Anda di halaman 1dari 53

Clinical Science Session

Trauma Kapitis
Preseptor :
dr. Arif Guntara, Sp.B

Disusun oleh:
Ratih Kumaladewi Permatasari 12100118012
Farah Saufika Iriyanto 12100118059
Nisa Awwalia Rachma 12100118061
Afifah Nur Yusdianti 12100118167

SMF ILMU BEDAH


RSUD AL-IHSAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
2019
ANATOMI

Kulit kepala (Scalp)

Tulang tengkorak (Skull)

Selaput otak (meningens)

Otak
2
ANATOMI SCALP
• tipis, kecuali bagian occipital, terdiri dari kelenjar keringat
Skin ,sebaceous, dan folikel rambut. Banyak suplai arteri dan
vena serta pembuluh limfatik

• Tebal, padat, lapisan subkutan yang kaya akan pembuluh


Connective tissue darah

Aponeurosis (epicranial • lapisan yang luas, kuat, tendinous sheet yang melindungi
calvaria dan tempat melekatnya otot , yaitu : M. frontalis,
aponeurosis) M. occipitalis, M. temporoparietalis

• lapisan seperti spons, yang berisi potential space dengan


Loose areolar tissue berisi cairan utuk menjaga dari injury dan infeksi

• dense connective tissue yang membentuk eksternal


Pericranium periosteum neurocranium
ANATOMI CRANIUM
Cranium dibagi menjadi dua bagian yaitu:
• Neurocranium
Tulang-tulang yang membungkus otak dan meningens
• Viscerocranium
Tulang-tulang yang membentuk wajah
NEURO-CRANIUM

• Neurocranium terdiri atas tulang- Bagian Tulang


tulang pipih yang berhubungan neurocraniu neurocraniu
m m
satu dengan yang lain.
• Neurocranium merupakan tulang Calvaria 4 tulang
singular
yang menutupi, membungkus, dan
melindungi bagian otak dan 2 pasang
membrane yang menutupinya Cranial base tulang di
bagian
(cranial meningens). lateral
• Neurocranium memiliki :
• Calvaria (skull cap/tutup kepala),
merupakan bagian atap yang berbentuk
seperti kubah
• Cranial base (basic cranium), merupakan
floor dari cranium
• Neurocranium pada orang dewasa
dibentuk oleh delapan rangkaian
tulang
• 4 tulang singular yang terpusat di midline
(frontal, ethmoidal, sphenoidal, occipital)
• 2 pasang tulang yang membentuk
baguan lateral (1 pasang tulang
temporal, 1 pasang tulang parietal)
VISCEROCRANIUM
Dibentuk oleh 14 tulang, yaitu:

Singular Berpasangan
Mandibula Maxillae

Vomer Inferior nasal concha

Zygomatic

Palatine

Nasal

Lacrimal bone
CRANIAL MENINGENS
Merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi otak
dan terletak di bagian internal cranium.
• Fungsinya :
• Melindungi otak
• Membentuk struktur penyokong untuk arteri, vena dan venous
sinuses
• Mengelilingi cavity yang berisi cairan, subarachnoid spaces,
yang memiliki fungsi vital untuk otak
Meningens

Dura mater Arachnoid Pia mater


mater
DURA MATER
• Dura mater terletak paling luar. Terdiri
dari 2 lapisan :

• Lapisan periosteal eksternal dibentuk oleh


periosteum yang dilapisi oleh permukaan
internal calvaria
• Lapisan meningeal internal membrane fibrous
kuat yang menyambung sampai ke foramen
magnum, terus bersatu dengan spinal dura
mater yang melapisi spinal cord.
ARACHNOID & PIA MATER
• Arachnoid mater terletak tepat dibawah
durameter. Lapisan ini merupakan lapisan
avaskuler, mendapatkan nutrisi dari CSF dan
jaringan saraf dibawahnya.
• Pia mater: membran yang lebih tipis,
divaskularisasi oleh jaringan pembuluh darah yang
halus, membentuk pial coat dan periarterial space.
MENINGEAL SPACES

Extradural Subarachnoid
atau epidural Subdural space space
space

Terbentuk antara Terbentuk antara Terbentuk antara


cranium dengan dura dengan arachnoid dan pia
external periosteal arachnoid mater mater
layer dura mater

Space yang berisi


Space yang Space yang CSF, sel-sel
patologis jika ada patologis jika ada trabekular, arteri,
dan vena
OTAK (BRAIN)
Terdiri dari : cerebrum, brainstem dan cerebellum

Right
hemispheres
hemispheres
Left
hemispheres

Frontal Control emosi,


Cerebrum motorik, bicara

Parietal Fungsi
sensorik
Lobus
Temporal Fungsi
memory

Oksipital Vision
• Brainstem : midbrain, pons, medulla
• Midbrain dan pons bagian atas
terdapat reticular activating
system (allertness)
• Cerebellum berperan dalam
coordination and balance
TEKANAN
INTRAKRANIAL

• Monro-Kellie Doctrine : volume intrakranial harus selalu konstan, karena rongga


kranium pada dasarnya merupakan rongga yang tidak mungkin terekspansi/rigid.
• Berbagai proses patologis yang mengenai
otak dapat mengakibatkan kenaikan
tekanan intrakranial
• TIK normal pada saat istirahat kira-kira 10
mmHg (136 mmH2O)
• TIK > 20 mmHg tidak normal
• TIK > 40 mmHg TIK berat.
• Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala,
semakin buruk prognosisnya.
Ventricular System
TEKANAN PERFUSI OTAK

• Tekanan perfusi otak merupakan indikator yang sama penting dengan TIK. TPO merupakan tekanan yang dibutuhkan
agar darah masuk ke otak. TPO mempunyai formula sebagai berikut:

TPO = MAP – TIK

• Normalnya 70-100 mmHg


• MAP normalnya 50-150mmHg merupakan tekanan “autoregulasi” untuk maintance CBF
• Jika MAP terlalu rendah iskemia dan infark akan terjadi.
• Jika MAP terlalu tinggi menandakan pembengkakan cerebri

• Menjaga TPO membantu meningkatkan ADO


Aliran darah ke otak (ADO)/ Cerebral blood
flow

• Aliran darah ke otak normal kira-kira 50 ml/100 gr jaringan otak/menit.


• Bila CBF menurun sampai 20-25ml/100 gr/menit, aktivitas EEG akan
hilang dan pada ADO 5 ml/100 gr/menit, sel-sel otak mengalami
kematian dan terjadi kerusakan menetap.
• Pada penderita trauma, fenomena autoregulasi akan mempertahankan
ADO pada tingkat konstan apabila MAP 50-150 mmHg.
DEFINISI

Suatu kerusakan pada kepala disebabkan oleh


serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
EPIDEMIOLOGI

• Trauma kepala merupakan tipe trauma yang sering terjadi di instalasi


gawat darurat dengan estimasi 1 juta kasus per tahunnya.
• Banyak sekali pasien dengan trauma kepala yang berat meninggal
sebelum sampai ke rumah sakit terdekat dan hampir 90% kematian
sebelum mencapai rumah sakit diakibatkan karena cedera otak.
• Terjadi 96% trauma kapitis yang disebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas
• 76% diantaranya terjadi pada usia 25 tahun
Klasifikasi Head Injury
GCS (Glasgow Coma Score)
BERDASARKAN MORFOLOGI

Fraktur linier: garis fraktur tunggal pada tengkorak yang meliputi seluruh ketebalan tulang

Fraktur diastase: terjadi pada sutura sehingga terjadi pemisahan sutura cranial, fraktur ini sering terjadi
pada anak di bawah usia 3 tahun

Fraktur comminuted: fraktur dengan dua atau lebih fragmen fraktur

Fraktur depressed: diartikan sebagai fraktur dengan tabula eksterna pada satu atau lebih tepi fraktur terletak
dibawah level anatomi normal dari tabula interna tulang tengkorak sekitarnya yang masih utuh
SKULL FRACTURES
• Dapat terjadi pada cranial vault atau skull
base
• Dapat linear atau stellate, open atau
closed
• Fraktur basis kranii : CT SCAN
• Tanda klinis:
• Periorbital ekimosis (Racoon’s eyes)
• Retroaurikular ekimosis (Battle’s sign)
• Kebocoran CSF dari hidung (rhinorrhea)
• Telinga (Otorrhea)
• 7th-8th nerve dysfunction (facial
paralysis & hearing loss)
LESI INTRAKRANIAL
Lesi Intrakranial diklasifikasikan menjadi difus atau
fokal walaupun keduanya dapat terjadi bersamaan.

Diffuse Brain Injuries


• Bisa dari mild concussion sampai severe hypoxic dan ischemic
injuries
• Concussion: pasien mengalami gangguan nonfokal
neurologis sementara seperti hilang kesadaran (Mild = CT
Scan normal)
• Trauma  prolonged shock/apnea  ischemic brain
severe diffuse injury (CT Scan = diffusely swollen, the
normal gray white distinction is absent atau bentuk lain yang
mungkin muncul adalah punctate hemorrhages)
LESI INTRAKRANIAL

Focal Brain Injuries


Termasuk :
- Epidural hematom
- Subdural hematom
- Kontusio dan Intracerebral hematoma
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL

EPIDURAL SUBDURAL
HEMATOME HEMATOME

SUBARACHNOID INTRAVENTRICULAR
HEMATOME HEMATOME

INTRACEREBRAL
HEMATOME
EPIDURAL HEMATOMAS
• Relative uncommon (0,5% pada pasien brain injuries)
• Lokasi: temporal/temporoparietal
• Robeknya middle meningeal artery akibat fraktur

• Gambaran klinis :
• penurunan kesadaran setelah trauma
• Lucid interval
• Hemiparese kontralateral lesi
• Dilatasi pupil ipsilateral
• Gejala lain: sakit kepala, muntah, kejang, hemi-hiperreflex
• Pemeriksaan kepala : mungkin dapat ditemukan hematoma subkutan

• Pemeriksaan penunjang
- Skull X-ray : dapat ditemukan garis fraktur
- CT scan : terdapat hiperdens bikonveks/lentikular shape pada tempat terjadinya cedera, juga
terdapat garis fraktur
• Tata Laksana
Begitu diagnosa ditegakkan segera
kirim ke bagian bedah syaraf untuk
tindakan operatif segera.

• Komplikasi
Herniasi

• Prognosis
Mortalitas hampir 100%
SUBDURAL HEMATOMAS
Perdarahan yang terjadi di antara duramater dan
arachnoid akibat ruptur “bridging vein”
• Lebih sering dibanding epidural Hematoma
(30%)
• Bentuk sesuai dengan bentuk otak

• Patofisiologi
Hematom terbentuk secara perlahan-lahan bahkan
dapat lama disebabkan robeknya bridging veins
(vena) akibat trauma kepala terutama daerah
frontoparietal, yg bisa meluas ke daerah temporal
atau oksipital.
Gejala klinik timbul bila hematom cukup besar dan
telah terdapat pendesakan terhadap otak.
• Gambaran klinis :
- Akut : gangguan kesadaran dan defisit neurologis fokal
- Kronis : sakit kepala bingung, kesulitan berbahasa, gejala
TIA , kelemahan motorik dan kejang

• Gambaran CT scan :
- Akut : hiperdens berbentuk bulan sabit
- Sub akut : gambaran isodens
- Kronik : hipodens
Bentuk Klinik • Pemeriksaan Penunjang
• Hematom subdural akut (lucid • LCS jernih dg tekanan meninggi
interval 1-3 hari) mengandung darah/xantochrom
• Hematom subdural subakut • EEG abnormal, tampak
(lucid interval 1-2 minggu) perlambatan fokal sampai difus
• Rontgen kepala adanya
• Hematom subdural kronis (lucid pergeseran dari glandula Pincalis
interval > 2 minggu)
• Arteriografi karotis terlihat
Diagnosa hematom berupa area avaskuler
Mirip dengan epidural. Bedanya berbentuk bikonveks antara
perjalanan penyakitnya lebih lama, jaringan otak dan tulang kranium
dapat beberapa hari, minggu,
bulan atau lebih lama lagi.
SUBARACHNOID HEMATOME Subarachnoid hematoma paling sering
ditemukan pada cedera kepala,
perdarahan terletak di antara
subarachnoid dan piamater mengisi
ruang subarachnoid

 PSA-t (perdarahan subarachnoid


traumatika)
• Melibatkan bagian kortikal yang
superficial
• Dapat meluas hingga fissure
intrahemisferik
• Pada CT scan perdarahan lebih
ceppat hilang (setelah 2 hari)
 PSA-a (perdarahan subarachnoid
karena rupture aneurysma)
• Perdarahan lebih lama hilang
• vasospasme
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
Perdarahan ruang subarakhnoid yg terjadi karena :
• Pecahnya pembuluh darah di daerah subarakhnoid
• Pecahnya pembuluh darah di luar subarakhnoid yg
kemudian mengisi ruang subarakhnoid, mis : contusio cerebri,
perdarahan intraserebral.
Etiologi
• Non traumatik
- Spontan, akibat pecahnya aneurisma. Disebut perdarahan
subarakhnoid primer.
- PSA-a (perdarahan subarachnoid karena rupture aneurysma)
- Perdarahan lebih lama hilang
- vasospasme
• Traumatik
- Akibat trauma kepala. Disebut perdarahan subarakhnoid
sekunder.
- Melibatkan bagian kortikal yang superficial
- Dapat meluas hingga fissure intrahemisferik
- Pada CT scan perdarahan lebih ceppat hilang (setelah 2 hari)
Patofisiologi
Perdarahan yg mengisi ruang subarakhnoid akan mengiritasi
selaput otak. Sedangkan pembuluh darah yang pecah akan
menimbulkan daerah bagian distalnya mengalami iskemik atau
infark sehingga dijumpai defisit neurologis.
Diagnosa
• Gejala dijumpai dari tingkat yg paling ringan sampai yang paling berat,
tergantung beratnya perdarahan yang terjadi.
• Dimulai dengan keluhan sakit kepala ringan yang makin lama makin hebat
• Kemudian disertai Tanda Rangsang Meningeal (TRM) : kaku kuduk, kernig
sign (+)
• Selanjutnya pada keadaan berat akan dijumpai :
- Gangguan kesadaran sampai koma
- Defisit neurologis : hemipharese, refleks patologis
- Kejang : rigiditas deserebrasi, gangguan pernapasan dan dilatasi pupil
Pemeriksaan Penunjang
LCS mengandung darah/xanthochrom
Tata Laksana
• Perawatan
• Bed rest total
• Medikamentosa
- Hemostatistika : karbosokrom Na-sulfonat (adona AC), asam
treksamat
- Metabolic activator : citicholine (nicholin), pyritinol mesylate
(hidrogin)
- Neurotonika : vit. B1, B6, B12, E tab/injeksi
• Fisioterapi
• Bila ada gejala sisa neurofisik spt hemipharese dpt dilakukan
fisioterapi
Prognosa
Pada bentuk ringan, prognosa lebih baik daripada bentuk yang berat.
Bahkan pada bentuk yg berat sekali dapat menyebabkan kematian.
INTRAVENTRICULAR HEMATOME

Perdarahan intraventrikular
traumatika, adanya darah dalam
sistem ventrikel akibat trauma.
Diakibatkan robekan vena pada
dinding ventrikel, robekan pada
korpus kallosum, septum pellusidum,
forniks atau pleksus koroid
CONTUSION & INTRACEREBRAL HEMATOMA
• Sering pada lobus frontal & temporal
• Kontusi berubah menjadi hematoma
intraserebral dalam jam hingga hari
• Kontusi dapat bergabung satu sama
lain sehingga membentuk massa
harus segera dievakuasi secara
bedah
• Oleh karena itu, pasien dengan kontusi
harus melakukan pemeriksaan CT Scan
berulang dalam 24 jam dari CT Scan
pertama.
INTRASEREBRAL HEMATOME

Intraserebral hematoma adalah


hematoma yang terbentuk pada
jaringan otak (parenkim) sebagai
akibat dari adanya robekan pembuluh
darah.
Management of
Mild Brain Injury
Indikasi CT Scan

Anda mungkin juga menyukai