Anda di halaman 1dari 12

ARSITEKTUR TIGA DIMENSI DAN KOMPOSISI SEL CLOT

DAN MEMBRAN FIBRIN KAYA TROMBOSIT CHOUKROUN

ABSTRAK

Latar belakang: Fibrin Kaya Platelet atau Platelet-rich fibrin (PRF; teknik
Choukroun) adalah generasi kedua konsentrat trombosit untuk kepentingan
pembedahan. Protokol yang mudah ini memungkinkan produksi leukosit serta
membran dan clot fibrin kaya platelet dari sampel darah yang berukuran mulai 10
ml. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi sel dan
organisasi tiga dimensi biomaterial autologous dan untuk mengevaluasi
pengaruhnya pada tabung yang berbeda (kaca kering atau tabung plastik berlapis
kaca) dan prosedur kompresi (paksa atau halus) pada arsitektur final membran PRF.

Metode: Setelah dilakukan sentrifugasi, selanjutnya dilakukan analisis darah pada


sisa lapisan plasmatic limbah setelah pengumpulan clot PRF. Clot dan membran
PRF diproses untuk pemeriksaan dengan mikroskop cahaya dan pemindaian
mikroskop elektron.

Hasil: Sekitar 97% dari trombosit dan> 50% dari leukosit terkonsentrasi di clot
PRF dan menunjukkan distribusi struktur tiga dimensi yang spesifik, yang
tergantung pada kekuatan sentrifugasi. Trombosit dan fibrin membentuk kelompok
besar koagulasi dalam milimeter pertama membran di luar dasar sel darah merah.
Jaringan fibrin yang terbentuk sangat matang dan padat. Selain itu, tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam arsitektur PRF antar kelompok menggunakan uji
yang tabung pengumpulan yang berbeda dan teknik kompresi, bahkan jika dua
parameter ini dapat memengaruhi konten faktor pertumbuhan dan sifat matriks
biologis.

Kesimpulan: Protokol PRF memusatkan sebagian besar trombosit dan leukosit dari
panen darah menjadi biomaterial fibrin autologous tunggal. Protokol ini
menawarkan hasil yang dapat dipanen selama prinsip produksi utama dilakukan.

Kata Kunci :Trombosit darah; fibrin; leukosit; Mikroskop pemindai elektron.


LATAR BELAKANG

Penggunaan lem fibrin1 atau konsentrat platelet (sering disebut platelet-rich


plasma [PRP]) 2,3 selama prosedur bedah adalah konsep perawatan saat ini yang
digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka dan pematangan jaringan.4
Fibrin kaya trombosit atau platelet-rich fibrin (PRF) Choukroun, generasi kedua
konsentrat trombosit,5 didefinisikan sebagai leukosit autologous dan biomaterial
PRF. PRF dikembangkan di Prancis oleh Choukroun et al.9 pada tahun 2001. Tidak
seperti platelet terkonsentrasi lainnya, teknik ini tidak membutuhkan antikoagulan
atau trombin sapi atau agen pembentuk gel lainnya. Protokol terbuka ini sangat
sederhana dan murah: Darah dikumpulkan dalam tabung gelas kering atau tabung
plastik berlapis kaca dan segera disentrifugasi dengan lembut. Tiga lapisan
terbentuk: sel darah merah (RBC) dasar di bagian bawah, plasma aselular(platelet-
poor plasma [PPP]) sebagai supernatan,dan clot PRF di tengah (Gbr.1A). Clot ini
menggabungkan banyak promotor penyembuhan dan promotor imunitas yang
tampak dalam panen darah awal. Dapat digunakan secara langsung sebagai clot atau
setelah kompresi sebagai membran yang kuat (Gbr. 1B).

Indikasi klinis potensial PRF di operasi mulut dan maksilofasial terhitung


cukuplah banyak, termasuk, misalnya, peningkatan penyembuhan jaringan lunak
10-12 serta perlindungan tulang dan renovasi graft.13-15 Hal ini juga berguna
untuk membran protektif Schneider16 atau sebagai satu-satunya osteokonduktif
pengisi material selama prosedur pengangkatan sinus.17 Dalam operasi plastik,
bekuan PRF sering digunakan langsung untuk mengisi rongga18 atau dicampur
dengan graft adiposit selama lipostruktur.19 Membran juga bisa berguna untuk
operasi otologis kecil.20

Meskipun faktor pertumbuhan trombosit memegan peranan penting dalam


biologi PRF, arsitektur fibrin21,22 dan konten leukosit merupakan dua parameter
utama. Namun, sebagian besar penelitian6 pada konsentrasi trombosit hanya
menyoroti konsentrasi trombosit dan faktor pertumbuhan, jarang menilai konten
leukosit, dan hampir tidak pernah menganalisis struktur fibrin dari setiap produk.
Namun demikian, arsitektur fibrin secara langsung mempengaruhi biologi semua
biomaterial berbasis fibrin.24-26 Clot PRF dihasilkan oleh proses polimerisasi
alami selama sentrifugasi, dan arsitektur fibrin alami tampaknya berperan untuk
rilis lambat faktor pertumbuhan dan matriks glikoprotein selama ‡ 7days.27 Rilis
lambat seperti itu tidak mungkin ditunjukkan dalam sebagian besar teknik PRP
karena aktivasi trombosit yang brutal, pelepasan faktor-faktor pertumbuhan yang
segera, dan jaringan fibrin yang diproduksi sangat ringan untuk menopang injeksi
konsentrat.28

Di bidang ilmu hematologi, beberapa penulis29 memeriksa struktur bekuan


darah utuh dan transfusi PRP. Peneliti tersebut menggunakan pemindaian
mikroskop elektron(SEM), mereka mengamati perubahan struktural clot
pembentuk terkait dengan variabel tromboelastografi yang berbeda. Namun, setahu
kami, belum ada penelitian yang pernah dilakukan untuk analisis struktural gel
trombosit untuk penggunaan bedah seperti PRP atau PRF.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemeriksaan rinci
tentang komposisi dan arsitektur clot PRF Choukroun (terutama distribusi
trombosit dan leukosit di dalam clot fibrin) menggunakan hitungan hematologi,
mikroskop fotonik, dan SEM. Tujuan sekunder dari penelitian ini adalah untuk
menunjukkan struktur dan perbedaan morfologis antara PRF yang biasa diproduksi
dengan dua jenis tabung penampung (tabung gelas keringdan tabung plastik
berlapis kaca) dan menggunakan dua metode yang berbeda untuk kompresi bekuan
PRF ke dalam membran (secara paksa atau halus).

MATERIAL DAN METODE

Persiapan PRF

Sampel darah dikumpulkan di Institusi Jules Ferry (Cannes, Prancis) pada


Mei 2005 dari 10 relawan laki-laki sehat (rentang usia: 20 hingga 55 tahun; rata-
rata usia: 35 tahun) tanpa riwayat penggunaan aspirin atau obat-obatan lainnya
selama 2 minggu sebelumnya, yang dapat mengganggu fungsi koagulasi. Para
relawan diberikan informed consent secara lisan dan penelitian dilakukan sesuai
dengan Deklarasi Helsinki tahun 1975, sebagaimana direvisi pada tahun 2000.
Untuk setiap sukarelawan, sampel darah (11 tabung masing-masing 9 ml) diperoleh
dari vena antecubital (dalam dua tahap: lima tabung diambil di lengan kanan dan
enam tabung diambil dilengan kiri). Satu tabung berisi antikoagulan untuk analisis
seluruh darah saat ini (kelompok kontrol). Sepuluh tabung lainnya diambil tanpa
antikoagulan untuk produksi PRF (kelompok uji): lima sampel diambil dalam
tabung gelas kering (seri 1) dan lima sampel dalam tabung plastik berlapis kaca
(seri 2) .30

Pengumpulan darah dilakukan dengan cepat, dan tabung langsung


disentrifugasi pada kecepatan 3.000 rpm selama 10 menit dengan meja sentrifugasi
khusus pada suhu kamar. Setelah dilakukan proses sentrifugasi, clot PRF dihapus
dari tabung menggunakan pinset steril, dipisahkan dari basis RBC menggunakan
gunting, dan ditempatkan dalam cangkir logam steril. Setiap clot PRF mulai
dipersiapkan untuk melepaskan serum (eksudat PRF-clot) dan mulai dikompresikan
ke dalam membran. Di setiap seri (gelas kering atau tabung plastik berlapis kaca),
dua clot PRF dikosongkan dari serum dengan mengompres clot PRF dengan sendok
logam (ekstraksi eksudat secara paksa; metode 1), dan dua clot PRF lainnya
disisihkan untuk dilepaskan serum secara perlahan selama 20 menit ke dalam gelas
logam (ekstraksi eksudat halus; metode 2). Setiap clot eksudat PRF dipindahkan
kembali ke tabung persiapan semula untuk analisis hematologi. Akhirnya, di
masing-masing seri, clot kelima diproses untuk evaluasi SEM dan difiksasi dalam
2,5% glutaraldehyde langsung dengan konten serum clot PRF tanpa kompresi.

Semua membran akan mengalami proses kompresi akhir dengan


menggunakan kain kasa steril untuk dapat mengeluarkan cairan secara maksimal;
serta dilakukan fiksasi yang diperingan oleh dehidrasi untuk pemeriksaan histologi.
Di setiap seri, keempat membran yang telah dikosongkan dikirim untuk
pemeriksaan histologis; dalam setiap metode kelompok (ekstraksi eksudat paksa
atau lunak), satu membran dianalisis menggunakan mikroskop cahaya, dan satu
membran dianalisis menggunakan SEM. Singkatnya, untuk setiap sukarelawan, 11
sampel darah dikumpulkan: satu sampel untuk analisis darah langsung (kelompok
kontrol) dan 10 sampel untuk produksi PRF (kelompok uji). Untuk kelompok uji,
dua clot PRF (dari seri yang berbeda) dikumpulkan untuk analisis SEM, dan
delapan membran yang telah dikumpulkan, telah dipastikan berada pada membran
yang berbeda dan dibedakan oleh suatu seri (gelas kering atau tabung plastik
berlapis kaca), dibedakan metodenya (ekstraksi eksudat paksa atau lunak), dan
dibedakan analisis mikroskopnya (analisis mikroskop cahaya atau SEM).

Hitung Leukosit dan Trombosit

Untuk setiap sukarelawan, tiga jenis sampel darah yang telah diambil
dianalisis menggunakan penghitung otomatis pada laboratorium hematologi (Jules
Ferry Institute) setelah dilakukan pengenceran isotonik:

 Whole blood dengan antikoagulan (kelompok kontrol): satu sampel per


sukarelawan;
 Basis RBC dimasukkan kembali ke dalam larutan menggunakan supernatan
PPP dan eksudat clot PRF diambil menggunakan kompresi kuat (metode 1):
empat sampel persukarelawan (dua di tabung kaca kering dan dua di tabung
plastik berlapis kaca);
 Basis RBC dimasukkan kembali ke dalam larutan menggunakan supernatan
PPP dan eksudat clot PRF diambil tanpa menggunakan kompresi (metode
2): empat sampel persukarelawan (dua di tabung kaca kering dan dua di
tabung plastik berlapis kaca).

Hemogram dilakukan denganpengukuran impedansi. Formula leukosit


dievaluasi menggunakan flow cytometry dan juga dilakukan pengukuran rata-rata
volume trombosit.

Prosedur Histologis untuk Evaluasi Mikroskop Cahaya

Membran PRF mengalami dehidrasi dalam peningkatan gradien alkohol


(70%, 95%, dan 100%) dan ditempatkan pada toluene sebelum inklusi parafin.
Setelah dehidrasi total, tebal membran PRF sebesar 0,5 mm. Untuk setiap membran
PRF, serangkaian 20 potongan 7-mm dilakukan sesuai dengan panjang sumbu
membran; yaitu 140 mm ketebalan membran dapat dianalisis secara longitudinal
dan cara khusus. 20 potongan ini diwarnai menggunakan dua protokol khusus yang
berbeda: 10 potongan dengan hemalaun serta eosin dan 10 potongan dengan
Massontrichrome (dimodifikasi oleh Goldner) (Gbr. 2).
Prosedur Histologis untuk Evaluasi SEM

Evaluasi morfologis clot dan membran PRF dilakukan dengan mikroskop


pemindai elektron pemindaian. Clot dan membran PRF dimasukkan dalam 2,5%
glutaraldehyde selama 1 jam dan dilakukan pengeringan. Untuk mengamati matriks
fibrin, clot PRF dipotong secara longitudinal pada bagian tengah, dan membran
PRF dipotong di setiap ujungnya (Gbr. 3). Spesimen selanjutnya dilapisi sputter 20
nm emas dan diperiksa dalam mikroskop pemindai elektron. Foto-foto diambil pada
15 hingga 25 kV menggunakan pembesaran 15 hingga 3.500. SEM digunakan
untuk melengkapi pengamatan mikroskopik fotonik mengenai identifikasi dari sel
tubuh yang terperangkap dalam matriks (leukosit,platelet, dan sel darah merah) dan
untuk menganalisis arsitektur keseluruhan dari jaringan fibrin.

Analisis Distribusi Leukosit dan Trombosit

Setiap seri dari potongan longitudinal yang telah diwarnai diamati dengan
mikroskop cahaya dan dianalisis dengan cara menghitung bintik-bintik ungu di
berbagai area yang membran yang berbeda. Bintik-bintik ini mewakili agregat
trombosit dan leukosit. Cara membedakan antara agregat trombosit dan leukosit
hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan morfologis di mikroskop dan, dengan
demikian, sangat tergantung pada operator. Pemeriksaan terperinci bagian ini
berturut-turut memungkinkan peneliti untuk mendapatkan perkiraanme pemetaan
koloni trombosit / leukosit yang berkoloni dalam jaringan PRF.

Analisis Statistik

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Namun, hasil


penghitungan darah dianalisis secara statistik. Hasil diperoleh dalam tabung gelas
kering (seri 1) dan atabung plastik berlapis kaca (seri 2) dibandingkan masing-
masing secara global dan dalam setiap kelompok metode dan akhirnya
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada setiap seri, terdapat dua metode yang
dibandingkan satu dengan yang lain. Analisis statistik dilakukan dengan analisis
varian satu arah, dan ketika terdapat perbedaan yang signifikan, digunakan tes
Tukey. Nilai P <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
HASIL

Hitung Leukosit dan Trombosit

Analisis darah biasanya sulit ditafsirkan karena variasi antar individu yang
besar. Pada penelitian ini, tidak dapat dilakukan demonstrasi yang menunjukkan
perbedaan signifikan (P> 0,05) dalam kadar residu darah antara kelompok metode
(ekstraksi eksudat paksa atau lunak) atau perbedaan antara seri tabung (tabung gelas
kering dan tabung plastik berlapis kaca), secara global atau dalam setiap kelompok
metode (Tabel 1 dan 2).

Di sisi lain, kami mencatat perbedaan yang signifikan antara kelompok uji
dan kelompok kontrol (P <0,01). Efek konsentrasi akibat ekstraksi membran dari
tabung PRF yang telah dihitung adalah sebagai berikut: volume fibrin yang telah
dihapus dari tabung sekitar 1 ml, menunjukkan konsentrasi sel lebih tinggi pada
kelompok uji dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Sebaliknya, hampir semua trombosit (> 97%) absen atau tidak ditemukan
dalam tabung kelompok uji setelah ektraksi membran PRF. Dalam kelompok uji,
tingkat leukosit turun secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (P <0,01);
dengan mempertimbangkan efek konsentrasi karena pengumpulan PRF, lebih dari
setengah leukosit menghilang (Tabel 1). Trombosit dan leukosit yang hilang
mungkin terjebak di matriks PRF saat metode pengumpulan dengan gunting
(metode ini sudah dijelaskan pada bagian metode). Tidak adanya perbedaan antara
dua kelompok metode(P> 0,05) tampaknya menunjukkan kompresi brutal clot PRF
tidak mempengaruhi kemungkinan pelepasan badan sel yang terperangkap dalam
matriks fibrin.

Selain itu, formula leukosit secara signifikan berbeda antara kelompok


kontrol dan kelompok uji (Tabel 2). Pada kelompok uji, proporsi limfosit secara
signifikan lebih rendah, dan proporsi leukosit-neutrofil secara signifikan lebih
tinggi, dibangingkan dengan kelompok kontrol (P <0,01). Hasil ini menunjukkan
bahwa limfosit kemungkinan lebih banyak akan terperangkap dalam matriks PRF
dibandingkan leukosit lain, yang cenderung tereliminasi dengan basis RBC
residual. Akhirnya, volume trombosit menurun secara signifikan antara kelompok
kontrol dan kelompok uji (P <0,01): turun dari 9 mm3 (kisaran: 8 hingga 11 mm3)
dalam whole blood menjadi 4,7 mm3 (4,5 hingga 5,1 mm3) dalam kelompok uji
(untuk trombosit residu yang tersisa dalam tabung setelah pengumpulan clot PRF).
Fenomena ini biasanya disebabkan oleh peningkatan dari osmolaritas plasmatik
dalam tabung setelah aktivasi kaskade koagulasi.

Hasil Pengamatan Mikroskop Cahaya

Clot PRF dapat digambarkan terdiri atas dua bagian utama yang dapat
diamati dengan mata telanjang (Gbr. 1B): bagian kuning fibrin, merupakan badan
utama, dan bagian merah yang terletak diakhir clot (penuh sel darah merah). Antara
dua area ini, terdapat lapisan putih yang disebut ‘‘mantel buffy" (mirip dengan
lapisan putih di teknologi PRP) yang dapat diamati dengan mata telanjang, namun
untuk mengetahui konsentrasi badan sel membutuhkan identifikasi lebih lanjut
(Gbr. 2). Dengan pewarnaan hemalaun dan eosin, matriks fibrin tampak homogen
dalam cahaya agregat merah muda, dan trombosit berwarna biru tua / ungu (Gbr.
2A). Sel darah merah dan sitoplasma leukosit tidak mudah terdeteksi: karena
warnanya pink gelap. Nukleus leukosit berwarna biru gelap dengan hemalaun,
sehingga nukleus leukosit tampak seperti agregat trombosit. Karena itu, sangat sulit
untuk membedakan antara nukleus leukosit dengan agregat trombosit (Gbr. 2B).

Dengan pewarnaan trichrome Masson (dimodifikasi oleh Goldner), agregat


trombosit masih berwarna biru tua, tetapi sel darah merah berwarna merah cerah
dan menjadi mudah untuk diidentifikasi. Leukosit masih sulit dipisahkan dengan
agregat trombosit. Namun, batas antara sel darah merah dan agregat trombosit
/leukosit sangat jelas (Gbr. 2C). Dalam transisi antar lapisan, agregat trombosit,
leukosit, dan sel darah merah dicampur menjadi satu (Gbr. 2D).

Evaluasi SEM

Pengamatan clot PRF pada pembesaran rendah (x15) menunjukkan bahwa


clot memiliki konkavitas pada bagian tengah (Gbr. 3). Hal ini dapat disebabkan
oleh penyusutan matriks karena fiksasi (artefak). Di bagian merah clot PRF, sel
darah merah terjerat dalam jaringan fibrin. Bentuk RBC normal, tetapi untai
jaringan fibrin tampak tidak matang (Gbr. 4). Di persimpangan antara bagian merah
dan kuning dari clot PRF (area mantel buffy), pemeriksaan SEM menunjukkan
leukosit yang tampak jelas sebagai struktur bola dengan permukaan yang tidak
beraturan (Gbr. 5A). Sebagian besar dari mereka terlihat cukup kecil (antara 6
hingga 8 mmin diameter) dan, dengan demikian, sebagian besar limfosit, seperti
yang ditunjukkan dalam perhitungan leukosit sebelumnya. Agregat trombosit
muncul sangat jelas di sepanjang untaian fibrin (Gbr. 5B).

Di luar basis buffy coat, kami mendapati dua area yang berbeda: area
pertama terdiri dari helai fibrin tebal dan beberapa sel darah merah yang tersebar
(mungkin dari kontaminasi selama penanganan clot). Jaringan fibrin tampak
matang (Gbr. 6). Area kedua merupakan area yang berhubungan dengan vena
trombosit saat diamati dengan mikroskop cahaya. Daerah ini mengandung
trombosit dan fibrin yang membentuk kelompok besar dan padat untuk agregasi
dan pembekuan yang luas (Gbr. 7). Agregat ini membentuk jala padat dan tebal.
Karena itu, trombosit tampaknya sangat aktif saat protokol persiapan PRF.

Saat diamati pada pembesaran rendah, membran permukaan PRF


menunjukkan cetakan benang kasa. Fibrin adalah lem fisiologis; karena itu,
kompresi clot fibrin menjadi selaput yang memiliki matriks yang sangat kompak.
Untuk mengamati fibrin, kami perlu memotong satu ujung membran (Gbr. 8A).
Pada pembesaran yang lebih tinggi, fibrin tampak diatur seperti helai paralel yang
muncul sangat tebal dan padat (Gbr. 8B). Hal ini membuat tidak mungkin untuk
untuk membedakan elemen seluler yang terperangkap dalam jaringan terkondensasi
ini.

Analisis Distribusi

Kepadatan tertinggi trombosit / leukosit ditemukan pada milimeter pertama


clot kuning, tepat setelah clot merah. Distribusi trombosit /leukosit menjadi
semakin langka ketika menjauhi ujung clot, dan kami tidak menemukan trombosit
atau leukosit saat menjahui separuh pertama clot kuning. Pada 2 mm pertama di
luar batas kuning/merah, distribusi trombosit/leukosit tampak homogen sepanjang
lebar clot. Semakin menjauhi dari batas kuning/merah, semakin banyak trombosit
(dan leukosit)yang berkelompok sesuai konsentrasi sentral atau
sentrifugaltrombosit-vena. Vena-vena ini menunjukkan kepadatan
trombosit/leukosit yang tinggi dalam matriks bebas sel. Hal ini sesuai dengan apa
yang peneliti amati pada clot PRF dengan mata telanjang: vena putih terlihat
berkonsentrasi pada permukaan luar dari clot.

Kami mengamati bahwa terdapat kemiripan arsitektur antara satu clot


dengan clot yang lain, terlepas dari pasien, tabung pengumpulan, atau metode
kompresi clot PRF yang digunakan. Protokol PRF Choukroun merupakan konsep
mekanik di mana trombosit dan leukosit diproyeksikan dalam formasi clot fibrin
dan tampak sangat stabil, bahkan dengan sedikit variabel produksi yang
dimodifikasi. Gambar yang direkonstruksi diilustrasikan pada Gambar 2 adalah
ekstrapolasi dari distribusi trombosit/leukosit yang diamati.

DISKUSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai jumlah dan distribusi
trombosit dan leukosit dalam clot dan membran PRF, pengaruh kompresi clot pada
jaringan fibrin, dan pengaruh penggunaan tabung persiapan yang berbeda pada
produk akhir. Hasil hitungan trombosit jelas menunjukkan bahwa hampir tidak ada
platelet yang tersisa di dalam lapisan RBC, PPP, atau eksudat hasil komresi clot
PRF. Jadi, sebagian besar trombosit berasal dari sampel whole blood telah
dikumpulkan di membran PRF. Hasil ini sesuai dengan yang diharapkan karena
hubungan dekat antara fibrin dan trombosit setelah pembekuan, dan tampaknya
mengkonfirmasi studi pertama7,27 pada konsentrasi faktor pertumbuhan trombosit
dalam membran PRF. Hitungan leukocyte mengonfirmasi bahwa setengah dari total
leukosit dan limfosit kecil terjebak dalam membran PRF, sebagaimana
dikonfirmasi pada pemeriksaan SEM. Leukosit sudah diketahui sebelumnya dalam
kultur sel dengan PRF dan sepertinya tidak rusak selama persiapan PRF.23

Hasil ini memiliki dampak klinis yang kuat karena kuantitas leukosit yang
ditanamkan di dalam setiap membran cukup besar, dan limfosit kecil tampaknya
efisien dalam regulasi reaksi inflamasi. Terlebih, komposisi sel PRF menyiratkan
bahwa biomaterial ini adalah kehidupan yang diturunkan dari jaringan darah dan
harus ditangani hati-hati untuk menjaga konten selulernya hidup dan stabil.12 Hasil
pengamatan mikroskop fotonik menunjukkan bahwa distribusi trombosit dan
leukosit dalam clot tidak seragam. Trombosit dan leukosit terkonsentrasi di lapisan
tengah yang terletak di antara RBC dan clot fibrin dan menunjukkan bentuk
makroskopis mantel buffy di permukaan clot PRF. Karena itu, saat pengumpulan
clot untuk penggunaan bedah, praktisi harus mengumpulkan lapisan keputihan
intermediat ini. Jadi, perlu untuk mempertahankan lapisan RBC kecil di ujung clot
PRF untuk mengumpulkan trombosit dan leukosit sebanyak mungkin. Bagian dari
prosedur ini dilakukan dengan gunting dan bergantung pada operator, dan, dengan
demikian, pengetahuan akurat tentang arsitektur clot diperlukan untuk melakukan
persiapan PRF yang adekuat. Pengetahuan ini juga sangat penting untuk alasan
klinis penggunaan PRF, karena efek biologis dan klinis yang sama persis dari dua
ekstremitas membran PRF tidak dapat diharapkan. Dengan demikian, teknik-teknik
bedah harus disesuaikan dengan hati-hati sesuai dengan komposisi membran
aplikasi bedah seperti operasi periodontal.12

Evaluasi SEM menunjukkan bahwa sel darah merah sangat dominan di


bagian merah clot PRF, dan leukosit didistribusikan di perbatasan antara bagian
merah dan kuning clot PRF. Hanya beberapa sel darah merah diidentifikasi di sisa
clot, yang mungkin artefak karena penanganan clot. Morfologi trombosit benar-
benar dimodifikasi oleh proses agregasi dan pembekuan.31 Oleh karena itu, tidak
mungkin untuk mengidentifikasi trombosit yang tidak diaktifkan (badan diskoid)
melainkan hanya sejumlah besar polimer trombosit-fibrin. Kawasaki et al.29
memperoleh hasil yang sama pada PRP yang diaktifkan thrombin dan menunjukkan
kontribusi trombosit pada kekakuan struktural dari jaringan fibrin.

Pemeriksaan membran PRF menunjukkan efekn kompresi matriks fibrin:


helai fibrin terkondensasi dan saling menempel. Membran PRF lebih padat
dibandingkan clot darah atau atau bahkan PRP umum. Efek kondensasi ini pada
waktu penyerapan dan sifat penyembuhan fibrin harus diteliti lebih lanjut. Ketika
membran PRF digunakan untuk penutupan luka dalam operasi mulut, resorpsi rata-
rata waktu membran ini cukup lama,10 mengikuti proses renovasi lambat dari
matriks fibrin menjadi jaringan yang sembuh.

Akhirnya, terlepas dari metode analitik yang dipilih, penelitian ini


merupakan penelitian deskriptif. Saat penanganan clot, agregat RBC sering rusak,
sehingga pemeriksaan mikroskop basis RBC (terletak 3 mm di luar batas kuning /
merah) sangat sulit. Apalagi ketika menggunakan penghitung sel, trombosit yang
diaktifkan selama sentrifugasi sulit untuk mendeteksi di basis RBC dalam suspensi
eksudat PPP dan PRF. Menurut perusahaan manufaktur alat penghitung otomatis
ini, trombosit yang diaktifkan dapat dideteksi asalkan trombosit tersebut tidak
dalam keadaan terganggu. Sulit untuk menilai berapa banyak trombosit yang benar-
benar terganggu selama persiapan PRF.

Meskipun terdapat keterbatasan penelitian, studi pendahuluan ini


memperbolehkan kami untuk mendefinisikan sel utama dan karakteristik matriks
clot dan membran PRF. Definisi yang jelas tentang komposisi PRF adalah prasyarat
penting untuk menjamin teknik reproduksibilitas dan memungkinkan investigasi
lebih lanjut standar protokol reproduksibilitas. Konsep PRF Choukroun berpondasi
pada proses konsentrasi mekanis selama pembentukan clot dan mengarah ke
arsitektur clot spesifik yang sangat berbeda dari fibrin sederhana. Jika tidak
mengikuti protokol asli dapat menyebabkan clot seperti PRF dengan fibrin dan
platelet menjadi tidak adekuat dan konsentrasi leukosit, membahayakan
penggabungan intrinsik faktor pertumbuhan dalam jaringan fibrin, 27 dan hasil
variasi dalam hasil klinis.

KESIMPULAN

Clot PRF berisi sebagian besar trombosit dan leukosit dari sampel darah 10
ml, dan distribusinya mengikuti pola tiga dimensi yang dihasilkan selama proses
sentrifugasi. Pemahaman yang benar mengenai arsitektur PRF sangat penting untuk
alasan penggunaan clot dan serabut PRF dalam berbagai situasi klinis. Penelitian
ini menunjukkan bahwa jenis tabung yang diuji (tabung gelas kering atau tabung
plastik berlapis kaca) dan proses kompresi clot (paksa atau halus) tidak memberikan
pengaruh langsung terhadap arsitektur biomaterial autologous ini. Namun, dua
parameter ini dapat mempengaruhi konten faktor pertumbuhan dan sifat matriks
produk sehingga harus dianalisis dengan cermat.

Anda mungkin juga menyukai