Anda di halaman 1dari 7

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Realisasi Kunjungan

Realisasi dari hasil kunjungan (Praktek Kerja Lapangan) ini adalah kami dapat
gambaran secara langsung yang ada di Rumah Sakit khususnya sebagai Apoteker. Kami
dapat melihat bagaimana yang harus di lakukan oleh Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian yang lain.

5.2 Pengertian jenis obat

5.2.1 Pengertian Obat Bebas

Adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Obat bebas dikenal juga
dengan sebutan obat OTC (Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas
terbatas.

5.2.2 Pengertian Obat Bebas Terbatas

Adalah obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa
resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya obat anti mabuk
(antimo).

5.2.3 Pengertian Obat Keras

Adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus
luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya
terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi.

5.2.4 Pengertian Obat Narkotika

Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

5.2.5 Pengertian Obat Psikotropika

Adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
5.2.6 Pengertian Obat High Alert

Adalah obat yang perlu di awasi, karena sering menyebabkan kesalahan serius bila
kurang tepat dan dapat menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan.

5.2.7 Pengertian Obat Prekursor

Adalah Obat yang jika di salah gunakan atau berlebihan bisa menjadi narkotika.

5.2.8 Pengertian Obat Lasa ( Norum/mirip)

Adalah obat yang memiliki kemasan yang terlihat mirip / obat yang memiliki nama
yang terdengar mirip namun isi kandungannya berbeda.

5.3 Menerapkan pembuatan sediaan obat sesuai resep

5.3.1 Pengertian R/

Adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi dan dokter hewan yang
diberi izin berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku kepada apoteker
pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien.

5.3.2 Format penulisan R/

a. Inscriptio : nama dokter, alamat, SIP, kota, tanggal, R/


b. Prescriptio : nama obat, bentuk obat, jumlah obat, cara pembuatan (jika
berupa racikan)
c. Signature : cara pemakaian, jumlah obat, waktu minum
d. Pro : nama pasien, umur, BB (terutama anak-anak), alamat (kalau obat
mengandung narkotika)
e. Subscriptio : paraf atau tanda tangan.

5.3.3 Pengertian salinan R/

Adalah salinan yang di buat apoteker, selain memuat semua keterangan yang terdapat
dalam resep asli harus memuat pula : nama dan alamat apotek, nama dan SIA, tanda tangan
atau paraf APA, det/ detur untuk obat yang sudah diserahkan atau ne detur untuk obat yang
belum diserahkan, nomor resep, dan tanggal pembuatan.
5.4 Mendeskripsikan penggunaan etiket/label dengan bentuk obat yang dibuat

5.4.1 Pengertian Etiket

Adalah penandaan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan yang biasanya
ditempel didepan obat atau alat kesehatan yang berguna untuk memberikan informasi
penggunaan kepada para pemakai obat atau alat kesehatan tersebut.

5.4.2 Pengertian Label

Adalah keterangan yang melengkapi suau kemasan barang yang berisi tentang bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat barang tersebut, cara penggunaan, efek samping dan
sebagainya.

5.5 Memahami penggolongan Alat Kesehatan

5.5.1 Pengertian Alat Kesehatan

Adalah instrumen, aparatus, mesin atau implan yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan membentuk struktur
memperbaiki fungsi tubuh.

5.6 Menerapkan manajemen dan administrasi dibidang farmasi

5.6.1 Sistem Perencanaan

Dalam membuat perenccanaan pengadaan sediaan farmasi yang perlu di perhatikan


yaitu dengan menggunakan metode konsumsi dan berdasarkan pola penyakit pada daerah
sekitar Apotek dalam metode tersebut maka obat-obatan yang sering masuk dalam
perencanaan untuk pengadaannya itu misalnya diabetes, hiprtensi dan gatal-gatal.

Tujuan perencanaan pengadaan obat yaitu :

a. Mengetahui jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai dengan kebutuhkan
b. Menghindari terjadinya penggunaan obat rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

5.6.2 Sistem Pengadaan / pemesanan barang

Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka dalam melakukan


pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Manajemen pengadaan pada Apotek ini adalah
dengan menggunakan surat pesanan obat yang resmi.

5.6.3 Sistem Penerimaan barang

Penerimaan merupakan suatu rangkaian dalam menerima obat-obatan dari


pembelian atau dari gudang farmasi. Pengecekan pada penerimaan ini di maksudkan
supaya:

a. Obat yang di terima baik jenis atau jumblahnya sesuai dengan data yang tertulis.
b. Kebenaran pada identitas produk.
c. Tidak terlihat tanda-tanda kerusakan produk.
d. Tidak di temukan kebocoran pada produk.
e. Tidak di temukan tube, kapsul, atau ampul yang kosong atau pecah.
f. Jangka waktu kadaluarsa yang memadai.
Penerimaan yang di lakukan setiap barang datang dengan melakukan
pengecekan obat dan jumblah obat yang di pesan melalui PBF sesuai dengan
surat pesanan dan juga mendatatangani faktur dari PBF tersebut.

5.6.4 Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan.

Tujuan penyimpanan adalah :

a. kualitas obat dapat di perhatikan.


b. Barang terhindar dari kerusakan fisik.
c. Pengawasan stok mudah di lakukan.
d. Mempermudah dalam melakukan pencarian.

5.6.5 Sistem Penyaluran barang


barang/distribusi suatu barang dapat di artikan sebagai proses pemindahan
barang dari suatu tempat ke tempat lain. Proses pemindahan tersebut dapat
berlangsung cepat atau lama bahkan dapat membutuhkan waktu beberapa hari
tergantung jarak, kualitas transportasi seperti jalan dan alat angkut, selama proses
penyaluran mutu dan jumblah barang harus tetap dapat di pertahankan. Proses
komunikasi dan administrasi juga merupakan faktor penting dalam proses
distribusi/penyaluran.

5.6.6 Pemusnahan

5.6.6.1 Pemusnahan resep


a. Resep yang telah di simpan melebihi 5 tahun dapat di musnahkan.
b. Pemusnahan resep di lakukan oleh Apoteker di saksikan sekurang-kurangnya
petugas lain di apotek dengan cara di bakar atau cara pemusnahan lain yang di
buktikan dengan berita acara, selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
c. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.
d. Di saksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktek atau
surat izin kerja.

5.6.6.2 Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai
a. Obat kadaluarsa atau rusak harus di musnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan.
b. Pemusnahan obat kaadaluarsa atau rusak yang mengandung narkotik dan
psikotropik di lakukan oleh apoteker dan di saksikan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
c. Disaksikan juga oleh tenaga teknis kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktek atau surat izin kerja.
d. Pemusnahan di buktikan dengan berita acara pemusnahan.

5.6.7 Pelaporan dan Pencatatan

5.6.7.1 Pelaporan Narkotik dan Psikotropik


Pelaporan yang di maksud terdiri dari :
a. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotik, Psikotropik, dan/atau prekursor
Farmasi.
b. Jumblah persediaan awal dan akhir bulan.
c. Tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan.
d. Jumblah yang di terima.
e. Tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran.
f. Jumblah yang di salurkan,dan
g. Nomor batch, dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran dan
persediaan awal dan akhir.

5.6.7.2 Pelaporan dan pencatatan obat selain dari psikotropik


Pelaporan dan pencacatan harus dilakukan dengan tertib dan
berkesinambungan untuk memudahkan penelursuran kegiatan yan sudah berlalu.
a. Laporan bulanan adalah laporan yang dibuat dan di laporkan sebulan
sekali
b. Laporan 6 bulanan adalah laporan yang dibuat dan di laporkan 6 bulan
sekali seperti laoran stock opname.
c. Laporan obat Generik yang dibuat oleh instalasi Farmasi Rumah Sakit
yang mencatat nama obat Generik dan rencana kebutuhan obat Generik
setiap bulan dan di laporkan 1 tahun sekali di tujukkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.

4.7 Pelayanan Farmasi Klinis di Rumah Sakit


Pelayanan farmasi di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan
farmasi klinik.
Tujuan dari pelayanan farmasi rumah sakit adalah:
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
mapun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien
maupun fasilitas yang tersedia.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi.
c. Melaksanakan KIE(Konunikasi Informasi dan Edukasi ) mengenai obat.
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
e. Melakukan dan memberikan pelayanan bermutu mengenai analisa, telaah
dan evaluasi pelayanan.
f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan.
g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.

Anda mungkin juga menyukai