Disusun oleh:
Pembimbing :
Octo Indradjaja, dr., SpPD
Diabetes tipe 1 adalah penyakit akibat penghancuran sel β pankreas secara autoimun
yang menyebabkan defisiensi insulin.1 Secara historis, diabetes tipe 1 sebagian besar
dianggap sebagai kelainan pada anak-anak dan remaja, tetapi pendapat ini telah berubah
selama dekade terakhir, sehingga usia saat onset gejala tidak lagi menjadi faktor pembatas.
Polydipsia, polyphagia, dan polyuria (trio klasik dari gejala yang terkait dengan timbulnya
penyakit) bersama dengan hiperglikemia yang jelas tetap menjadi ciri diagnostik pada anak-
anak dan remaja, dan pada tingkat yang lebih rendah pada orang dewasa. Kebutuhan segera
untuk penggantian insulin eksogen juga merupakan ciri khas diabetes tipe 1, yang
memerlukan perawatan seumur hidup.2 Mengontrol glukosa darah dengan rentang yang dapat
diterima adalah tujuan utama dari terapinya. Pengukuran hemoglobin A1c dan kadar glukosa
1.1 Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia
1.2 Epidemiologi
prevalensi DM mencapai 4,6% dari 125 juta jiwa penduduk Indonesia yang berusia >20
tahun pada tahun 2000. Jumlah penderita diperkirakan akan terus meningkat mengingat tahun
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4000g
Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu
(GDPT)
Kolesterol HDL < 35mg/dl dan/atau trigliserida ≥ 250 mg/dl, kolesterol total ≥ 200
mg/dl.4
1.4 Klasifikasi
1. DM tipe 1:
– Autoimun
– Idiopatik
2. DM tipe 2:
3. DM tipe lain
- Pankreatitis
- Pankreatomi
Endokrinopati :
– akromegali
– Cushing
– Hipertiroidisme
Akibat obat dan kimia: Glukokortikoid, hormon tiroid
Infeksi :
– Cytomegalovirus (CMV)
– Rubella
Imunologi (jarang)
– Sindroma Down
– Klinefelter, Turner
DM Gestational2
DIABETES MELITUS TIPE I
2.1 Definisi
Diabetes tipe 1 ditandai dengan menurunnya sel-β yang dimediasi oleh autoimun yang
2.2 Eidemiologi
DM Tipe 1 merupakan penyakit metabolik paling sering pada anak-anak. Kira-kira 1 dari
400-600 anak dan remaja memiliki DM tipe 1. Pada dewasa, DM tipe 1 menyumbang sekitar
• Genetik
• Anak yang ibunya mengalami DM tipe 1 memiliki resiko 2-3% mengalami DM1,
sedangkan anak yang bapaknya mengalami diabetes memiliki resiko 5-6%. Ketika
• Faktor Extragenetic
imunologis sel beta yaitu virus, (eg, enterovirus, mumps, rubella, coxsackievirus B4),
2.4 Etiologi
• DM Tipe 1 disebabkan dari destruksi autoimmune sel beta pancreas dan melibatkan
Bentuk diabetes ini dimediasi oleh imun pada lebih dari 90% kasus dan idiopatik pada
kurang dari 10%. Tingkat kerusakan sel β pankreas cukup bervariasi, dapat ditemukan cepat
pada beberapa individu dan dapat ditemukan juga lambat pada beberapa kasus.1 Dua tipe
berbeda dari diabetes tipe 1 telah diidentifikasi yaitu autoimun dan nonimun. Pada diabetes
sel beta pankreas. Diabetes tipe 1 autoimun disebut tipe 1A. Diabetes tipe 1 nonimun jauh
lebih jarang daripada autoimun. DM tipe 1 nonimun terjadi secara sekunder karena penyakit
lain, seperti pankreatitis, atau kelainan yang lebih fulminan disebut diabetes idiopatik (tipe
1B). Diabetes tipe 1B terjadi terutama pada orang-orang keturunan Asia atau Afrika dan
Antara 10% dan 13% individu dengan diabetes tipe 1 yang didiagnosis memiliki keturunan
(orang tua atau saudara kandung) dengan diabetes tipe 1. Terdapat penelitian yang
menyebutkan 50% pada individu yang kembar dengan diabetes tipe 1. Sifat genetik yang
tepat terhadap kerentanan diabetes tipe 1A tidak dipahami dengan jelas, namun asosiasi
terkuat adalah dengan kompleks histokompatibilitas utama, atau MHC (antigen leukosit
histokompatibilitas [HLA] kelas II) alel HLA-DQ dan HLA-DR). Banyak mutasi lainnya
melibatkan gen tunggal baik di dalam maupun di luar MHC kompleks telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko DM tipe 1.3 Diabetes tipe 1 jelas merupakan kelainan poligenik, dengan
hampir 40 lokus (sejauh ini) diketahui mempengaruhi kerentanan penyakit. Wilayah HLA
pada kromosom 6 (yaitu, lokus IDDM1) yang menyebabkan setengah dari kerentanan genetik
yang mengarah pada risiko diabetes tipe 1. Dari banyak tipe HLA, HLA kelas II
menunjukkan hubungan terkuat dengan diabetes tipe 1, di mana haplotipe DRB1 * 0401-
DQB1 * 0302 dan DRB1 * 0301-DQB1 * 0201 memberikan kerentanan terbesar, dan DRB1
* 1501 dan DQA1 * 0102-DQB1 * 0602 juga memberikan ketahanan terhadap penyakit.
MHC Kelas I juga tampaknya memengaruhi risiko diabetes tipe 1, tidak tergantung pada
molekul kelas II. Sebagian besar lokus yang terkait dengan risiko diabetes tipe 1 dianggap
mekanisme yang secara kolektif berkontribusi pada responsif imun yang menyimpang,
menjelaskan tingkat perkembangan yang berbeda untuk diabetes tipe 1 pada orang dewasa
dibandingkan anak-anak, di mana hanya variasi kecil dalam kerentanan genetik yang telah
lingkungan atau jalur fisiologis (misalnya, vitamin D dan interferon induced helicase).3
Faktor Lingkungan
diabetes mellitus tipe 1. Beberapa jenis infeksi virus telah terlibat dengan kerusakan
autoimun pada sel beta, terutama enterovirus, meskipun hubungan sebab-akibatnya belum
protein susu sapi, dan relatif kekurangan vitamin D juga telah terlibat. Meskipun penelitian
Diabetes mellitus tipe 1 adalah penyakit yang dimediasi sel T autoimun yang progresif secara
perlahan yang terjadi pada individu yang rentan secara genetik. Penghancuran sel beta
1. Infiltrasi limfosit dan makrofag yang menyebabkan peradangan (insulinitis) dan kematian
sel beta. Autoantigen diekspresikan pada permukaan sel islet pankreas dan bersirkulasi dalam
aliran darah dan limfatik. Autoantigen yang bersirkulasi diingesti oleh APC yang
autoantigen, yang menyebabkan sel berkembang biak dan menyerang sel-sel pulau melalui
sekresi perforin dan granzim toksik. T helper Limfosit juga mengeluarkan interferon yang
mengaktifkan makrofag dan merangsang pelepasan sitokin inflamasi (termasuk IL-1 dan
tumor necrosis factor [TNF]), yang menyebabkan sel beta mengalami kehancuran dan
2. Produksi autoantibodi terhadap islet cell, insulin, glutamic acid decarboxylase (GAD), dan
protein sitoplasma lainnya. Limfosit T helper 2 (Th2) yang teraktivasi menghasilkan IL-4,
yang menstimulasi limfosit B untuk berkembang biak dan menghasilkan antibodi. Islet Cell
Autoantibody (ICA) mendahului bukti defisiensi sel beta dan dapat ditemukan dalam serum 1
tahun sebelum gejala terjadi. Antibodi anti-glutamat asam dekarboksilase (antiGAD65)
(enzim dalam sel beta yang terlibat dalam mengkoordinasikan pelepasan insulin) lebih
persisten, yang membuat mereka berguna secara klinis dalam membedakan etiologi diabetes
pada individu tertentu. Autoantibodi against insulin (autoantibodi insulin [IAA]) juga telah
dicatat. Sangat mungkin bahwa IAA dapat terbentuk selama proses penghancuran sel islet
dan sel beta aktif. Akhirnya, antigen pulau lain terhadap antibodi yang diproduksi pada
diabetes tipe 1 sekarang dapat diukur dalam serum. Ini disebut protein transporter seng 8
Mekanisme tambahan yang sedang dieksplorasi dalam patogenesis diabetes tipe 1 adalah
ketidakaktifan dari T regulatory cells. Limfosit T ini biasanya berfungsi untuk menghambat
respon imun dan mempertahankan toleransi diri. Seiring waktu mekanisme imun ini
Tanda dan gejala defisiensi insulin yang berat dan hiperglikemia meliputi:
- kelelahan
Hal tersebut disebabkan oleh transportasi glukosa yang rusak dari aliran darah ke jaringan,
yang mengakibatkan peningkatan kadar glukosa dalam darah, peningkatan glukosa dalam
urin, dan hilangnya kalori dan cairan secara bersamaan dalam urin. Ketika kadar insulin turun
ke tingkat yang sangat rendah sehingga lipolisis tidak dapat ditekan, produk-produk
metabolisme lemak yang disebut tubuh keton (terutama asetoasetat dan β-hidroksibutirat)
terakumulasi dalam darah, menyebabkan asidosis metabolik dan respiratori alkalosis yang
akhirnya gagal dan ketoasidosis menyebabkan edema serebral, mental confusion, tidak sadar,
Anemia
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang dapat
mengganggu jumlah oksigen yang diterima jaringan. Manifestasi klinis anemia adalah
kelelahan, energi yang dihasilkan rendah dan pusing. Mereka yang mengalami anemia akan
akibat dari kompensasi untuk hipoksia jaringan. Rasional ini sesuai karena manifestasi klinis
Diabetes tipe 2 biasanya bermanifestasi di kemudian hari sebagai akibat dari kebiasaan gaya
hidup. Dalam kondisi ini, pankreas mampu menghasilkan insulin tetapi insulin tidak efektif
dalam memasukkan glukosa ke dalam sel. Hal tersebut menyebabkan glukosa dalam aliran
darah tinggi. Timbulnya diabetes tipe 2 biasanya terjadi kemudian pada usia dewasa sebagai
akibat dari obesitas dan gaya hidup yang menetap tetapi dapat mempengaruhi orang dewasa
muda. Mereka yang terkena mungkin merasakan perubahan suasana hati, makan dan minum
berlebihan, dan mati rasa atau kesemutan di ekstremitas. Biasanya menyertai kondisi
komorbid lainnya. Kondisi ini adalah diagnosis banding yang sesuai karena manifestasi klinis
1. Kahanovitz L, Sluss PM, Russell SJ. Type 1 Diabetes - A Clinical Perspective. Point
Care [Internet]. 2017 Mar [cited 2019 Mar 11];16(1):37–40. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28943810
2. Atkinson MA, Eisenbarth GS, Michels AW. Type 1 diabetes. Lancet (London,
England) [Internet]. 2014 Jan 4 [cited 2019 Mar 11];383(9911):69–82. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23890997
3. Rote NS, Huether SE MK. Pathophysiology, The biologic basis for disease in adult
and children. Pathophysiology, The biologic basis for disease in adult and children.
2014. 734-739 p.
4. Chiang JL, Kirkman MS, Laffel LMB, Peters AL, Type 1 Diabetes Sourcebook
Authors. Type 1 diabetes through the life span: a position statement of the American
Diabetes Association. Diabetes Care [Internet]. 2014 Jul 1 [cited 2019 Mar
11];37(7):2034–54. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24935775
5. Differential Diagnosis | Type 1 Diabetes Mellitus [Internet]. [cited 2019 Mar 11].
Available from: https://u.osu.edu/type1diabetesmellitus/differential-diagnosis/