Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

“SONGKET PALEMBANG”

NAMA : DITO FITRAWANZA


KELAS : IX-U3

SMP MUHAMMADIYAH 4 PALEMBANG


JL. Balayudha KM. 4,5 No. 1473, Kota Palembang.
T.P 2018/2019
“SONGKET PALEMBANG”

A. Sejarah Songket Palembang


Meski merupakan kain tenun tradisional masyarakat Palembang, kain
songket Palembang kini sedang menjadi idola banyak kalangan karena rupanya
yang indah dan mewah. Ya, itu semua karena benang emas atau perak yang
menjadi bagian dari kain tersebut.

Gambar 1.1 Songket Palembang

Konon, Songket Palembang sudah ada sejak zaman Kesultanan


Palembang. Namun sayangnya, belum dapat dipastikan kapan songket Palembang
mulai eksis di kalangan masyarakat. Beberapa ahli dan pakar berpendapat bahwa
songket telah ada di Palembang sejak ratusan tahun silam. Bahkan sebagian lain
berpendapat bahwa songket Palembang telah muncul sejak zaman kerajaan
Sriwijaya. Pada masa itu, kerajinan songket merupakan salah satu usaha sambilan
yang kerap dilakukan masyarakat asli Palembang.
Pendapat lainnya mengatakan, songket muncul bersamaan dengan
kehadiran Kesultanan Palembang Darussalam (1959-1823). Dan jika menilik
kembali catatan sejarah, yang pantas dan boleh mengenakan songket pada masa
itu hanyalah kalangan kerajaan. Songket konon merupakan pelengkap dari
pakaian kebesaran.
B. Asal Muasal Kata Songket
Belum ada penjelasan resmi mengenai asal muasal kata songket. Salah
satu sumber mengatakan bahwa songket merupakan gabungan dari dua kata,
yakni disongsong dan di-teket. Dalam baso Palembang Lamo, teket berarti sulam.
Sedangkan songsong mengacu pada proses pembuatan kain dengan cara
memasukkan benang ke mesin sederhana dengan cara diterima atau disongsong.
Dengan kata lain, songket berarti kain yang pembuatannya dengan cara
disongsong dan disulam.
Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa songket Palembang berasal
dari kata songko, yakni kain penutup kepala yang dihiasi benang emas. Ada juga
yang mengatakan, bahwa kata songket berasal dari kata ‘tusuk’ dan ‘cukit’ yang
disingkat menjadi ‘sukit’. Seiring berjalannya waktu, kata sukit berubah menjadi
sungki dan kini dikenal dengan kata songket. Istilah songket baru ada sejak awal
abad ke-19, sedangkan sebelumnya masyarakat Pelembang mengenal songket
sebagai kain benang emas, karena terbuat dari benang emas.

C. Macam-macam Songket Palembang


Songket Palembang terbagi menjadi lima macam, antara lain songket
Lepus, songket Tabur, songket Bunga-bunga, Tretes Mender dan Limar. Lima
jenis songket ini terbagi berdasarkan benang emas dan motif yang tergambar pada
kain.

1. Lepus
Songket Lepus merupakan kain songket dengan motif anyaman dan
permukaannya hampir ditutupi seluruhnya dengan corak dari benang
emas. Hiasan benang emasnya menyebar di seluruh permukaan songket.
Tabur
Gambar 1.2 Songket Lepus
2. Tabur
Songket Tabur memiliki motif yang menyebar merata. Jadi, hiasan
motifnya tidak dijalin dari pinggir, melainkan berupa kelompok-kelompok
seolah motif tersebut ditaburkan di atas permukaan songket. Songket jenis
ini biasanya memiliki motif bunga, bintang dan masih banyak lagi. Motif
menyebar sesuai dengan selera penenun songket.

Gambar 1.3 Songket Tabur

3. Bunga-bunga
Songket ini memiliki motif mirip bunga di bagian tengah. Awalnya, motif
bunga di kalangan masyarakat asli Palembang terbagi menjadi dua, yakni
motif bunga pacik yang kerap dikenakan masyarakat keturunan Arab dan
bunga emas atau bunga Cina yang dikenakan keturunan Tionghoa.
Perbedaan ini konon berdasarkan prinsip orang Arab yang menolak
benang emas, karena meyakini manusia dilarang memamerkan
kemewahan.
Gambar 1.4 Songket Bunga-Bunga
4. Limar
Songket ini menggunakan benang sutra warna-warni, antara lain merah,
hijau, ungu, biru, hitam, oranye, dan kuning. Warna songket limar tidak
terlalu menyala dan memiliki kombinasi warna yang cenderung gelap. Ada
yang berpendapat bahwa limar menyerupai buah limau (jeruk). Limar
artinya banyak bulatan kecil dan percikan yang membintik, serupa tetesan
air jeruk peras.

Gambar 1.5 Songket Limar

5. Songket Tretes Mender


Perkembangan songket ini diperkirakan mulai tercipta pada fase-fase
terakhir. Hal tersebut dikarenakan pada bagian tengah kain songket jenis
ini tidak dijumpai motif (polosan). Gambar motif hanya dijumpai pada
kedua ujung pangkal dan pada pinggiran kain.
Gambar 1.6 Songket Tretes Mender

Anda mungkin juga menyukai