontok). Setelah benang dipisah dari kain yang lama,
kemudian di rol dengan gulungan.
Biasanya, benang yang dipisahkan atau dicabut dari kain pakan dan lungsen
mengalami putus-putus menurut lekuk dari kain maka dilakukan proses
penyambungan. Setelah dilakukan penyambungan, benang emas digulung dengan
pleting yang dimasukkan ke dalam teropong (keduanya terbuat dari bambu) agar
saat ditenun benang emas tidak terputus. Proses-proses tersebut memakan waktu
hingga 10 hari. Setelah proses pencabutan dan penggulungan, benang emas mulai
ditenun, yaitu memasukkan benang emas dan benang sutera sesuai dengan motif.

Harga songket agak tergolong mahal. Bahan baku pembuatan songket hampir
seluruhnya diimpor, hal ini membuat harga jenis kain tergolong mahal. Benang
sutra dan benang emas ini sejak dahulu diimpor dari China, Jepang, dan Thailand.
Namun benang sutra lokal dapat digunakan tetapi agak susah ditenun. Selain jenis
bahan baku yang dipakai, harga kain songket juga ditentukan oleh pola motif
penuh atau motif tabur pada kain. Makin penuh bermotif tentu harganya makin
mahal. Tingkat kerapatan tenunan songket juga turut memengaruhi harga.
Perawatan kain songket harus dilakukan dengan hati-hati. Kain songket tidak bisa
terkena panas atau disimpan di ruangan yang sembarangan. Perawatannya harus
benar-benar diperhatikan. Setelah dipakai kain songket mesti diangin-anginkan
terlebih dulu, kemudian digulung dan setiap tiga bulan sekali harus dibuka
(dijabarkan) untuk menghilangkan bau atau ngengat yang mungkin ada di dalam
lipatannya.

Tips Untuk Memelihara Songket Palembang


1. Kain songket sebaiknya digulung mengelilingi batang pralon atau karton seperti
menyimpan tekstil modern tetapi kain songket hendaknya dilapisi dahulu dengan
kertas minyak, kertas roti atau kertas kopi. Jangan sekali-kali menggunakan kertas
koran.
2. Kemudian kain dibungkus plastik disimpan dalam lemari dan diletakkan berdiri
atau miring.
3. Lemari penyimpanan di beri butir-butir lada atau cengkeh yang ditakuti rayap
atau ngengat.
4. Kain tidak boleh di dry clean atau di laundry jadi hanya diangin-anginkan.
Diposkan oleh Chandra di 11.47 0 komentar
Songket Palembang

Sehelai kain tenun songket dari Palembang, mempunyai banyak makna, dan
mempunyai nilai sejarah. Kain ini mungkin sebagai peninggalan nenek moyang si
pemilik yang ditenun selama satu tahun, mungkin sebagai mahar, mungkin
sebagai busana kebesaran adat pengantin , mungkin sebagai benda koleksi
keluarga yang berharga, dan masih banyak lagi kemungkinan yang lain.

Kain tenun songket Palembang ini, sangat menarik, ditelusuri sejarahnya,


maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas,
dan motif hiasnya yang indah, pastilah kita berkesimpulan bahwa songket ini
dibuat dengan keterampilan, ketelatenan, kesabaran,dan daya kreasi yang
tinggi.Marilah kita "melongok" bagaimana kain tersebut dibuat, sedikit sejarahnya
dan tentang motif hiasnya.

Teknik Pembuatan.
Bahan baku kain songket Palembang ini adalah berbagai jenis benang, seperti
benang kapas, atau yang lebih lembut dari bahan benang sutera. Untuk membuat
kain songket yang bagus , bahan bakunya berupa benang putih yang diimpor dari
India, Cina atau Thailand. Sebelum ditenun , bahan baku diberi warna dengan
jalan dicelup dengan bahan warna yang dikehendaki. Warna dominan dari tenun
songket.
Motif bintang berantai rakam; pada motif bungan yang berwarna emas di
tengahnya diberitambahan benang sulam warna-warni. Kain songket in
berukuran 90x200 cm. Selendang diberi motif lain yang lebih rapat berbentuk
geometris. Benang emas dari cabutan.

Palembang ini, merah. Namun , saat ini penenun dari Palembang ini sudah
menggunakan berbagai warna , yaitu warna yang biasa digunakan untuk tekstil.

Dahulu, kain songket tradisional dicelup dengan warna - warna yang didapat dari
alam, dan teknik ini diteruskan ke anak cucu secara turun temurun. Biasanya
warna merah, didapat dari pengolahan kayu sepang dengan jalan mengambil inti
kayunya dan direbus, dan mengkudu, yang didapat dari akarnya.

Warna biru didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit.Untuk
mendapatkan warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan
percampuran cat dari warna primer merah,biru dan kuning. Untuk mencegah agar
warna tidak luntur atau pudar pada waktu pencelupan ditambahkan tawas.

Setelah benang diberi warna, lalu ditenun dengan alat yang sederhana.
Penempatan benang-benang telah dihitung dengan teliti. Benang yang memanjang
atau vertikal disebut lungsi, benang yang ditempatkan melebar atau horizontal
disebut benang pakan. Hasil persilangan kedua jenis benang ini terangkai menjadi
kain. Untuk mendapatkan motif songket berbenang emas, ditambahkan benang
emas yang sudah dihitung dan ditenunkan di antara hasil tenunan tadi.

Karena rumitnya proses bertenun ini , sehelai kain dapat diselesaikan dalam waktu
ber bulan - bulan. Apalagi di masa lalu, menenun dikerjakan oleh para ibu pada
waktu senggang ketika pekerjaan mengurus rumah tangga atau bertani telah
selesai. Tenun songket biasanya diberi motif berwarna emas. Benang emas yang
dipakai ada tiga jenis , yaitu benang emas cabutan , benang emas Sartibi dan
benang emas Bangkok.enang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang
sebagian kainnya sudah rusak, yang diurai kembali. Benang emas cabutan masih
kuat karena dibuat dari benang katun yang dicelupkan ke dalam cairan emas 24
karat

Pengerjaaan yang rumit dengan mengurai kembali benang yang sudah ditenun ini
menghasilkan kain songket yang baru yang berkesan antik. Dengan pembuatan
dan pengerjaan yang harus sangat telaten ini wajarlah harga kain songket bisa
berlipat ganda. Jenis yang kedua, benang emas Sartibi. yaitu benang emas sintetis
dari pabrik benang di Jepang. Benang ini halus, dan tidak mengkilap, hasil
tenunannya lebih halus dan ringan. Jenis benang emas yang ketiga yaitu benang
Bangkok yang mengkilap dan memang didatangkan dari Bangkok.

Motif hiasMotif hias songket biasanya berbentuk geometris atau hasil stilisasi dari
flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti perlambangan yang baik.
Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar yang
wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan

Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
tepus, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket tawur. Pada tepi
kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut motif
pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat dan
lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.

Sejarah Kain Tenun

Seperti seni tenun daerah lainnya di nusantara kita, kain songket Palembang ini
tidak diketahui persis kapan mulai dikerjakan. Untuk keperluan busana, mula-
mula digunakan sebagai bahan dasar kulit kayu, kemudian rajutan daun-daun, dan
yang terakhir ditanam kapas untuk dibuat benang sebagai bahan dasar kain tenun.

Palembang yang terletak di pulau Sumatra bagian Selatan ini dahulu menjadi
pusat kerajaan Sriwijaya yang menjadi pintu masuk berbagai budaya dari manca
negara. Mula-mula datang bangsa Portugis, kemudian bangsa India yang terakhir
bangsa Cina. Pada abad ketujuh sampai abad kesebelas Masehi kerajaan Sriwijaya
sedang jaya - jayanya dengan pelabuhannya yang ramai. Kecuali menjadi pusat
perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat agama Budha. Pusat kerajaan
Sriwijaya, sekarang kota Palembang, merupakan tempat persinggahan pendeta
dari Srilangka dan India yang akan pergi ke Cina. Itulah sebabnya budaya India
ikut mempengaruhi motif hias kain songket Palembang.

Disamping itu pengaruh dari Cina juga melekat pada seni tenun Palembang
terutama pada penerapan warna merah dan warna keemasan pada kain songket.

Karena adanya pengaruh budaya dari luar tadi terciptalah kain tenun dari
Sriwijaya yang sangat indah dan bervariasi. Dengan demikian kain songket ini
termasuk hasil budaya daerah yang harus dilestarikan .( Anur E Mulhadiono ).

Motif limar tetes mider di bagian tengah kain ini ditenun dari benang sutra
dengan motif limar, ditepi-tepinya dimotifkan tumpal pucuk rebung. Kain ini
digunakan benang emas Bangkok.

Kain tiga negeri. Kain iii dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif
bunga tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang
berantai.

Tumpal pucuk tebung yang biasa digunakan untuk bagian tepi kain.

http://chandra-songket.blogspot.com/
Sabtu, 11 Oktober 2008
KAIN SONGKET PALEMBANG
Masyarakat Palembang mulai mengenal kain songket sejak zaman kerajaan
Sriwijaya. Tepatnya sekitar abad VII Masehi. Pada masa itu kerajaan Sriwijaya
merupakan kerajaan yang kaya raya.
Emas sebagai logam mulia melimpah ruah.

Sebagian emas dikirim ke negeri Siam untuk diolah menjadi benang emas yang
akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain songket.

Tapi ada pula yang berpendapat lain. Benang emas yang digunakan sebagai bahan
pembuatan kain songket adalah benang emas yang diimpor dari Cina. Dikirimnya
bersamaan dengan benang-benang sutra lainnya.

Penggunaan bahan dari benang emas membuat kain songket berbeda dari yang
lain. Pembuatan kain songket yang menggunakan bahan benang emas jauh lebih
komplek dan rumit. Tapi hasil akhirnya adalah keindahan struktur desain dengan
warna kemilau perpaduan warna keemasan dengan warna lainnya. Ini menjadikan
kain songket menjadi lebih hidup, agung, dan bergairah. Kain songket Palembang
sampai sekarang masih diminati masyarakat, terutama para kolektor dan turis
mancanegara.

Songket berasal dari kata tusuk dan cukit yang disingkat menjadi suk-kit.
Lazimnya menjadi sungkit dan akhirnya lebih dikenal dengan kata songket.
Sementara orang Palembang menyebutkan asal kata songket dari kata songko.
Yakni orang yang menggunakan benang hiasan dari ikat kepala.

Pada zaman dahulu, tenunan kain songket yang terkenal menjadi kebanggaan
masyarakat. Ini dijadikan sebagai lambang status sosial dan kekayaan seseorang.
Dapat dilihat mereka yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat diharuskan
memakai kain songket yang mempunyai corak atau motif tertentu. Tentunya
disesuaikan dengan kedudukan dalam strata sosial masyarakat setempat.

Selain itu songket juga dipakai pada saat upacara-upacara adat ataupun upacara
resmi, seperti upacara penyambutan tamu agung, perkawinan dan sebagainya.
Disamping itu kain songket juga menjadi salah satu syarat pemberian sebagai mas
kawin dalam adat pernikahan Palembang.

Menurut adat Palembang, biasanya songket diberikan pengantin laki-laki kepada


pengantin perempuan sebagai bentuk penghargaan dalam aspek sosial pada waktu
itu. Sekarang, keberadaan songket tak lagi tergantung pada kedudukan atau
tingkat sosial seseorang. Mereka yang mampu membeli songket diperbolehkan
memakai motif menurut selera yang disukai. Songket juga dijadikan sebagai
hadiah kepada orang yang dihormati.

Kain songket Palembang memiliki keistimewaan. Ini tentunya di samping


menggunakan bahan tenun kain yang berasal dari benang emas dan songket.
Demikian pula ditenun dari bahan benang perak, sutera, wol dan nylon. Semua
jenis benang yang digunakan untuk menenun songket dipadu bahan dasar yang
indah menjadikan songket menjadi kain dengan tenunan sederhana yang
kompleks, rumit, namun indah dan agung.

Dalam hal motif dan ragam hias yang diterapkan pada kain songket Palembang,
orang zaman dahulu tidak lepas dari keadaan alam. Bahkan nama-nama motif
sering digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi si pemakai. Dengan begitu tak
jarang terdapat suatu makna atau filosofi yang merupakan wujud perlambangan.

MOTIF DAN RAGAM HIAS

Kain songket Palembang kebanyakan bermotif alam tumbuh-tumbuhan. Terutama


yang berbentuk stilisasi bunga-bungaan. Di samping itu terdapat juga komposisi
motif lain yang pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian :
komposisi motif tumbuhan
komposisi motif geometris
bila ditinjau dari motif-motifnya kain songket palembang dibagi
menjadi
Songket Lepus
Lepus Rakan
Lepus Berakam bintang
Lepus Bintang Mawar Jatuh
Lepus Bintang Coketan
>Lepus Bintang
Lepus Mawar Jepang
Lepus Nago Besaung
Songket Bungo
>Bungo Cino
Bungo Inten
Bungo Inten Tepoleng
Bungo Jatuh
Bungo Mawar Jepang
Bungo Mawar Jepang Bekandang
Bungo Pacar
Bungo Pacik
Bungo Tabur
Bungo Tanjung rumpak
Bungo Kapal Sanggat
Singep Bungo Pacar
Songket motif lain
Limar Tapak Kucing
Limar Kembang
Pulir Kembang
Pulir Siku Rakam
Tetes Mider
Rumpak
Bubur Talam
Jando Berais
Nampan Perak
Nago Besaung
Cik Sina

Cantik Manis
Emas Jantung
Kain songket ini selain berbentuk kain panjang, juga terdapat bentuk lain seperti :
selendang songket, ikat kepudang (tanjak), kain penutup tempat tidur (seprei),
hiasan dinding, hiasan sarung bantal untuk kursi dan sebagainya.
Motif ragam hias dan pola warna kain songket Palembang diciptakan orang-orang
tertentu. Dengan kata lain, tidak semua penenun dapat membuat motif sendiri.
Melainkan dipandu orang tertentu misalnya, dalam hal pemberian warna-warna
benang.

Menurut masyarakat Palembang, kain songket asli dihiasi benang emas murni.
Keadaan ini berlangsung sampai dengan Perang Dunia II. Pada masa itu kain
songket Palembang dihiasi benang emas empat belas karat. Namun karena dasar
kain songket usianya semakin tua, maka benang emas yang melekat pada kain
ditarik dan dilepaskan. Kemudian dipindahkan pada dasar kain dari benang sutra
baru hingga menghasilkan jenis kain songket dengan kualitas terkenal. Nah ini
yang disebut benang emas cap jantung atau songket jantung.
Sejak zaman dahulu hingga sekarang, motif dan ragam kain songket diwariskan
secara turun temurun. Kain songket dibedakan jadi dua. Songket dengan desain
benang emas yang penuh (songket Lepus). Dan desain benang emas yang hanya
tersebar di beberapa tempat di dasar kain (songket Bertabur atau berserak)
Menurut adat Palembang, perbedaan motif/corak dan warna yang ada pada kain
sangat penting. Sebab hal itu digunakan untuk melambangkan kebesaran dan
keagungan seseorang. Motif songket yang dipakai orang terpandang di
masyarakat berbeda dengan motif songket yang dipakai kalangan biasa.
Motif yang diterapkan pada kain songket mengandung makna tersendiri. Contoh:
songket dengan motif bunga mawar berarti penawar malapetaka. Motif bunga
melati melambangkan kesucian dan sopan santun. Sedangkan motif bunga tanjung
sebuah simbol keramahtamahan selaku nyonya rumah atau lambang ucapan
selamat datang.
Selain motif, warna yang digunakan pun melambangkan status kedudukan sosial
si pemakai. Misalnya kain songket dengan warna hijau, merah, dan kuning. Warna
itu umumnya dipakai seorang janda. Sedangkan kalau mereka (janda)
menggunakan warna cerah melambangkan keinginan menikah lagi.
Selain itu nama-nama songket pun dihubungkan dengan status wanita tersebut
seperti : songket benang emas janda berhias dan songket janda pengantin. Pada
kain songket janda berhias kedua ujung kainnya diberi desain bungo tabur
sedangkan bidang tengah warna polos hijau.
Pemberian nama pada songket juga menunjukkan identitas si pemakai. Seperti
songket bunga Cino, biasanya dipakai kaum wanita keturunan Tionghoa.
Demikian pula songket bunga pacik yang biasanya dipakai para wanita keturunan
India dan Pakistan.
MERAWAT KAIN SONGKET
Setelah dipakai, songket tidak boleh dicuci atau dibentangkan/dipaparkan
langsung ke sinar matahari. Songket cukup diangin-anginkan selama beberapa
jam dalam suhu ruangan yangtidak terlalu panas.
Cara penyimpanan songket dilakukan dengan cara menggulung songket seperti
gulungan karpet, songkettidak boleh dilipat hal ini bertujuan agar tekstur dan
kelenturan benang songket tetap terjaga
sebelum menggulung sebaiknya letakkan kertas minyak atau kertas pola diantara
bagian songket, hingga antar sisi tidak saling berhimpitan
simpan gulungan songket dalam tabung songket (jika ada) atau diikat longgar
dengan tali dari kain,diletakkan di tempat yang tidak saling bertindihan
untuk menjaga agar benang-benang songket tidak cepat putus atau rusak,
tambahkan sambungan kain pada bagian atas songket.
jika songket ingin disetrika, lapisi dahulu dengan kain halus dan panas setrika
pada suhu paling rendah
berikan cengkeh dan lada bulat untuk menghindari timbulnya jamur pada kain
setiap tiga bula sekali buka gulungan songket dan anginkan kembali sehingga
songket tidak apek dan lembab. pada musim hujan, anginkan songket lebih sering
lagi

Diposkan oleh dy di 03.14


Label: kain, palembang, songket
http://allaboutpalembang.blogspot.com/2008/10/kain-songket-palembang.html
skip to main | skip to sidebar
Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
Blog ini

Top of Form
Bottom of Form
Di-link Dari
Sini

Web
Rabu, 29 Juli 2009
Harajuku,Ruang Publik yang Dinamis
Harajuku,Ruang Publik yang Dinamis
Kepopuleran kawasan Harajuku sebagagai pusat
anak muda ini dimulai pada masa 1980-
an.Banyaknya street performance dan remaja
terkesan liar dengan aliran anti-fashion mereka
menarik minat remaja lain untuk berkmpul dan
berekspresi.
Walaupun pada era 1990-an,jumlah mereka
berkurang,dan semakinberkurang,saat ini justru
muncul gaya baru yang sudah menjadi tren di
kawasan Harajuku.Para remaja seakan berlomba-
lomba untuk berpakaian unik dan mencolok.Walau
Harjuku tak lagi seperti dulu,namun Harajuku
tetaplah unik dan membawa nuansa
pemberontakan melalui fashion.
Semangat Kebebasan di Harajuku
Harajuku adalah daerah pelarian yang penuh
dengan semangat remaja.Gaya berpakaian pun
menjadi salah satu ajang untuk mengekspresikan
kebebasan.Karena menerapkannya disekolah
hampir tidak mungkin.Guru mana yang akan diam
membiarkan anak didiknya berkeliaran di sekolah
dengan rambut yang dicat warna-warni,seperti
tokoh anime favorit mereka.maka gaya ini dibawa
ke tempat nongkrong di kawasan Harajuku.
Di sinilah fashion menjadi alat kebebasan mereka
dimana tak ada aturan yang mengekang dan
memberi tahu bagaimana mereka harus
berpakaian.Ini menjadi salah satu cara untuk
keluar dari rutinitas dan tata cara
bersistem.Misalnya baju-baju seragam yang kerap
dikenakan.
Akan tetapi,inti dari semangat Harajuku bukan
penolakan terhadap gaya berpakaian yang ada
ataupun komersialisme,seperti punk.Harajuku
style hanyalah sebuah semangat untuk
menciptakan sesuatu yang berbeda dan terbaik
dalam tiap-tiap individu.Setiap individu memiliki
karakter dan gaya berpakaian.
Dari Gothic Lolita Hingga Fruit Fashion
Tak hanya satu-dua gaya yang ada di
Harajuku.Para remaja yang ada di harajuku bias
memilih gaya mana yang paling sesuai dengan
kepribadian mereka,atau bahkan menciptakan
gaya mereka sendiri.Gaya-gaya ini sebenarnya tak
memiliki patokan khusus,namun tetap saja ada
batasan yang kemudian memunculkan kelompok-
kelompok.
• Gothic Lolita
Gaya ini dipengaruhi oleh gaya pada era
Victoria & Edward,dengan blus berenda dan
bawahan mengembang.Sepintas gaya gothic
Lolita ini tampak seperti meniru boneka
porselen pada masa Victorian.Dengan gaya diri
orang dewasa.Mereka lebih memilih untuk
terlihat ‘manis’,’indah’,dan ‘elegan’ disbanding
‘sexy’.Untuk warna,didominasi dengan warna
hitam dan putih
Lolita Fashion terinspirasi oleh :
1.pakaian anak-anak Victorian dan kostum rumit dari jaman Rococo (muncul di
Perancis awal abad ke- 18)
2.gaya barat Goth & Punk
3.pakaian pelayan wanita di perancis.
Lolita biasanya mengenakan rok seukuran selutut dan dilengkapi petticoat
(pakaian dalam wanita) yang berfungsi untuk menambah volume rok agar terlihat
lebih mengembang.
Bentuk roknya bisa berrumbai-rumbai,berkerut,atau seperti blus Victorian yang
berhiaskan renda.
Cutsew berenda (kemeja berbahan kaus yang telah dipotong dan dijahit),dan kaus
jumper tak berlengan yang dipadukan dengan baju.Baju-baju yang dipakai
biasanya memiliki model kerah seperti baju Peter-Pan atau pelaut.
Kaus kaki selutut ataupun lebih tinggi serta stocking, khususnya kaus kaki yang
berhiaskan bunga mawar, mahkota, atau renda di bagian atas. Alas-kaki yang
digunakan cenderung bersifat cute, mirip dengan sepatu anak-anak. Untuk
akseasoris pelengkap, Lolita memakai hiasan kepala dengan renda-renda atau topi
mini yang dipasang miring pada satu sisi, serta perhiasan model lama yang rumit.
KATEGORI LOLITA
Gothic Lolita
Dipengaruhi oleh unsur-unsur khusus dari mode gothic, Gothic Lolita (dapat juga
disebut Gothloli) diawali oleh para anak muda pada sekitar tahun 1997/1998.
Dalam kebudayaan Western Lolita, terjadi suatu kekeliruan umum tentang Lolita
Fashion dan Gothic Lolita. Istilah ”EGL” (Elegant Gothic Lolita) digunakan
hanya sebagai merk khusus pakaian bagian dari ‘Moi-même-Moitié’ yang menjadi
gaya Gothic Lolita.
Berdasarkan cara berpakaiannya, Gothic Lolita dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
* Gothic Lolita:Pakaian yang dikenakan biasanya berwarna khusus hitam dan
putih tetapi dapat juga meliputi warna biru-gelap kehitaman (Moitié) ataupun
hitam dan merah.
* Kurololi (Lolita hitam): warna dengan tema serba hitam.
* Gurololi: berarti Lolita yang mengerikan atau menakutkan. Gaya ini tidak
sekedar dilihat dari kostum saja tetapi harus memakai pakaian yang dilengkapi
dengan darah kental, contohnya dengan perban, darah palsu, tutup mata, dan
lainnya.
Makeup yang digunakan oleh Gothic Lolita biasanya berwarna gelap, hal ini
sangat berlawanan dengan aliran Lolita yang menonjolkan makeup warna terang.
Raut wajah yang pucat juga digunakan dalam gaya ini, tetapi bukan seperti warna
putih pada ’goth’,dan menggunakan lipstik berwarna merah untuk pewarnaan
bibir, serta eyeliner warna hitam.
Aksesoris yang menunjang penampilan Gothic Lolita, diantaranya dompet dengan
berbagai warna yang menyolok mata, tempat/kotak topi, ataupun tas tangan yang
kadang-kadang tampil dalam berbagai bentuk seperti kelelawar, peti mati, dan
salib. Beruang Teddy dan boneka hewan lain juga seringkali digunakan, bahkan
beberapa merk membuat beruang Teddy ”goken” khusus berbahan kulit berwarna
hitam ataupun PVC. Selain itu, ”Super Dollfies” (boneka) juga merupakan salah
satu alternatif aksesoris yang dapat dibawa.
Sweet Lolita

Gaya berpakaian Sweet Lolita (atau Amaloli) biasanya identik dengan hampir
keseluruhan bagian baju/gaun berhiaskan renda atau jumbai-jumbai, panjang rok
selutut, dan terpusat pada penekanan tampilan yang sweet dan se-cute mungkin.
Warna yang digunakan biasanya warna pink pastel dan biru, ataupun warna krem
dan merah. Warna hitam pun juga cocok digunakan bila dipadukan dengan tepat.
Berbagai macam model cetakan gambar seperti bunga, buah, dan makanan berasa
manis (permen) dapat juga digunakan sebagai motif pakaian Sweet Lolita.
Aksesoris berupa boneka atau baju beruang Teddy. Salah satu contoh adalah gaya
berpakaian Momoko dalam film Shimotsuma Monogatari (Kamikaze Girls) yang
berarti Shimotsuma story atau A Tale of Shimotsuma. ”Kamikaze Girls”
dipublikasikan dalam bentuk novel ringan, manga, dan film. Novel aslinya ditulis
oleh Novala Takemoto.
Sub-kategori dari Sweet Lolita adalah Shirololi (White Lolita) yang hanya
mengenakan pakaian berwarna putih murni. Berbagai merk Sweet Lolita yang
umum diantaranya ‘Baby’, ‘The Stars Shine Bright’, ‘Metamorphose’, dan
‘Angelic Party’.
Classical Lolita

Classical Lolita (atau Classic Lolita) merupakan bagian dari Lolita Fashion yang
diinspirasi oleh fashion para wanita Victorian, Baroque, dan Rocaille. Gaya ini
cenderung bersifat dewasa dengan tampilan berbagai motif bunga, warna-warna
mati, serta setelan yang pas-tubuh. Warna-warna yang digunakan biasanya putih,
putih kuno, pink, burgundy, biru, coklat, dan hitam. Classical Lolita juga
menggunakan berbagai macam aksesoris pelengkap berupa ikat kepala, hiasan
bunga atau topi mini di kepala, dan tas tangan.
Berbagai merk umum yang digunakan oleh Classic Lolita diantaranya ‘Innocent
World’, ‘Mary Magdalene’, dan ‘Victorian Maiden’.
Punk Lolita
Punk Lolita (atau Lolita Punk) memadukan unsur-unsur fashion punk ke dalam
Lolita Fashion. Berbagai perlengkapan fashion yang biasanya dapat ditemui
dalam gaya punk, seperti kain ‘sobek-sobek’, kain motif kotak-kotak, berbagai pin
dan rantai, kain hasil cetakan sablon, potongan rambut pendek, dan lainnya telah
dipadukan ke dalam Lolita. Berbagai macam pakaian punk yang terdapat di dalam
‘Gothic & Lolita Bible’ bukan merupakan gaya Lolita sama sekali, tetapi hanya
sebagai gaya pelengkap saja. Banyak merk Japanese Punk yang terpengaruh
dengan fashion dari toko-toko ‘Camden Town’ di London yang terkenal, bahkan
berbagai pakaian dengan model yang mirip dapat ditemukan pada merk-merk
punk Jepang dengan harga yang lebih murah. Punk Lolita juga berhubungan
dengan Vivienne Westwood, yang walaupun bukan merupakan desiner Lolita,
tetapi memiliki koleksi dan berkompeten dalam dunia Lolita, terutama bila dilihat
koleksi-koleksi pakaian Jepang miliknya. Merk-merk umum Punk Lolita
diantaranya ‘A+Lidel’, ‘Putumayo’, ‘h. NAOTO’, dan ‘Na+H’.
Wa Lolita
Wa Lolita (atau Waloli) merupakan perpaduan antara pakaian Jepang tradisional
dengan Lolita Fashion. Biasanya Wa Lolita menggunakan yukata (kadang-kadang
kimono) dan rok atau kain bawahan yang menjadi ciri gaya Lolita. Nama Wa
Lolita diambil dari referensi orisinal Jepang, sebagai “The Land of Wa”. Kosa
kata “Wa” diadopsi dari bahasa Cina yang sesungguhnya berarti harmoni,
kedamaian, dan keseimbangan. “Wa” merupakan konsep pedoman dalam filosofi
dan kebudayaan Jepang, sehingga dianggap sebagai nilai-nilai Jepang yang paling
penting. “Wa” juga dapat diartikan “Jepang” itu sendiri atau sesuatu yang bersifat
Jepang (seperti washoku yang berarti makanan bergaya Jepang; atau wafuku yang
berarti pakaian bergaya Jepang).
Yukata merupakan pakaian Jepang untuk musim panas, biasanya digunakan saat
acara umum seperti pertunjukkan kembang api, festival bon-odori, dan acara-
acara musim panas lain. Yukata dapat disebut sebagai bentuk casual dari kimono
yang juga dapat digunakan sebagai pakaian mandi di tempat/penginapan
tradisional Jepang. Meskipun tidak terbatas pada penggunaannya sebagai pakaian
mandi, yukatabath(ing) clothes (pakaian mandi). secara harafiah dapat diartikan
sebagai
Qi Lolita
Qi Lolita, dibaca “chee-loli” merupakan bagian dari Lolita yang menggabungkan
gaya Lolita dengan pakaian tradisional Cina, seperti qipao. Qipao; qipaor; ataupun
ch’i-p’ao dikenal sebagai cheongsam atau busana mandarin, merupakan sebuah
pakaian untuk wanita yang pas-tubuh (diciptakan di Shanghai).
Pirate Lolita
Jenis Lolita Fashion ini memasukkan unsur historis dan fantasi dari pakaian bajak-
laut. Topi model Tricorne mini, tas berbentuk peti harta karun, dan aksesoris lain
yang berbentuk/berhubungan dengan laut dan bajak-laut merupakan karakteristik
Pirate Lolita. Tricorne (juga tricorn, tri-corned hat, atau three-corned hat)
merupakan gaya topi yang populer selama akhir abad ke-17 sampai dengan abad
ke-18, sebelum revolusi Perancis. Pada saat itu, topi tricorne digunakan oleh
penduduk sipil dan sebagai bagian dari seragam militer dan perwira Angkatan
Laut.
“Alice and the Pirates” dari butik pakaian Baby, The Stars Shine Bright yang
berada di Jepang merupakan awal popularitas gaya ini. Butik pakaian
Metamorphose (yang juga berada di Jepang) juga terkenal karena gayanya yang
kelaut-lautan.
Erotic Lolita
Erotic Lolita (atau Erololi) cenderung memuja esensi erotis daripada hanya
sekedar ingin menunjukkan salah satu bagian tubuh saja. Erololi juga dapat
mengenakan rok yang sedikit lebih pendek dibandingkan dengan gaya-gaya Lolita
lain, tetapi cenderung lebih sopan/sederhana daripada fashion lain yang sejenis.
Erololi menampilkan sifat erotis dalam gaya Victorian yang cenderung kolot, dan
sebagai tampilan utamanya Erololi menggunakan pakaian-dalam seperti korset,
bloomers (celana pof; celana pendek yang diikat dekat lutut), petticoat (rok-dalam
wanita), dan garter (ikat kaos kaki). Pemakaian berbagai pakaian-dalam tersebut
tidak boleh berlebihan, karena bagaimanapun juga seperti telah dibahas
sebelumnya bahwa bagian tubuh yang boleh terlihat terbuka hanya pada bagian
pundak dan lutut. Salah satu merk Erololi adalah ‘Antique Beast’.
Ouji
Ouji merupakan fashion pria yang berpasangan dengan Lolita Fashion. Ouji
diinspirasi oleh pakaian yang digunakan oleh anak-anak sekolah (pria) Victorian
berupa knickerbockers (celana tanggung), baju dan kaus bergaya maskulin, celana
panjang, dan kaus-kaki sepanjang lutut. Kadang-kadang, tampilan Ouji mirip
dengan Dandy.
Dandy
Dandy merupakan istilah barat untuk Aristocrat maskulin (pria) dan berbagai
fashion Ouji yang dewasa. Dandy secara umum diinspirasi oleh pakaian yang
dikenakan pria kelas atas di Eropa ketika abad ke-19. Ciri-ciri yangg paling
terkenal dari Dandy adalahpenggunaan Frock Coat (mantel pria yang panjangnya
mencapai lutut kaki) dan jabot (kain berkerut pada leher)
• Wamono

Ciri khas wamono terletak pada perpaduan baju


tradisional jepang dan baju masa kini.Seperti
mengenkan kimono yang dipadukan dengan
legging dan tank top.Atau produk-produk
dengan brand Takuya Angel.
• Cyber Fashion

Style ini mengkombinasikan pakaian rave &
goth.Biasnya gaya berdandan ini menggunakan
warna yang sangat mencolok,ekstrim dan
kontras,seperti warna UV.Mulai dari
pakaian,make-up,hingga tata rambut.
• Visual Key

Style ini amat dipengaruhi oleh perkembangan


music Jepang.Diantaranya,gaya yang dibawa
Luna Sea,Malice Mizer,& X Japan.
Para penggemarnya biasa terlihat dengan gaya
berpakaian yang cenderung flamboyant dan
eksentrik.Sampai di beberapa titik,gaya mereka
terkesan androgini,dengan mengenakan
sesuatu yang feminine untuk pria.
• Second-Hand Fashion

Gaya ini tercipta dari mereka yang mencoba


memakai baju-baju dan accessories bekas
dengan kreatif.
• Decora / Fruit Fashion
Gaya berpakaian ini menggunakan pakaian dan
accessories yang penuh warna,dari kepala
hingga kaki.Tak ada aturan khusus dalam gaya
ini,mereka akan terlihat dengan sendirinya
berkat orisinilitas dalam memadupadankan
pakaian.Accessories yang dikenakan adalah
perhiasan plastic yang cukup meriah dan
lonceng-lonceng kecil yang akan menimbulkan
bunyi-bunyian ketika pemakainya bergerak.
• Anime Cosplay

Gaya ini adalah gaya yang bedandan semirip
mungkin dengan tokoh anime yang mereka
suka.Rambut yang berwarna mencolok dan
kostum yang dibuat khusus,mencontoh pakaian
salah satu tokoh anime.Tetapi gaya ini tidak
dimasukkan dalam pergerkan fashion,melainkan
hanya kostum saja.
Harajuku Style Dalam Kehidupan Sehari-hari
Di Indonesia,harajuku style jarang sekali
dikenakan dalam kehidupan sehari-hari.Biasanya
hanya digunakan pada acara-acara khusus,seperti
pesta,festival,budaya,ataupun music.Hanya
segelintir orang yang memasukkan gaya tersebut
ke dalam kehidupan sehari-harinya.Selain butuh
keberanian yang besar untuk menjadi pusat
perhatian,juga harus sabar saat berdandan.Karena
Hrajuku bukanlah dandanan yang selesai dalam
10 menit.
Cara Bedandan ala Harajuku Style
• Lupakan merk ternama
Harajuku adalah tentang meciptakan gaya
kita sendiri.Tak pelu menggunakan merk-merk
ternama dan mencontoh langsung dari
catalog.Harajuku style lebih menghargai gaya
yang orisinil.
• Memadu-padankan Pakaian
Tak perlu takut untuk salah memasukkan warna
atau mencocokkan mode karena di Harjuku
tidak ada aturan itu.Tabrakkan saja warna-
warna kontras dengan pakaian yang tak
sesuai.Ini justru akan memasukkan sesuatu
yang unik dan baru.
• Pakai apa yang diinginkan
Tak perlu mengikuti aturan bahwa pakaian
kotak-kotak akan cocok dengan bawahan
polos.Bila menurut kita gaun bergaris cocok
dengan celana polkadot,maka tak ada salahnya
untuk mencoba.
• Hiasi Pakaian yang Ada
Jangan ragu untuk
menambal,menggunting,menambah,atau bahkan
mewarnai pakaian hingga sesuai dengan ekspresi
yang ingin dimunculkan.
• Memberi Lapisan
Harajuku Style sangat dipengaruhi oleh adanya
lapisan-lapisan dalam berpakaian.Seperti rok
yang dipadukan dengan celana,Atau gaun
dengan vest dan kemeja.
• Jangan Lupakan Accessories
Accessories merupakan bagian yang penting
dalam harajuku style.Mulai dari sabuk,anting-
anting,pita,hingga lonceng bias digunakan
untuk melengkapi gaya pakaian.Accessories tak
harus cocok dengan pakaian utama,dan boleh
sangat mencolok.
Harajuku style bukanlah gaya dengan aturan
khusus yang mengikat.Tapi ini adalah gaya
berekspresi untuk memunculkan keunikan
dalam diri tiap-tiap individu.Tak perlu takut
untu mencoba,yang penting adalah berpegang
pada keorisinilitas dan karakter diri sendiri
cukup sekian info dari saya,ini diambil dari berbagai sumber,mohon kritik
dan sarannya,thx 4 all

Diposkan oleh lee rin di 01.34 0 komentar Link ke posting ini


Beranda
Langgan: Entri (Atom)
Cari Blog Ini
Top of Form

Cari

didukung
oleh
Bottom of Form

Facebook Badge
Christine Malino

Create Your Badge

Pengikut
http://christinemalino.blogspot.com/

Queen Elizabeth II of the United Kingdom (1952-


present)
"I declare before you all that my whole life whether it be long or short
shall be devoted to your service."
Lahir pada April 1926, ia menjadi ratu pada usia 26 tahun. Di masa Perang Dunia
II, tidak hanya mendukung tentara Inggris dari belakang, ia ikut mendukung
dengan menjadi mekanik dan supir bagi mobil dan truk militer. Popularitasnya
memuncak pada tahun 1947, di hari ulang tahunnya yang ke-21 ketika ia di depan
publik, secara mengejutkan, mengucapkan sumpah untuk mengabdikan dirinya
untuk rakyatnya selama hidupnya, sumpah yang kemudian diucapkannya kembali
ketika naik takhta. Ia dikenal karena konsisten dalam menjalankan tugas
kenegaraan, meskipun hanya tugas simbolik. Hampir tidak pernah, Ratu Elizabeth
II absen dalam menjalan kewajibannya sebagai ratu, bahkan pada hari tuanya. Ia
juga dikenal aktif mengunjungi berbagai negara di dunia untuk mempererat
hubungan Britania Raya dengan negara-negara lainnya.
Queen Victoria of the United Kingdom (1837-1901)
"The important thing is not what they think of me, but what I think of
them."
Lahir pada 1819, ia merupakan satu-satunya penerus takhta kerajaan pada masa
itu, sehingga ia harus menjalani masa kecil tanpa kebebasan penuh aturan ketat. Ia
menduduki takhta pada usia 18 tahun sepeninggal pamannya, William IV. Sebagai
ratu muda di masa modern, di mana isu pembentukan republik mulai menguat, ia
beberapa kali menjadi target pembunuhan. Namun hal itu tetap membuatnya tegar
dan tetap menjalankan tugas sebagai Ratu. Di masanya, Britania Raya
berkembang pesat dalam bidang industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan
wilayah Britania Raya berkembang hingga ke berbagai benua di dunia. Ia dikenal
sangat mendukung ekspansi Britania Raya ke berbagai benua. Meskipun
semuanya bukan hasil kerjanya, peran simbolik dia sebagai ratulah yang
menjadikan Britania Raya tetap kuat dan bersatu. Selain itu Ratu Victoria dikenal
dari cintanya yang begitu mendalam terhadap suaminya, Pangeran Albert. Sejak
Albert meninggal pada 1861, ia tidak pernah tampil di depan publik selama
beberapa tahun, dan ia terus berpakaian hitam sebagai tanda berkabung hingga
akhir hayatnya. Takhtanya selama 64 tahun dikenal sebagai Masa Kemenangan
(Victorian Era) dan merupakan takhta terlama dalam sejarah Britania Raya.

Queen Elizabeth I of England (1558-1603)


"It is my desire to live nor reign no longer than my life and reign shall
be for your good."
Lahir pada September 1533, ia menduduki takhta Kerajaan Inggris pada usia 25
tahun sepeninggal kakaknya, Ratu Mary I. Ia memerintah di masa Inggris
terancam perpecahan antara penganut Katolik dan Protestan. Namun, ia mampu
menyatukan Inggris dengan mendirikan kembali Gereja Protestan dan tetap
mengizinkan Gereja Katolik di Inggris. Dan di masanya juga, ia berhasil
membawa Inggris menang dalam perang melawan Armada Spanyol. Kemenangan
itu menjadikan Inggris negara yang kuat dan disegani negara-negara lainnya. Ia
juga membawa kestabilan politik dan ekonomi selama masanya. Karena itu, masa
pemerintahannya dikenal sebagai Masa Keemasan (The Golden Era). Tidak heran,
mayoritas warga Britania menganggapnya sebagai Ratu terhebat dalam sejarah.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4747236
Minggu, 11 November 4840 12:26 WIB
Sebagai warisan Kesultanan Palembang Darussalam, songket menjadi bagian dari
tradisi masyarakat Sumatera Selatan. Songket masih digunakan untuk upacara
resmi pemerintah daerah lewat pemakaian tanjak dan rumpak. Songket sering pula
digunakan sebagai pelengkap aktivitas seni dan budaya dan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat. Sejarah penciptaan songket itu dapat dicermati di Museum
Tekstil Sumsel di Jl Merdeka, Palembang yang diresmikan mantan Gubernur
Sumatera Selatan, Prof dr H Mahyuddin NS SPoG, 5 November lalu. Diawali
oleh pakaian sejenis kain yang dikenakan manusia prasejarah abad 10.000 SM di
dataran tinggi Pasemah, Lahat. Replika arca Manusia dari batu gunung andesit
hitam menggambarkan hal itu. Juga arca Manusia Mendukung Anak di situs
Tanjung Telang, Lahat mengenakan pakaian cawat pada anak yang digedong
ibunya. Ini cukup menjelaskan betapa tinggi peradaban masyarakat pada masa itu.
Motif songket mulai jelas terlihat pada arca Leluhur II (Hindu) yang ditemukan di
Bumiayu, Muaraenim. Arca telah menggunakan pakaian sejenis kain songket,
terlihat dari motif lupis berjajar dengan hiasan bunga-bungaan di dalamnya. Motif
kain ini beda dengan yang digunakan arca-arca Hindu dan Budha di negara lain.
Secara umum, sejarah tekstil Sumsel dibagi dalam masa prasejarah, masa klasik,
masa vakum, masa Kesultanan Palembang Darussalam, masa pendudukan Jepang
dan revolusi fisik, kemudian industrialisasi tekstil masa kemerdekaan. Produk asli
dan replika rangkaian sejarah itu disajikan berurutan pada tema pertama dan
menempati ruangan depan museum. Setelah melalui pintu gerbang kecil,
pengunjung dapat menikmati kajian hubungan antara tekstil dengan aspek
kehidupan masyarakat Sumselyang meliputi aspek teknologi, tradisi, dan aspek
ekonomi. Dari awal penciptaannya, songket punya nilai filosofis yang sangat
tinggi. Demikian juga penggunaannya pada masa awal, yang membedakan siapa
pemakainya. Van Serenhaven pada tahun 1822 menuliskan, "Para priyayi pada
umumnya hidup dalam rumah mereka dalam keadaan sangat miskin. Dari tingkat
pertama, mereka memiliki beberapa kain sprei yang indah disulam dengan emas
atau dihias bunga dan gambar dari emas.Beberapa pakaian dihias dengan renda
dan terbuat dari bahan lain yang lebih nilai-nilai harganya". Museum Tekstil
dibuka untuk umum tanpa biaya masuk. Koleksi arca, alat penenun, foto, dan
lainnya diambil dari Museum Balaputradewa KM5 dan koleksi pribadi yang
disumbangkan warga secara sukarela. Bangunan museum merupakan renovasi eks
gedung BP7.
http://www.sripoku.com/video/2/songket
main | sidebar

KACANG MERAH


Top of Form
Search...

Bottom of Form

Chat Us
<a href="http://www6.shoutmix.com/?4n_c0">View shoutbox</a>
ShoutMix chat widget

Antique_Cafe

TEAM

Now Playing
Access - Doubt & Trust [OST D.Grayman]

Made By : Cedrick Kinnison

Selasa, 11 Agustus 2009


Japanese Fashion Street
Diposkan oleh KACANG MERAH di 05.00
‘Japanese fashion’ (busana/mode bergaya Jepang) merupakan perpaduan gaya
tradisional Jepang dan modern. Hampir sebagian besar busana tradisional Jepang
kini berevolusi menjadi street fashion meskipun sesekali busana tradisional asli
masih dapat kita jumpai di beberapa kota besar Jepang. Jepang mulai menandingi
tata busana gaya barat semenjak abad 21 dan selanjutnya sekarang berubah
menjadi apa yang disebut dengan ‘street fashion’. Istilah tersebut digunakan untuk
mendeskripsikan mode/gaya pakaian yang dikenakan seseorang melalui
perpaduan trend mode terbaru dengan gaya tradisional. Contohnya seperti pakaian
yang dibuat sendiri dengan tetap memakai bahan dasar dari toko kain.

Sekarang ini terdapat banyak macam gaya berpakaian di Jepang, termasuk juga
dari perpaduan merk lokal dengan merk asing. Beberapa jenis gaya berpakaian
tersebut terkesan ekstrim dan dapat dipandang sebagai pelopor seni yang setara
dengan model peragaan busana di Eropa. Rentetan fenomena naik-turunnya
popularitas dari kebanyakan trend tersebut telah dicatat oleh Choicer Loki sejak
tahun 1997 dalam majalah mode ’FRUiTS’. Majalah ini merupakan majalah
terkemuka yang telah mengenalkan ’street fashion’ di Jepang.

’Street fashion’ kini telah menjadi trend yang paling populer di Jepang. Hal itu
tidak lepas dari peran anak-anak muda Jepang yang mengenakan berbagai pakaian
aneh di daerah perkotaan seperti Harajuku, Ginza, Odaiba, Shinjuku, dan Shibuya.
Beberapa contoh gaya yang populer di Jepang antara lain Lolita, Cosplay, Kogal,
Ganguro, Bōsōzoku, dan Elegant Gothic Aristrocrat.

Lolita
’Lolita Fashion’ merupakan bagian dari perpaduan kebudayaan Gothic & Lolita
yang sebagian besar diinspirasi oleh pakaian anak-anak Victorian (gaya
berpakaian di Inggris pada era Queen Victoria tahun 1837–1901 yang meniru
pakaian boneka Victoria) dan kostum orang terpelajar pada jaman Rococo
(Perancis abad ke-18; setelah jaman Baroque). Gaya barat seperti goth & punk,
cosplay, serta pakaian yang dikenakan oleh pelayan wanita Perancis juga ikut
menginspirasi ’Lolita’ tersebut.

Lolita dapat diklasifikasikan ke dalam Gothic Lolita, Sweet Lolita, Classic Lolita,
dan Punk Lolita. Ada juga tipe Lolita lain seperti Wa-Lolita, Qi Lolita, Pirate
Lolita, dan Erotic Lolita. Selain itu, mode yang berhubungan dengan Aristrocrat
dan Ouji juga kadang-kadang dipertimbangkan untuk digunakan dalam
kebudayaan dan mode Lolita.
Cosplay
Bagian kebudayaan Jepang lainnya adalah Cosplay, dalam bahasa Jepang disebut
sebagai kosupure. Cosplay dalam bahasa Inggris berasal dari kata costume dan
play, di mana gaya berpakaian yang digunakan berdasarkan pada tokoh/karakter
dalam manga, anime, tokusatsu, game video, pertunjukkan action Jepang di
televisi, film-film fantasi, ataupun band-band pop Jepang.
Ko-gal
Kogal biasanya dicirikan dengan wanita muda yang menghabiskan pendapatan
mereka untuk mode, musik, dan berbagai macam aktivitas sosial yang menyolok
mata. Penampilan Kogal dapat dideskripsikan sebagai berikut; menggunakan
sepatu hak tinggi-tebal, rok pendek, makeup tebal, rambut berwarna (biasanya
pirang atau coklat), kulit kecoklatan (akibat berjemur di bawah terik sinar
matahari), dan berbagai macam aksesoris dari desainer. Apabila mereka sedang
mengenakan seragam sekolah, ternyata juga dalam bentuk rok pendek dan disertai
dengan kaus kaki longgar (baggy socks) yang tingginya sampai lutut.
Kogal memiliki banyak aktivitas dan sifatnya yang sangat menonjol dapat dilihat
dari gaya hidup yang diutamakan untuk memiliki barang-barang baru. Pusat
kebudayaan Kogal berada di Shibuya; kawasan Tokyo. Mereka berlomba-lomba
untuk menjadi ’pembeli yang pertama’ dalam hal teknologi hp di Jepang, serta
keinginnya untuk membeli berbagai macam pakaian seperti selendang merk
Burberry dan tas tangan merk Louis Vuitton, sehingga Kogal cenderung
menghabiskan banyak waktu luangnya untuk berbelanja (dengan pendapatan
orangtua-nya). Mereka secara umum tidak berbelanja di berbagai department
store. Selama musim panas, Kogal kadang-kadang terlihat bersantai di pantai.
Ganguro
Popularitas Ganguro memuncak pada tahun 2000. Pusat fashion Gangguro berada
di Shibuya dan Ikebukuro yang merupakan kawasan Tokyo.Penampilan Ganguro
dapat dikatakan terdiri dari rambut yang dicat warna putih, pirang, coklat gelap
atau warna coklat yang sangat pucat; biasanya dilengkapi dengan jepit rambut
berbentuk bunga sepatu. Selain itu, untuk wajah Ganguro memakai makeup tebal
yang berwarna cerah serta eyeliner hitam & putih. Mereka biasanya mengenakan
rok mini, platform shoes (sepatu hak tinggi-tebal; panjang sampai ke lutut) dan
gelang-gelang besar dalam jumlah banyak, serta berbagai macam cincin dan
kalung.

Cewek-cewek Ganguro biasanya ditemani oleh sekelompok kecil orang yang


disebut dengan ‘Ganguro Gal’ untuk memamerkan hp mereka dengan tempelan
berbagai stiker purikura. Dalam bahasa Jepang, purikura (singkatan dari purinto
kurabu) merupakan foto diri yang dibuat secara instant dalam suatu photo-box,
bukan hasil cetakan studio foto.
Bōsōzoku
Bōsōzoku pertamakali terlihat pada tahun 1950-an sebagai anak muda Jepang
yang mulai mengenal produk-produk industri seperti mobil dan sepeda motor.
Bōsōzoku pertama dikenal dengan sebutan kaminari-zoku (atau Ligthning Tribes).
Di Jepang terdapat banyak klub Bōsōzoku, termasuk geng cewek-bersepeda; yang
dapat diidentifikasi dari tatanan/gaya pakaian dan jenis sepeda motor.

Bentuk penampilan klise dari Bōsōzoku seringkali dilukiskan dan bahkan


dikarikaturkan dalam berbagai media Jepang seperti anime, manga, dan film.
Anggota komunitas Bōsōzoku biasanya terlihat seragam dengan mengenakan
jumpsuit seperti baju butut yang dipakai oleh buruh atau ’tokko-fuku’; sejenis
mantel bercorak militer dengan logo Kanji yang biasanya dipakai terbuka tanpa
baju di dalamnya sehingga memperlihatkan balutan kain perban di badan mereka;
serta celana longgar (baggy) senada yang bagian ujung kakinya dimasukkan ke
dalam sepatu bot tinggi. Logo-logo geng/klub seringkali dijahitkan pada jaket
kulit dan bahkan setelan berbahan kulit seluruhnya juga terlihat sebagai bagian
penampilan Bōsōzoku.

Aksesoris lain yang juga menjadi pelengkap pakaian Bōsōzoku adalah kacamata
hitam, ikat kepala ’hachimaki’ panjang dengan slogan-slogan perang, dan gaya
rambut ’pompadour’ yang terlihat hampir seperti penampilan rocker
(digambarkan demikian mungkin karena mereka telah bekerja sama dengan
perkumpulan Yakuza). Rambut bergaya ’pompadour’ dapat dideskripsikan
sebagai rambut yang disisir ke arah belakang, dengan bagian depan rambut tetap
diarahkan ke depan dan berbentuk ikal dengan sendirinya. ’Punch perm’ juga
dianggap sebagai gaya rambut Bōsōzoku, bahkan masker untuk proses bedah-pun
juga dapat dikenakan oleh Bōsōzoku.

Elegant Gothic Aristrocrat (EGA)


Gaya dari Elegant Gothic Aristrocrat berdasarkan pada konsep ‘androgyny’, dan
seringkali menjadi pakaian yang identik bagi baik kaum laki-laki maupun
perempuan. Androgyny merupakan istilah diturunkan dari kata Yunani άνδρας
(andras, berarti laki-laki) dan γυνή (gyne, berarti perempuan); dapat didefinisikan
sebagai dua konsep yang memadukan/mencampurkan laki-laki & perempuan, atau
identitas kelamin yang tidak jelas.

Pakaiannya terbatas pada warna hitam, putih, dan warna-warna gelap lain. Kesan
paling utama dapat dilihat dari kemewahan serta kesederhanaan di mana baju
bermotif garis biasanya sederhana dan ketat, dengan celana atau rok panjang.
Dengan demikian gaya EGA sangat kontras dengan gaya Lolita. Tetapi tetap saja
make-up yang gelap dan tebal juga dipakai di dalam kedua gaya tersebut.

0 komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to: Poskan Komentar (Atom)
Archive
• ► 2010 (1)
○ ► Januari (1)
 ada yang butuh penjahit murah?
• ▼ 2009 (18)
○ ► Desember (1)
 Merry X'Mas!!!
○ ► November (1)
 Vocaloid Jjs
○ ► Oktober (1)
 Grup...
○ ► September (5)
 Akan Berhenti Sementara..
 PERENCANAAN
 BACA BAGI YANG ANGGOTA "ANCO"
RESMI!!!!!!!!!!!
 LIBUUUUUURRRRR~~~~~
LEBARAAAAAAAAAAAAANNN~~~~~~~
 KEBINGUNGAN........
○ ▼ Agustus (10)
 Nodame Cantabile
 Chobits
 The Melancholy of Haruhi Suzumiya (涼宮ハルヒの憂鬱
,Suzum...
 Yaoi
 Sejarah Akihabara
 Sejarah Otaku
 Sejarah Visual Kei
 Sejarah Cosplay
 Japanese Fashion Street
 Antique Cafe

Visitors

About Me
Antique Cosplay
Leader=Noeru-Noel Sub-Leader=Aeon Sion.
Lihat profil lengkapku

Friends
Template Design by JEVCO |Designer Kinnisonclan

&amp;amp;amp;lt;a href='http://ad.kaskus.us/www/delivery/ck.php?
n=a3804a0f&amp;amp;amp;amp;amp;cb=4f29074b'
target='_blank'&amp;amp;amp;gt;&amp;amp;amp;lt;img
src='http://ad.kaskus.us/www/delivery/avw.php?
zoneid=152&amp;amp;amp;amp;amp;cb=4f29074b&amp;amp;amp;amp;amp;n=
a3804a0f' border='0' /&amp;amp;amp;gt;&amp;amp;amp;lt;/a&amp;amp;amp;gt;

Hot Categories: Lounge | Berita & Politik | Computer | Jokes | Movies |


Supranatural | Sports | Games | Otomotif | Music | Regional | all categories
Top of Form

Search

Bottom of Form
Home | LoeKeLoe | Casciscus | Jual/Beli | Regional | Kaskus Corner
THE LOUNGE
Home > CASCISCUS > THE LOUNGE > Sekilas Tentang Street Fashion Ala
Jepang
Page 1 of 2 | 1 2 >
Toeplz - 15/07/2009 10:41 AM
#1
Sekilas Tentang Street Fashion Ala Jepang
‘Japanese fashion’ (busana/mode bergaya Jepang) merupakan perpaduan gaya
tradisional Jepang dan modern. Hampir sebagian besar busana tradisional Jepang
kini berevolusi menjadi street fashion meskipun sesekali busana tradisional asli
masih dapat kita jumpai di beberapa kota besar Jepang. Jepang mulai menandingi
tata busana gaya barat semenjak abad 21 dan selanjutnya sekarang berubah
menjadi apa yang disebut dengan ‘street fashion’. Istilah tersebut digunakan untuk
mendeskripsikan mode/gaya pakaian yang dikenakan seseorang melalui
perpaduan trend mode terbaru dengan gaya tradisional. Contohnya seperti pakaian
yang dibuat sendiri dengan tetap memakai bahan dasar dari toko kain.

Sekarang ini terdapat banyak macam gaya berpakaian di Jepang, termasuk juga
dari perpaduan merk lokal dengan merk asing. Beberapa jenis gaya berpakaian
tersebut terkesan ekstrim dan dapat dipandang sebagai pelopor seni yang setara
dengan model peragaan busana di Eropa. Rentetan fenomena naik-turunnya
popularitas dari kebanyakan trend tersebut telah dicatat oleh Choicer Loki sejak
tahun 1997 dalam majalah mode ’FRUiTS’. Majalah ini merupakan majalah
terkemuka yang telah mengenalkan ’street fashion’ di Jepang.

’Street fashion’ kini telah menjadi trend yang paling populer di Jepang. Hal itu
tidak lepas dari peran anak-anak muda Jepang yang mengenakan berbagai pakaian
aneh di daerah perkotaan seperti Harajuku, Ginza, Odaiba, Shinjuku, dan Shibuya.
Beberapa contoh gaya yang populer di Jepang antara lain Lolita, Cosplay, Kogal,
Ganguro, Bōsōzoku, dan Elegant Gothic Aristrocrat.

Lolita

’Lolita Fashion’ merupakan bagian dari perpaduan kebudayaan Gothic & Lolita
yang sebagian besar diinspirasi oleh pakaian anak-anak Victorian (gaya
berpakaian di Inggris pada era Queen Victoria tahun 1837–1901 yang meniru
pakaian boneka Victoria) dan kostum orang terpelajar pada jaman Rococo
(Perancis abad ke-18; setelah jaman Baroque). Gaya barat seperti goth & punk,
cosplay, serta pakaian yang dikenakan oleh pelayan wanita Perancis juga ikut
menginspirasi ’Lolita’ tersebut.

Lolita dapat diklasifikasikan ke dalam Gothic Lolita, Sweet Lolita, Classic Lolita,
dan Punk Lolita. Ada juga tipe Lolita lain seperti Wa-Lolita, Qi Lolita, Pirate
Lolita, dan Erotic Lolita. Selain itu, mode yang berhubungan dengan Aristrocrat
dan Ouji juga kadang-kadang dipertimbangkan untuk digunakan dalam
kebudayaan dan mode Lolita.

Cosplay

Bagian kebudayaan Jepang lainnya adalah Cosplay, dalam bahasa Jepang disebut
sebagai kosupure. Cosplay dalam bahasa Inggris berasal dari kata costume dan
play, di mana gaya berpakaian yang digunakan berdasarkan pada tokoh/karakter
dalam manga, anime, tokusatsu, game video, pertunjukkan action Jepang di
televisi, film-film fantasi, ataupun band-band pop Jepang.

Ko-gal

Kogal biasanya dicirikan dengan wanita muda yang menghabiskan pendapatan


mereka untuk mode, musik, dan berbagai macam aktivitas sosial yang menyolok
mata. Penampilan Kogal dapat dideskripsikan sebagai berikut; menggunakan
sepatu hak tinggi-tebal, rok pendek, makeup tebal, rambut berwarna (biasanya
pirang atau coklat), kulit kecoklatan (akibat berjemur di bawah terik sinar
matahari), dan berbagai macam aksesoris dari desainer. Apabila mereka sedang
mengenakan seragam sekolah, ternyata juga dalam bentuk rok pendek dan disertai
dengan kaus kaki longgar (baggy socks) yang tingginya sampai lutut.

Kogal memiliki banyak aktivitas dan sifatnya yang sangat menonjol dapat dilihat
dari gaya hidup yang diutamakan untuk memiliki barang-barang baru. Pusat
kebudayaan Kogal berada di Shibuya; kawasan Tokyo. Mereka berlomba-lomba
untuk menjadi ’pembeli yang pertama’ dalam hal teknologi hp di Jepang, serta
keinginnya untuk membeli berbagai macam pakaian seperti selendang merk
Burberry dan tas tangan merk Louis Vuitton, sehingga Kogal cenderung
menghabiskan banyak waktu luangnya untuk berbelanja (dengan pendapatan
orangtua-nya). Mereka secara umum tidak berbelanja di berbagai department
store. Selama musim panas, Kogal kadang-kadang terlihat bersantai di pantai.

Ganguro

Popularitas Ganguro memuncak pada tahun 2000. Pusat fashion Gangguro berada
di Shibuya dan Ikebukuro yang merupakan kawasan Tokyo.Penampilan Ganguro
dapat dikatakan terdiri dari rambut yang dicat warna putih, pirang, coklat gelap
atau warna coklat yang sangat pucat; biasanya dilengkapi dengan jepit rambut
berbentuk bunga sepatu. Selain itu, untuk wajah Ganguro memakai makeup tebal
yang berwarna cerah serta eyeliner hitam & putih. Mereka biasanya mengenakan
rok mini, platform shoes (sepatu hak tinggi-tebal; panjang sampai ke lutut) dan
gelang-gelang besar dalam jumlah banyak, serta berbagai macam cincin dan
kalung.

Cewek-cewek Ganguro biasanya ditemani oleh sekelompok kecil orang yang


disebut dengan ‘Ganguro Gal’ untuk memamerkan hp mereka dengan tempelan
berbagai stiker purikura. Dalam bahasa Jepang, purikura (singkatan dari purinto
kurabu) merupakan foto diri yang dibuat secara instant dalam suatu photo-box,
bukan hasil cetakan studio foto.

Bōsōzoku
Bōsōzoku pertamakali terlihat pada tahun 1950-an sebagai anak muda Jepang
yang mulai mengenal produk-produk industri seperti mobil dan sepeda motor.
Bōsōzoku pertama dikenal dengan sebutan kaminari-zoku (atau Ligthning Tribes).
Di Jepang terdapat banyak klub Bōsōzoku, termasuk geng cewek-bersepeda; yang
dapat diidentifikasi dari tatanan/gaya pakaian dan jenis sepeda motor.

Bentuk penampilan klise dari Bōsōzoku seringkali dilukiskan dan bahkan


dikarikaturkan dalam berbagai media Jepang seperti anime, manga, dan film.
Anggota komunitas Bōsōzoku biasanya terlihat seragam dengan mengenakan
jumpsuit seperti baju butut yang dipakai oleh buruh atau ’tokko-fuku’; sejenis
mantel bercorak militer dengan logo Kanji yang biasanya dipakai terbuka tanpa
baju di dalamnya sehingga memperlihatkan balutan kain perban di badan mereka;
serta celana longgar (baggy) senada yang bagian ujung kakinya dimasukkan ke
dalam sepatu bot tinggi. Logo-logo geng/klub seringkali dijahitkan pada jaket
kulit dan bahkan setelan berbahan kulit seluruhnya juga terlihat sebagai bagian
penampilan Bōsōzoku.

Aksesoris lain yang juga menjadi pelengkap pakaian Bōsōzoku adalah kacamata
hitam, ikat kepala ’hachimaki’ panjang dengan slogan-slogan perang, dan gaya
rambut ’pompadour’ yang terlihat hampir seperti penampilan rocker
(digambarkan demikian mungkin karena mereka telah bekerja sama dengan
perkumpulan Yakuza). Rambut bergaya ’pompadour’ dapat dideskripsikan
sebagai rambut yang disisir ke arah belakang, dengan bagian depan rambut tetap
diarahkan ke depan dan berbentuk ikal dengan sendirinya. ’Punch perm’ juga
dianggap sebagai gaya rambut Bōsōzoku, bahkan masker untuk proses bedah-pun
juga dapat dikenakan oleh Bōsōzoku.

Elegant Gothic Aristrocrat (EGA)


Gaya dari Elegant Gothic Aristrocrat berdasarkan pada konsep ‘androgyny’, dan
seringkali menjadi pakaian yang identik bagi baik kaum laki-laki maupun
perempuan. Androgyny merupakan istilah diturunkan dari kata Yunani άνδρας
(andras, berarti laki-laki) dan γυνή (gyne, berarti perempuan); dapat didefinisikan
sebagai dua konsep yang memadukan/mencampurkan laki-laki & perempuan, atau
identitas kelamin yang tidak jelas.

Pakaiannya terbatas pada warna hitam, putih, dan warna-warna gelap lain. Kesan
paling utama dapat dilihat dari kemewahan serta kesederhanaan di mana baju
bermotif garis biasanya sederhana dan ketat, dengan celana atau rok panjang.
Dengan demikian gaya EGA sangat kontras dengan gaya Lolita. Tetapi tetap saja
make-up yang gelap dan tebal juga dipakai di dalam kedua gaya tersebut.
View bbcode
wido88 - 15/07/2009 10:41 AM
#2
wow.... ane demen yang cosplay sama visual kei gan..

hidup The Gazette...


Spoiler for cosplay

Spoiler for visual kei band


View bbcode
kingstonaire - 15/07/2009 10:44 AM
#3

thanks for sharing yah


View bbcode
Alifium - 15/07/2009 10:44 AM
#4

Tambahin pic gan biar mantep..


Spoiler for "My trit"
Negeri sembilan, Malaysia, didirikan oleh orang Minang (baca: Indonesia)
Kocak: Pemandangan yang dapat ditemukan di subway jepang
Hujan turun dan jubah Hermione pun terbuka
View bbcode
wie as iam - 15/07/2009 10:45 AM
#5
nyimak dulu gan...
View bbcode
mjomojo - 15/07/2009 10:49 AM
#6
tambain gambar dong
View bbcode
Pendekar Blank - 15/07/2009 10:50 AM
#7
makasih deh gan pencerahannya, kalo ditambah pic lebih oke nih keknya..

View bbcode
cumicumi.4 - 15/07/2009 10:53 AM
#8

tambah pict makin oke gan

Spoiler for mampir gan


(pengalaman)Sumpah tukang tambal ban paling baek yang pernah gw temuin

View bbcode
H26 - 15/07/2009 10:58 AM
#9
post baru baca..
View bbcode
a.dits - 15/07/2009 10:59 AM
#10
ternyata unik unik ya gan nice share om
View bbcode
esaefrudin - 15/07/2009 10:59 AM
#11
..............
Aneh kali baju nya gan
lum masuk indonesia kan??

View bbcode
mumpung - 15/07/2009 11:02 AM
#12
menyimak mak
View bbcode
henrydesign - 15/07/2009 11:04 AM
#13

nice info gan


View bbcode
inedkeren - 15/07/2009 11:04 AM
#14
nice inpo gan... tp gw g ikut2an ah....
View bbcode
andikdf - 15/07/2009 11:04 AM
#15
Mantaf gan ...
View bbcode
marzhmallow - 15/07/2009 11:05 AM
#16
ouh.. nice post gan.. picnya keren.. haha

Spoiler for Thread


[SaLe!!] Baju Fashionable buat para cewe gauL [SaLe!!]

View bbcode
fasha - 15/07/2009 11:07 AM
#17
keren juga lho gan...
Spoiler for anda pecinta Harry Potter???? cek this out

silahkan disimak..
gimana kalo yang ini gan?
ini buat bonusnya gan
mau lagi, nih tambahannya
target="_blank"lihat, serius banget neh
target="_blank"ih, ngeri deh
View bbcode
Bagazbagus - 15/07/2009 11:13 AM
#18
ga jauh beda dgn yg di anime...
View bbcode
ghilzecka - 15/07/2009 11:20 AM
#19
Yah gan klo d Indonesia mah ga co2k kek gtuan,,
View bbcode
ʇınʇınʇ - 15/07/2009 11:23 AM
#20
bosozoku serem2 gan
View bbcode
Page 1 of 2 | 1 2 >
Home > CASCISCUS > THE LOUNGE > Sekilas Tentang Street Fashion Ala
Jepang
Top of Form

Search

Bottom of Form
Home | LoeKeLoe | Casciscus | Jual/Beli | Regional | Kaskus Corner
Kaskus is providing basic human rights such as freedom of speech. By using
Kaskus,
you agree to the TERMS © 2010
Kaskus Full Site
http://archive.kaskus.us/thread/2177206

Anda mungkin juga menyukai