Teknik dan jenis serta kualitas kain yang ditenun mempunyai istilah tersendiri,
yaitu dikenal sebagai songket limar dan lepus.
Yang dimaksud dengan lepus adalah kain songket yang kainnya sepenuhnya
adalah cukitan (sulaman) benang emas. Benang emasnya dengan kualitas tinggi
didatangkan dari China. Kadangkala benang emas ini diambil dari kain songket
yang sudah sangat tua (ratusan tahun) karena kainnya menjadi rapuh, benang
emas disulam kembali kekain yang baru. Kualitas jenis songket lepus merupakan
kualitas yang tertinggi dan termahal harganya.
Limar adalah kain sonket yang menurut sejarawan dan budayawan inggris R.O
Windstedt yang menekuni kehidupan di nusantara pada zaman kolonial, yaitu: its
colours are rich blend of reds ,yellows ,and greens .the shape of the pattern. If
closely inspected, bearing a distinct resemblance to the “lime “ (limau) from
which it has acquired its name.
Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul karena banyak nya bulatan 2
kecil dan percikan yang membentuk sebuah motif yang menyerupai tetesan air
jeruk yang diperas. Menurut Mubin Sheppard: that kain limar is often in correctly
spelt limau, with which it has no connexion. Sedangkan di Palembang limar itu
lebih diartikan sebagai suatu teknik, is known as a process of dyeing threads.
Tumpal atau kepala kain, merupakan bagian pada kain yang berada di tengah
bentangan kain, bagian kain yang lain disebut badan kain. Sedangkan pada
selendang, tumpal berada dibentang kan kanan dan kiri badan kain .Tumpal biasa
nya berukuran ¼ bagian dari bentangan kain songket. Motif sulaman pada tumpal
adalah pucuk rebung.
Rumpak ( bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak
penuh seperti pada songket untuk wanita ,kepala kain atau tumpal pada rumpak
disaat pemakaiannya berada di belakang badan ( pinggul ke bawah sampai
dibawah dengkul: kalau sipemakai telah kawin). Kebalikannya dengan wanita,
dimana tumpal berada didepan yaitu dari pinggul sampai mata kaki .rumpak jika
di pakai oleh pemuda (belum kawin), maka kain tersebut menggantung sampai di
atas lututnya.
Tanjak adalah kain songket persegi empat yang dibuat khusus untuk menutup
kepala laki-laki sepasang dengan kain rumpak. Biasanya kain ini dibuat sepasang
dengan kain rumpak, yaitu warna dan motifnya adalah sama satu sama lain. Pada
awalnya tanjak dibuat dari kain batik, bukan dari songket.
Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini dimana kreasi-kreasi baru
para pengrajin sangat imaginatif. Akan tetapi motif utama songket adalah:
• Bunga intan
• Tretes minder
• Janda beraes
• Bunga cina
• Bunga paciek
Sumber lain mengatakan bahwa Motif hias songket biasanya berbentuk geometris
atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti
perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati
dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki
dan segala kebaikan
Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
LEPUS, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket TABUR. Pada
tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut
motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat
dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.
Kain tiga negeri. Kain ini dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga
tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai.
Beberapa nama ragam hias atau motif tenun songket Palembang antara lain
adalah: lepus piham, lepus polos, lepus puler lurus, lepus puler ombak-ombak,
lepus bintang, lepus naga besaung, lepus bungo jatuh, lepus berantai, lepus lemas
kandang, tetes meder, bungo cino, bungo melati, bungo inten, bungo pacik, bungo
suku hijau, bungo bertabur, bungo mawar, biji pare, jando berhias, limas berantai,
dasar limai, pucuk rebung, tigo negeri dan emas jantung. Untuk lebih jelasnya,
lihat contoh-contoh di bawah ini.
Sebagai catatan, pada zaman dahulu kerajaan Sriwijaya banyak didatangi orang-
orang asing dari Cina, India dan lain sebagainya untuk berdagang. Contoh yang
lain adalah motif pucuk rebung dan bunga-bungaan (cengkeh, tanjung, melati, dan
mawar). Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil dapat digunakan
untuk bahan sayuran. Ketika telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih
tetap berguna, yaitu sebagai bahan bangunan dan lain sebagainya. Orang yang
memakai motif ini tentulah diharapkan akan berguna pula bagi masyarakatnya
(seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia). Sedangkan, bunga-bungaan
melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan kebaikan.
http://chandra-songket.blogspot.com/2009/10/motif-songket-palembang-teknik-
dan.html
立即註冊 會員登錄
會員热吗博客照片影視音樂團體分類廣告活動聊天遊戲問答邀請朋友和贏錢
ichan05
查看會員檔案 照片畫廊 影視畫廊 音樂畫廊 博客 會員朋友
會員
所有成員 在線 搜索 热吗
热吗
博客
所有博客 最佳博客 最佳發布
照片
所有照片 最佳照片
影視
所有影視 最佳影視
音樂
所有音樂 最佳音樂
團體
所有團體 搜索
分類廣告
所有分類廣告 搜索
活動
所有活動 日曆 搜索
聊天
遊戲
問答
邀請朋友和贏錢
在 Frienster 邀請朋友 在 Yahoo/Hotmail 邀請朋友
Top of Form
delete_post
Bottom of Form
Top of Form
delete_category
Bottom of Form
Top of Form
edit_post
Bottom of Form
Top of Form
delete_blog
Bottom of Form
發布
Songket Palembang
December 20, 2009 0 評語 Uncategorized
MOTIF SONGKET PALEMBANG
Teknik dan jenis serta kualitas kain yang ditenun mempunyai istilah tersendiri,
yaitu dikenal sebagai songket limar dan lepus.
Yang dimaksud dengan lepus adalah kain songket yang kainnya sepenuhnya
adalah cukitan (sulaman) benang emas. Benang emasnya dengan kualitas tinggi
didatangkan dari China. Kadangkala benang emas ini diambil dari kain songket
yang sudah sangat tua (ratusan tahun) karena kainnya menjadi rapuh, benang
emas disulam kembali kekain yang baru. Kualitas jenis songket lehpus merupakan
kualitas yang tertinggi dan termahal harganya.
Limar adalah kain sonket yang menurut sejarawan dan budayawan inggris R.O
Windstedt yang menekuni kehidupan di nusantara pada zaman kolonial, yaitu: its
colours are rich blend of reds ,yellows ,and greens .the shape of the pattern. If
closely inspected, bearing a distinct resemblance to the “lime “ (limau) from
which it has acquired its name.
Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul karena banyak nya bulatan 2
kecil dan percikan yang membentuk sebuah motif yang menyerupai tetesan air
jeruk yang diperas. Menurut Mubin Sheppard: that kain limar is often in correctly
spelt limau, with which it has no connexion. Sedangkan di Palembang limar itu
lebih diartikan sebagai suatu teknik, is known as a process of dyeing threads.
Tumpal atau kepala kain, merupakan bagian pada kain yang berada di tengah
bentangan kain, bagian kain yang lain disebut badan kain. Sedangkan pada
selendang, tumpal berada dibentang kan kanan dan kiri badan kain .Tumpal biasa
nya berukuran ¼ bagian dari bentangan kain songket. Motif sulaman pada tumpal
adalah pucuk rebung.
Rumpak ( bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak
penuh seperti pada songket untuk wanita ,kepala kain atau tumpal pada rumpak
disaat pemakaiannya berada di belakang badan ( pinggul ke bawah sampai
dibawah dengkul: kalau sipemakai telah kawin). Kebalikannya dengan wanita,
dimana tumpal berada didepan yaitu dari pinggul sampai mata kaki .rumpak jika
di pakai oleh pemuda (belum kawin), maka kain tersebut menggantung sampai di
atas lututnya.
Tanjak adalah kain songket persegi empat yang dibuat khusus untuk menutup
kepala laki-laki sepasang dengan kain rumpak. Biasanya kain ini dibuat sepasang
dengan kain rumpak, yaitu warna dan motifnya adalah sama satu sama lain. Pada
awalnya tanjak dibuat dari kain batik, bukan dari songket.
Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini dimana kreasi-kreasi baru
para pengrajin sangat imaginatif. Akan tetapi motif utama songket adalah:
• Bunga intan
• Tretes minder
• Janda beraes
• Bunga cina
• Bunga paciek
Sumber lain mengatakan bahwa Motif hias songket biasanya berbentuk geometris
atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti
perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati
dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki
dan segala kebaikan
Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
LEPUS, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket TABUR. Pada
tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut
motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat
dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.
Kain tiga negeri. Kain ini dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga
tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai.
Beberapa nama ragam hias atau motif tenun songket Palembang antara lain
adalah: lepus piham, lepus polos, lepus puler lurus, lepus puler ombak-ombak,
lepus bintang, lepus naga besaung, lepus bungo jatuh, lepus berantai, lepus lemas
kandang, tetes meder, bungo cino, bungo melati, bungo inten, bungo pacik, bungo
suku hijau, bungo bertabur, bungo mawar, biji pare, jando berhias, limas berantai,
dasar limai, pucuk rebung, tigo negeri dan emas jantung. Untuk lebih jelasnya,
lihat contoh-contoh di bawah ini.
Sebagai catatan, pada zaman dahulu kerajaan Sriwijaya banyak didatangi orang-
orang asing dari Cina, India dan lain sebagainya untuk berdagang. Contoh yang
lain adalah motif pucuk rebung dan bunga-bungaan (cengkeh, tanjung, melati, dan
mawar). Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil dapat digunakan
untuk bahan sayuran. Ketika telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih
tetap berguna, yaitu sebagai bahan bangunan dan lain sebagainya. Orang yang
memakai motif ini tentulah diharapkan akan berguna pula bagi masyarakatnya
(seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia). Sedangkan, bunga-bungaan
melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan kebaikan.
標籤:
說明
ichan05
Posts: 1
Comments: 0
Sehelai kain tenun songket dari Palembang, mempunyai banyak makna, dan mempunyai nilai
sejarah. Kain ini mungkin sebagai peninggalan nenek moyang si pemilik yang ditenun selama satu
tahun, mungkin sebagai mahar, mungkin
Top of Form
<div
align="cent
Palembang
ini mungkin
selama sat
edit_blog
適用變化
Bottom of Form
分類
Uncategorized (1)
標籤
http://www.frenszone.com/blogs.php?
new_sLanguage=Chinese_traditional&action=show_member_blog&ownerID=69
914
Sweet Lolita
Posted in Lolita Fashion on March 23, 2008 by gothicloli
Gaya berpakaian Sweet Lolita (atau Amaloli) biasanya identik dengan hampir
keseluruhan bagian baju/gaun berhiaskan renda atau jumbai-jumbai, panjang rok
selutut, dan terpusat pada penekanan tampilan yang sweet dan se-cute mungkin.
Warna yang digunakan biasanya warna pink pastel dan biru, ataupun warna krem
dan merah. Warna hitam pun juga cocok digunakan bila dipadukan dengan tepat.
Berbagai macam model cetakan gambar seperti bunga, buah, dan makanan berasa
manis (permen) dapat juga digunakan sebagai motif pakaian Sweet Lolita.
Aksesoris lain sebagai pelengkap fashion Sweet Lolita dapat berupa boneka atau
baju beruang Teddy.
Salah satu contoh adalah gaya berpakaian Momoko dalam film Shimotsuma
Monogatari (Kamikaze Girls) yang berarti Shimotsuma story atau A Tale of
Shimotsuma. ”Kamikaze Girls” dipublikasikandalam bentuk novel ringan, manga,
dan film.
http://gothicloli.wordpress.com/category/lolita-fashion/page/2/
Teknik dan jenis serta kualitas kain yang ditenun mempunyai istilah tersendiri,
yaitu dikenal sebagai songket limar dan lepus.
Yang dimaksud dengan lepus adalah kain songket yang kainnya sepenuhnya
adalah cukitan (sulaman) benang emas. Benang emasnya dengan kualitas tinggi
didatangkan dari China. Kadangkala benang emas ini diambil dari kain songket
yang sudah sangat tua (ratusan tahun) karena kainnya menjadi rapuh, benang
emas disulam kembali kekain yang baru. Kualitas jenis songket lepus merupakan
kualitas yang tertinggi dan termahal harganya.
Limar adalah kain sonket yang menurut sejarawan dan budayawan inggris R.O
Windstedt yang menekuni kehidupan di nusantara pada zaman kolonial, yaitu: its
colours are rich blend of reds ,yellows ,and greens .the shape of the pattern. If
closely inspected, bearing a distinct resemblance to the “lime “ (limau) from
which it has acquired its name.
Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul karena banyak nya bulatan 2
kecil dan percikan yang membentuk sebuah motif yang menyerupai tetesan air
jeruk yang diperas. Menurut Mubin Sheppard: that kain limar is often in correctly
spelt limau, with which it has no connexion. Sedangkan di Palembang limar itu
lebih diartikan sebagai suatu teknik, is known as a process of dyeing threads.
Tumpal atau kepala kain, merupakan bagian pada kain yang berada di tengah
bentangan kain, bagian kain yang lain disebut badan kain. Sedangkan pada
selendang, tumpal berada dibentang kan kanan dan kiri badan kain .Tumpal biasa
nya berukuran ¼ bagian dari bentangan kain songket. Motif sulaman pada tumpal
adalah pucuk rebung.
Rumpak ( bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak
penuh seperti pada songket untuk wanita ,kepala kain atau tumpal pada rumpak
disaat pemakaiannya berada di belakang badan ( pinggul ke bawah sampai
dibawah dengkul: kalau sipemakai telah kawin). Kebalikannya dengan wanita,
dimana tumpal berada didepan yaitu dari pinggul sampai mata kaki .rumpak jika
di pakai oleh pemuda (belum kawin), maka kain tersebut menggantung sampai di
atas lututnya.
Tanjak adalah kain songket persegi empat yang dibuat khusus untuk menutup
kepala laki-laki sepasang dengan kain rumpak. Biasanya kain ini dibuat sepasang
dengan kain rumpak, yaitu warna dan motifnya adalah sama satu sama lain. Pada
awalnya tanjak dibuat dari kain batik, bukan dari songket.
Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini dimana kreasi-kreasi baru
para pengrajin sangat imaginatif. Akan tetapi motif utama songket adalah:
• Bunga intan
• Tretes minder
• Janda beraes
• Bunga cina
• Bunga paciek
Sumber lain mengatakan bahwa Motif hias songket biasanya berbentuk geometris
atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti
perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati
dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki
dan segala kebaikan
Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
LEPUS, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket TABUR. Pada
tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut
motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat
dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.
Kain tiga negeri. Kain ini dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga
tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai.
Beberapa nama ragam hias atau motif tenun songket Palembang antara lain
adalah: lepus piham, lepus polos, lepus puler lurus, lepus puler ombak-ombak,
lepus bintang, lepus naga besaung, lepus bungo jatuh, lepus berantai, lepus lemas
kandang, tetes meder, bungo cino, bungo melati, bungo inten, bungo pacik, bungo
suku hijau, bungo bertabur, bungo mawar, biji pare, jando berhias, limas berantai,
dasar limai, pucuk rebung, tigo negeri dan emas jantung. Untuk lebih jelasnya,
lihat contoh-contoh di bawah ini.
Sebagai catatan, pada zaman dahulu kerajaan Sriwijaya banyak didatangi orang-
orang asing dari Cina, India dan lain sebagainya untuk berdagang. Contoh yang
lain adalah motif pucuk rebung dan bunga-bungaan (cengkeh, tanjung, melati, dan
mawar). Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil dapat digunakan
untuk bahan sayuran. Ketika telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih
tetap berguna, yaitu sebagai bahan bangunan dan lain sebagainya. Orang yang
memakai motif ini tentulah diharapkan akan berguna pula bagi masyarakatnya
(seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia). Sedangkan, bunga-bungaan
melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan kebaikan.
Produk Smart
Produk SMART Telecom
Diposkan oleh Chandra di 18.00 0 komentar
Selasa, 20 Oktober 2009
Teknik Pembuatan Songket Palembang
Kain songket merupakan mahkota seni penenunan yang bernilai tinggi. Teknik
pembuatannya memerlukan kecermatan tinggi. Benang lungsi sutera dimasukkan
melalui sisir tenun dan hendle utama pada rangkaian kain yang membentuk pola
simetris dan diisi oleh benang sutra dan benang emas.
Bahan baku kain songket Palembang ini adalah berbagai jenis benang, seperti
benang kapas atau dari bahan benang sutera. Untuk membuat kain songket yang
bagus digunakan bahan baku benang sutera berwarna putih yang diimpor dari
India, Cina atau Thailand. Sebelum ditenun, bahan baku diberi warna dengan
jalan dicelup dengan warna yang dikehendaki. Warna dominan dari tenun songket
Palembang ini, merah. Namun, saat ini penenun dari Palembang sudah
menggunakan berbagai warna, yaitu warna yang biasa digunakan untuk tekstil.
Dahulu, kain songket tradisional dicelup dengan warna - warna yang didapat dari
alam. Teknik ini diteruskan ke anak cucu secara turun temurun. Biasanya warna
merah, didapat dari pengolahan kayu sepang dengan jalan mengambil inti
kayunya dan direbus, dan mengkudu, yang didapat dari akarnya. Warna biru
didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit. Untuk mendapatkan
warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan percampuran cat dari
warna primer merah,biru dan kuning. Sedangkan untuk mencegah agar warna
tidak luntur atau pudar pada waktu pencelupan ditambahkan tawas.
Setelah benang diberi warna, lalu ditenun dengan alat yang sederhana.
Penempatan benang-benang telah dihitung dengan teliti. Benang yang memanjang
atau vertikal disebut lungsi, benang yang ditempatkan melebar atau horizontal
disebut benang pakan. Hasil persilangan kedua jenis benang ini terangkai menjadi
kain. Karena rumitnya proses bertenun ini, sehelai kain dapat diselesaikan dalam
waktu ber bulan - bulan. Apalagi di masa lalu, menenun dikerjakan oleh para ibu
pada waktu senggang ketika pekerjaan mengurus rumah tangga atau bertani telah
selesai.
Tenun songket biasanya diberi motif berwarna emas. Benang emas yang dipakai
ada tiga jenis, yaitu benang emas cabutan, benang emas Sartibi dan benang emas
Bangkok. Untuk mendapatkan motif songket berbenang emas, ditambahkan
benang emas yang sudah dihitung kemudian ditenunkan di antara benang tadi.
Benang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang sebagian kainnya
sudah rusak, yang diurai kembali. Benang emas cabutan masih kuat karena dibuat
dari benang katun yang dicelupkan ke dalam cairan emas 24 karat. Pengerjaaan
yang rumit dengan mengurai kembali benang yang sudah ditenun ini
menghasilkan kain songket yang baru yang berkesan antik. Dengan pembuatan
dan pengerjaan yang harus sangat telaten ini wajarlah harga kain songket bisa
berlipat ganda.
Jenis yang kedua, benang emas Sartibi. yaitu benang emas sintetis dari pabrik
benang di Jepang. Benang ini halus, dan tidak mengkilap, hasil tenunannya lebih
halus dan ringan. Jenis benang emas yang ketiga yaitu benang Bangkok yang
mengkilap dan memang didatangkan dari Bangkok.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat songket, antara lain seperti alat
tenun, rungsen, benang emas, benang merah, baliro, lidi, buluh, pleting dan lain
sebagainya. Dalam pembuatan songket diperlukan ketekunan, keuletan, dan
kesabaran. Kalau dilakukan terburu-buru hasilnya tidak bagus. Waktu yang
dibutuhkan untuk menenun satu songket biasanya paling cepat setengah bulan dan
paling lama satu bulan. Waktu tersebut belum termasuk membuat motif. Sehingga
untuk membuat satu songket waktu diperlukan bisa satu bulan setengah.
Proses pembuatan melalui beberapa tahapan, pertama yaitu pencelupan, Benang
Sutera yang masih putih dicelup sesuai warna yang dikehendaki, setelah itu
dijemur dengan bambu panjang di terik matahari untuk membuat kain dan
selendang (ukuran lebar kain 90 cm untuk selendang 60 cm, sedangkan
panjangnya 165 hingga 170). Setelah benang kering maka akan dilakukan proses
desain (pencukitan) dengan menggunakan lidi sesuai dengan motif yang
dikehendaki.
Setelah proses pencukitan selesai maka akan dilakukan proses penenunan yang
memerlukan waktu mulai 2 hingga 3 bulan. Didalam proses penenunan ini benang
lungsi sutera dimasukkan kealat tenun melalui sisir tenun dan henddle utama pada
rangkaian kain yang membentuk pola simetris dan diisi oleh benang sutra dan
benang emas tambahan. Alat yang digunakan untuk proses penenunan ini selain 1
(satu) set alat tenun, digunakan juga baliro yang digunakan untuk menyentak
benang di lungsi dengan benang pakan. Benang pakan dimasukkan dengan
menggunakan alat yang bernama peleting. Sedangkan untuk mempermudah
benang pakan yang ada di peleting masuk ke lungsi teropong didorong melewati
benang lungsi. Setelah benang di peleting lewat, baik benang sutera maupun
benang emas ataupun benang limar, maka dilakukan penenunan dengan
menyentak benang dengan beliro yang dibantu dengan sisir tenun. Proses
penenunan dimulai dari ujung kain, dilanjutkan sesuai dengan motif kain. Setiap
songket mempunyai tumpal kain. Tumpal kain biasanya diletakkan di bagian
depan ketika kain dipakai.
Selain songket yang dibuat dengan benang emas baru, songket juga dibuat dengan
benang emas cabutan. Benang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang
sebagian kainnya sudah rusak, yang diurai kembali. Proses cabutan adalah proses
pemisahan benang Emas dari songket lama. Satu persatu benang emas dipilih dan
dipisahkan dari kain pakan dan lungsen lama yang akan diganti. Proses ini harus
dilakukan dengan hati-hati, karena benang emas yang sudah berumur tersebut bisa
mengalami pengelupasan (rontok). Setelah benang dipisah dari kain yang lama,
kemudian di rol dengan gulungan.
Biasanya, benang yang dipisahkan atau dicabut dari kain pakan dan lungsen
mengalami putus-putus menurut lekuk dari kain maka dilakukan proses
penyambungan. Setelah dilakukan penyambungan, benang emas digulung dengan
pleting yang dimasukkan ke dalam teropong (keduanya terbuat dari bambu) agar
saat ditenun benang emas tidak terputus. Proses-proses tersebut memakan waktu
hingga 10 hari. Setelah proses pencabutan dan penggulungan, benang emas mulai
ditenun, yaitu memasukkan benang emas dan benang sutera sesuai dengan motif.
Harga songket agak tergolong mahal. Bahan baku pembuatan songket hampir
seluruhnya diimpor, hal ini membuat harga jenis kain tergolong mahal. Benang
sutra dan benang emas ini sejak dahulu diimpor dari China, Jepang, dan Thailand.
Namun benang sutra lokal dapat digunakan tetapi agak susah ditenun. Selain jenis
bahan baku yang dipakai, harga kain songket juga ditentukan oleh pola motif
penuh atau motif tabur pada kain. Makin penuh bermotif tentu harganya makin
mahal. Tingkat kerapatan tenunan songket juga turut memengaruhi harga.
Perawatan kain songket harus dilakukan dengan hati-hati. Kain songket tidak bisa
terkena panas atau disimpan di ruangan yang sembarangan. Perawatannya harus
benar-benar diperhatikan. Setelah dipakai kain songket mesti diangin-anginkan
terlebih dulu, kemudian digulung dan setiap tiga bulan sekali harus dibuka
(dijabarkan) untuk menghilangkan bau atau ngengat yang mungkin ada di dalam
lipatannya.
Sehelai kain tenun songket dari Palembang, mempunyai banyak makna, dan
mempunyai nilai sejarah. Kain ini mungkin sebagai peninggalan nenek moyang si
pemilik yang ditenun selama satu tahun, mungkin sebagai mahar, mungkin
sebagai busana kebesaran adat pengantin , mungkin sebagai benda koleksi
keluarga yang berharga, dan masih banyak lagi kemungkinan yang lain.
Teknik Pembuatan.
Bahan baku kain songket Palembang ini adalah berbagai jenis benang, seperti
benang kapas, atau yang lebih lembut dari bahan benang sutera. Untuk membuat
kain songket yang bagus , bahan bakunya berupa benang putih yang diimpor dari
India, Cina atau Thailand. Sebelum ditenun , bahan baku diberi warna dengan
jalan dicelup dengan bahan warna yang dikehendaki. Warna dominan dari tenun
songket.
Motif bintang berantai rakam; pada motif bungan yang berwarna emas di
tengahnya diberitambahan benang sulam warna-warni. Kain songket in
berukuran 90x200 cm. Selendang diberi motif lain yang lebih rapat berbentuk
geometris. Benang emas dari cabutan.
Palembang ini, merah. Namun , saat ini penenun dari Palembang ini sudah
menggunakan berbagai warna , yaitu warna yang biasa digunakan untuk tekstil.
Dahulu, kain songket tradisional dicelup dengan warna - warna yang didapat dari
alam, dan teknik ini diteruskan ke anak cucu secara turun temurun. Biasanya
warna merah, didapat dari pengolahan kayu sepang dengan jalan mengambil inti
kayunya dan direbus, dan mengkudu, yang didapat dari akarnya.
Warna biru didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit.Untuk
mendapatkan warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan
percampuran cat dari warna primer merah,biru dan kuning. Untuk mencegah agar
warna tidak luntur atau pudar pada waktu pencelupan ditambahkan tawas.
Setelah benang diberi warna, lalu ditenun dengan alat yang sederhana.
Penempatan benang-benang telah dihitung dengan teliti. Benang yang memanjang
atau vertikal disebut lungsi, benang yang ditempatkan melebar atau horizontal
disebut benang pakan. Hasil persilangan kedua jenis benang ini terangkai menjadi
kain. Untuk mendapatkan motif songket berbenang emas, ditambahkan benang
emas yang sudah dihitung dan ditenunkan di antara hasil tenunan tadi.
Karena rumitnya proses bertenun ini , sehelai kain dapat diselesaikan dalam waktu
ber bulan - bulan. Apalagi di masa lalu, menenun dikerjakan oleh para ibu pada
waktu senggang ketika pekerjaan mengurus rumah tangga atau bertani telah
selesai. Tenun songket biasanya diberi motif berwarna emas. Benang emas yang
dipakai ada tiga jenis , yaitu benang emas cabutan , benang emas Sartibi dan
benang emas Bangkok.enang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang
sebagian kainnya sudah rusak, yang diurai kembali. Benang emas cabutan masih
kuat karena dibuat dari benang katun yang dicelupkan ke dalam cairan emas 24
karat
Pengerjaaan yang rumit dengan mengurai kembali benang yang sudah ditenun ini
menghasilkan kain songket yang baru yang berkesan antik. Dengan pembuatan
dan pengerjaan yang harus sangat telaten ini wajarlah harga kain songket bisa
berlipat ganda. Jenis yang kedua, benang emas Sartibi. yaitu benang emas sintetis
dari pabrik benang di Jepang. Benang ini halus, dan tidak mengkilap, hasil
tenunannya lebih halus dan ringan. Jenis benang emas yang ketiga yaitu benang
Bangkok yang mengkilap dan memang didatangkan dari Bangkok.
Motif hiasMotif hias songket biasanya berbentuk geometris atau hasil stilisasi dari
flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti perlambangan yang baik.
Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar yang
wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan
Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket
tepus, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket tawur. Pada tepi
kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut motif
pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat dan
lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.
Seperti seni tenun daerah lainnya di nusantara kita, kain songket Palembang ini
tidak diketahui persis kapan mulai dikerjakan. Untuk keperluan busana, mula-
mula digunakan sebagai bahan dasar kulit kayu, kemudian rajutan daun-daun, dan
yang terakhir ditanam kapas untuk dibuat benang sebagai bahan dasar kain tenun.
Palembang yang terletak di pulau Sumatra bagian Selatan ini dahulu menjadi
pusat kerajaan Sriwijaya yang menjadi pintu masuk berbagai budaya dari manca
negara. Mula-mula datang bangsa Portugis, kemudian bangsa India yang terakhir
bangsa Cina. Pada abad ketujuh sampai abad kesebelas Masehi kerajaan Sriwijaya
sedang jaya - jayanya dengan pelabuhannya yang ramai. Kecuali menjadi pusat
perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat agama Budha. Pusat kerajaan
Sriwijaya, sekarang kota Palembang, merupakan tempat persinggahan pendeta
dari Srilangka dan India yang akan pergi ke Cina. Itulah sebabnya budaya India
ikut mempengaruhi motif hias kain songket Palembang.
Disamping itu pengaruh dari Cina juga melekat pada seni tenun Palembang
terutama pada penerapan warna merah dan warna keemasan pada kain songket.
Karena adanya pengaruh budaya dari luar tadi terciptalah kain tenun dari
Sriwijaya yang sangat indah dan bervariasi. Dengan demikian kain songket ini
termasuk hasil budaya daerah yang harus dilestarikan .( Anur E Mulhadiono ).
Motif limar tetes mider di bagian tengah kain ini ditenun dari benang sutra
dengan motif limar, ditepi-tepinya dimotifkan tumpal pucuk rebung. Kain ini
digunakan benang emas Bangkok.
Kain tiga negeri. Kain iii dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di
bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif
bunga tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang
berantai.
Tumpal pucuk tebung yang biasa digunakan untuk bagian tepi kain.
http://chandra-songket.blogspot.com/
Sabtu, 11 Oktober 2008
KAIN SONGKET PALEMBANG
Masyarakat Palembang mulai mengenal kain songket sejak zaman kerajaan
Sriwijaya. Tepatnya sekitar abad VII Masehi. Pada masa itu kerajaan Sriwijaya
merupakan kerajaan yang kaya raya.
Emas sebagai logam mulia melimpah ruah.
Sebagian emas dikirim ke negeri Siam untuk diolah menjadi benang emas yang
akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain songket.
Tapi ada pula yang berpendapat lain. Benang emas yang digunakan sebagai bahan
pembuatan kain songket adalah benang emas yang diimpor dari Cina. Dikirimnya
bersamaan dengan benang-benang sutra lainnya.
Penggunaan bahan dari benang emas membuat kain songket berbeda dari yang
lain. Pembuatan kain songket yang menggunakan bahan benang emas jauh lebih
komplek dan rumit. Tapi hasil akhirnya adalah keindahan struktur desain dengan
warna kemilau perpaduan warna keemasan dengan warna lainnya. Ini menjadikan
kain songket menjadi lebih hidup, agung, dan bergairah. Kain songket Palembang
sampai sekarang masih diminati masyarakat, terutama para kolektor dan turis
mancanegara.
Songket berasal dari kata tusuk dan cukit yang disingkat menjadi suk-kit.
Lazimnya menjadi sungkit dan akhirnya lebih dikenal dengan kata songket.
Sementara orang Palembang menyebutkan asal kata songket dari kata songko.
Yakni orang yang menggunakan benang hiasan dari ikat kepala.
Pada zaman dahulu, tenunan kain songket yang terkenal menjadi kebanggaan
masyarakat. Ini dijadikan sebagai lambang status sosial dan kekayaan seseorang.
Dapat dilihat mereka yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat diharuskan
memakai kain songket yang mempunyai corak atau motif tertentu. Tentunya
disesuaikan dengan kedudukan dalam strata sosial masyarakat setempat.
Selain itu songket juga dipakai pada saat upacara-upacara adat ataupun upacara
resmi, seperti upacara penyambutan tamu agung, perkawinan dan sebagainya.
Disamping itu kain songket juga menjadi salah satu syarat pemberian sebagai mas
kawin dalam adat pernikahan Palembang.
Dalam hal motif dan ragam hias yang diterapkan pada kain songket Palembang,
orang zaman dahulu tidak lepas dari keadaan alam. Bahkan nama-nama motif
sering digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi si pemakai. Dengan begitu tak
jarang terdapat suatu makna atau filosofi yang merupakan wujud perlambangan.
Cantik Manis
Emas Jantung
Kain songket ini selain berbentuk kain panjang, juga terdapat bentuk lain seperti :
selendang songket, ikat kepudang (tanjak), kain penutup tempat tidur (seprei),
hiasan dinding, hiasan sarung bantal untuk kursi dan sebagainya.
Motif ragam hias dan pola warna kain songket Palembang diciptakan orang-orang
tertentu. Dengan kata lain, tidak semua penenun dapat membuat motif sendiri.
Melainkan dipandu orang tertentu misalnya, dalam hal pemberian warna-warna
benang.
Menurut masyarakat Palembang, kain songket asli dihiasi benang emas murni.
Keadaan ini berlangsung sampai dengan Perang Dunia II. Pada masa itu kain
songket Palembang dihiasi benang emas empat belas karat. Namun karena dasar
kain songket usianya semakin tua, maka benang emas yang melekat pada kain
ditarik dan dilepaskan. Kemudian dipindahkan pada dasar kain dari benang sutra
baru hingga menghasilkan jenis kain songket dengan kualitas terkenal. Nah ini
yang disebut benang emas cap jantung atau songket jantung.
Sejak zaman dahulu hingga sekarang, motif dan ragam kain songket diwariskan
secara turun temurun. Kain songket dibedakan jadi dua. Songket dengan desain
benang emas yang penuh (songket Lepus). Dan desain benang emas yang hanya
tersebar di beberapa tempat di dasar kain (songket Bertabur atau berserak)
Menurut adat Palembang, perbedaan motif/corak dan warna yang ada pada kain
sangat penting. Sebab hal itu digunakan untuk melambangkan kebesaran dan
keagungan seseorang. Motif songket yang dipakai orang terpandang di
masyarakat berbeda dengan motif songket yang dipakai kalangan biasa.
Motif yang diterapkan pada kain songket mengandung makna tersendiri. Contoh:
songket dengan motif bunga mawar berarti penawar malapetaka. Motif bunga
melati melambangkan kesucian dan sopan santun. Sedangkan motif bunga tanjung
sebuah simbol keramahtamahan selaku nyonya rumah atau lambang ucapan
selamat datang.
Selain motif, warna yang digunakan pun melambangkan status kedudukan sosial
si pemakai. Misalnya kain songket dengan warna hijau, merah, dan kuning. Warna
itu umumnya dipakai seorang janda. Sedangkan kalau mereka (janda)
menggunakan warna cerah melambangkan keinginan menikah lagi.
Selain itu nama-nama songket pun dihubungkan dengan status wanita tersebut
seperti : songket benang emas janda berhias dan songket janda pengantin. Pada
kain songket janda berhias kedua ujung kainnya diberi desain bungo tabur
sedangkan bidang tengah warna polos hijau.
Pemberian nama pada songket juga menunjukkan identitas si pemakai. Seperti
songket bunga Cino, biasanya dipakai kaum wanita keturunan Tionghoa.
Demikian pula songket bunga pacik yang biasanya dipakai para wanita keturunan
India dan Pakistan.
MERAWAT KAIN SONGKET
Setelah dipakai, songket tidak boleh dicuci atau dibentangkan/dipaparkan
langsung ke sinar matahari. Songket cukup diangin-anginkan selama beberapa
jam dalam suhu ruangan yangtidak terlalu panas.
Cara penyimpanan songket dilakukan dengan cara menggulung songket seperti
gulungan karpet, songkettidak boleh dilipat hal ini bertujuan agar tekstur dan
kelenturan benang songket tetap terjaga
sebelum menggulung sebaiknya letakkan kertas minyak atau kertas pola diantara
bagian songket, hingga antar sisi tidak saling berhimpitan
simpan gulungan songket dalam tabung songket (jika ada) atau diikat longgar
dengan tali dari kain,diletakkan di tempat yang tidak saling bertindihan
untuk menjaga agar benang-benang songket tidak cepat putus atau rusak,
tambahkan sambungan kain pada bagian atas songket.
jika songket ingin disetrika, lapisi dahulu dengan kain halus dan panas setrika
pada suhu paling rendah
berikan cengkeh dan lada bulat untuk menghindari timbulnya jamur pada kain
setiap tiga bula sekali buka gulungan songket dan anginkan kembali sehingga
songket tidak apek dan lembab. pada musim hujan, anginkan songket lebih sering
lagi
Top of Form
Bottom of Form
Di-link Dari
Sini
Web
Rabu, 29 Juli 2009
Harajuku,Ruang Publik yang Dinamis
Harajuku,Ruang Publik yang Dinamis
Kepopuleran kawasan Harajuku sebagagai pusat
anak muda ini dimulai pada masa 1980-
an.Banyaknya street performance dan remaja
terkesan liar dengan aliran anti-fashion mereka
menarik minat remaja lain untuk berkmpul dan
berekspresi.
Walaupun pada era 1990-an,jumlah mereka
berkurang,dan semakinberkurang,saat ini justru
muncul gaya baru yang sudah menjadi tren di
kawasan Harajuku.Para remaja seakan berlomba-
lomba untuk berpakaian unik dan mencolok.Walau
Harjuku tak lagi seperti dulu,namun Harajuku
tetaplah unik dan membawa nuansa
pemberontakan melalui fashion.
Semangat Kebebasan di Harajuku
Harajuku adalah daerah pelarian yang penuh
dengan semangat remaja.Gaya berpakaian pun
menjadi salah satu ajang untuk mengekspresikan
kebebasan.Karena menerapkannya disekolah
hampir tidak mungkin.Guru mana yang akan diam
membiarkan anak didiknya berkeliaran di sekolah
dengan rambut yang dicat warna-warni,seperti
tokoh anime favorit mereka.maka gaya ini dibawa
ke tempat nongkrong di kawasan Harajuku.
Di sinilah fashion menjadi alat kebebasan mereka
dimana tak ada aturan yang mengekang dan
memberi tahu bagaimana mereka harus
berpakaian.Ini menjadi salah satu cara untuk
keluar dari rutinitas dan tata cara
bersistem.Misalnya baju-baju seragam yang kerap
dikenakan.
Akan tetapi,inti dari semangat Harajuku bukan
penolakan terhadap gaya berpakaian yang ada
ataupun komersialisme,seperti punk.Harajuku
style hanyalah sebuah semangat untuk
menciptakan sesuatu yang berbeda dan terbaik
dalam tiap-tiap individu.Setiap individu memiliki
karakter dan gaya berpakaian.
Dari Gothic Lolita Hingga Fruit Fashion
Tak hanya satu-dua gaya yang ada di
Harajuku.Para remaja yang ada di harajuku bias
memilih gaya mana yang paling sesuai dengan
kepribadian mereka,atau bahkan menciptakan
gaya mereka sendiri.Gaya-gaya ini sebenarnya tak
memiliki patokan khusus,namun tetap saja ada
batasan yang kemudian memunculkan kelompok-
kelompok.
• Gothic Lolita
Gaya ini dipengaruhi oleh gaya pada era
Victoria & Edward,dengan blus berenda dan
bawahan mengembang.Sepintas gaya gothic
Lolita ini tampak seperti meniru boneka
porselen pada masa Victorian.Dengan gaya diri
orang dewasa.Mereka lebih memilih untuk
terlihat ‘manis’,’indah’,dan ‘elegan’ disbanding
‘sexy’.Untuk warna,didominasi dengan warna
hitam dan putih
Lolita Fashion terinspirasi oleh :
1.pakaian anak-anak Victorian dan kostum rumit dari jaman Rococo (muncul di
Perancis awal abad ke- 18)
2.gaya barat Goth & Punk
3.pakaian pelayan wanita di perancis.
Lolita biasanya mengenakan rok seukuran selutut dan dilengkapi petticoat
(pakaian dalam wanita) yang berfungsi untuk menambah volume rok agar terlihat
lebih mengembang.
Bentuk roknya bisa berrumbai-rumbai,berkerut,atau seperti blus Victorian yang
berhiaskan renda.
Cutsew berenda (kemeja berbahan kaus yang telah dipotong dan dijahit),dan kaus
jumper tak berlengan yang dipadukan dengan baju.Baju-baju yang dipakai
biasanya memiliki model kerah seperti baju Peter-Pan atau pelaut.
Kaus kaki selutut ataupun lebih tinggi serta stocking, khususnya kaus kaki yang
berhiaskan bunga mawar, mahkota, atau renda di bagian atas. Alas-kaki yang
digunakan cenderung bersifat cute, mirip dengan sepatu anak-anak. Untuk
akseasoris pelengkap, Lolita memakai hiasan kepala dengan renda-renda atau topi
mini yang dipasang miring pada satu sisi, serta perhiasan model lama yang rumit.
KATEGORI LOLITA
Gothic Lolita
Dipengaruhi oleh unsur-unsur khusus dari mode gothic, Gothic Lolita (dapat juga
disebut Gothloli) diawali oleh para anak muda pada sekitar tahun 1997/1998.
Dalam kebudayaan Western Lolita, terjadi suatu kekeliruan umum tentang Lolita
Fashion dan Gothic Lolita. Istilah ”EGL” (Elegant Gothic Lolita) digunakan
hanya sebagai merk khusus pakaian bagian dari ‘Moi-même-Moitié’ yang menjadi
gaya Gothic Lolita.
Berdasarkan cara berpakaiannya, Gothic Lolita dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
* Gothic Lolita:Pakaian yang dikenakan biasanya berwarna khusus hitam dan
putih tetapi dapat juga meliputi warna biru-gelap kehitaman (Moitié) ataupun
hitam dan merah.
* Kurololi (Lolita hitam): warna dengan tema serba hitam.
* Gurololi: berarti Lolita yang mengerikan atau menakutkan. Gaya ini tidak
sekedar dilihat dari kostum saja tetapi harus memakai pakaian yang dilengkapi
dengan darah kental, contohnya dengan perban, darah palsu, tutup mata, dan
lainnya.
Makeup yang digunakan oleh Gothic Lolita biasanya berwarna gelap, hal ini
sangat berlawanan dengan aliran Lolita yang menonjolkan makeup warna terang.
Raut wajah yang pucat juga digunakan dalam gaya ini, tetapi bukan seperti warna
putih pada ’goth’,dan menggunakan lipstik berwarna merah untuk pewarnaan
bibir, serta eyeliner warna hitam.
Aksesoris yang menunjang penampilan Gothic Lolita, diantaranya dompet dengan
berbagai warna yang menyolok mata, tempat/kotak topi, ataupun tas tangan yang
kadang-kadang tampil dalam berbagai bentuk seperti kelelawar, peti mati, dan
salib. Beruang Teddy dan boneka hewan lain juga seringkali digunakan, bahkan
beberapa merk membuat beruang Teddy ”goken” khusus berbahan kulit berwarna
hitam ataupun PVC. Selain itu, ”Super Dollfies” (boneka) juga merupakan salah
satu alternatif aksesoris yang dapat dibawa.
Sweet Lolita
Gaya berpakaian Sweet Lolita (atau Amaloli) biasanya identik dengan hampir
keseluruhan bagian baju/gaun berhiaskan renda atau jumbai-jumbai, panjang rok
selutut, dan terpusat pada penekanan tampilan yang sweet dan se-cute mungkin.
Warna yang digunakan biasanya warna pink pastel dan biru, ataupun warna krem
dan merah. Warna hitam pun juga cocok digunakan bila dipadukan dengan tepat.
Berbagai macam model cetakan gambar seperti bunga, buah, dan makanan berasa
manis (permen) dapat juga digunakan sebagai motif pakaian Sweet Lolita.
Aksesoris berupa boneka atau baju beruang Teddy. Salah satu contoh adalah gaya
berpakaian Momoko dalam film Shimotsuma Monogatari (Kamikaze Girls) yang
berarti Shimotsuma story atau A Tale of Shimotsuma. ”Kamikaze Girls”
dipublikasikan dalam bentuk novel ringan, manga, dan film. Novel aslinya ditulis
oleh Novala Takemoto.
Sub-kategori dari Sweet Lolita adalah Shirololi (White Lolita) yang hanya
mengenakan pakaian berwarna putih murni. Berbagai merk Sweet Lolita yang
umum diantaranya ‘Baby’, ‘The Stars Shine Bright’, ‘Metamorphose’, dan
‘Angelic Party’.
Classical Lolita
Classical Lolita (atau Classic Lolita) merupakan bagian dari Lolita Fashion yang
diinspirasi oleh fashion para wanita Victorian, Baroque, dan Rocaille. Gaya ini
cenderung bersifat dewasa dengan tampilan berbagai motif bunga, warna-warna
mati, serta setelan yang pas-tubuh. Warna-warna yang digunakan biasanya putih,
putih kuno, pink, burgundy, biru, coklat, dan hitam. Classical Lolita juga
menggunakan berbagai macam aksesoris pelengkap berupa ikat kepala, hiasan
bunga atau topi mini di kepala, dan tas tangan.
Berbagai merk umum yang digunakan oleh Classic Lolita diantaranya ‘Innocent
World’, ‘Mary Magdalene’, dan ‘Victorian Maiden’.
Punk Lolita
Punk Lolita (atau Lolita Punk) memadukan unsur-unsur fashion punk ke dalam
Lolita Fashion. Berbagai perlengkapan fashion yang biasanya dapat ditemui
dalam gaya punk, seperti kain ‘sobek-sobek’, kain motif kotak-kotak, berbagai pin
dan rantai, kain hasil cetakan sablon, potongan rambut pendek, dan lainnya telah
dipadukan ke dalam Lolita. Berbagai macam pakaian punk yang terdapat di dalam
‘Gothic & Lolita Bible’ bukan merupakan gaya Lolita sama sekali, tetapi hanya
sebagai gaya pelengkap saja. Banyak merk Japanese Punk yang terpengaruh
dengan fashion dari toko-toko ‘Camden Town’ di London yang terkenal, bahkan
berbagai pakaian dengan model yang mirip dapat ditemukan pada merk-merk
punk Jepang dengan harga yang lebih murah. Punk Lolita juga berhubungan
dengan Vivienne Westwood, yang walaupun bukan merupakan desiner Lolita,
tetapi memiliki koleksi dan berkompeten dalam dunia Lolita, terutama bila dilihat
koleksi-koleksi pakaian Jepang miliknya. Merk-merk umum Punk Lolita
diantaranya ‘A+Lidel’, ‘Putumayo’, ‘h. NAOTO’, dan ‘Na+H’.
Wa Lolita
Wa Lolita (atau Waloli) merupakan perpaduan antara pakaian Jepang tradisional
dengan Lolita Fashion. Biasanya Wa Lolita menggunakan yukata (kadang-kadang
kimono) dan rok atau kain bawahan yang menjadi ciri gaya Lolita. Nama Wa
Lolita diambil dari referensi orisinal Jepang, sebagai “The Land of Wa”. Kosa
kata “Wa” diadopsi dari bahasa Cina yang sesungguhnya berarti harmoni,
kedamaian, dan keseimbangan. “Wa” merupakan konsep pedoman dalam filosofi
dan kebudayaan Jepang, sehingga dianggap sebagai nilai-nilai Jepang yang paling
penting. “Wa” juga dapat diartikan “Jepang” itu sendiri atau sesuatu yang bersifat
Jepang (seperti washoku yang berarti makanan bergaya Jepang; atau wafuku yang
berarti pakaian bergaya Jepang).
Yukata merupakan pakaian Jepang untuk musim panas, biasanya digunakan saat
acara umum seperti pertunjukkan kembang api, festival bon-odori, dan acara-
acara musim panas lain. Yukata dapat disebut sebagai bentuk casual dari kimono
yang juga dapat digunakan sebagai pakaian mandi di tempat/penginapan
tradisional Jepang. Meskipun tidak terbatas pada penggunaannya sebagai pakaian
mandi, yukatabath(ing) clothes (pakaian mandi). secara harafiah dapat diartikan
sebagai
Qi Lolita
Qi Lolita, dibaca “chee-loli” merupakan bagian dari Lolita yang menggabungkan
gaya Lolita dengan pakaian tradisional Cina, seperti qipao. Qipao; qipaor; ataupun
ch’i-p’ao dikenal sebagai cheongsam atau busana mandarin, merupakan sebuah
pakaian untuk wanita yang pas-tubuh (diciptakan di Shanghai).
Pirate Lolita
Jenis Lolita Fashion ini memasukkan unsur historis dan fantasi dari pakaian bajak-
laut. Topi model Tricorne mini, tas berbentuk peti harta karun, dan aksesoris lain
yang berbentuk/berhubungan dengan laut dan bajak-laut merupakan karakteristik
Pirate Lolita. Tricorne (juga tricorn, tri-corned hat, atau three-corned hat)
merupakan gaya topi yang populer selama akhir abad ke-17 sampai dengan abad
ke-18, sebelum revolusi Perancis. Pada saat itu, topi tricorne digunakan oleh
penduduk sipil dan sebagai bagian dari seragam militer dan perwira Angkatan
Laut.
“Alice and the Pirates” dari butik pakaian Baby, The Stars Shine Bright yang
berada di Jepang merupakan awal popularitas gaya ini. Butik pakaian
Metamorphose (yang juga berada di Jepang) juga terkenal karena gayanya yang
kelaut-lautan.
Erotic Lolita
Erotic Lolita (atau Erololi) cenderung memuja esensi erotis daripada hanya
sekedar ingin menunjukkan salah satu bagian tubuh saja. Erololi juga dapat
mengenakan rok yang sedikit lebih pendek dibandingkan dengan gaya-gaya Lolita
lain, tetapi cenderung lebih sopan/sederhana daripada fashion lain yang sejenis.
Erololi menampilkan sifat erotis dalam gaya Victorian yang cenderung kolot, dan
sebagai tampilan utamanya Erololi menggunakan pakaian-dalam seperti korset,
bloomers (celana pof; celana pendek yang diikat dekat lutut), petticoat (rok-dalam
wanita), dan garter (ikat kaos kaki). Pemakaian berbagai pakaian-dalam tersebut
tidak boleh berlebihan, karena bagaimanapun juga seperti telah dibahas
sebelumnya bahwa bagian tubuh yang boleh terlihat terbuka hanya pada bagian
pundak dan lutut. Salah satu merk Erololi adalah ‘Antique Beast’.
Ouji
Ouji merupakan fashion pria yang berpasangan dengan Lolita Fashion. Ouji
diinspirasi oleh pakaian yang digunakan oleh anak-anak sekolah (pria) Victorian
berupa knickerbockers (celana tanggung), baju dan kaus bergaya maskulin, celana
panjang, dan kaus-kaki sepanjang lutut. Kadang-kadang, tampilan Ouji mirip
dengan Dandy.
Dandy
Dandy merupakan istilah barat untuk Aristocrat maskulin (pria) dan berbagai
fashion Ouji yang dewasa. Dandy secara umum diinspirasi oleh pakaian yang
dikenakan pria kelas atas di Eropa ketika abad ke-19. Ciri-ciri yangg paling
terkenal dari Dandy adalahpenggunaan Frock Coat (mantel pria yang panjangnya
mencapai lutut kaki) dan jabot (kain berkerut pada leher)
• Wamono
Cari
didukung
oleh
Bottom of Form
Facebook Badge
Christine Malino
Pengikut
http://christinemalino.blogspot.com/
KACANG MERAH
•
•
Top of Form
Search...
Bottom of Form
Chat Us
<a href="http://www6.shoutmix.com/?4n_c0">View shoutbox</a>
ShoutMix chat widget
Antique_Cafe
TEAM
Now Playing
Access - Doubt & Trust [OST D.Grayman]
Sekarang ini terdapat banyak macam gaya berpakaian di Jepang, termasuk juga
dari perpaduan merk lokal dengan merk asing. Beberapa jenis gaya berpakaian
tersebut terkesan ekstrim dan dapat dipandang sebagai pelopor seni yang setara
dengan model peragaan busana di Eropa. Rentetan fenomena naik-turunnya
popularitas dari kebanyakan trend tersebut telah dicatat oleh Choicer Loki sejak
tahun 1997 dalam majalah mode ’FRUiTS’. Majalah ini merupakan majalah
terkemuka yang telah mengenalkan ’street fashion’ di Jepang.
’Street fashion’ kini telah menjadi trend yang paling populer di Jepang. Hal itu
tidak lepas dari peran anak-anak muda Jepang yang mengenakan berbagai pakaian
aneh di daerah perkotaan seperti Harajuku, Ginza, Odaiba, Shinjuku, dan Shibuya.
Beberapa contoh gaya yang populer di Jepang antara lain Lolita, Cosplay, Kogal,
Ganguro, Bōsōzoku, dan Elegant Gothic Aristrocrat.
Lolita
’Lolita Fashion’ merupakan bagian dari perpaduan kebudayaan Gothic & Lolita
yang sebagian besar diinspirasi oleh pakaian anak-anak Victorian (gaya
berpakaian di Inggris pada era Queen Victoria tahun 1837–1901 yang meniru
pakaian boneka Victoria) dan kostum orang terpelajar pada jaman Rococo
(Perancis abad ke-18; setelah jaman Baroque). Gaya barat seperti goth & punk,
cosplay, serta pakaian yang dikenakan oleh pelayan wanita Perancis juga ikut
menginspirasi ’Lolita’ tersebut.
Lolita dapat diklasifikasikan ke dalam Gothic Lolita, Sweet Lolita, Classic Lolita,
dan Punk Lolita. Ada juga tipe Lolita lain seperti Wa-Lolita, Qi Lolita, Pirate
Lolita, dan Erotic Lolita. Selain itu, mode yang berhubungan dengan Aristrocrat
dan Ouji juga kadang-kadang dipertimbangkan untuk digunakan dalam
kebudayaan dan mode Lolita.
Cosplay
Bagian kebudayaan Jepang lainnya adalah Cosplay, dalam bahasa Jepang disebut
sebagai kosupure. Cosplay dalam bahasa Inggris berasal dari kata costume dan
play, di mana gaya berpakaian yang digunakan berdasarkan pada tokoh/karakter
dalam manga, anime, tokusatsu, game video, pertunjukkan action Jepang di
televisi, film-film fantasi, ataupun band-band pop Jepang.
Ko-gal
Kogal biasanya dicirikan dengan wanita muda yang menghabiskan pendapatan
mereka untuk mode, musik, dan berbagai macam aktivitas sosial yang menyolok
mata. Penampilan Kogal dapat dideskripsikan sebagai berikut; menggunakan
sepatu hak tinggi-tebal, rok pendek, makeup tebal, rambut berwarna (biasanya
pirang atau coklat), kulit kecoklatan (akibat berjemur di bawah terik sinar
matahari), dan berbagai macam aksesoris dari desainer. Apabila mereka sedang
mengenakan seragam sekolah, ternyata juga dalam bentuk rok pendek dan disertai
dengan kaus kaki longgar (baggy socks) yang tingginya sampai lutut.
Kogal memiliki banyak aktivitas dan sifatnya yang sangat menonjol dapat dilihat
dari gaya hidup yang diutamakan untuk memiliki barang-barang baru. Pusat
kebudayaan Kogal berada di Shibuya; kawasan Tokyo. Mereka berlomba-lomba
untuk menjadi ’pembeli yang pertama’ dalam hal teknologi hp di Jepang, serta
keinginnya untuk membeli berbagai macam pakaian seperti selendang merk
Burberry dan tas tangan merk Louis Vuitton, sehingga Kogal cenderung
menghabiskan banyak waktu luangnya untuk berbelanja (dengan pendapatan
orangtua-nya). Mereka secara umum tidak berbelanja di berbagai department
store. Selama musim panas, Kogal kadang-kadang terlihat bersantai di pantai.
Ganguro
Popularitas Ganguro memuncak pada tahun 2000. Pusat fashion Gangguro berada
di Shibuya dan Ikebukuro yang merupakan kawasan Tokyo.Penampilan Ganguro
dapat dikatakan terdiri dari rambut yang dicat warna putih, pirang, coklat gelap
atau warna coklat yang sangat pucat; biasanya dilengkapi dengan jepit rambut
berbentuk bunga sepatu. Selain itu, untuk wajah Ganguro memakai makeup tebal
yang berwarna cerah serta eyeliner hitam & putih. Mereka biasanya mengenakan
rok mini, platform shoes (sepatu hak tinggi-tebal; panjang sampai ke lutut) dan
gelang-gelang besar dalam jumlah banyak, serta berbagai macam cincin dan
kalung.
Aksesoris lain yang juga menjadi pelengkap pakaian Bōsōzoku adalah kacamata
hitam, ikat kepala ’hachimaki’ panjang dengan slogan-slogan perang, dan gaya
rambut ’pompadour’ yang terlihat hampir seperti penampilan rocker
(digambarkan demikian mungkin karena mereka telah bekerja sama dengan
perkumpulan Yakuza). Rambut bergaya ’pompadour’ dapat dideskripsikan
sebagai rambut yang disisir ke arah belakang, dengan bagian depan rambut tetap
diarahkan ke depan dan berbentuk ikal dengan sendirinya. ’Punch perm’ juga
dianggap sebagai gaya rambut Bōsōzoku, bahkan masker untuk proses bedah-pun
juga dapat dikenakan oleh Bōsōzoku.
Pakaiannya terbatas pada warna hitam, putih, dan warna-warna gelap lain. Kesan
paling utama dapat dilihat dari kemewahan serta kesederhanaan di mana baju
bermotif garis biasanya sederhana dan ketat, dengan celana atau rok panjang.
Dengan demikian gaya EGA sangat kontras dengan gaya Lolita. Tetapi tetap saja
make-up yang gelap dan tebal juga dipakai di dalam kedua gaya tersebut.
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to: Poskan Komentar (Atom)
Archive
• ► 2010 (1)
○ ► Januari (1)
ada yang butuh penjahit murah?
• ▼ 2009 (18)
○ ► Desember (1)
Merry X'Mas!!!
○ ► November (1)
Vocaloid Jjs
○ ► Oktober (1)
Grup...
○ ► September (5)
Akan Berhenti Sementara..
PERENCANAAN
BACA BAGI YANG ANGGOTA "ANCO"
RESMI!!!!!!!!!!!
LIBUUUUUURRRRR~~~~~
LEBARAAAAAAAAAAAAANNN~~~~~~~
KEBINGUNGAN........
○ ▼ Agustus (10)
Nodame Cantabile
Chobits
The Melancholy of Haruhi Suzumiya (涼宮ハルヒの憂鬱
,Suzum...
Yaoi
Sejarah Akihabara
Sejarah Otaku
Sejarah Visual Kei
Sejarah Cosplay
Japanese Fashion Street
Antique Cafe
Visitors
About Me
Antique Cosplay
Leader=Noeru-Noel Sub-Leader=Aeon Sion.
Lihat profil lengkapku
Friends
Template Design by JEVCO |Designer Kinnisonclan
&amp;amp;lt;a href='http://ad.kaskus.us/www/delivery/ck.php?
n=a3804a0f&amp;amp;amp;amp;cb=4f29074b'
target='_blank'&amp;amp;gt;&amp;amp;lt;img
src='http://ad.kaskus.us/www/delivery/avw.php?
zoneid=152&amp;amp;amp;amp;cb=4f29074b&amp;amp;amp;amp;n=
a3804a0f' border='0' /&amp;amp;gt;&amp;amp;lt;/a&amp;amp;gt;
Search
Bottom of Form
Home | LoeKeLoe | Casciscus | Jual/Beli | Regional | Kaskus Corner
THE LOUNGE
Home > CASCISCUS > THE LOUNGE > Sekilas Tentang Street Fashion Ala
Jepang
Page 1 of 2 | 1 2 >
Toeplz - 15/07/2009 10:41 AM
#1
Sekilas Tentang Street Fashion Ala Jepang
‘Japanese fashion’ (busana/mode bergaya Jepang) merupakan perpaduan gaya
tradisional Jepang dan modern. Hampir sebagian besar busana tradisional Jepang
kini berevolusi menjadi street fashion meskipun sesekali busana tradisional asli
masih dapat kita jumpai di beberapa kota besar Jepang. Jepang mulai menandingi
tata busana gaya barat semenjak abad 21 dan selanjutnya sekarang berubah
menjadi apa yang disebut dengan ‘street fashion’. Istilah tersebut digunakan untuk
mendeskripsikan mode/gaya pakaian yang dikenakan seseorang melalui
perpaduan trend mode terbaru dengan gaya tradisional. Contohnya seperti pakaian
yang dibuat sendiri dengan tetap memakai bahan dasar dari toko kain.
Sekarang ini terdapat banyak macam gaya berpakaian di Jepang, termasuk juga
dari perpaduan merk lokal dengan merk asing. Beberapa jenis gaya berpakaian
tersebut terkesan ekstrim dan dapat dipandang sebagai pelopor seni yang setara
dengan model peragaan busana di Eropa. Rentetan fenomena naik-turunnya
popularitas dari kebanyakan trend tersebut telah dicatat oleh Choicer Loki sejak
tahun 1997 dalam majalah mode ’FRUiTS’. Majalah ini merupakan majalah
terkemuka yang telah mengenalkan ’street fashion’ di Jepang.
’Street fashion’ kini telah menjadi trend yang paling populer di Jepang. Hal itu
tidak lepas dari peran anak-anak muda Jepang yang mengenakan berbagai pakaian
aneh di daerah perkotaan seperti Harajuku, Ginza, Odaiba, Shinjuku, dan Shibuya.
Beberapa contoh gaya yang populer di Jepang antara lain Lolita, Cosplay, Kogal,
Ganguro, Bōsōzoku, dan Elegant Gothic Aristrocrat.
Lolita
’Lolita Fashion’ merupakan bagian dari perpaduan kebudayaan Gothic & Lolita
yang sebagian besar diinspirasi oleh pakaian anak-anak Victorian (gaya
berpakaian di Inggris pada era Queen Victoria tahun 1837–1901 yang meniru
pakaian boneka Victoria) dan kostum orang terpelajar pada jaman Rococo
(Perancis abad ke-18; setelah jaman Baroque). Gaya barat seperti goth & punk,
cosplay, serta pakaian yang dikenakan oleh pelayan wanita Perancis juga ikut
menginspirasi ’Lolita’ tersebut.
Lolita dapat diklasifikasikan ke dalam Gothic Lolita, Sweet Lolita, Classic Lolita,
dan Punk Lolita. Ada juga tipe Lolita lain seperti Wa-Lolita, Qi Lolita, Pirate
Lolita, dan Erotic Lolita. Selain itu, mode yang berhubungan dengan Aristrocrat
dan Ouji juga kadang-kadang dipertimbangkan untuk digunakan dalam
kebudayaan dan mode Lolita.
Cosplay
Bagian kebudayaan Jepang lainnya adalah Cosplay, dalam bahasa Jepang disebut
sebagai kosupure. Cosplay dalam bahasa Inggris berasal dari kata costume dan
play, di mana gaya berpakaian yang digunakan berdasarkan pada tokoh/karakter
dalam manga, anime, tokusatsu, game video, pertunjukkan action Jepang di
televisi, film-film fantasi, ataupun band-band pop Jepang.
Ko-gal
Kogal memiliki banyak aktivitas dan sifatnya yang sangat menonjol dapat dilihat
dari gaya hidup yang diutamakan untuk memiliki barang-barang baru. Pusat
kebudayaan Kogal berada di Shibuya; kawasan Tokyo. Mereka berlomba-lomba
untuk menjadi ’pembeli yang pertama’ dalam hal teknologi hp di Jepang, serta
keinginnya untuk membeli berbagai macam pakaian seperti selendang merk
Burberry dan tas tangan merk Louis Vuitton, sehingga Kogal cenderung
menghabiskan banyak waktu luangnya untuk berbelanja (dengan pendapatan
orangtua-nya). Mereka secara umum tidak berbelanja di berbagai department
store. Selama musim panas, Kogal kadang-kadang terlihat bersantai di pantai.
Ganguro
Popularitas Ganguro memuncak pada tahun 2000. Pusat fashion Gangguro berada
di Shibuya dan Ikebukuro yang merupakan kawasan Tokyo.Penampilan Ganguro
dapat dikatakan terdiri dari rambut yang dicat warna putih, pirang, coklat gelap
atau warna coklat yang sangat pucat; biasanya dilengkapi dengan jepit rambut
berbentuk bunga sepatu. Selain itu, untuk wajah Ganguro memakai makeup tebal
yang berwarna cerah serta eyeliner hitam & putih. Mereka biasanya mengenakan
rok mini, platform shoes (sepatu hak tinggi-tebal; panjang sampai ke lutut) dan
gelang-gelang besar dalam jumlah banyak, serta berbagai macam cincin dan
kalung.
Bōsōzoku
Bōsōzoku pertamakali terlihat pada tahun 1950-an sebagai anak muda Jepang
yang mulai mengenal produk-produk industri seperti mobil dan sepeda motor.
Bōsōzoku pertama dikenal dengan sebutan kaminari-zoku (atau Ligthning Tribes).
Di Jepang terdapat banyak klub Bōsōzoku, termasuk geng cewek-bersepeda; yang
dapat diidentifikasi dari tatanan/gaya pakaian dan jenis sepeda motor.
Aksesoris lain yang juga menjadi pelengkap pakaian Bōsōzoku adalah kacamata
hitam, ikat kepala ’hachimaki’ panjang dengan slogan-slogan perang, dan gaya
rambut ’pompadour’ yang terlihat hampir seperti penampilan rocker
(digambarkan demikian mungkin karena mereka telah bekerja sama dengan
perkumpulan Yakuza). Rambut bergaya ’pompadour’ dapat dideskripsikan
sebagai rambut yang disisir ke arah belakang, dengan bagian depan rambut tetap
diarahkan ke depan dan berbentuk ikal dengan sendirinya. ’Punch perm’ juga
dianggap sebagai gaya rambut Bōsōzoku, bahkan masker untuk proses bedah-pun
juga dapat dikenakan oleh Bōsōzoku.
Pakaiannya terbatas pada warna hitam, putih, dan warna-warna gelap lain. Kesan
paling utama dapat dilihat dari kemewahan serta kesederhanaan di mana baju
bermotif garis biasanya sederhana dan ketat, dengan celana atau rok panjang.
Dengan demikian gaya EGA sangat kontras dengan gaya Lolita. Tetapi tetap saja
make-up yang gelap dan tebal juga dipakai di dalam kedua gaya tersebut.
View bbcode
wido88 - 15/07/2009 10:41 AM
#2
wow.... ane demen yang cosplay sama visual kei gan..
View bbcode
cumicumi.4 - 15/07/2009 10:53 AM
#8
View bbcode
H26 - 15/07/2009 10:58 AM
#9
post baru baca..
View bbcode
a.dits - 15/07/2009 10:59 AM
#10
ternyata unik unik ya gan nice share om
View bbcode
esaefrudin - 15/07/2009 10:59 AM
#11
..............
Aneh kali baju nya gan
lum masuk indonesia kan??
View bbcode
mumpung - 15/07/2009 11:02 AM
#12
menyimak mak
View bbcode
henrydesign - 15/07/2009 11:04 AM
#13
View bbcode
fasha - 15/07/2009 11:07 AM
#17
keren juga lho gan...
Spoiler for anda pecinta Harry Potter???? cek this out
silahkan disimak..
gimana kalo yang ini gan?
ini buat bonusnya gan
mau lagi, nih tambahannya
target="_blank"lihat, serius banget neh
target="_blank"ih, ngeri deh
View bbcode
Bagazbagus - 15/07/2009 11:13 AM
#18
ga jauh beda dgn yg di anime...
View bbcode
ghilzecka - 15/07/2009 11:20 AM
#19
Yah gan klo d Indonesia mah ga co2k kek gtuan,,
View bbcode
ʇınʇınʇ - 15/07/2009 11:23 AM
#20
bosozoku serem2 gan
View bbcode
Page 1 of 2 | 1 2 >
Home > CASCISCUS > THE LOUNGE > Sekilas Tentang Street Fashion Ala
Jepang
Top of Form
Search
Bottom of Form
Home | LoeKeLoe | Casciscus | Jual/Beli | Regional | Kaskus Corner
Kaskus is providing basic human rights such as freedom of speech. By using
Kaskus,
you agree to the TERMS © 2010
Kaskus Full Site
http://archive.kaskus.us/thread/2177206