Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan “citizenship”. Dalam pengertian ini,
warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga penduduk kota atau kabupaten, karena
mereka juga merupakan unit politik. Dalam otonomi, kewarganegaraan menjadi penting, karena
masing-masing unit politik akan memberikan hak pemegang (biasanya sosial) yang berbeda bagi
warganya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan “nationality”. Perbedaannya adalah


hak untuk aktif dalam politik. Hal ini dimungkinkan untuk memiliki kewarganegaraan tanpa
warga negara (misalnya, oleh hukum adalah subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan
tanpa memiliki hak untuk berpartisipasi dalam politik). Hal ini juga memungkinkan untuk
memiliki hak politik tanpa menjadi anggota sebuah negara bangsa.

Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak-hak dan
kewajiban. Dalam filosofi “kewarganegaraan aktif”, seorang warga negara wajib memberikan
kontribusi kemampuannya untuk memperbaiki masyarakat melalui partisipasi ekonomi, layanan
publik, kerja sukarela, dan kegiatan lain yang sejenis untuk meningkatkan mata pencaharian
masyarakatnya. Dari pemikiran ini muncul mata pelajaran Kewarganegaraan “Civics” yang
diberikan di sekolah-sekolah.

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit.
Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban
tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan
dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa
sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak
rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan
memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas
pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan
pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi
juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf
1
rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
di rumah sakit.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat dalam
makalah ini adalah : ”

1. Untuk mengtahui pengertian kewarganegaraan

2. Untuk mengetahui asas kewarganegaraan

3. Potret Pelayanan Kesehatan di Indonesia

4. Bagaimana pelayanan yang berkualitas dan Solusinya ?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita semua, khususnya para pembaca memahami
dan bisa melihat gambaran yang sesungguhnya mengenai pengertian kewarganegaraan
dan pelayanan kesehatan di Indonesia.

D. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah pustaka. Metode pustaka
yaitu dengan mencari beberapa referensi dari berbagai judul buku. Dan dari referensi itu
dirangkum dan dikumpulkan serta diambil kesimpulan sehingga makalah ini selesai.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewarganegaraan

Secara bahasa, kewarganegaraan berarti hal yang berhubungan dengan Warga negara,
keanggotaan sebagai warga negara. Secara istilah, kewarganegaraan berasal dari kata warga
negara, yaitu penduduk sebuah negara/bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran dan
sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu.
Warga negara juga di artikan sebagi orang-orang yang merupakan bagian dari suatu penduduk
yang menjadi unsur negara. Menurut pasal 1 UU no 12 tahun 2006, kewarganegaraan adalah
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara, sedangkan warga negara adalah
warga suatu negara yang di tetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Kewarga negaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan politik tertentu
(secara khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk beroartisipasi dalam kegiatan
politik. Seseorang dalam keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga
negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan ( bahasa inggris citizenship ). Di


dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten di sebut sebagai warga kota atau warga
kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan
ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak ( biasanya sosial
) yang berbeda-beda bagi warganya.

Kewarganegaraan memilki kemiripan dengan kebangsaan ( bahasa inggris nationality ). Yang


membedakan adlah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki
kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara ( contoh, secara hukum merupakan subyek
suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak perpertisipasi dalam politik ).
Juga di mungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

B. Definisi kewarganegaraan

Kewarganegaraan adalah hak dimana manusia tinggal dan menetap di suatu kawasan negara,
dimana warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum. Sedangkan Negara adalah suatu
daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi yang terdapat pemerintahan yang mengatur
ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dll. Di dalam suatu negara minimal
terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan

3
dari negara lain. Dan warga negara adalah orang yg tinggal di dalam sebuah negara dan
mengakui semua peraturan yg terkandung di dalam negara tersebut.

Tentu saja warga yang tinggal dalam suatu Negara mendapatkan hak dan kewajiban. Dan hak-
haknya adalah :

1. Berhak mendapatkan perlindungan hokum

2. Berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3. Berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

4. Memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan

5. Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing2 yg di
percayai, dll

C. Pengertian Kewarganegaraan Menurut Para Ahli

1. Daryono

Kewarganegaraan ialah isi pokok yang mencakup hak serta kewajiban warga
Negara.Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang didalam satuan politik tertentu (secara
khusus ialah Negara ) yang dengannya akan membawa hak untuk dapat berpartisipasi dalam
kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian ialah disebut dengan warga
Negara.

2. Wolhoff

Kewarganegaraan adalah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni ialah sejumlah manusia yang
terikat dengan yang lainnya dikarenakan kesatuan bahasa kehidupan social-budaya serta
kesadaran nasionalnya.

Kewarganegaraan pun memiliki kemiripan dengan kebangsaan yang membedakana ialah hak-
hak untuk aktif dalam perpolitikan.

3. Ko Swaw Sik ( 1957 )

Kewarganegaraan ialah ikatan hukum antara Negara serta seseorang. Ikatan itu menjadi suatu
“kontrak politis” antara Negara yang mendapat status sebagai Negara yang berdaulat serta diakui
karena memiliki tata Negara.Kewarganegaraan ialah bagian dari konsep kewargaan.

4
4. R. Daman

Kewarganegaraan ialah istilah hal-hal yang berhubungan dengan penduduk dalam suatu bangsa.

5. Graham Murdock ( 1994 )

Kewarganegaraan adalah hak untuk dapat berpartisipasi secara utuh dalam berbagai pola struktur
social , politik serta kehidupan kultural serta untuk dapat membantu menciptakan bentuk-bentuk
yang selanjutnya dengan begitu maka memperbesar ide-ide.

6. R. Parman

Kewarganegaraan adalah suatu hal-hal yang saling berhubungan dengan penduduk dalam suatu
bangsa.

7. Soemantri

Kewarganegaraan adalah sesuatu yang saling berhubungan dengan manusia sebagai individu
dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam suatu hubungan dengan Negara.

8. Mr. Wiyanto Dwijo Hardjono, S.Pd.

Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara


khusus ialah Negara) yang dengannya membawa hak untuk dapat berprestasi dalam kegiatan-
kegiatan politik.

9. Stanley E. Ptnord dan Etner F.Peliger

Kewarganegaraan adalah studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan serta hak-
kewajiban warga Negara.

D. Cara Memperoleh Kewarganegaraan

Dalam penentuan keawarganegaraan seseorang ada beberapa cara yang dilakukan. Cara tersebut
didasarkan pada beberapa unsur, yaitu

5
a. Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis)

Dalam unsur ini cara memperoleh suatu kewarganegaraan didasarkan pada keawarganegaraan
orang tuanya. Maksudnya, kewarganegaraan orang tuanya menentukan kewarganegaraan
anaknya.Misalkan jika seseorang dilahirkan dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia,
maka ia dengan sendirinya telah berkewarganegaraan Indonesia.

b. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (ius soli)

Pada unsur ini, kewarganegaraan seseorang dapat ditentukan berdasarkan daerah tempat ia
dilahirkan.Misalkan ada seseorang dilahirkan di dalam daerah atau wilayah hukum negara
Indonesia, maka dengan sendirinyapun ia memiliki kewarganegaraan Indonesia. Terkecuali
anggota-anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan dinas. Di
samping dan bersama-sama dengan prinsip ius sanguinis, prinsip ius soli ini juga berlaku di
negara Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan juga Indonesia.

c. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Seseorang yang tidak memenuhi syarat kewarganegaraan ius soli dan ius sanguinistetap bisa
mendapatkan atau memperoleh kewarganegaraan, yaitu dengan pewarganegaraan
atau naturalisasi. Syarat-syarat dan prosedur unsur ini di berbagai negara itu berbeda. Perbedaan
tersebut dikarenakan kondisi dan situasi setiap negara itu berbeda, jadi persyaratannya itu
menyesuaikan dengan kondisi dan situasi negaranya.

E. Hak Warga Negara

Warga negara diartikan sebagai seseorang yang bertempat tinggal disuatu tempat yang menjadi
bagian dari suatu penduduk berdasarkan kedudukannya sebagai seseorang yang berada pada
wilayah atau tempat itu sendiri yang menjadi bagian dari unsur negara.

Dimana unsur negara tersebut harus meliputi beberapa faktor, bila terpenuhi suatu faktor-faktor
tersebut barulah suatu tempat atau wilayah itu bisa dikatakan sebagai suatu negara.

Faktor tersebut diantaranya adanya wilayah, adanya warga negara, adanya seorang pemimpin
yang memimpin dalam pelaksanaan penyelenggara dan manajemen suatu negara, dan tentunya
negara tersebut harus mendapat pengakuan dari negara yang lain.

Dalam UUD 1945 BAB X tentang Warga Negara pasal 26 ayat 1 yang berbunyi “yang menjadi
warga negara ialah orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
6
warga negara”. Dan pasal 26 ayat 2 “Penduduk adalah warga negara Indonesia atau orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia”.

Adapun hak-hak sebagai warga negara diantaranya:

a. Hak mendapat perlindungan

Hak ini adalah hak yang paling mutlak, dimana setiap warga negara wajib mendapat
perlindungan apapun dalam bentuk apapun dari pemerintah agar seseorang tersebut merasa
nyaman, aman bertempat tinggal dan menjadi suatu warga negara yang berada pada suatu
wilayah atau negara yang dilindungi oleh hukum dan pemerintah.

Tidak mengenal status atau kedudukan sesorang tersebut untuk mendapat perlindungan dari
pemerintah, yang pasti setiap warga negara harus dan wajib hukumnya berada pada lindungan
pemerintah dalam bentuk apapun perlindungan itu.

b. Hak mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak

Hak ini yang semakin lama semakin jauh dan semakin pula dilupakan oleh pemerintah, padahal
terdapat dalam UUD 1945 BAB X Tentang Warga Negara pasal 27 ayat 2 “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Artinya sudah jelas bahwa hak ini memang ada dan diatur oleh undang-undang, kenapa hak yang
seperti ini tidak direalisasikan dengan baik? Faktor sdm kah? Atau faktor lain dengan alasan
dana dan lapangan pekerjaan yang terbatas? Padahal kalau kita kaji lebih dalam, Indonesia ini
negeri yang kaya akan sumber daya alam melimpah, negeri yang kaya yang dijuluki mega a
diver city country dan itu banyak diakui oleh negara lain. Tapi kenyataan, Bebas dari penjajahan
tapi tetap saja dijajah!

c. Hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara

Setiap warga negara berhak ikut serta dan berperan aktif dalam upaya membela negaranya,
bahkan kata perang sekalipun wajib hukumnya bahwa setiap warga negara harus ikut berperan
aktif disana guna mencapai suatu kekuatan negara yang kuat dan kokoh bahkan tidak kehilangan
jati diri bangsa dan harga diri negara.

Pasal 27 ayat 3 Bab X UUD 1945 “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
pembelaan negara”.

7
d. Hak beragama, memilih pendidikan dan kewarganegaraan

Sudah jelas tercantum pada bab XA tentang Hak Asasi Manusia pasal 28E ayat 1“Setiap orang
bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya serta
berhak kembal”.

F. Pengertian Sistem Kesehatan

Menurut WHO(1996) sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan
(supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap
wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk
manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan
mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya.

I. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo(2001) pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan
kesehatan yaitu input , proses, output, dampak, umpan balik.

G. Teori Sistem Pelayanan Kesehatan

Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang sistem akan
memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari
subsistem yang membentuk sebuah sistem yang antara yang satu dengan yang lainnya harus
saling mempengaruhi.

Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output,
8
dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.

1. Input

Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem,
seperti sistem pelayanan kesehatan, maka masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga
kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.

2. Proses

Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil
yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan,
maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kasehatan.

3. Output

Hasil yang diperoleh dari sebuah proses , dalam sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat
berupa pelayanan kesehatan berkualitas, efektif, dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat sehingga pasien cepat sembuh dan sehat optimal.

4. Dampak

Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil baru sistem, yang terjadi relative lama waktunya.
Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan , maka dampaknya akan
menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan
terjangkau oleh masyarakat.

5. Umpan balik

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam sistem pelayanan
kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu
meningkat.

6. Lingkungan

Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat
berupa lingkungan strategis, atau situasi kondisi social yang ada di masyarakat seperti institusi di
luar pelayanan masyarakat.

9
H. Tingkat Pelayanan Kesehatan

Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar
manusia tentang kesehatan. Diantara pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan
adalah sebagai berikut:

1. Health promotion

Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan
agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan.

2. Specific protection (Perlindungan khusus)

Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang akan
menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap penyakit-penyakit
tertentu, ancaman kesehatan, yang termasuk dalam tingkat pelayanan kesehatan ini adalah
pemberian imunisasi yang digunakan untuk perlindungan pada penyakit tertentu seperti
imunisasi BCG, DPT, Hepatirtis, campak, dan lain-lain.

3. Early diagnosis and promt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)

Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau ditimbulnya
gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalam mencegah meluasnya
penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit shingga tidak terjadi
penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan kesehatan ini dapat berupa kegiatan dalam rangka survey
pencarian kasus baik secara individu maupun masyarakat, survey penyaringan kasus serta
pencegahan terhadap meluasnya kasus.

4. Disability limitation (pembatasan cacat)

Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan pada
kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat di lakukan
dapat berupa perawatam untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut,
pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.

5. Rehabilitation (rehabilitasi)

Tingkat pelayanan ini di laksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering pada tahap ini
dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana program latihan-latihan yang
diberikan pada pasien., kemudian memberikan fasilitas agar pasien memiliki keyakinan kembali
10
atau gairah hidup kembali ke masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang hati
karena kesadaran yang dimilikinya.

I. Lembaga Pelayanan Kesehatan

Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada


masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan ini
sangat bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan. Tempat pelayanan
kesehatan dapat berupa rawat jalan, institusi kesehatan, community based agency, dan hospice.

1. Rawat Jalan

Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada tingkat
pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut atau mendadak dan kronis yang
dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini dapat dilaksanakan pada klinik-klinik
kesehatan, seperti klinik dokter spesialis, klinik petawatan spesialis dan lain-lain.

2. Institusi

Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam memberikan
berbagai tingkat pelayanan kesehatan, pusat rehabilitasi, dan lain-lain.

3. Hospice

Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang difokuskan kepada klien yang
sakit terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnya dengan tenang.
Lembaga ini biasanya digunakan dalam home care.

4. Community Based Agency

Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan
lain-lain.

J. Potret Pelayanan Kesehatan Di Indonesia

Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Semua orang ingin
merasa dihargai, ingin dilayani, ingin mendapatkan kedudukan yang sama di mata masyarakat.
Akan tetapi sering terdapat dikotomi dalam upaya pelayanan kesehatan di Indonesia. Sudah
begitu banyak kasus yang menggambarkan betapa suramnya wajah pelayanan kesehatan di
negeri ini. Seolah-olah pelayanan kesehatan yang baik hanya diperuntukkan bagi mereka yang

11
memiliki dompet tebal. Sementara orang-orang kurang mampu tidak mendapatkan perlakuan
yang adil dan proporsional. Orang-orang miskin sepertinya tidak boleh sakit.

Tidak dapat dimengerti apa yang membuat adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin
dalam domain pelayanan kesehatan. Dokter yang ada di berbagai rumah sakit sering
menunjukkan jati dirinya kepada pasien secara implisit. Bahwa menempuh pendidikan
kedokteran itu tidaklah murah. Oleh sebab itu sebagai buah dari mahalnya pendidikan yang harus
ditempuh, masyarakat harus membayar arti hidup sehat itu dengan nominal yang luar biasa.
Mungkin paradigma awal ketika seseorang memilih jalan hidupnya sebagai seoang dokter
mengalami disorientasi. Pengabdian kepada masyarakat dan bangsa bukanlah menjadi faktor
yang mendominasi keinginan seseorang menjadi dokter. Ada faktor-faktor komersialisasi yang
terkadang melandasi seseorang dalam menempuh jalur kedokteran sebagai pilihannya. Tulisan
ini bukan dibuat untuk mendiskreditkan seorang dokter, sama sekali tidak. Dokter adalah
pekerjaan yang sangat mulia. Dokter merupakan posisi yang menjadikan seseorang dapat lebih
menghargai kehidupan. Substansinya adalah dewasa ini gambaran seorang dokter yang terjadi di
Indonesia merupakan sebuah komersialisasi pekerjaan bukan pelayan kesehatan. Seandainya
paradigma-paradigma yang mengalami disorientasi tersebut dapat diluruskan maka posisi
seorang dokter akan kembali pada tingkatan yang mulia.

Pelayanan kesehatan sepertinya sering tidak sebanding dengan mahalnya biaya yang
dikeluarkan. Rumah sakit terkadang tidak melayani pasien dengan baik dan ramah. Dokter
terkadang melakukan diagnosis yang cenderung asal-asalan. Belum lagi perawat di rumah sakit
sering malas-malasan jika bekerja. Salah seorang pernah berkata bahwa rumah sakit di Jepang
tidak menyediakan fasilitas hiburan seperti televisi bagi para pegawai rumah sakit. Dengan
demikian kondisi kerja akan jauh lebih kondusif karena konsentrasi tidak akan terpecah antara
urusan pekerjaan dan hiburan. Sementara di Indonesia keberadaan televisi bagi pegawai rumah
sakit adalah sebuah keniscayaan. Sebenarnya kondisi ini dapat merusak produktivitas kerja.
Meskipun selalu ada pembenaran bahwa profesionalisme selalu dijunjung tinggi dalam menjalani
profesi. Tidak jelas kevalidan wacana tersebut, namun tampaknya melihat kondisi rumah sakit
yang ada di Indonesia dengan pelayanannya, wacana tersebut ada benarnya terlepas dengan
kondisi yang ada pada rumah sakit di Jepang.

K. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi
oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru,
pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.

12
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru

Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh
perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas
lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya maka digunakanlah alat
seperti laser, terapi perubahan gen dll. Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya yang
cukup besar dan butuh tenaga yang professional di bidang tertentu.

2. Pergeseran nilai masyarakat

Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang
lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada
masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap
pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi sistem pelayanan
kesehatan.

3. Aspek legal dan etik

Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan jasa pelayanan
kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan,
sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional dengan memperhatikan norma dan etik yang ada dalam masyarakat.

4. Ekonomi

Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lebih mudah diperoleh dan di jangkau
dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah. Keadaan ekonomi ini akan
mempengaruhi dalam sistem pelayanan kesehatan.

5. Politik

Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola
dalam sistem pelayanan.

Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang paradigma sehat,
srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM, dan desentralisasi.

Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan di jalankan
sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, diantaranya :

13
a) Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan

b) Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan


lingkungan

c) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

d) Meningkatkan kemandirian masyarakat hidup sehat

Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada paradigma sehat
sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya adalah pembangunan
kesehatan yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan kesehatan difokuskan
pada promosif agar dapat lebih meninggkatkan dan memelihara badan agar segar lebih produktif
dan yang sakit agar lebih sehat. Sehingga akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup sehat pada
semua lapisan masyarakat Indonesia.

L. Solusi

Aspek-aspek sosial haruslah dijunjung tinggi bukan hanya aspek finansial yang mendapatkan
porsi perhatian secara lebih. Begitu juga dengan masyarakat harus bersinergi dengan pelayan
kesehatan tersebut dengan menghargai dan melakukan respon yang positif terhadap posisi
mereka sebagai pelayan masyarakat. Memang solusi ini terkesan teoritis. Akan tetapi perlu
disadari bahwa perubahan itu tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Perubahan membutuhkan
proses yang panjang dan melelahkan. Nampaknya apa yang Aa’ Gym sampaikan mengenai
konsep perubahan sangatlah relevan dengan kondisi sekarang.

Kiat mengubah bangsa : mulailah dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang paling kecil dan
dianggap sepele dan mulailah sekarang juga.

Solusi dalam islam

1. Dalam Islam, setiap masyarakat didorong untuk dibina pola pikir dan pola sikapnya yang
pada dasarnya merupakan pembinaan kepribadian Islam. Dalam hal ini, keimanan yang kuat dan
ketakwaan masyarakat menjadi landasan dalam bertindak. Islam sangat memberi perhatian pada
masalah kebersihan, sanitasi, pola makanan halal yang menyehatkan, olahraga, dan fasilitas
kesehatan. Tentu saja ini hanya bisa direalisasikan melalui negara, bukan hanya melibatkan di
bagian kesehatan, tetapi juga di bagian pemerintahan lainnya.

2. Ketika masa pemerintahan Islam (Khilafah), pelayanan kesehatan gratis diberikan oleh
negara yang dibiayai oleh kas Baitul Mal. Pelayanan kesehatan gratis saat itu berkualitas dan
diberikan kepada semua rakyat tanpa diskriminasi agama, suku, warna kulit, dan sebagainya.

14
Pelayanan kesehatan berkualitas hanya bisa direalisasikan jika didukung dengan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai serta sumber daya manusia yang profesional dan kompeten.
Penyediaan semua itu menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara (Khilafah) karena negara
berkewajiban menjamin pemenuhan kebutuhan dasar berupa kesehatan dan pengobatan. Negara
juga wajib mengadakan pabrik yang memproduksi peralatan medis dan obat-obatan;
menyediakan SDM kesehatan baik dokter, apoteker, perawat, psikiater, penyuluh kesehatan dan
lainnya. Semua pelayanan kesehatan dan pengobatan harus dikelola sesuai dengan aturan syariah
termasuk pemisahan pria dan wanita serta hukum-hukum syariah lainnya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Latar Belakang diadakannya kewarganegaraan adalah bahwa semangat perjuangan bangsa yang
merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa
perjuangan fisik, sedangkan dalam menghadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan kita
memerlukan perjuangan nono fisik sesuai dengan bidang profesi masing2. Perjuangan ini
dilandasi oleh nilai2 perjuangan bangsa sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran
bernegara, sikap dan prilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan persatuan serta kesatuan
bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya NKRI.

Sedangkan suramnya wajah pelayanan kesehatan di Indonesia haruslah menjadi pelajaran bagi
semua pihak untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bukan hanya peranan dokter ataupun Menteri
Kesehatan dalam perwujudan hidup sehat melainkan partisipasi semua masyarakat. Harus ada
perubahan pandangan dalam upaya untuk hidup sehat. Dokter dan semua elemen dalam dunia
kesehatan harus lebih peduli terhadap masyarakat. Aspek-aspek sosial haruslah dijunjung
tinggi bukan hanya aspek finansial yang mendapatkan porsi perhatian secara lebih. Begitu juga
dengan masyarakat harus bersinergi dengan pelayan kesehatan tersebut dengan menghargai dan
melakukan respon yang positif terhadap posisi mereka sebagai pelayan masyarakat.

Memilih berobat ke luar negeri tidak bisa dianggap sebagai sebuah tindakan mengkhianati
bangsa. Karena kenyataannya rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia tidak memiliki
fasilitas yang cukup lengkap untuk memberikan kredit jaminan kesehatan lebih baik pada
pasiennya. Namun ada pihak-pihak tertentu yang melakukan perawatan ke luar negeri karena
ketidakpercayaannya terhadap kapasitas dokter-dokter dan rumah sakit yang ada di negeri ini.
Perspektif seperti ini mengundang banyak pertanyaan. Sebenarnya melakukan perawatan ke luar
negeri berarti membunuh secara perlahan kinerja dokter dan rumah sakit lokal. Namun
seharusnya hal ini jadi batu loncatan bagi para dokter dan rumah sakit untuk dapat meningkatkan
kredibilitasnya sehingga kepercayaan pasien terhadap mereka dapat dijaga. Dengan demikian
generalisasi akan kemampuan dokter dan rumah sakit yang kurang memadai dapat dihilangkan.
Ketika kepercayaan masyarakat akan kapasitas dokter yang ada di Indonesia dapat dijawab
dengan baik oleh dokter itu sendiri maka akan terjalin kerjasama yang sangat baik antara kedua
belah pihak.

Dan juga hendaknya kita sebagai umat Islam bisa merujuk kepada solusi Islam yang mana
pastinya memberikan kemasyalahatan bagi kita semua. Yang mana aturan Islam sudah memberi
solusi bagi permasalahan kesehatan. Terbukti bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin.

16
B. Saran

Untuk memberikan pelayanan berkualitas yang berorentasi pada kebutuhan pelanggan dan citra
rumah sakit yang baik dimasyarakat maka pihak rumah sakit perlu melakukan upaya perbaikan
yang berkesinambungan dengan langkah-langkah sbb :

1) Meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan sikap yang ramah dan juga bisa
mengerti dan memahami keadaan pasien.

2) Meningkatkan kedisiplinan dan kometmen dalam bekerja pada seluruh petugas Rumah
Sakit agar bisa memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat, dan dapat melaksanakan tugas,
fungsi serta peranannya dengan baik sesuai dengan visi dan misi.

3) Untuk meningkatkan kualitas teknis, perlu dilaksanakan program pendidikan dan


pelatihan yang sesuai dengan standar pelayanan prima sehingga mampu memberikan pelayanan
yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi pasien.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arnie, Fajar (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Azra Azymurdi. (1999). Menuju Masyarakat Madani Cetakan ke I. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Cholisin. (2000). Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan – Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta
:UNY
Numan Somantri (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Permendiknas No. 22 tahun 2006

18

Anda mungkin juga menyukai