Pendamping
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Tn R 26 tahun dengan keluhan sempat penurunan kesadaran saat masuk IGD. Sakit kepala (+),
sulit diajak bicara/bicara tidak nyambung (+). Demam (+), Batuk lama (+)
Tujuan : Mengetahui gejala klinis dan penegakan diagnosa MeningoencephalitiS TB
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas :
Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien :
Nama : Tn R Nomor Registrasi : 021403
Nama Klinik : RSUD DOMPU Telp : Terdaftar : 28/04/2019
1. Prasad K, Singh M.B, Ryan H. Corticosteroids for managing tuberculous meningitis. 2016 May 2;
(4): 1–64. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4916936/
2. WHO. Global Tuberculosis report 2015. Geneva; WHO; 2015
3. Harahap H. S, Munir B. Profil Penegakan Diagnosis dan Stadium Penyakit Pasien Meningitis
Tuberkulosis yang Dirawat di RS Dr. Saiful Anwar Malang. Jurnal Kedokteran UNRAM. 2016 Juni.
5(2); 15-19
HASIL PEMBELAJARAN :
SOAP KETERANGAN
Subjective Tn R 26 tahun dengan keluhan sempat penurunan kesadaran saat masuk IGD. Sakit kepala
(+), sulit diajak bicara/bicara tidak nyambung, terkadang bicara sendiri (+) dalam 3 hari
terakhir. Demam (+) sejak 3 hari yang lalu, riwayat didiagnosa TB
Penjelasan : Berdasarkan keluhan dan riwayat penyakit diatas merupakan gejala dari
Meningoencephalitis TB. Gejala tersebut adalah adanya penurunan kesadaran (+) sakit
kepala (+) Perubahan status mental (+) demam (+) riwayat didiagnosa TB.
Objective TD HR RR T SpO2 GCS :
110/70mmHg 80 x/i 18 x/i 37oC 98% E4V5M6
Mata : anemis (-), ikterik (-)
Kulit : ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP ꜛ (-) Kaku kuduk (+)
Thoraks:
inspeksi : Simetris kiri = kanan
palpasi : Fremitus kiri = kanan
perkusi : sonor
auskultasi : Ves +/+, Rh +/+
Cor:
inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
palpasi : Ictus Cordis teraba LMC sinistra RIC VI, cardiac trill (-)
perkusi : Batas atas pada LMC sinistra RIC II, batas jantung kanan pada LPS sinistra RIC
III-IV, batas kiri dan bawah pada LMS sinistra RIC VI.
auskultasi : Regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
inspeksi : distensi (-)
palpasi : supel, H/L tidak teraba (-), NT (+) nyeri epigastrium
perkusi : timpani
auskultasi : BU (+) normal
Anogenital : tidak dinilai
Ekstremitas : Laseque sign (+), Kernign sign (+)
Penjelasan : Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan pada leher kaku kuduk (+) yang
merupakan tanda rangsang meningeal, selain itu juga pada pemeriksaan ekstremitas
didapatkan laseque test (+) dan kernign sign (+) yang juga merupakan tanda rangsang
meningeal. Pada pemeriksaan thorak auskutasi didapatkan rhonki pada kedua lapang paru .
Assesment Susp. Meningoencephalitis TB grade 1
TB Paru
BORANG PORTOFOLIO
Penjelasan : Meningitis tuberkulosis dapat diklasifikasikan menurut tingkat keparahannya.
Sistem pementasan British Medical Research Council (MRC) mengkategorikan pasien
menjadi tiga tahap (MRC 1948): tahap I (kasus ringan) untuk mereka yang tidak mengalami
perubahan kesadaran atau tanda-tanda neurologis fokal; tahap II (kasus yang cukup lanjut)
untuk mereka dengan kesadaran yang berubah yang tidak koma dan mereka yang memiliki
defisit neurologis sedang (misalnya, kelumpuhan saraf kranial tunggal, paraparesis, dan
hemiparesis); dan stadium III (kasus parah) untuk pasien koma dan pasien dengan
kelumpuhan saraf kranial multipel, dan hemiplegia atau paraplegia, atau keduanya.
TB Paru dapat ditegakan dengan cek BTA SPS dan Ro Thorax. Pada pasien ini sudah
didiagnosa TB Paru sejak lama oleh PKM. Namun Pasien menolak untuk melakukan
pengobatan selama 6 bulan tersebut.
Planning Therapy :
IVFD RL 20 tpm
Inj Ceftriaxon 2x1g
Inj Dexamethasone 4x5mg
Inj Topazole 2x40mg
Lapibal 2x500mg
OAT 1X3 tab
Pemeriksaan Penunjang
DL : WBC 10,4, HGB 10,2 , PLT 552, HCT 33,8 , MCV 72 , MCH 21,7 , MCHC, 30,2
GDS : 103
SGOT/SGPT : 37/11
Ro. Thorax : Kesan TB Paru
Konsul Sp.PD : Lanjut OAT